Anda di halaman 1dari 98

Kegawatdaruratan

obstetri
Oleh: dr. Bambang Hady Pratama, Sp.OG
2
3
Tata-laksana
mengatasi perdarahan hebat

● Airway
● Breathing
● Circulation and hemorrhage control
● Shock position
● Replace blood loss
● Stop / minimize the bleeding process

Eddy Rahardjo
4

Estimasi BB : ... 60 kg
Estimasi Blood Volume : ... 70 ml/kg x 60 = 4200 ml
Estimasi Blood Loss : .... % EBV = ..... ml

Tsyst 120 100 < 90 < 60-70


Nadi 80 100 > 120 > 140 - ttb
Perf hangat pucat dingin basah

-- 15%EBV
NORMO -- 30%EBV
VOLEMIA -- 50%EBV

EBL = perdarahan 600 1200 2000 ml


Infus RL 1200-2000 2500-5000 4000-8000 ml
PENDAHULUAN

Perdarahan Kehamilan Muda Perdarahan Kehamilan Lanjut Perdarahan Pasca Persalinan


• Abortus • Plasenta Previa • Atoni Uteri
• Kehamilan Ektopik • Solusio Plasenta • Rest Plasenta
• Mola Hidatidosa
PERDARAHAN
KEHAMILAN
MUDA
ABORTUS

Abortus adalah berakhirnya dan dilepaskannya


kehamilan dengan usia gestasi <20 minggu atau berat
janin <500 gram dari tempat implantasinya.

Pada literatur tertentu, batasan tersebut disesuaikan


dengan viabilitas janin ekstrauterin sehingga usia
gestasi disebutkan dibawah 22 minggu.
ETIOLOGI
Kelainan perkembangan zigot

Faktor maternal
• » Infeksi
• » Penyakit sistemik yang kronis
• » Gangguan hormonal
• » Alkohol dan merokok
• » Faktor imunologis
• » Abnormalitas organ reproduksi
• » Trauma fisik dan psikis
Faktor paternalistik (Ayah), misalnya kelainan
sperma
JENIS DAN DERAJAT
ABORTUS SPONTAN
Abortus Abortus
Iminens Insipiens

Abortus Abortus
Inkomplit Komplit

Retensi Embrio
(Missed
Abortion)
INDIKASI
ABORTUS MEDISINALIS

Gangguan kesehatan yang sangat


mengancam keselamatan ibu

Kehamilan akibat perkosaan atau


incest

Dipastikan terjadi cacat berat pada


janin (severe physical deformities)
atau retardasi mental
INDIKASI DAN FREKUENSI
ABORTUS BUATAN
ABORTUS TERAPETIK
Indikasi dan frekuensi

Gawatdarurat
25.0%

Alasan medis
12.0%

Atas permintaan
40.0% Aspek sosial
23.0%

Sumber: Van Look & von Hertzen, 1990


DIAGNOSI PERDARAH
NYERI PERUT UTERUS SERVIKS GEJALA KHAS
S AN

Abortus Sesuai usia Tidak ada ekspulsi


Sedikit Sedang Tertutup
Imminens kehamilan jaringan konsepsi

Sesuai usia
Abortus Sedang- Tidak ada ekspulsi
Sedang-hebat kehamilan Terbuka
Insipiens banyak jaringan konsepsi

Sesuai usia
Abortus Sedang- Ekspulsi sebagian
Sedang-hebat kehamilan Terbuka
Inkomplit banyak jaringan konsepsi

Abortus Lebih kecil dari usia Terbuka/ Ekspulsi seluruh


Sedikit Tanpa/sedikit
Komplit kehamilan Tertutup jaringan konsepsi

Janin telah mati tapi


Missed Lebih kecil dari usia
Tidak ada Tidak ada Tertutup tidak ada ekspulsi
Abortion kehamilan
jaringan konsepsi
PIKIRKAN
TERJADINYA
ABORTUS
Bila seorang wanita usia reproduksi
datang dengan gejala sebagai berikut
:
Terlambat haid

Perdarahan per vaginam

Spasme atau nyeri perut bawah

Keluarnya massa kehamilan/konsepsi


Nilai keadaan umum ibu (vital sign)
PENATALAKSANAAN Evaluasi tanda-tanda syok
(akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg)

Prinsip
tatalaksana • Pertahankan kehamilan, tirah baring,
edukasi dan pantau perdarahan
Abortus • untuk tindak lanjut tindakan
Imminens

Prinsip • Jika usia kehamilan ≥16 minggu; tunggu


tatalaksana pengeluaran konsepsi spontan
Abortus • dan evakuasi sisa konsepsi dan beri
medikamentosa sesuai
Insipiens
Prinsip • Keluarkan hasil konsepsi dengan bantuan
PENATALAKSANAAN tatalaksana alat dan berikan medikamentosa
Abortus • yang sesuai untuk membantu pengeluaran
hasil konsepsi
Inkomplit

Prinsip
tatalaksana • Lakukan konseling dan dukungan
Abortus emosional, observasi keadaan ibu.

