Anda di halaman 1dari 6

Pelayanan Klinis Abortus

No
:
Dokumen
No. Revisi :
Tgl terbit :

SOP

Halaman : 1/6

Ditetapkan Oleh:
Penanggung Jawab Klinik
KLINIK
Almaghfira
ALMAGHFIRA
drg. Ike Karlina Dewi
1. Pengertian Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat anak kurang dari 500 gram.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan abortus


3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis di Klinik almaghfira
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Paktik Klinis bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama

5. Prosedur / Uraian Kegiatan


Langkah -
Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah
Keluhan yang terdapat pada pasien abortus antara lain:
1. Abortus imminens
a. Riwayat terlambat haid dengan hasil B HCG (+) dengan usia kehamilan
dibawah 20 minggu
b. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna kecoklatan
dan bercampur lendir
c. Tidak disertai nyeri atau kram
2. Abortus insipiens
a. Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah segar disertai
terbukanya serviks
b. Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat persalinan)
3. Abortus inkomplit
a. Perdarahan aktif
b. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
c. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
d. Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi tertingga!
e. Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat perdarahan
4. Abortus komplit
a. Perdarahan sedikit
b. Nyeri perut atau kram ringan
c. Mulut rahim sudah tertutup
d. Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
Faktor Risiko
1. Faktor Maternal
a. Penyakit infeksi
b. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme
c. Gangguan nutrisi yang berat
d. Penyakit menahun dan kronis
e. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan
f. Anomali uterus dan serviks
g. Gangguan imunologis
h. Trauma fisik dan psikologis
2. Faktor Janin
Adanya kelainan genetik pada janin
3. Faktor ayah Terjadinya kelainan sperma

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
2. Penilaian tanda-tanda syok
3. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
4. Mencari ada tidaknya massa abdomen
5. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer
6. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
a. Abortus iminens
• Osteum uteri masih menutup
• Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir
• Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
• Detak jantung janin masih ditemukan
b. Abortus insipiens
• Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan kantong dan
didalamnya berisi cairan ketuban
• Perdarahan berwarna merah segar
• Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
• Detak jantung janin masih ditemukan
c. Abortus inkomplit
• Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa konsepsi
• Perdarahan aktif
• Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
d. Abortus komplit
• Osteum uteri tertutup
• Perdarahan sedikit
• Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG.
2. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif sampai 7-10
hari setelah abortus.
3. Pemeriksaan darah perifer lengkap

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaam
penunjang.
Diagnosis Banding
Kehamilan ektopik, Mola hidatidosa, Missed abortion Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada abortus ialah perdarahan, infeksi, perforasi,
syok.

Tabel 14.9 Macam - macam Abortus


Nyeri Gejala
Diagnosis Perdarahan Perut Uterus Serviks Khas
Abortus Sedikit Sedang Sesuai Tertutup Tidak ada
iminens usia epulsi
gestasi jaringan
konsepsi
Abortus Sedang- Sedang- Sesuai Terbuka Tidak ada
insipiens banyak hebat usia epulsi
kehamilan jaringan
konsepsi
Abortus Sedang- Sedang- Sesuai Terbuka Epulsi
inkomplit banyak hebat
dengan sebagian
usia jaringan
kehamilan konsepsi
Abosrtus Sedikit Tanpa/ Lebih kecil T erbuka / tertutup
komplit sedikit Epulsi
dari usia seluruh
gestasi jaringan
konsepsi
Missed Tidak ada Tidak ada lebih kecil Tertutup Janin telah
abortion dari usia mati tapi
kehamilan tidak ada
epulsi
jaringan
konsepsi
Gambar 14.2 Jenis abortus
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan Umum
Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan
komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat
terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan suhu). Pada
kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi,
berikan antibiotika dengan kombinasi:
1. Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder /
RS

Penatalaksaan Khusus sesuai dengan Jenis Abortus


1. Abortus imminens:
a. Pertahankan kehamilan
b. Tidak perlu pengobatan khusus
c. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
d. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada
pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG
panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi
e. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG, nilai
kemungkinan adanya penyebab lain.
f. Tablet penambah darah
g. Vitamin ibu hamil diteruskan
2. Abortus insipiens
a. Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa
tidak nyaman selama tindakan evakuasi, serta memberikan
informasi mengenai kontrasepsi paska keguguran.
b. Jika usia kehamilan < 16 minggu : lakukan evakuasi isi uterus;
Jika evakuasi tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin
0. 2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
c. Jika usia kehamilan > 16 minggu:
Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi
hasil konsepsi dari dalam uterus. Bila perlu berikan infus oksitosin
40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes
per menit
d. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2
jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
e. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
f. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan
umum baik, ibu diperbolehkan pulang
3. Abortus inkomplit
a. Lakukan konseling
b. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
c. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan,
pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl
fisiologis atau cairan ringer laktat disusul dengan darah.
d. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu,
gunakan jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang mencuat dari serviks
Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan
metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat dilakuka
segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit
kemudian bila perlu)
e. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU
dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per
menit
f. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2
jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
g. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
h. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan
umum baik, ibu diperbolehkan pulang
4. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita
anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan dianjurkan supaya
makanannya mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
Pencegahan
1. Pemeriksaan rutin antenatal
2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur).
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan dengan tujuan
mencegah infeksi yang bisa mengganggu proses implantasi janin.
4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif sehingga
menghambat sirkulasi uteroplasenta.
5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet Sulfas Ferosus 600
mg/hari selama 2 minggu,bila anemia berat maka berikan transfusi
darah.

Rencana Tindak Lanjut


1. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
2. Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena
kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran. Untuk
mencegah kehamilan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
umumnya dapat dipasang secara aman setelah aborsi spontan atau
diinduksi. Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran antara
lain adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain
dari abortus.
3. Follow up dilakukan setelah 2 minggu.

Kriteria Rujukan
Abortus Insipiens, Abortus Inkomplit, perdarahan yang banyak, nyeri
perut, ada pembukaan serviks, demam, darah cairan berbau dan
kotor

Peralatan
1. Inspekulo
2. Laboratorium sederhana untuk pemeriksan tes kehamilan .
3. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin.
4. USG

Prognosis
Prognosis umumnya bonam.

6. Unit Terkait Klinik Almaghfira

7. Rekaman historis perubahan.

No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai di berlakukan.

Anda mungkin juga menyukai