Anda di halaman 1dari 42

 NAMA : Dr. WAWANG S SUKARYA,SpOG (K), MARS (K),MH.

Kes
 PEKERJAAN :
 DOSEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
 KETUA DIVISI PENDIDIKAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
 Representatif Kerjasama ASEAN dalam bidang kehatan
 email : wssukarya@yahoo.com
 PENDIDIKAN :
 S1 & DOKTER UMUM - FK UNPAD -1977
 SPESIALIS OBGYN - FK UNPAD - 1987
 S2-MARS (UNIVERSITAS INDONESIA) - 1995
 KONSULTAN FETO MATERNAL (KOLEGIUM POGI) – 2000
 S2-HUKES (UNIKA SOEGIJAPRANATA-SEMARANG) - 2007
 ORGANISASI :
 Ketua MKEK IDI Jabar (2010-2013)
 KETUA IDI WILAYAH JAWA BARAT (2004-2007; 2007-2010)
 DEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI PENGURUS BESAR IDI
 DIREKTUR PUSAT PELATIHAN KLINIK SEKUNDER
KESEHATAN REPRODUKSI (P2KS - KR) PROVINSI JABAR
 WAKIL KETUA YAYASAN KANKER INDONESIA JABAR
LATAR BELAKANG

ABORTUS MERUPAKAN :
 Salah satu penyulit pada awal kehamilan
 Dampak psikologis dan biologis
 Sangat ditentukan jenis, derajat dan
komplikasi yang terjadi.
BATASAN

 Abortus spontan (keguguran / miscarriage)


 Abortus buatan atau abortus provokatus
 ABORTUS PROVOKATUS MEDISINALIS
/TERAPEUITIK
 induksi haid atau menstrual regulation
 voluntary termination of pregnancy

 ABORTUS PROVOKATUS non-terapetik /


KRIMINALIS
ETIOLOGI ABORTUS
 Kelainan Perkembangan Zigote
 Faktor Maternal
» Infeksi
» Penyakit sistemik yang kronis
» Gangguan hormonal
» Alkohol dan merokok
» Faktor imunologis
» Abnormalitas organ reproduksi
» Trauma fisik dan psikis

 Faktor Paternalistik
JENIS DAN DERAJAT ABORTUS SPONTAN

 Abortus Iminens
 Abortus Insipiens
 Abortus Inkomplit
 Abortus Komplit
 Retensi Embrio (Missed Abortion)
INDIKASI ABORTUS MEDISINALIS

 Gangguan kesehatan yang sangat


mengancam keselamatan ibu
 Kehamilan akibat perkosaan (incest)
 Dipastikan terjadi cacat berat pada
janin (severe physical deformities)
atau retardasi mental
INDIKASI DAN FREKUENSI ABORTUS BUATAN

ABORTUS TERAPETIK
Indikasi dan frekuensi

Gawatdarurat
25.0%

Alasan medis
12.0%

Atas permintaan
40.0% Aspek sosial
23.0%

Sumber: Van Look & von Hertzen, 1990


PENYEBAB KEMATIAN MATERNAL
(SUMBER : SKRT, 1995)

 PERDARAHAN 45.2
 EKLAMPSIA 12.9
 KOMPLIKASI ABORTUS 11.1
 SEPSIS POSTPARTUM 9.6
 PARTUS LAMA 6.5
 ANEMIA 1.6
 SEBAB TAK LANGSUNG 14.1
Pikirkan terjadinya abortus:
Bila seorang wanita usia reproduksi
datang dengan gejalan sebagai berikut:
 terlambat haid
 perdarahan per vaginam
 spasme atau nyeri perut bawah
 keluarnya massa kehamilan/konsepsi
Tabel 4-3
DERAJAT ABORTUS

Diagnosis Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain

         
Abortus Sedikit  Tertutup Sesuai usia Pt positif
  

iminens sedang Lunak kehamilan · Kram ringan


· Uterus lunak
 

         
Abortus Sedang  Terbuka Sesuai atau Kram sedang/kuat
  

insipiens banyak Lunak lebih kecil ·   Uterus lunak


 

         
Abortus Sedikit  Terbuka  usia • Kram kuat
inkomplit banyak Llunak kehamilan . Keluar jaringan
• Uterus lunak
 

         
Abortus Sedikit  Tertutup  usia Sedikit/tanpa kram
  

komplit tidak ada Lunak kehamilan ·   massa kehamilan (+/-)