Komplit

Prinsip • Jika usia kehamilan 16-22 minggu; lakukan


pematangan serviks dan
tatalaksana • lakukan evakuasi dengan medikamentosa
Missed hingga terjadi ekspulsi hasil
Abortion • konsepsi dan evaluasi
PROSEDUR KLINIK
EVAKUASI
SISA KONSEPSI
1. Penilaian awal
2. Stabilisasi, evaluasi medik dan determinasi jenis abortus
3. Konseling pra-tindakan dan persetujuan tindakan medik
4. Persiapan peralatan
5. Persiapan pasien
6. Persiapan penolong
7. Pemeriksaan bimanual
8. Tindakan AVM
9. Evaluasi hasil tindakan
10. Pemeriksaan jaringan
11. Pemeriksaan bimanual pasca-tindakan
12. Konseling pasca-tindakan
13. Rekam medik dan (asuhan mandiri) instruksi tertulis
KEHAMILAN
EKTOPIK Kehamilan yang berlangsung (nidasi) diluar lokalisasi
endometrium yang normal (cavum uteri)

Lokasi kehamilan ektopik:


Kehamilan tuba
• Interstisial Kehamilan
• Ampula tubae Kehamilan Kehamilan Kehamilan intraligramentur
• Isthmus tubae servikal ovarium abdomen (diligamentum
rotundum)
• Kehamilan pd
osteum tubae
KEHAMILAN
EKTOPIK
l Trias gejala klinik
– Amenore
– Nyeri perut
– Perdarahan intra-abdominal dan
transvaginal

l Terdapat tanda kehamilan


– Tanda tidak pasti
– Kemungkinan
– Tanda pasti
KEHAMILAN
EKTOPIK l Perdarahan
– Telah terjadi abortus / ruptur kehamilan tuba
(Kehamilan Ektopik Terganggu)
– Perdarahan akan mengganggu sirkulasi umum →
nadi meningkat dan TD menurun → syok
– Ibu tampak anemis, akral dingin, banyak
berkeringat dingin, kesadaran menurun.
– Pemeriksaan abdomen : perut kembung, terdapat
cairan bebas – darah dan nyeri saat perabaan

l Pemeriksaan khusus melalui vagina


– Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
– Kavum douglas menonjol dan nyeri
– Mungkin terasa ada benjolan disamping uterus
KOMPLIKASI
KEHAMILAN
EKTOPIK

Infeksi

Syok septik

Syok hipovolemik
MOLA HIDATIDOSA Bagian dari penyakit trofoblastik gestasional yang
(Hamil Anggur) disebabkan oleh kelainan pada vili koriales berupa
proliferasi dan edema yang merupakan suatu
neoplasma / tumor jinak dari sel trofoblast.
GEJALA KLINIS
DAN DIAGNOSIS
• Mual dan muntah hebat
• Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
• Tidak ditemukan janin intrauteri
• Takikardi, berdebar-debar (tanda tirotoksikosis)
• Kadar hormon HCG yang relatif tinggi
• Pada pemeriksaan USG, tampak gambaran “Badai
Salju” atau “Sarang tawon”
PENATALAKSANAAN
Harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap, namun sebelumnya stabilkan kondisi umum
pasien

Pengguguran & kuretase dari mola dengan


suction curettage atau AVM atau dilakukan
histerektomi serta medikamentosa

Follow up hasil HCG untuk mengawasi gejala-gejala


choriocarcinoma
KOMPLIKASI

Perdarahan
Perforasi uterus spontan
Emboli sel trofoblas
Keganasan
Tirotoksikosis
PERDARAHAN
KEHAMILAN
LANJUT
PERDARAHAN
PERVAGINAM
PENATALAKSANAAN
UMUM

