ASFIKSIA INFEKSI
GANGGUAN MASALAH
NAFAS PEMBERIAN ASI
HIPOTERMI IKTERUS
HIPOGLIKEMI OPTHALMOLOGIS
Gambaran klinis dan
klasifikasi BBLR
2. Periksa
• Timbang berat badan bayi (dalam keadaan telanjang)
setelah lahir (0-24 jam) dan bernafas baik. Timbangan
dilapisi kain hangat dan ditera.
• Lakukan pemeriksaan fisik
Lanjutan...
3. MASALAH / KEBUTUHAN
Tentukan bayi :
• BBLR yang boleh dirawat oleh bidan adalah
BBLR dengan berat ≥ 2000 gram, tanpa masalah /
komplikasi
• BBLR < 2000 gram atau ≥ 2000 gram tetapi
bermasalah → dirujuk
Lanjutan...
4. RENCANA PERAWATAN
Untuk semua bayi dengan berat 2000-2499 gram :
• Jaga bayi agar tetap hangat :
• Jaga bayi selalu ”kontak kulit dengan kulit” dengan
ibunya.
• Tutupi ibu dan bayi keduanya dengan selimut atau
kain yang hangat.
• Tutupi kepala bayi dengan kain atau topi.
• Mandikan bayi setelah berusia 24 jam dan suhu
tubuh stabil.
Lanjutan...
• Mendorong ibu meneteki (atau memerah kolostrum dan memberikan
dengan cangkir ) sesegara mingkin. Periksa pernafasan, suhu, warna
kulit dan minim ASI (menghisap) setia 30-60 menit selama 6 jam.
• Ajari ibu dan keluarga menjaga bayi tetap hangat dengan selalu
melakukan ”kontak kulit dengan kulit”
• HARGA PATOLOGIS
Bilirubin dalam Darah :
- Indirek : bayi Aterm >
12 mg %
- Indirek : Bayi Prematur
>10 mg %
IKTERUS
• IKTERUS FISIOLOGIS • IKTERUS PATOLOGIS
- Tampak pada hari ke 3-4 - Timbul pada umur < 36 jam
- Bayi tampak sehat (normal) - Cepat berkembang kuning
- Kadar < 12 mg % (Aterm) - Bisa disertai Anemia
- Kadar < 10 mg % (Prematur)
- Menghilang paling lambat - Menghilang lebih lama > 2
10-14 hari mg
- Tak ada faktor resiko
- Ada faktor resiko
- Sebab : Proses fisiologis
- Dasar : Proses patologis.
(berlangsung dalam kondisi
Fisiologis)
Penilaian Ikterus secara Klinis
Perhatikan
Gambar
disamping ini :
RUMUS KRAMER
Daerah Luas Kadar
Gambar Ikterus Bilirubin
(Mg %)
1 Kepala dan Leher 5
2 Daerah 1 + badan bgn atas 9
3 Daerah 1,2 + badan bgn bawah 11
dan tungkai
4 Daerah 1,2,3+ lengan dan kaki 12
dibawah dengkul
5 Daerah 1,2,3,4 + Tangan dan 16
kaki
METABOLISME BILIRUBIN
HB
Asam amino
Bilirubin Indirek
(blm Konjugasi)
Pool Asam -Toksik, Lipofilik
Amino -Dalam darah
-Dibawa Albumin ke
Hepar
Diglukoronat
Hidrofilik diekresi
ke empedu
• Saluran Cerna
Diare
Pengobatan…………
PRINSIP
A. Menghilangkan Penyebab
B. Pencegahan Peningkatan kadar bilirubin
Cara :
1. Meningkatkan kerja enzim
Phenobarbital 1-2 mg kg/ dose 2-3 x/ hr/ 3 hari
2. Merubah bilirubin tidak larut dalam air
menjadi larut.
