Anda di halaman 1dari 39

Neonatus Resiko Tinggi

Novita Ika Wardani, S.ST, MKes


Tujuan Pembelajaran
Mengetahui dan memahami kasus
1. BBLR
2. Sindroma gangguan nafas
3. Hiperbilirubinemia
4. Perdarahan tali pusat
5. Hipotermi
6. Hipertermi
7. Tetanus neonatorum
8. Penyakit yang diderita ibu selama hamil
BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram
BBLR dibagi menjadi 2 :
• Prematuritas murni : bayi lahir dengan umur
kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat
badan untuk masa kehamilan.
• Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam
pre term, term, dan post term
Penyebab
• Faktor ibu
– Penyakit (Ibu dengan riwayat penyakit Toksemia gravidarum,
perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, dan
diabetes melitus)
– Usia ibu
– Multi gravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat.
– Keadaan sosial
– Golongan sosial ekonomi rendah.
– Perkawinan yang tidak syah.
– Kebiasaan perilaku hidup yang tidak sehat seperti merokok, peminum
alkohol, dan pecandu narkotika.
• Faktor janin
– Terjadi pada janin dengan hidramnion, adanya kehamilan ganda, serta
adanya kelainan kromosom.
• Faktor lingkungan
– Biasanya mudah terjadi pada lingkungan dengan tempat tinggal
dataran tinggi, radiasi tinggi, lingkungan yang mengandung zat racun,
dan karakteristik keadaan yang sering dijumpai.
Penatalaksanaan
Membersihkan jalan nafas.
Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat.
Membersihkan badan bayi dengan kapas dan baby
oil atau minyak.
Memberikan obat mata.
Membungkus bayi dengan kain hangat.
Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan
berat badan lahir rendah.
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pemberian nutrisi yang adekuat.
Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :
• Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang
dihangatkan terlebih dahulu.
• Menidurkan bayi di dalam inkubator buatan yaitu dapat dibuat dari
keranjang yang pinggirnya diberi penghangat dari buli – buli panas
atau botol yang diisi air panas. Buli – buli panas atau botol – botol
panas ini disimpan dalam keadaan berdiri, tutupnya ada disebelah
atas agar air tidak tumpah dan tidak mengakibatkan luka bakar
pada bayi. Buli – buli panas atau botol – botol inipun harus dalam
keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk, atau kain yang
tebal. Bila air panasnya sudah dingin, ganti airnya dengan air panas
kembali.
Suhu lingkungan bayi harus dijaga :
• Kamar dapat masuk sinar matahari.
• Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi
hilangnya panas dari tubuh bayi melalui proses radiasi kan konveksi.
• Badan bayi harus dalam keadaan kering untuk mencegah terjadi
evaporasi.
Sindroma gangguan nafas
• Keadaan bayi yang
sebelumnya normal
atau bayi dengan
asfiksia yang sudah
dilakukan resusitasi
dan berhasil, tetapi
beberapa saat
kemudian mengalami
gangguan nafas
Tanda Gejala
• Frekuensi nafas bayi lebih 60x/ menit,
mungkin menunjukkan 1 atau lebih tanda
tambahan gangguan nafas.
• Frekuensi nafas bayi kurang 40x / menit.
• Bayi dengan sianosis sentral ( biru pada bibir )
• Bayi apnu ( nafas berhenti lebih 20 detik )
Penyebab
• Kelainan paru (pneumonia), jantung (penyakit jantung
bawaan, disfungsi miokardiun), Kelainan susunan syaraf
pusat akibat : asfiksia, perdarahan, Kelainan metabolic :
hipoglikemia, asidosis metabolic, Kelainan bedah :
pneumotoraks, fistel trakheoesofageal, hernia
diafragmatika, Kelainan lain : sindrom aspirasi mekonium,
transient tachypneaof the new born, penyakit membrane
hialin