Informed choice dan informed consent

Siapkan infus cairan dengan jarum besar

Pastikan ketersediaan cairan dan darah

Nilai dan pertahankan kondisi ibu dan bayi

Golongan darah dan cross-match

Bekerja secara tim


PLASENTA
PREVIA

Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen


bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh ostium uteri internum (OUI)

Plasenta yang ada di depan jalan lahir. (prae = di depan,


vias = jalan), jadi yang di maksud adalah plasenta
implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau
sebahagian jalan lahir (Ostium Uteri Internium)
PLASENTA
PREVIA
FAKTOR RISIKO

•Pernah hamil dengan plasenta previa sebelumnya


•Riwayat seksio atau operasi pada uterus
•Multiparitas (5% pada grande multipara)
•Usia lanjut
•Hamil kembar
•Perokok berat
GEJALA KLINIS
Perdarahan pervaginam tanpa nyeri (di luar kontraksi)
DAN DIAGNOSIS
Perubahan hemodinamik sesuai dengan jumlah darah yang
keluar

Kemampuan kompensasi terhadap perdarahan cukup


memadai pada ibu dan bayi

Uterus – ada fase relaksasi, tidak rentan rangsangan

Umumnya disertai dengan kelainan letak

Pemeriksaan USG cukup sensitif untuk plasenta previa


PENANGANAN PLASENTA
PREVIA Terminasi
(seksio sesar)
Cukup Matur
Partus
Percobaan pada
Kasus Marginal
Nilai Maturitas
Janin
Steroid dan
Ekspektatif
Immatur
Transfusi?
Transfer?
SOLUSIO Separasi prematur palsenta dari tempat implantasinya
PLASENTA
Klasifikasi

• Total → janin meninggal


• Parsial → janin dapat bertahan dengan 30-50% solusio
FAKTOR RISIKO
Hipertensi: gestasional atau kronik

Trauma abdomen

Pengguna narkotika (misalnya cocaine atau morfin)

Riwayat solusio pada kehamilan sebelumnya

Overdistensi uterus (misalnya karena hamil kembar,


polihidramnion)

Perokok berat (>1 bungkus/hari)


Perdarahan perabdominam yang
GEJALA KLINIS disertai nyeri uterus tegang

Syok yang tidak sesuai dengan jumlah


darah yang keluar (concealed abruptio)

gawat janin

uterus - tegang, mudah terangsang,


tetanik

gunakan USG untuk menyingkirkan


plasenta previa dan melihat hematoma
retroplasenter
PERDARAHAN
POST PARTUM
STRUKTUR ANYAMAN
OTOT DAN PEMBULUH
DARAH
VASKULARISASI
UTERUS
Pasokan Darah Uterus
• a.uterina - a.iliaka interna
• a.uterina - a.ovarika - aorta abdominalis

Semua arteri besar uterus pada ibu hamil akan memasok darah 500 - 800 ml
/mnt

Jika uterus tidak kontraksi (atonia) pasca plasenta lahir maka 350 - 560 ml darah
/ menit akan keluar dan dalam 10 - 30 mnt, maka pasien akan kehabisan darah
MEMPERKIRAKAN
JUMLAH
KEHILANGAN DARAH
Belum ada metode yang akurat

Meletakkan penampung darah di bawah bokong ibu, selain tidak


nyaman juga tidak menjamin pengukuran yang tepat

Pengukuran dengan gelas ukur dapat terganggu dengan


tambahan cairan lain atau jumlah yang hilang akibat material
penyerap (kain, kasa, pakaian, dsb)
ESTIMASI
Bila perdarahan menyebabkan
SIMTOMATIK
terjadinya perubahan tanda vital
(hipotensi) maka jumlah darah
yang keluar telah mencapai
1000-1200 ml

Bila terjadi syok hipovolemik


maka jumlah perdarahan telah
mencapai 2000-2500 ml
ATONIA UTERI

RETENSIO PLASENTA
/ SISA PLASENTA

PERDARAHAN < 24 JAM SSD


Primer BAYI LAHIR
ROBEKAN JLN LAHIR

KEL. PEMBEKUAN
PERDARAHAN PASCA DRH

PERSALINAN:
INVERSIO UTERI
PERDARAHAN > 500 CC

SISA PLASENTA
PERDARAHAN > 24 JAM SSD
Sekunder PERSALINAN
ENDOMETRITIS
PENYEBAB TONUS
TISSUE
TRAUMA
THROMBIN
PENILAIAN
KLINIK Gejala & Tanda Penyulit Diagnosis
Kerja
Darah Segar Setelah Bayi Lahir Pucat Laserasi Jalan
Kontraksi Uterus Baik Lemah Lahir
Plasenta Lengkap Menggigil