Foto therapi Isomerisasi (memecah bilirubin)
diharapkan ekskresi berlangsung
3. Bilirubin darah dibuang
Transfusi Tukar (Exchange Transfusi)
EFEK SAMPING PENGOBATAN
Phenobarbital
Banyak tidur
Foto Therapi
a. Segera
- suhu tubuh hipertermi/ hipothermi
- kulit terbakar
- IWL (Insensi water Loose) meningkat
- Evakuasi usus lebih cepat (Diare) karena
peristaltik yg meningkat.
b. Lama
- Perubahan DNA (jangka panjang)
Lanjutan……
EFEK SAMPING PENGOBATAN
TRANSFUSI TUKAR
- Infeksi
- Jantung kerja meningkat
- Sirkulasi hypervolemi/ hypovolemi
- Elektrolit hypocalcemi
- Metabolik
……………..Therapi SINAR
• TUJUAN
Menurunkan kadar bilirubin indirek dalam
serum, shg tidak terjadi Kern Ikterus
• INDIKASI
1. Prematur, bilirubin indirek > 10 mg/ dl
2. Aterm, bilirubin indirek > 12 mg/ dl
3. Aterm > 4 hari, bilirubin indirek > 18 mg/ dl
• PRINSIP KERJA
Energi sinar, membantu pemecahan bilirubin
dikeluarkan melalui urine/ faeces.
Persiapan ALAT….
• Lampu neon 7 buah, @ 20 watt ( < 200
jam )
• Tempat tidur bayi dan peralatan
• Kain kasa, plester, gunting, kertas
karbon.
• Salep
• Persetujuan
PELAKSANAAN…
• Bayi telanjang bulat, mata di tutup (tak tembus
sinar) di buka bila minum
• Atur jarak bayi – lampu : 40-45 cm
• Penyinaran secara kontinyu selama 24 jam
• Tiap 6 jam posisi tidur diganti
• Intake adekuat, obs. Intake & out put, TTV
• Setelah 24 jam – istirahat 12 jam, k/p 24 jam lagi
– Prematur – bilirubun indirek > 10 mg /dl
– Aterm – bilirubin indirek > 12 mg/ dl
EFEK SAMPING
• Hyper/ Hypotermi
• Kulit terbakar
• Diare, Dehidrasi
……TRANSFUSI TUKAR
• TUJUAN UTAMA :
– Mencegah efek toksik bilirubin dengan cara mengeluarkan dari tubuh
• INDIKASI TRANSFUSI
– Pada semua keadaan dengan kadar bilirubin indirek > 20 mg %
– Kenaikan kadar bilirubin indirek yang cepat, yaitu 0,3-1 mg % per
jam
– Anemi yang berat pada bayi baru lahir dengan gangguan gagal
jantung
– Kadar HB tali pusat < 14 mg % dan uji Coombs direk positif
• JENIS TRANSFUSI
– Pocked Red Cell ( PRC )
– Whole Blood ( Darah Segar )
ASUHAN PADA BAYI
DENGAN HIPOGLIKEMIA
HIPOGLIKEMIA
• Pengertian: yaitu suatu keadaan dimana kadar
gula darah bayi dibawah normal
• NCB: < 30 Mg% pada 72 jam pertama (4 hari)
dan < 40 Mg% pada hari berikutnya
• NKB: < 30-25 Mg%
• Keadaan ini dapat bersifat sementara akibat
kekurangan produksi glukosa kurang depot
glikogen / menurunnya glukoneogenesis lemak
dan asam amino
Etiologi
Berdasarkan patofisiologi dapat digolongkan 4
golongan yaitu:
Bayi dari ibu DM, pra DM & bayi eritroblastosis
berat k/ pengaruh hiperinsulinisme, mempunyai
jumlah glikogen & deposit lemak yang banyak &
mempunyai respon terhadap glikemia 5-20 kali pada
pengeluaran insulin
BBLR yg mengalami malnutrisi intrauterin, mis bayi
dari ibu toksemia, kelainan plasenta, bayi kembar kecil
Lanjutan
Bayi sangat immature yang rentan terhadap