Bila menurut masa gestasi,


• Pada bayi kurang bulan : Penyakit membran hialin,
Pneumonia, Asfiksia, Kelainan atau malformasi congenital
• Pada bayi cukup bulan : Sindrom aspirasi mekonium,
Pneumonia, Transient tachypnea of the newborn, Asidosis ,
Kelainan atau malformasi congenital
Penatalaksanaan
a. Beri oksigen dengan kecepatan aliran sedang
b. Jika bayi mengalami apnea
Bayi dirangsang dengan mengusap pada dada atau punggung bayi
Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral, nafas
megap-megap, atau denyut jantung menetap kurang dari 100x/menit,
lakukan resusitasi dengan memakai balon dan sungkup.
c. Kaji ulang temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan kadar gula darah. Bila kadar glukosa kurang
dari 45 mg/ dalam ( 2,6 mmol/L), tangani sebagai
hipoglikemia.
e. Berikan perawatan selanjutnya dan tentukan manajemen
spesifik menurut jenis gagguan nafasnya.
f. Tentukan apakah gangguan nafas berat, sedang atau
ringan
Hiperbilirubinemia

• Adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai


suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus
kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan
dengan keadaan yang patologis.
• hiperbilirubinemia bila kadar bilirubin mencapai 12 mg% pada cukup
bulan, dan 15 mg% pada bayi kurang bulan
Tanda/gejala ikterik fisiologis
• Timbul pada hari ke 2 – 3.
• Kadar bilirubin indirek setelah 2 x 24 jam tidak
melewati 15 mg% pada neonatus cukup bulan
dan 10 mg% pada kurang bulan.
• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak
melebihi 5 mg%/hari.
• Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg%.
• Ikterus hilang pada 10 hari pertama.
Penentuan Derajat Ikterus Menurut
Pembagian Zona Tubuh
• Kramer I daerah kepala
(Bilirubin total ± 5 – 7 mg %)
• Kramer II daerah dada – pusat
(Bilirubin total ± 7 – 10 mg%)
• Kramer III Perut dibawah pusat s/d
lutut
(Bilimbin total ± 10 – 13 mg%)
• Kramer IV lengan s/d pergelangan
tangan tungkai bawah s/d
pergelangan kaki
(Bilirubin total ± 13 – 17 mg%)
• Kramer V s/d telapak tangan dan
telapak kaki
(Bilirubin total >17 mg%).
Penatalaksanaan
tujuan :
• Menghilangkan anemia
• Menghilangkan antibody maternal dan
eritrosit trensensitisasi.
• Meningkatkan badan serum albumin.
• Menurunkan serum bilirubin.
• Metode terapi pada hiperbilirubinemia
meliputi : Foto terapi, transfusi pengganti,
infus albumin, dan terapi obat
Perdarahan tali pusat