Kontraksi Uterus (-) / Lembek Syok Atonia


Perdarahan Segera Setelah Bekuan Darah Di Serviks
Anak Lahir

Plasenta Belum Lahir ³ 30 Menit Tali Pusat Putus Ok Retensio dan


Perdarahan Segera Traksi >> Separasi
(Inversio Uteri) Parsial
Perdarahan Lanjut
PENILAIAN
KLINIK Gejala & Tanda Penyulit Diagnosis
Kerja
Subinvolusi Uterus Anemia Metritis
Nyeri Tekan Perut Bawah Dan Demam
Uterus
Perdarahan
Lokhia Mukopurulen Dan Berbau

Uterus Tak Teraba Syok Neurogenik Inversio


Lumen Vagina Terisi Massa Pucat & Limbung
Tampak Tali Pusat

Plasenta / Sebagian Kulit Uterus Kontraksi Sisa Plasenta


Ketuban Tidak Lengkap Tinggi Fundus Tetap
Perdarahan Segera
ATONI UTERI
Suatu keadaan dimana lemahnya kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak dapat
menghentikan perdarahan yang terjadi dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir.

FAKTOR RISIKO

Persalinan
Kehamilan Persalinan Persalinan Infeksi Paritas
Polihidramnion Makrosomia dengan
kembar lama terlalu cepat intrapartum tinggi
induksi
PASANG INFUS PASTIKAN
BERIKAN PLASENTA
UTEROTONIKA LAHIR LENGKAP

TEGAKKAN BILA PERLU


DIAGNOSIS TRANFUSI
KERJA DARAH

MENGENAL IBU UJI


Harus
DGN KONDISI PEMBEKUAN
BERISIKO Diperhatikan! DARAH
PENANGANAN
UMUM
Siapkan Tindakan Gawat Darurat

Bekerja Dalam Tim

Bila Syok , Cari Penyebab & Atasi

Kosongkan Kandung Kemih

Pencegahan : Manajemen Aktif Kala III


• Berikan Oksitosin 10 IU IM Dilanjutkan 20 IU / 1000 ML RL/Nacl 0.9%
• Pastikan Plasenta Lahir Lengkap, Eksplorasi Jalan Lahir
• Perdarahan Berlanjut, Uji Pembekuan Darah
• Pantau Keseimbangan Cairan
KOMPRESI
BIMANUAL
INTERNA
BENAR SALAH

KOMPRESI
BIMANUAL
INTERNA
KOMPRESI
BIMANUAL
EXTERNA
KOMPRESI
AORTA
ABDOMINAL
INVERSIO
UTERI Inversio uteri merupakan suatu keadaan dimana lapisan
dalam uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium
uteri eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai
komplit
REPOSISI
INVERSIO UTERI
PERLUKAAN Robekan perineum

JALAN LAHIR Robekan Vulva

Robekan dinding vagina

Robekan serviks

Ruptura Uteri

Robekan perineum Tk I, II, III, IV


PENANGANAN
PERLUKAAN JALAN
LAHIR Pasang Kateter

Pilih Benang Jahit Terbaik

Rapatkan / Rapikan Ujung Luka

Jahitan Tunggal Jarak 1 Cm


• Aproksimasi
• Atasi Perdarahan
• Tidak Ada Dead Space
• Lapis Demi Lapis
RETENSIO
PLASENTA SEPARASI /
PLASENTA PLASENTA
GEJALA AKRETA
INKARSERATA AKRETA
PARSIAL
KONSISTENSI KENYAL KERAS CUKUP
UTERUS
TFU PUSAT 2 JARI < PUSAT PUSAT
BENTUK UTERUS DISKOID AGAK GLOBULER DISKOID
PERDARAHAN SDG-BANYAK SEDANG
TALI PUSAT TERJULUR TERJULUR SDKT-TDK ADA
OSTIUM UTERI SBGTERBUKA KONSTRIKSI # TERJULUR
SEPARASI LEPAS SUDAH LEPAS TERBUKA
PLASENTA SEBAGIAN
MELEKAT
SELURUHNYA
SYOK SERING JARANG JARANG
Proses persalinan Kala III bisa
berjalan sendiri / fisiologis

