PENDAHULUAN
1. Deskripsi singkat
Pokok bahasan ini membahas tentang deteksi dini tanda-tanda bahaya kehamilan /
komplikasi dalam kehamilan meliputi : Perdarahan pervaginam , sakit kepala hebat,
penglihatan kabur,bengkak diwajah dan tangan , keluar cairan pervaginam, gerakan janin
tidak terasa, nyeri perut hebat.
2. Manfaat
Dengan mengetahui tanda-tanda dini bahaya / komplikasi ibu dan janin, bidan dapat
mengajarkan kepada ibu hamil dan keluarganya tentang tanda bahaya tersebut, menganjurkan
segera petugas kesehatan klinik bila menemui tanda-tanda bahaya tersebut dan dalam
melaksanakan asuhan dapat mengidentifikasinya untuk menegakkan diaknosa dan
merencanakan asuhan.
3. TIK
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini diharapkan mahasiswi dapat melaksanakan deteksi
dini tanda-tanda bahaya / komplikasi dalam kehamilan.
PENYAJIAN
Kehamilan merupakan hal yang fisiologi.Namun kehamilan yang normal dapat berubah
menjadi patologi.Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya
resiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin
terjadi dalam masa kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hypertensi gravidarum
maupun nyeri perut bagian bawah.
A. Tanda dini bahaya / komplikasi ibu dan janin pada masa kehamilan muda
1. Perdarahan pervaginam
a.Abortus
Pengertian
2) Abortus spontan adalah abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk
megakhoiri kehamilan tersebut .terminologi umum untuk masalah ini adalah keguguran atau
miscarriage.
3) Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu dengan tujuan untuk
mengakhiri proses kehamilan.terminologi untuk keadaan ini adalah keguguran,aborsi,atau
abortus provakatus.
Jenis-jenis Abortus :
1) Abortus imminnens
Dasar diagnosis
b) Pemeriksaan dalam (fluksus ada sedikit, ostium uteri tertutup, ukuran uterus sesuai
dengan usia kehamilan,Perdarahan bercak hingga sedang, uterus lunak)
2) Abortus insipiens
Dasar diagnosis
3) Abortus inkomplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari
cavum uteri melalui canalis servikalis Perdarahan sedang hingga banyak, dan membahayakan
ibu.serviks terbuka karena masih ada benda didalam rahim yang dianggap sebagai benda
asing.oleh karena itu uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi
sehingga ibu merasakan nyeri namun tidaksehebat insipiens.Pada beberapa kasus perdarahan
tidak banyak .
Dasar diagnosis
a) Anannesis (kram perut bagian bawah,perdarahan sedang hingga banyak dari jalan
lahir)
4) Abortus komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari
cavum uteri lahir dengan lengkap, pada keadaan ini kuretase tidak diperlukan .Perdarahan
segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya 10 hari perdarahan
akan berhenti sama sekali ,karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi
telah selesai.Serviks dengan segera menutup kembali.kalau 10 hari setelah abortus masih ada
perdarahan,abortus inkomplit atau endometritis pasca abortus harus diperkirakan.
Dasar diagnosis
a) Anamnesis ( nyeri perut bagian bawah sedikit/tidak ada, perdarahan dari jalan lahir)
b) Pemeriksaan dalam (perdarahan bercak, sedikit hingga sedang , serviks tertutup /
terbuka , uterus lebih kecil dari usia gestasi, sedikit / tanpa nyeri perut bawah , riwayat
ekspulsi hasil konsepsi.)
5) Abortus infeksiosa/febrialis
Abortus yang disertai komplikasi infeksi .Adanya penyebaran kuman atau toksin kedalam
sirkulasi dan cavum peritonium dapat menimbulkan septikemia, sepsis atau peritonitis
Dasar diagnosis
6) Missed abortion
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati
hingga 8 minggu atau lebih.sekitar kematian janin kadang-kadang ada perdarahan
pervaginam sedikit sehingga menimbulkan gambaran abortus imminens.selanjutnya rahim
tidak membesar bahkan mengecil karena absorbsi air ketuban dan maserasi janin.abortus
spontan biasanya berakhir selambat-lambatnya 6 minggu setelah janin mati,kalau janin mati
pada kehamilan yang masih muda sekali,janin akan lebih cepat dikeluarkan,namun
sebaliknya jika kematian janin terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut,maka retensi janin
akan berlangsung lebih lama.
Dasar diagnosis
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak
mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan
keselamatan jiwa pasien.
b. KET
Kehamilan ektopik ialah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi diluar
endometrium kavum uteri .Hampir 90 % kehamilan ektopik terjadi dituba uteri . Kehamilan
ektopik dapat mengalami abortus atau ruptura atau apabila masa kehamilan berkembang
melebihi kapasitas ruang implantasi (Misalnya:Tuba) dan peristiwa ini disebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan pada kehamilan muda disertai syok dan anemia
yang tidak sebanding dengan jumlah perdarahan yang keluar. Upaya diagnosis sangat
tergantung dari belum atau sudah tergantungnya kehamilan ektopik.
Dasar diagnosis
1) Anamnesis (amenorhoe, mual, pusing, nyeri perut lokal atau menyeluruh bisa sampai
pingsan atau nyeri bahu, perdarahan pervaginam, perut kembung (adanya cairan bebas intra
abdomen)
2) Pemeriksaan fisik
(Tanda syok hypovolemik(hypotensi, takikardi, pucat, anemis) nyeri abdomen (perut tegang,
nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen)
4) Pemeriksaan dalam
c) Kanan dan kiri uterus nyeri pada perabaan dan dapat terba massa tumor
d) Kavum doglas bisa menonjol karena berisi darah ,nyeri tekan positif.
5) Pemeriksaan penunjang
b) USG
Diagnosis laparaskopi
Diagnosis banding
1) Abortus imminens
b. Molahidatidosa
Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio tetapi terjadi dari vili koriales disertai dengan degenerasi
hidropik. Uterus melunak dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak
dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur
korialis yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar berbentuk gelembung seperti
anggur.
Klasifikasi
1) Molahidatidosa komplit
2) Molahidatidosa persial
Faktor predisposisi
3) Etnis
4) Genetik
Dasar diagnosis
5) Diagnosis pasti (klinis terlihat adanya gelembung mola yang keluar dari
uterus,Pemeriksaan patologi anatomi.