Anda di halaman 1dari 4

NASKAH SOAL KEPERAWATAN JIWA

UNTUK SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PSIK-FK UNSYIAH


NON REGULER (PROGRAM B) TAHUN AKADEMIK 2003/ 2004

PEMBUAT NASKAH SOAL: HAJJUL KAMIL, S. Kp., M. Kep.

1. Program pemerintah tentang pelayanan kesehatan jiwa komprehensif meliputi:


1. Pelayanan promotif dan preventif.
2. Pelayanan kesehatan jiwa spesialistik dan integratif.
3. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif.
4. Pelayanan kesehatan jiwa yang bersumberdaya masyarakat.
Kunci: B
2. Program pemerintah tentang pelayanan kesehatan jiwa paripurna meliputi:
1. Pelayanan promotif dan preventif.
2. Pelayanan kesehatan jiwa spesialistik dan integratif.
3. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif.
4. Pelayanan kesehatan jiwa yang bersumberdaya masyarakat.
Kunci: C
3. Rentang respons yang paling maladaptif pada pasien perilaku marah
adalah:
a. Asertif.
b. Frustasi.
c. Pasif.
d. Agresif.
e. Amuk.
Kunci: E
4. Faktor predisposisi yang diduga mempengaruhi timbulnya perilaku marah
adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Rusaknya sistem limbik.
b. Peningkatan dopamin neurotrasmiter.
c. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan.
d. Pengalaman aniaya, baik sebagai korban maupun sebagai saksi.
e. Faktor sosial budaya.
Kunci: B
5. Strategi pembatasan gerak pada pasien marah dengan perilaku kekerasan meliputi:
1. Manajemen krisis.
2. Pengikatan.
3. Pengasingan.
4. Psikofarmaka.
Kunci: A
6. Protokol pengikatan pada pasien marah dengan perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut, kecuali:
a. Jelaskan bahwa pengikatan dilakukan untuk mengontrol perilaku pasien dan
ikatan akan dilepaskan jika pasien dapat mengontrol perilakunya.
b. Pilih alat pengikat yang kuat dan nyaman.
c. Pengikatan dilakukan ke sisi tempat tidur.
d. Observasi keadaan umum tiap 15 menit, termasuk pengukuran tanda-tanda
vital.
e. Bantu pemenuhan kebutuhan makan, minum, eliminasi, dan personal
hygiene.
Kunci: C
7. Data-data yang harus dikumpulkan oleh perawat sebelum
pemberian obat pada pasien gangguan jiwa meliputi:
1. Kondisi fisik pasien.
2. Kondisi status mental.
3. Riwayat pengobatan sebelumnya.
4. Hasil laboratorium.
Kunci: E
8. Kiat-kiat pemberian obat pada pasien curiga adalah sebagai
berikut, kecuali:
a. Yakinkan bahwa obat bermanfaat untuk mengontrol perilaku pasien.
b. Berlaku jujur.
c. Bila perlu obat dicampur dengan makanan klien.
d. Diskusikan dengan pasien bila ada perubahan dosis.
e. Ajak bicara setelah obat diminum.
Kunci: C
9. Penggunaan zat adiksi sebagai cara untuk melarikan diri dari
masalah, konflik, stres dan frustasi, merupakaan rentang respons penggunaan zat adiksi
pada fase:
a. Situasional.
b. Eksperimental.
c. Rekreasional.
d. Penyalahgunaan zat.
e. Ketergantungan zat.
Kunci: A
10. Tindakan keperawatan pada pasien dengan intoxikasi zat adiksi
adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengamankan lingkungan dari kemungkinan pasien cedera.
c. Menurunkan tingkat kecemasan pasien.
d. Memberikan aktifitas fisik agar kesadaran pasien jangan
menurun.
e. Asertif training.
Kunci: E
11. Kepercayaan atau keyakinan pasien yang salah terhadap objek
dan tidak sesuai dengan latar belakang intelektual serta budaya, disebut:
a. Halusinasi.
b. Ilusi.
c. Delusi.
d. Regresi.
e. Proyeksi.
Kunci: C
12. Suatu keadaan persepsi yang dialami oleh pasien Schizophrenia
terhadap stimulus eksternal yang terjadi tanpa adanya stimulus, disebut:
a. Halusinasi.
b. Ilusi.
c. Delusi.
d. Regresi.
e. Proyeksi.
Kunci: A

Kasus Untuk Soal No.13 Sampai Dengan No. 16

Tn. S, umur 37 thn, pendidikan terakhir STM, pekerjaan montir, pernah menikah tapi isteri
meninggalkannya dan menikah dengan orang lain 1 tahun yang lalu. Pasien masuk ke
Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa Banda Aceh 2 hari yang lalu untuk di rawat dengan
alasan di rumah sering marah-marah karena mendengar suara-suara yang menghina dan
mangatakan bahwa dirinya suami yang tidak berguna. Selama di rawat pasien kadang-
kadang tampak menyendiri di kamar, terlihat bicara sendiri, wajah tegang, tangan
mengepal dan mengaku mendengar suara-suara tersebut, setiap mendengarnya pasien
selalu marah-marah dan ingin membanting barang.

13. Masalah keperawatan utama pada Tn. S adalah:


a. Perubahan persepsi sensori: halusinasi dengar.
b. Isolasi sosial: menarik diri.
c. Risiko terhadap tindak kekerasan: mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
d. Harga diri rendah kronis.
e. Koping individu tidak efektif: defensif.
Kunci: A
14. Masalah keperawatan yang muncul akibat dari masalah
keperawatan utama diatas adalah:
a. Perubahan persepsi sensori: halusinasi dengar.
b. Isolasi sosial: menarik diri.
c. Risiko terhadap tindak kekerasan: mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
d. Harga diri rendah kronis.
e. Koping individu tidak efektif: defensif.
Kunci: C
15. Diagnosa keperawatan utama pada Tn. S adalah:
a. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan
koping defensif.
b. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan
harga diri rendah kronik.
c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi dengar
berhubungan dengan menarik diri.
d. Risiko terhadap tindak kekerasan: mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan koping defensif.
e. Risiko terhadap tindak kekerasan: mencederai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi dengar.
Kunci: E
16. Terapi aktivitas kelompok yang paling tepat untuk Tn. S adalah:
a. Sosialisasi.
b. Orientasi realitas.
c. Olah raga dengan kompetisi.
d. Terapi lingkungan.
e. Sosialisasi dan orientasi realitas.
Kunci:E

Anda mungkin juga menyukai