MENGAPA PERLU Mengingat Kematian Ibu Bersalin →


perdarahan Pasca Persalinan (atonia
MANAJEMEN AKTIF uteri - retentio placenta) →
KALA III ? TERBANYAK

Upaya terbaik → pencegahan =


PENATALAKSANAN AKTIF KALA
III
Pemberian uterotonika
sebelum plasenta lahir

PRINSIP
MANAJEMEN
AKTIF KALA III Masase uterus
Penegangan
Talipusat Terkendali
setelah placenta
(Controlled Cord
lahir
Traction )
Uterotonik
Kala III lebih
memperbaiki
singkat
kontraksi uterus
MANFAAT
MANAJEMEN
AKTIF KALA III Jumlah
Angka kejadian
Retentio
perdarahan
Plasenta
lebih sedikit
menurun
METODE PERSALINAN
PERVAGINAM PADA
PRESENTASI BOKONG
● 1. Spontaneous breech delivery (spontaneous bracht): janin dilahirkan
dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
● 2. Manual and Assisted breech (or partial breech extraction): janin
dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu, dan sebagian lagi dengan
tenaga penolong
● 3. Total breech extraction: janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga
penolong
MANUAL AND ASSISTED BREECH DELIVERY
(PARTIAL BREECH EXTRACTION)

Tahap pertama :
Bokong – tali pusat yang
dilahirkan dengan kekuatan
tenaga ibu sendiri
Tahap Kedua:
Bahu dan lengan dengan tenaga
penolong, dengan teknik
1. Klasik/Deventer
2. Mueller Tahap Ketiga:
3. Lovset Kepala, dengan teknik
4. Bickenbach 1. Mauriceau (Veit-Smellie)
2. Wigand - Martin
3. Najouk
4. Prague terbalik
5. Cunam Piper
TEKNIK MELAHIRKAN BAHU DAN LENGAN

1. Manuver Deventer/klasik
Lengan belakang dilahirkan terlebih dahulu
kemudian diikuti dengan lengan depan.

2.Manuver Müller
Lengan atas dilahirkan terlebih dahulu kemudian diikut
i dengan lengan belakang.
3. Manuver Lovset
Memutar badan janin setengah lingkaran 180◦ searah dan berlawana
n jarum jam sambil melakukan traksi curam ke bawah sehingga bah
u yang semula posterior akan lahir di depan (anterior)

4. Manuver Bickenbach’s
Prinsip kombinasi antara mueller dan klasik.
Melahirkan lengan menunjuk (Nuchal arm) : putaran searah
lengan yang menunjuk, dilahirkan dengan Teknik Klasik.

Melahirkan lengan menjungkit : Teknik Lovset.


TEKNIK MELAHIRKAN KEPALA

1. Morisseau (Veit –Smellie Manuver


)
TEKNIK MELAHIRKAN KEPALA

2. Wigand – Martin
Badan bayi diletakkan pada tangan penolong, jari tengah kanan tersebut di
letakkan pada mulut bayi, dan jari telunjuk danjari manis pada maxilla.
Tujuan jari berada di mulut tidak untuk traksi tetapi untuk mengusahakan
dan mempertahankan fleksi. Kemudian dengan tangan lainnya melakukan
dorongan suprapubik pada kepala melalui perut ibu
TEKNIK MELAHIRKAN KEPALA

3. Najoek
Teknik ini dilakukan bila kepala masih tinggi, sehingga jari
penolong tidak dapat dimasukkan ke dalam mulut janin.
Kedua tangan penolong mencengkam leher janin dari
arah depan dan belakang. Kedua tangan penolong
menarik bahu curam ke bawah dan bersamaan dengan itu
seorang asisten mendorong kepala janin ke arah bawah.
Cara ini tidak dianjurkan karena menimbulkan trauma yang
berat pada sumsum tulang di daerah leher.
TEKHNIK MELAHIRKAN KEPALA

4. Parague Terbalik
TEKNIK MELAHIRKAN KEPALA

5. Cunam Piper
DISTOSIA
BAHU
Definisi
• Tertahannya bahu depan diatas

simfisis
• Ketidakmampuan melahirkan

bahu pada persalinan normal

Insidens
• 1 - 2 per 1000 kelahiran

• 16 per 1000 kelahiran bayi >

4000 g
20XX

Komplikasi Distosia bahu

• Bayi • Ibu
- kematian
- Asfiksia dan komplikasinya - Perdarahan
- Fraktur - klavikula, postpartum
humerus
- Kelumpuhan pleksus - Ruptur uteri
brachialis