·   Uterus agak kenyal
 
Kompetensi Pengetahuan dan
Keterampilan serta Kepatuhan pada
Standar Pelayanan menjadi Kunci
Keberhasilan Asuhan APK
PROSEDUR KLINIK
EVAKUASI SISA KONSEPSI

 Penilaian awal
 Stabilisasi, evaluasi medik dan determinasi jenis abortus
 Konseling pra-tindakan dan persetujuan tindakan medik
 Persiapan peralatan
pasien
penolong
 Pemeriksaan bimanual
 Tindakan AVM
 Evaluasi hasil tindakan
 Pemeriksaan jaringan
 Pemeriksaan bimanual pasca-tindakan
 Konseling pasca-tindakan
 Rekam medik dan (asuhan mandiri) instruksi tertulis
PENILAIAN AWAL KLIEN APK

 Penilaian awal berkaitan dgn ketepatan diagnosis &


melakukan pertolongan awal gawat darurat
 Kenali berbagai komplikasi yg dapat mengancam
keselamatan pasien seperti syok, infeksi/ sepsis,
perdarahan hebat (masif)/ trauma intra-abdomen
 Lakukan langkah yang tepat untuk mengatasi
komplikasi yang mungkin mengancam keselamatan
jiwa pasien
KONSEP KERJA PERALATAN AVM

 Menggunakan tekanan negatif sekitar 1 atmosfir


(26 inches/660 mmHg)
 Tekanan negatif akan menghisap sisa konsepsi
dari dalam kavum uteri
 Tekanan negatif disalurkan melalui kanula,
dirotasikan dan digerakkan maju-mundur shg
mencakup semua dinding dalam kavum uteri
BAGIAN-BAGIAN
PERALATAN AVM

 Tabung pengisap (60 ml) dengan


toraks pembuat tekanan (-),
dilengkapi ganjal penahan
 Cincin penahan toraks (collar stop)
agar toraks tidak tercabut dari
tabung
 Pengatur katub (single/double
valves) tekanan vakum yang
menyatu dengan konektor kanula
 Berbagai diameter kanula dengan
sepasang atau satu lubang pengisap
di bagian ujungnya
 Adaptor kanula
PERSIAPAN UNTUK PROSEDUR AVM

 MINIMALISASI SETIAP KMGKN RISIKO INFEKSI


 PEMERIKSAAN PANGGUL DAN PENENTUAN JENIS
ABORTUS DAN KOMPLIKASINYA
 PERSIAPAN PASIEN
(TERMASUK STABILISASI KONDISI KLIEN)
 MENYIAPKAN INSTRUMEN AVM YG MEMENUHI
SYARAT
 MENGENDALIKAN NYERI YG MUNGKIN TERJADI
ACHTUNG !!
 Hasil kajian penilaian awal saat klien datang
 Kelayakan kondisi untuk prosedur evakuasi
 Kemungkinan penyulit bila usia kehamilan >
dari perkiraan, HPHT tak jelas dan uterus
besar, usia gestasi > trimester pertama
 Kompetensi petugas pelaksana dan
kepatuhan terhadap standar pelayanan APK
 Tersedianya fasilitas dan rujukan segera untuk
penatalaksanaan gawat darurat
MENGURANGI RISIKO INFEKSI

 Cuci tangan sebelum dan setelah bekerja


 Gunakan sarung tangan DTT atau steril
 Pastikan tabung AVM dalam kondisi bersih dan
kanula telah DTT atau steril
 Gunakan antiseptik pada porsio dan teknik
tanpa sentuh untuk memasukkan kanula
 Bekerja secara hati-hati dan hindarkan percikan
atau tumpahan darah/sisa konsepsi
MENYIAPKAN TEKANAN NEGATIF

Kunci katup penahan


tekanan negatif

Pegang tabung vakum


di bagian tengahnya

Tarik toraks (plunger)


hingga ganjalnya
terbuka dan tertahan
baik pd keping penahan
Persiapan Klien
 Siapkan kondisi emosional klien
 Minta klien berkemih atau lakukan kateterisasi
bila ia tidak mampu untuk melakukannya
 Bersihkan perut bawah, area genitalia, lipat
paha dengan sabun dan air bersih
 Jangan melakukan pencukuran rambut pubis,
bila mengganggu lapang pandang lakukan
pengguntingan
 Pasang alas bokong dan alur darah ke tempat
yang telah disediakan
Upaya Menilai Adanya Penyulit
 Tentukan arah, besar, dan konsistensi uterus
 Perhatikan kondisi vagina dan serviks (kondisi
sekret, adanya pus atau cairan berbau,
perdarahan > 1 minggu, kondisi sisa konsepsi,
gumpalan darah atau jaringan yang terjepit pada
serviks atau tertampung dalam vagina, robekan
atau adanya benda asing pada bukaan serviks)
Tentukan arah dan besar uterus

