Anda di halaman 1dari 8

PENANGANAN

UNSPECIFIED ABORTION,
COMPLETE, WITHOUT
COMPLICATION
Puskesmas
Mlandingan
No. Dokumen :

No. Revisi :0
Kabupaten
Situbondo SOP Tgl terbit :
Ns. Edi Kusyunianto, S.kep.
NIP: 19660621 198703 1 003

Halaman : 1-8

1. Pengertian Merupakan ancaman ataub pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin


dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.

Jenis dan derajat abortus:

a. Abortus imminens
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan
pervaginam osteum uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih
baik dalam kandungan.
b. Abortus insipiens
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah
mendatar dan osteum uteri telah membuka, akan tetapi hasil
konsepsi masih dalam kavum uteri.
c. Abortus inkomplit
Adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri
masih ada yang tertinggal.
d. Abortus komplit
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu.

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penanganan Unspecified abortion, complete,


without complication.

3. Kebijakan Sk kepala puskesmas tentang layanan klinis

4. Referensi PMK no 5 tentang panduan praktik klinik bagi dokter di fasilitas


kesehatan primer

5. Alat dan Bahan

6. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesa keluhan yang terdapat pada pasien


langkah langkah abortus antara lain:
a. Abortus imminiens
1) Riwayat terlambat haid dengan hasil BHcg (+) dengan usia
kehamilan dibawah 20 minggu.
2) Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak,
berwarna kecoklatan dan bercampur lendir.
3) Tidak disertai nyeri dan kram
b. Abortus insipiens
1) Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah segar
disertai terbukanya serviks.
2) Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat
persalinan)
c. Abortus inkomplit
1) Perdarahan aktif
2) Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
3) Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
4) Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi
tertinggal
5) Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat
perdarahan
d. Abortus komplit
1) Perdarahan sedikit
2) Nyeri perut atau kram ringan
3) Mulut sudah tertutup
4) Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
2. Petugas menanyakan faktor risiko seperti:
Faktor maternal:
a. Penyakit infeksi
b. Gangguan nutrisi yang berat
c. Penyakit menahun dan kronis
d. Alkohol dan merokok
e. Anomali uterus dan serviks
f. Gangguan imunologis
g. Trauma fisik dan psikologis
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yaitu:
a. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
b. Penilaian tanda-tanda syok
c. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
d. Mencari ada tidaknya massa abdomen
e. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer
f. Pemeriksaan ginekologi:
1) Abortus imminiens
 Osteum uteri masih metutup
 Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
2) Abortus insipiens
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan
kantong dan didalamnya berisi cairan ketuban
 Perdarahan berwarna merah segar
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
3) Abortus inkomplit
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa
konsepsi
 Perdarahan aktif
 Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
4) Abortus komplit
 Osteum uteri tertutup
 Perdarahan sedikit
 Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang yaitu:
a. Pemeriksaan USG
b. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif
sampai 7-10 hari setelah abortus
c. Pemeriksaan darah perifer lengkap
5. Dokter menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang.
6. Dokter menegakka diagnosa banding berdasarkan kehamilan
ektopik, Mola hidatidosa, Missed Abortion.
Macam-macam abortion

Diagnosa Perdaraha Nyeri Uterus Serviks Gejala


n perut khas

Abortus Sedikit Sedang Sesuai Tertutup Tidak


imminiens usia ada
gestasi epulsi
jaringan
konsepsi

Abortus Sedang- Sedang- Sesuai Terbuka Tidak


insipiens banyak hebat usia ada
kehamilan epulsi
jaringan
konsepsi

Abortus Sedang- Sedang- Sesuai Terbuka Epulsi


inkomplit banyak hebat dengan sebagian
usia jaringan
kehamilan konsepsi

Abortus Sedikit Tanpa/ Lebih Terbuka Epulsi


komplit sedikit kecil dari / seluruh
usia tertutup jaringan
gestasi konsepsi

Missed Tidak ada Tidak Lebih tertutup Janin


abortion ada kecil dari telah
usia mati
kehamilan tapi
tidak
ada
epulsi
jaringan
konsepsi

7. Dokter menegakkan diagnosa komplikasi berdasarkan perdarahan,


infeksi, perforasi, syok.
8. Petugas melakukan pengobatan:
a. Abortus imminiens terdiri atas:
1) Istirahat tirah baring
2) Tablet penambah darah
3) Vitamin ibu hamil diteruskan
b. Abortus insipiens
1) Observasi tanda vital
2) Bila kondisi stabil rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih lengkat untuk rencanan pengeluaran sisa
konsepsi
3) Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilakukan dengan kuretb
vakum atau dengan cunam abortus, disusul dengan kerokan
c. Abortus inkomplit
1) Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
2) Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera
berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer
laktat disusul dengan darah.
3) Setelah syok teratasi rujuk ke fasilitas selanjutnya untuk
dilakukan kerokan (D/C). Pasca tindakan diberikan
ergometrin IM.
d. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila
menderita anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan dianjurkan
supaya makanannya mengandung banyak protein, vitamin dan
mineral.
9. Petugas melakukan pencegahan seperti:
a. Pemeriksaan rutin antenatal
b. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu, ikan, daging,
telur)
c. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan dengan
tujuan mencegah infeksi yang bisa menggangguproses
implantasi janin.
d. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet sulfas ferosus
600 mg/hari selama 2 minggu, bila anemia berat maka berikan
tranfusi darah.
10. Petugas melakukan rencana tindak lanjut seperti:
a. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional.
b. Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran
karena kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah
keguguran. Untuk mencegah kehamilan, alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) umumnya dapat dipasang secara aman setelah
aborsi spontan atau diinduksi. Kotraindikasi pemasangan
AKDR pasca keguguran antara lain adalah infeksi pelvik,
abortus septik, atau komplikasi serius lain dari abortus.
c. Follow up dilakukan setelah 2 minggu.
7. Diagram alir
8. Hal – hal yang -
perlu
diperhatikan

9. Unit Terkait 1.Poli umum


2. UGD
10. Dokumen Rekam Medik.
Terkait

11 .Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.

Anda mungkin juga menyukai