Faktor risiko terdapat pada


< 50% kasus
Faktor risiko
• Kehamilan lewat waktu

• Obesitas pada ibu

• Bayi makrosomia

• Riwayat distosia bahu

sebelumnya
• Kelahiran lewat operasi

• Persalinan lama

• Diabetes yang tidak terkontrol


Text

Diagnosis
• Kepala bayi melekat pada perineum,
(‘turtle’ sign)
• Kala II persalinan yang memanjang
• Gagal untuk lahir walau dengan usaha maksimal dan gerakan yang
benar
Ask for help
Lift - bokong
- kaki } Manuver McRobert

Anterior disimpaction of shoulder


- rotate to oblique
- suprapubic pressure
Rotation of the posterior shoulder – manuver Wood
Manual removal of posterior arm
Hindari 4 “P” :
• Panic

• Pulling (pada kepala)

• Pushing (pada fundus)

• Pivoting (memutar kepala secara tajam, dengan koksigis sebagai tumpuan)


Ask for HELP
• Ibunya disamping pasien

• Suami/orang terdekat
• Perawat
• Dokter pengganti atau tim paramedis
lainnya
X

Lift - McRobert’s Manoeuver

• Manuver McRobert

• Fleksikan paha ke arah


abdomen

• Membutuhkan asisten

• 70% kasus dapat


diselesaikan oleh manuver
ini
Mc Roberts manoeuvre &
penekanan suprapubik
Anterior Disimpaction –
1) Suprapubic Pressure
(Manuver Massanti )
• Tidak boleh menekan
fundus
• Penanganan abdomen :
Penekanan suprapubik
dengan ujung
genggaman tangan
pada bagian belakang
bahu depan untuk
membebaskannya.
Anterior Disimpaction -

2) Manuver Rubin
• Pemeriksaan vagina
• Pikirkan tindakan episiotomi
• Tidak boleh menekan fundus
Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 1

• Penekanan pada
bagian depan bahu
belakang
• Bisa dikombinasi
dengan anterior
disimpaction
manoeuvers
• Tidak boleh menekan
fundus
Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 2

Wood’s screw
manoeuvre
• Bisa dilakukan
secara simultan
dengan anterior
dissimpaction
Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 3

• Bisa diulang
bila proses
persalinan
tidak tercapai
pada langkah 1
dan 2.
Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 4
Manual removal of
posterior arm
• Fleksikan tangan pada siku

• (menekan fosa antecubital


untuk memfleksikan tangan)
• Usapkan tangan sepanjang
dada.
• raih lengan depan atau jari-
jari tangan
• Keluarkan tangan.
Episiotomi
• Dapat membantu manuver Wood atau memberi ruang untuk
mengeluarkan pergelangan tangan belakang,
• memutar lutut dan dada : memudahkan menggapai bahu
belakang
Tindakan terakhir :
• Fraktur klavikula
• cephalic replacement (manuver Zavenelli)
• simfisiotomi
Setelah selesai tindakan :
• Antisipasi HPP

• eksplorasi laserasi dan trauma

• Pemeriksaan fisik bayi untuk melihat adanya


perlukaan.
• Menjelaskan proses persalinan dan manuver yang
dilakukan.
• Catat tindakan yang dilakukan
All-four manouvre
• Antisipasi dan persiapan (kebanyakan kasus tidak dapat diprediksikan)

• Selalu ingat dengan “ALARMER”


KESIMPULAN
• Tetap tenang, tidak panik, menarik, mendorong atau memutar.

Sample Footer Text 20XX 94


EKLAMPSIA
Definisi
• Eklampsia adalah salah satu komplikasi akibat kehamilan yang
termasuk penyebab terbanyak kematian ibu yang ditandai
dengan gangguan pada susunan saraf pusat seperti kejang.

Diagnosis
• Kejang umum dan/atau koma
• Ada tanda dan gejala preeklampsia

• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya


epilepsi,perdarahan subaraknoid, dan meningitis)

• Saat hamil (usia kehamilan >20 minggu) atau nifas


ALGORITMA
PENANGANA
N KEJANG
PADA IBU
HAMIL ATAU
PASCA SALIN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai