Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram
adalah 95 %, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih
mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga karena
displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi
sekunder.
b. Asfiksia neonatorum
Keadaan bayi yang tida dapat bernafas spontan dan teratur
sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2
yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Ini
di sebabkan bayi tidak menangis keras (lemah), batuk dan reflek
menelan yang lemah.
c. Hiperbilirubinemia
d. Hipoglikemia
6. Penanganan
a. Mempertahankan suhu dengan ketat BBLR mudah mengalami hipotermia,
oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan denganketat o Bayi berat
badan dibawah 2 kg 35,0 C0 Bayi berat badan 2 kg 2,5 kg 34,0 C0 Suhu
incubator diturunkan 1,0 C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan
pada suhusekitar 24-27,0 C
b. Mencegah infeksi dengan ketat BBLR sangat retan akan infeksi. Perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum
memegang bayi
c. Pemberian O2Pemberian O2 untuk bayi ini harus dikendalikan dengan
seksama konsentrasi yang tinggi dalammasa yang panjang akan
menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan pada retina bayi
sehinggamenimbulkan kebutaan. Bisa diberikan melalui kateter hidung
d. Pengawasan nutrisi / ASI Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh
sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat Reflek hisap
baik ASI ½ jam setelah ,lahir Reflek hisap lemah ASI khusus dengan sonde
B. Asfiksia Neonatorum
1. Definisi
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan nafas secara spontan dan
teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai
dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. (IDAI,2014)
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. (WHO,1999)
2. Etiologi Asfiksia
a. Faktor ibu
Keadaan ibu yang dapat mengakibatkan aliran darah ibu
melalui plasenta berkurang sehingga aliran oksigen ke janin
berkurang akibatnya akan mengakibatkan gawat janin dan akan
berlanjut sebagai asfiksia BBL, antara lain :
1) Preeklamsia dan eklamsia
2) Perdarahan antepartum abnormal (plasenta previa atau solutio
plasenta)
3) Partus lama atau partus macet
4) Demam sebelum dan selama kehamilan
5) Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
6) Kehamilan lebih bulan (lebih dari sama dengan 42 minggu)
b. Faktor bayi
Keadaan bayi yang dapat mengalami asfiksia walaupun
kadang-kadang tanpa didahului tanda gawat janin :
1) Bayi kurang bulan/prematur (kurang 37 minggu kehamilan)
2) Air ketuban bercampur mekonium
3) Kelainan kongenital yang memberi dampak pada pernapasan
bayi
c. Faktor plasenta dan talipusat
Keadaan plasenta atau tali pusat yang dapat mengakibatkan
asfiksia BBL akibat penurunan aliran darah dan oksigen melalui
tali pusat bayi
1) Infark plasenta
2) Hematom plasenta
3) Lilitan tali pusat
4) Talipusat pendek
5) Simpul talipusat
6) Prolapsus talipusat
3. Patofisiologi
Asfiksia adalah keadaan BBL tidak bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Sering sekali seorang bayi yang mengalami
gawat janin sebelum persalinan akan mengalami asfiksia sesudah
persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan kondisi ibu, maslah
pada tali pusat dan plasenta atau masalah pada bayi selama atau
sesudah persalinan.
4. Pemeriksaan fisik
a. Bayi tidak bernafas atau bernafas megap megap
b. Denyut jantung kurang dari 100x/menit
c. Kulit sianosis, pucat
d. Tonus otot menurun
e. Untuk diagnosis asfiksia tidak menunggu nilai/skor apgar
5. Klasifikasi asfiksia
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai apgar
a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10
Lima kriteria Skor Apgar:
tidak ada
meringis/ meringis/bersin/batuk
respons
Respons refleks menangis lemah saat stimulasi saluran Grimace
terhadap
ketika distimulasi napas
stimulasi
lemah/
Tonus otot sedikit gerakan bergerak aktif Activity
tidak ada
menangis kuat,
lemah atau tidak
Pernapasan tidak ada pernapasan baik dan Respiration
teratur
teratur
6. Resusitasi
6). Nilai bayi : usaha napas, warna kulit dan denyut jantung
3). Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk
memastikan saluran pernafasan terbuka.
b. Memulai pernafasan
2). Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa
ETdan balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).
c. Mempertahankan sirkulasi
2). Pengobatan
d. Terapi obat
1). Epinifrin
a). indikasi :
3. Natrium Bikarbonat