Anda di halaman 1dari 12

BAYI BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR)

DEFINISI

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam
1 (satu) jam setelah lahir.

ETIOLOGI

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang
lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler,
kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR .

(1) Faktor ibu

a. Penyakit : Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain

b. Komplikasi pada kehamilan : Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti
perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm.

c. Usia Ibu dan paritas

Angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu
dengan usia > 20 Tahun, dan tejadi pada kehamilan primigravida.

d. Faktor kebiasaan ibu

Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol
dan ibu pengguna narkotika.

(2) Faktor Janin.

Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan kromosom.

(3) Faktor Lingkungan.

Yang dapat berpengaruh antara lain; tempat tinggal di daratan tinggi, radiasi,
sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun .

1
KOMPLIKASI

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:

 Hipotermia
 Hipoglikemia
 Gangguan cairan dan elektrolit
 Hiperbilirubinemia
 Sindroma gawat nafas
 Infeks
 Perdarahan intraventrikuler
 Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain:

 Gangguan perkembangan
 Gangguan pertumbuhan
 Gangguan penglihatan (Retinopati)
 Gangguan pendengaran
 Penyakit paru kronis
 Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
 Kenaikan frekuensi kelainan bawaan

DIAGNOSIS

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka
waktu dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang .

1. Anamnesis

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari
etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR:

a. Umur ibu
b. Riwayat hari pertama haid terakir
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
e. Kenaikan berat badan selama hamil

2
f. Aktivitas
g. Penyakit yang diderita selama hamil
h. Obat-obatan yang diminum selama hamil

2. Pemeriksaan Fisik

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :

a. Berat badan
b. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :

a. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
b. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan
terjadi sindrom gawat nafas.
c. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan .

PENATALAKSANAAN

Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks


menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan
pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan
memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap
sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang
menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama :

 Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan
cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi
menghisap paling kurang sehari sekali.
 Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

3
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan
keadaan bayi adalah sebagai berikut:

a. Berat lahir 1750 – 2500 gram

- Bayi Sehat

 Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah
merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh;
setiap 2 jam) bila perlu.
 Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.

- Bayi Sakit

 Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan
minum seperti pada bayi sehat.
 Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
 Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
 Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi
stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan
tanda-tanda siap untuk menyusu.
 Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh;
gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
 Berikan cairan IV dan ASI menurut umur.
 Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah
mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan
tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi
sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu
tanpa terbatuk atau tersedak.

b. Berat lahir 1500-1749 gram

- Bayi Sehat

 Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak
dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke
dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung.
Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat

4
menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun
ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)
 Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum.
 Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.

- Bayi Sakit

 Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.


 Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan
IV secara perlahan.
 Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum.
 Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi bayi
sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
 pabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.

c. Berat lahir 1250-1499 gram

- Bayi Sehat

 Beri ASI peras melalui pipa lambung.


 Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum
 Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
 Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.

- Bayi Sakit

 Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.


 Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan
intravena secara perlahan.

5
 Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap
kali minum
 Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
 Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok,
coba untuk menyusui langsung.

d. Berat lahir > 2500 tidak tergantung kondisi

 Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama


 Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian
cairan intravena secara perlahan.
 Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum
 Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
 Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.

PEMANTAUAN SAAT DIRAWAT

a. Terapi

1. Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan


2. Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu.

b. Tumbuh kembang

1. Pantau berat badan bayi secara periodik


2. Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk
bayi dengan berat lair ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500.
3. Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat
lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari
4. Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
ml/kg/hari
5. Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
6. Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI
hingga 200 ml/kg/hari
7. Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.

6
PENCEGAHAN

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah
yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:

1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun


kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,
terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,


tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar
mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.

3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat
(20-34 tahun)

4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

7
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir (BBL)
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
(BBL)
1. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA

Nama Bayi : Bayi Ny.Y


Umur Bayi : 7 Hari
Tgl/Jam/ Lahir : 09-Januari – 2010/ 24.00 / Langsa
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Status :-
Berat Badan : 1900 gram

Nama Ibu : Ny.Y Nama Ayah :TN.R


Umur :19 Thn Umur : 26 Thn
Suku/Kebangsaan :Jawa/Indonesia Suku/Kebangsaan : Aceh/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Banda Aceh Alamat : Banda Aceh
Telp :-
Alamat Kantor :-
Telp :-

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


Pada tangggal : 16 Januari 2010 Pukul : 19.30

1. Riwayat Penyakit Kehamilan


a. Perdarahan : Tidak Ada
b. Pre eklamsi : Tidak Ada
c. Penyakit kelamin : Tidak Ada
d. Lain-lain : Tidak Ada

2. Kebiasaan Waktu Hamil


e. Makanan : Nasi + Sayur + Ikan
f. Obat-abatan/Jamu : Tidak Ada
g. Merokok : Tidak Ada
h. Lain-lain : Tidak Ada

8
3. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Jenis Persalinan : Spontan
b. Ditolong Oleh : Bidan
c. Lama persalinan :11 Jam
Kala I : 8 Jam 30 Menit
Kala II : 2 Jam 30 Menit
d. Ketuba Pecah : Amniotomi Lamanya : -
Warna Jernih Tidak Bau. Jumlah ± 1500 cc

e. Komplikasi persalinan : Ibu : Tidak Ada


Anak : Tidak Ada

f. Keadaan Bayi Baru Lahir :