• cairan yang keluar di sekitar tali pusat bayi. Tetapi


merupakan hal yang normal apabila perdarahan yamg
terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang sedikit
penyebab
• Robekan umbilicus normal, biasanya terjadi karena : Partus
precipitates,Adanya trauma atau lilitan tali pusat, Umbilicus pendek,
sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat
persalinan, Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan
tersayatnya dinding umbilicus atau plasenta sewaktu SC.
• Robekan umbilicus abnormal biasanya terjadi karena : Adanya hematoma
pada umbilicus yang kemudian hematom tersebut pecah, namun
perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam plasenta. Aneurisma
pembuluh darah pada umbilicus dimana terjadi pelebaran pembuluh
darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau
terjadi kemunduran dinding pembuluh darah yang menyebabkan
pembuluh darah rapuh dan pecah.
• Robekan pembuluh darah abnormal
Pembuluh darah aberan yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada
perlindungan jely Wharton.
Insersi felamentosa tali pusat, dimana pecahnya pembuluh darah terjadi pada
tempat percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya dalam
plasenta tidak ada proteksi, insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda.
Plasenta multi lobularis, perdarahan terjadi pembuluh darah yang
menghubungkan masing-masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian
tersebut mudah rapuh dan pecah.
Tanda gejala
• Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali
pusat lepas tapi masih menempel pada tali
pusat.
• Kulit disekitar tali pusat memerah dan lecet.
• Ada cairan yang keluar dari tali pusat, cairan
tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau
darah.
• Timbul sisik disekitar tali pusat
penatalaksanaan
• Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat.
• Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi
sesering mungkin.
• Bersihkan area di sekitar tali pusat lakukan setiap kali
mengganti popok.
• Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area
bertemunya pagkal tali pusat dan tubuh.
• Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi perdarahan
lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat
akan terlepas dalam waktu 1 sampai 2 minggu, tetapi yang
perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat walaupun
sudah terlepas setengah bagian.
• Hindari penggunaan bedak atau lotion disekitar tali pusat.
Hipotermi
• Suhu tubuh kurang dari 36.5 oC pada
pengkuran suhu melalui aksila
• Hipotermi terjadi pada neonatus terutama pada
BBLR karena pusat pengaturan suhu tubuh bayi
yang belum sempurna, permukaan tubuh bayi
relatif luas, kemampuan produksi dan
menyimpan panas terbatas.
• Suhu tubuh rendah disebabkan karena terpapar
dengan lingkungan yang dingin (suhu lingkungan
rendah, permukaan dingin atau basah, atau bayi
dalam keadaan dingin atau basah) atau bayi
dalam keadaan basah atau tidak berpakaian
Pencegahan
• Jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam.
• rawat bayi kecil diruang yang hangat (tidak kurang 25oC dan bebas dari aliran angin).
• Jangan meletakan bayi dekat dengan benda dingin (dinding dingin atau jendela).
• Jangan meletakan bayi langsung dipermukaan dingin (alas tempat tidur atau meja periksa
dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakan).
• Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar
panas atau kontak kulit dengan perawat.
• Bayi harus berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat walau dalam keadaan
dilakukan tindakan. Bila dipasang jalur infus intravena atau selama resusitasi dengan cara:
• Memakai pakaian dan topi.
• Bungkus bayi dengan pakaian kering dan lembut.
• Buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau tindakan.
• Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan (menggunakan pemancar
panas).
• Ganti popok setiap kali basah.
• Bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (kain kassa basah), usahakan bayi tetap
hangat.
• Jangan menyentuh bayi dengan tangan dingin.
Berat bayi Suhu inkubator (oC) menurut umur
35oC 34oC 33oC 32oC
11 hari – 13
<1500 gram 1 – 10 hari 3 – 5 minggu >5 minggu
minggu
1500 – 2000 11 hari – 4
1 – 10 hari >4 minggu
gram minggu
2100 – 2500 3 hari – 3
1 – 2 hari >3 minggu
gram minggu
>2500 gram 1 – 2 hari >2 hari
Anamnesis Pemeriksaan Klasifikasi
1. Bayi terpapar suhu lingkungan 1. Suhu tubuh 32oC – 36,4 oC. Hipotermia
rendah 2. Gangguan nafas, denyut jantung < 100 x/menit. sedang
2. Waktu timbulnya < 2 hari. 3. Malas minum.
4. Letargi.
1. Bayi terpapar suhu (lingkungan 1. Suhu tubuh 32oC. Hipotermia
rendah). 2. Tanda lain hipotermia sedang. berat
2. Waktu timbulnya <2 hari. 3. Kulit teraba keras, nafas pelan dan dalam.
Tidak terpapar dengan dingin atau 1. Suhu tubuh berkultuasi antara 36oC – 39oC meskipun Suhu tubuh
panas yang berlebihan. berada di suhu lingkungan stabil. tidak stabil
2. Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil.
Bayi berada pada lingkungan 1. suhu tubuh 37,3 oC. Hipotermia
sangat panas, terpapar sinar 2. Tanda dehidrasi (elastisitas kulit turun, mata dan ubun
matahari, berada di inkubator, ubun besar dan cekung, lidah dan membran mukosa
atau dibawah pemancar panas. kering.
3. Malas minum
4. Frekuensi nafas lebih dari 60 X/menit
5. Denyut jantung > 160 x/menit.
6. Letargi
Hipertemi
• peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas
ataupun mengurangi produksi panas.
• Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39oC.
• Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga
didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang
berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai
normal individu tersebut
Penyebab : adanya faktor endogen, pengurangan kehilangan
panas, akibat terpajan lama lingkungan bersuhu tinggi
(sengatan panas), ada juga yang menyebutkan bahwa
hipertermia atau demam pada anak terjadi karena reaksi
transfusi, imunisasi, dehidrasi, adanya penyakit, adanya
pirogen seperti bakteri atau virus dan juga karena adanya
pengaruh obat.