Antefleksio
dan
anteversio
Tentukan arah dan besar uterus

Retrofleksio
dan
retroversio
Memasukkan kanula
MENGUKUR KEDALAMAN DAN BESAR
KAVUM UTERI
Menghubungkan kanula dengan
tabung AVM
Membuka katup tekanan negatif

Tekanan negatif akan


segera bekerja saat
katup dibuka
Perhatikan bahwa
sebagian sisa konsepsi
akan terhisap bila tabung
pengisap berfungsi baik
Aspirasi Sisa Rotasikan dan gerakkan
maju-mundur kanula
Konsepsi (tabung pengisap)
Sisa konsepsi akan
terhisap dan mengisi
tabung (tekanan negatif
akan hilang bila tabung
penuh, terjadi perforasi
atau kanula tercabut
Adanya busa, rasa
bersabut pada dinding
uterus atau jepitan
serviks pada kanula
menunjukkan kavum
uteri telah bersih
Lepaskan koneksi kanula dan
tabung apabila :
Tabung penuh
dan akan
segera
digunakan
kembali
Prosedur
aspirasi telah
selesai
Lakukan Pemeriksaan Jaringan

Bersihkan darah
dari jaringan
Lakukan pada
alat penyaring &
bila dengan air
Perhatikan
adanya korionik
vili atau massa
konsepsi diatas
lampu periksa
Segera dekontaminasi dan proses
peralatan yang telah terpakai
Masalah teknis
penyebab AVM tidak bekerja efektif

 Tabung AVM penuh


 Kanula tercabut sebelum proses
evakuasi selesai
 Kanula tersumbat
 Kegagalan membuat tekanan negatif
di dalam tabung AVM
Masalah diagnosis yang mengurangi
dan penyulit dalam prosedur AVM

 Perdarahan bukan akibat kehamilan


 Kehamilan ektopik
 Sindroma pascaabortus (hematometra akut)
 Syok neurogenik (reaksi vaso-vagal)
Komplikasi selama Prosedur

 Perforasi uterus
 Robekan serviks
 Syok, perdarahan lanjutan yang hebat dan
infeksi pascatindakan
 Emboli udara
ASUHAN PASCATINDAKAN

 Pastikan bahwa prosedur evakuasi telah


membersihkan seluruh sisa konsepsi
 Observasi keadaan umum dan tanda vital klien
minimal 2 jam pascatindakan
 Bacakan, jelaskan, dan berikan Asuhan Mandiri
atau Instruksi Tertulis untuk klien dan pastikan
klien/keluarganya mengerti isinya, kapan
melakukan kunjungan ulang atau mencari klinik /
fasilitas kesehatan untuk pertolongan segera
UU NOMOR 36/2009
TENTANG KESEHATAN
PASAL 75
(1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a) indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit
genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b) kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis
bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan
konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan PP.
UU NOMOR 36/2009
TENTANG KESEHATAN

PASAL 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat
dilakukan:
a) sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari HPHT, kecuali
dalam hal kedaruratan medis;
b) oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yg
memiliki sertifikat yg ditetapkan oleh menteri;
c) dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
d) dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
e) penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Menteri.
UU NOMOR 36/2009
TENTANG KESEHATAN

PASAL 194
SENGAJA MENGABORSI YANG TIDAK SESUAI
KETENTUAN PASAL 75 (2)

PIDANA DAN DENDA

MAX 10 THN MAX 1 MILYAR


KUHP

KUHP (346) sengaja menggugurkan atau menyuruh


orang lain, diancam penjara 4 tahun

KUHP (347) pengguguran disengaja tanpa persetujuan


perempuan kena 12 tahun, bila meninggal 15 tahun.
KUHP
• KUHP (348) Bila pengguguran disetujui perempuan ybs
dan perempuan sampai meninggal, kena penjara 7 tahun
• KUHP (349) bila dokter, bidan, juru obat membantu
kejahatan pengguguran, maka hukuman ditambah 1/3
nya dan hak mata pencahariannya dicabut.

Anda mungkin juga menyukai