Nilai Apgar 1-5 : 7 5-10 : 8
Menit Tanda 0 1 2 Jumlah
Menit Frekuensi- [ ] Tak Ada [ ] < 100 [] > 100
Ke - 1 Jantung
Usaha- [ ] Tak Ada [ ] Lambat tidak teratur [] Menangis kuat
Bernafas
Tonus Otot [ ] Lumpuh [] Ext flexi sedikit [ ] gerakan aktif
7
Refleks [ ] Tak Bereaksi [] gerakan sedikit [ ] menangis
Warna [ ] Biru/pucat [] tumbuh kemerahan [ ] kemerahan
Tangan dan kaki
Menit Frekuensi- [ ] Tak Ada [ ] < 100 [] > 100
Ke - 2 Jantung
Usaha- [ ] Tak Ada [ ] Lambat tidak teratur [] Menangis kuat
Bernafas
Tonus Otot [ ] Lumpuh [] Ext flexi sedikit [ ] gerakan aktif 8
Refleks [ ] Tak Bereaksi [ ] gerakan sedikit [] menangis
Warna [ ]Biru/pucat [] tumbuh kemerahan [ ] kemerahan
Tangan dan kaki

Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

9
Sidik Jempol Tangan Kiri Ibu Sidik Jempol Tangan kanan Ibu

RESUSITASI
Penghisapan Lendir :Ya Rangsangan : Tidak
Ambu : Tidak Lamanya : Menit
Massage Jantung : Tidak Lamanya : Menit
Intubasi Endutraheal : Tidak Nomor :
Oksigen : Tidak Lamanya : /Menit
Therapi : Tidak ada
Keterangan :-

C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)


- Keadaan umum : Tidak Baik
- Suhu : 36,5 ºc Axila/Rectal
- Pernafasan : 32 x/menit Tidak Teratur
- HR : 110 x/menit Tidak teratur
- Berat Badan Sekarang : 1900 Gram
Pemeriksaan Fisik secara sistemati
- Kepala : Normal
- Ubun-ubun : Normal
- Muka : Normal
- Mata : Simetris
- Telinga : Simetris

10
- Mulut : Reflek isap lemah
- Hidung : Simetris
- Leher : Normal
- Dada : Simetris, puting susu simetris
- Tali Pusat : Tidak ada infeksi
- Punggung : simetris
- Ekstremitas: lengkap bergerak
- Genetalia : Normal
- Anus : Normal
Refleks
- Reflek moro : Lemah
- Reflek Rooting : Lemah
- Reflek Walking : Tidak Ada
- Reflek Graphs/Plantar : Tidak Ada
- Reflek Sucking : Lemah
- Reflek Tonik Neck : Tidak Ada
Antropometri
- Lingkar Kepala : 28 cm
- Lingkar Dada : 30 cm
- Lingkar Lengan Atas : 9 cm
Eliminasi
- Miksi : sudah warna:Jernih Tgl: 09-01-2010
- Meconeun : sudah warna:Hitam Tgl: 09-01-2010

I. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN


Dx : Bayi Ny.N lahir spontan tidak cukup bulan dengan BBLR
Dasar :
- Tanggal lahir : 09-01-2010
- BB : 1900 Kg
- PB : 41 cm
- Pols : 32 x/menit
- HR : 110 x/menit
- Temp : 36,5  C
- Bayi menangis : lemah
- Lila : 9 Cm
Masalah : Bayi lahir dengan berat badan > 2500 Gram,
Kebutuhan : - Masukkan ke dalam Inkubator
- Asi Ekslusif

11
II. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Hipotermi
III. TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Tidak Ada
IV. PERENCANAAN TINDAKAN
RENCANA
1. Kaji keadaan umum bayi
2. Asi ekslusif
3. Masukkan ke dalam inkubator
4. Lakukan perawatan tali pusat

V. PELAKSANAAAN
Senin, 16 /01/2010 pukul: 19.30 Wib
1. Mengkaji keadaan umum bayi.
Pols : 30 x/menit
HR : 100 x/menit
Temp : 36  C
2. Memberikan asi ekslusif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi mulai dari 0-6
bulan. Asi sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dan daya tahan
tubuh terhadap infeksi, Apabila daya hisap bayi lemah dilakukan pemberian asi
melalui via NGT.
3. Memasukkan bayi dalam inkubator, BBLR sangat rentan mengalami Hipotermi maka
perlu pemanas suhu tubuh bayi dengan temperature 35 C.
4. Melakukan perawatan tali pusat, mengganti kasa steril setiap kali basah atau pada saat
bayi BAK atau BAB agar tidak terjadinya infeksi.

VII. EVALUASI
1. Keadaan umum bayi mulai membaik.
2. Asi ekslusif sudah diberikan.
3. bayi sudah dimasukkan dalam inkubator dengan suhu 35 C
4. Perawatan tali pusat sudah dilakukan.

12

Anda mungkin juga menyukai