Gejala :
• suhu tubuh bayi >37,5 oC.
• frekuensi bernafas bayi >60/menit.
• tanda tanda dehidrasi, yaitu berat badan menurun, turgor
kulit kurang, banyaknya air kemih berkurang.
Penatalaksanaan
• bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk
dengan suhu kamar seputar 260C - 28oC.
• Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai
suhu tubuh bayi normal (jangan menggunakan
air es).
• Berikan cairan dekstrose: NaCl = 1:4 secara
intravena sampai dehidrasi teratasi.
• Antibiotika diberikan apabila ada infeksi.
Tetanus neonatorum

• disebabkan oleh Chlostrodium tetani (kuman


yang mengeluarkan toxin atau racun dan
menyerang sistem syaraf pusat) yang
biyasanya masuk melalui tali pusat
Menurut Ablett’s, kriteria tetanus dibagi menjadi 3
tingkatan :
• Ringan : kasus tanpa disfagia dan gangguan
respirasi.
• Sedang : kasus dengan spastisitas nyata,
gangguan menelan ( disfasgia), dan gangguan
respirasi
• Berat . Tingkatan ketiga dibagi 2 yaitu :
– Berat : kasus dengan spastisitas berat disertai
spasme berat.
– Sangat Berat : kasus dengan spastisitas berat disertai
adanya aktivitas simpatis berlebihan (distonomia).
Tanda dan Gejala
Masa inkubasi berkisar anatara 3 – 28hari, rata – rata 6 hari. Apabila
masa inkubasi kurang dari 7 hari, biasanya lebih parah dan angka
kematiannya tinggi.
Gejala :
• Kesulitan menetek, mulut mencucu seperti ikan (hapermond)
karena adanya trismus pada otot maseter mulut, sehingga bayi
tidak dapat minum dengan baik.
• Adanya spasme otot dan kejang.
• Leher kaku dan opistotonus, kondisi tersebut akan menyebabkan
liur sering terkumpul di dalam mulut dan menyebabkan aspirasi.
• Dinding abdomen kaku, mengeras, dan kadang – kadang terjadi
kejang otot pernafasan dan sianosis.
• Suhu meningkat sampai dengan 390 C.
• Dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah.
• Ekstremitas kaku
• Sangat sensitif terhadap rangsangan, gelisah dan menangis.
Penatalaksanaan
• Diberikan cairan intravena dengan larutan glukosa 5%
dan NaCl fisiologis dalam perbandingan 4:1 selama 48
– 72 jam
• ATS 10.000 U/hari, diberikan selama 2 hari berturut –
turut dengan IM. Perinfus diberikan 20.000 U sekaligus.
• Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis, intravena
selama 10 hari.
• Tali pusat dibersihkan atau kompres dengan alkohol
70% atau betadine 10%.
• Perhatikan jalan nafas, diuresis, dan tanda vital. Lendir
sering dihisap
Penyakit yang diderita ibu selama
hamil
• Anemia
Juga disebut sebagai anemia kehamilan, ini adalah kondisi
di mana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel
tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ tubuh.
Selama kehamilan volume darah seorang wanita meningkat
hampir sebesar 50 persen dan konsentrasi sel darah merah
bisa diencerkan. Janin berkembang bergantung pada darah
ibu tapi jika ibu menderita anemia dapat mengakibatkan
pertumbuhan janin yang buruk, lahir prematur dan berat
lahir rendah.
• Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
adalah suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang
diharapkan selama beberapa minggu pertama kehamilan.
Janin yang tumbuh pada kondisi seperti ini, beratnya kurang
dari 90 persen dari semua janin dari usia kehamilan yang
sama, dan ada kemungkinan bayi lahir prematur, yaitu
sebelum 37 minggu. Kekurangan nutrisi dan oksigen yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-
organ adalah salah satu penyebab paling umum IUGR, yang
mencegah sel dan jaringan tumbuh atau penurunan ukuran
mereka. Bayi yang baru lahir sering tampak lemah, pucat,
longgar, kulit kering dan mata lebar. Selain itu, tali pusat
mereka sangat tipis dan tampak tidak sehat dibandingkan
dengan bayi normal yang mengkilap dan gemuk.
– Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)
Prematur labor adalah tidakwajaran yang dimulai sebelum 37
minggu kehamilan dan terutama dicirikan oleh kontraksi rahim
prematur, pecahnya kantung atau selaput ketuban atau dilatasi.
Bayi yang lahir pada kondisi seperti ini sering kali kecil, memiliki
berat lahir kecil dan mungkin memerlukan bantuan dalam
bernapas, makan, melawan infeksi, dan mempertahankan suhu
tubuh stabil.
– Premature Rupture of Membranes
Premature Rupture of Membranes (PROM) adalah pecahnya
ketuban atau kantung ketuban sebelum persalinan dimulai. Jika
PROM terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, itu disebut sebagai
Preterm Premature Rupture of Membranes (pecahnya ketuban
terlalu dini atau PPROM).Kondisi ini biasanya terjadi karena
infeksi pada rahim, perawatan yang salah sebelum
melahirkan, penyakit menular seksual, perdarahan vagina, atau
kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok atau minum
alkohol.
• Gestational diabetes merupakan salah satu komplikasi
kehamilan berisiko tinggi di mana tingkat glukosa darah
akan meningkat dan gejala diabetes lain yang mulai
muncul selama kehamilan pada seorang wanita yang
belum pernah sebelumnya didiagnosis diabetes.
Akibatnya pada bayi akan mengalami makrosomnia
dan bayi akan terjadi hipoglikemi setelah lahir.
Gestation diabetes selama kehamilan tidak terjadi
karena kekurangan insulin, tetapi karena efek
memblokir hormon lain pada insulin yang dihasilkan
dalam tubuh. Biasanya, gejala diabetes menghilang
setelah melahirkan.
• Pregnancy-induced hypertension (PIH) adalah
suatu bentuk tekanan darah tinggi selama
kehamilan yang lebih sering terjadi pada wanita
muda dengan kehamilan pertama, kehamilan
kembar, atau pada seorang wanita yang
menderita masalah kesehatan lainnya seperti
diabetes, hipertensi kronis, dan lainnya.Dalam
kondisi ekstrim, seorang wanita dapat menderita
eklampsia (bentuk yang parah akibat kehamilan
hipertensi) yang terjadi di akhir kehamilan dan
dapat menyebabkan kejang pada ibu hamil.
• Penyakit Rhesus atau Rh adalah kondisi yang jarang
terjadi ketika ada ketidakcocokan antara jenis darah ibu
dan bayi. kasus Rh ibu negatif dan Rh bayi yang positif,
komplikasi dapat terjadi jika sel-sel darah merah bayi
menyalib ke Rh negatif ibu, terutama pada saat
pengiriman ketika plasenta melepaskan atau selama
keguguran atau aborsi. Pada dasarnya, dalam penyakit
Rh ini, sistem kekebalan tubuh ibu mempertimbangkan
Rh positif sel-sel darah merah bayi sebagai benda asing
dan merespons dengan menghasilkan antibiotik untuk
melawan dan menghancurkan sel-sel asing ini.
• Kehamilan Post-Term adalah kehamilan yang berlangsung
lebih dari 42 minggu, sering kali karena kesalahan
perhitungan tanggal pembuahan kehamilan.Pada dasarnya,
dekat akhir kehamilan, plasenta mulai berkurang dan tidak
mampu berfungsi dengan baik. Selain itu, volume cairan
ketuban juga mulai menurun. Sebagai akibatnya pasokan
oksigen janin menjadi sedikit dan akan menghentikan
kenaikan berat badan.
• Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua atau lebih
janin, yang terjadi ketika lebih dari satu telur subur dan
tertanam di dalam rahim. Riwayat keluarga kehamilan
kembar, usia lebih tua, paritas tinggi (satu atau lebih
kehamilan sebelumnya), obat-obatan yang merangsang
ovulasi tertentu, dapat berkontribusi pada kehamilan
seorang wanita.

Anda mungkin juga menyukai