komplikasi RDS, asfiksia dan bayi yg
membutuhkan metabolisme yang lebih tinggi
daripada kemampuan yang ada pada bayi tersebut
Bayi dengan kelainan genetik atau gangguan
metabolik primer seperti galaktosemia, intoleransi
fruktosa, bayi raksaa, dll)
Tanda dan gejala klinis
• Gerakan gelisah dan tremor
• Sianosis/pucat
• Apatis
• Kadang-kadang kejang
• Episode apnea intermitten/takipnea
• Tangis lemah/melengking
• Kelumpuhan/letergis
• Kesulitan minum
• Gerakan memutar bola mata
• Keringat dingin, hipotermia
• dll
Asuhan Kebidanan
Pengkajian
• Biodata
• Riwayat kehamilan, kalehiran dan nifas
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
• Dll
Dari hasil pengkajian data didapatkan:
Data subjektif
• Ibu mengatakan bayinya seperti kaget terus,
badan bayi gemetar, lemes/lemah, pucat, dll
Data objektif
• Bayi tremor, menggigil, apnea, malas minum,
tangis lemah, keringat dingin, kejang, kadar
gula darah < 30 mg%, dll
Analisa Masalah
• Hipotermia
• Intake nutrisi kurang adekuat
• Gangguan pernapasan (sianosis, napas cepat,
apnea)
• Hipotermia/resiko hipotermia)
• Gangguan neurologis
• Kecemasan orang tua
• dll
Rencana Tindakan
• Bebaskan jalan napas
• Jaga suhu tubuh dalam keadaan normal
• Beri ASI yang adekuat
• Jika bayi malas minum /tidak mau minum
berikan cairan melalui NGT
• Kolaborasi pemberian glukosa 10% sebanyak
8-10 ml/Kg/jam, secara bertahap jumlah cairan
glukosa diturunkan 4 ml/Kg/jam sampai gula
darah stabil > 45 mg%
Lanjutan
• Bila bayi sedang kejang kolaborasi untuk suntikan
anti kejang (diazepam 0,5 mg/kg melalui
suppositoria/im atau luminal/fenobarbital 30 mg mll
iv/im kemudian suntikan larutan glukosa 5%
sebanyak 2-3 ml/Kg sebagai bolus
• Jika tidak ada larutan glukosa bisa berikan larutan
gula
• Periksa dextrosix/gula darah setiap 3-4 jam bila gula
darah > 45 mg% pada 3 kali pemeriksaan, selanjutnya
cukup beri ASI/minum peroral
• Observasi tnada-tanda hipoglikemia dan hipotermia
Bila bayi setelah tindakan dilakukan keadaan bayi
etap/tidak ada kemajuan segera rujuk ke RS
• Tindakan
Lakukan sesuai dengan rencana tindakan,
prioritaskan yang harus segera dilaksanakan
• Evaluasi
• Bayi tenang
• Kadar gula darah > 45 mg%
• Tidak ada tanda-tanda hipoglikemia
ASUHAN PADA BAYI DENGAN TETANUS
NEONATORUM
ASUHAN PADA BAYI DENGAN
TETANUS NAONATORUM
• Pengertian
Tetanus neonatorum adalah penyakit yang terjadi
pada neonatus yang disebabkan Clostridium tetani
• Patogenesis
Costridium tetani tubuh mell luka dlm bentuk spora
spora berkembang menjadi organisme vegetatif yg
menghasilkan tetanospasmin
(eksotoksin yg dapat larut)
Lanjutan
• Spora yang sebelumnya masuk tetap bertahan
selama berbulan-bulan atau bertahan pada jaringan
normal, tumbuh jika keadaan memungkinkan
• Tetanospasmin dpt mencapai susunan syaraf pusat
melalui penyerapan pd sambungan mioneural &
mell pemindahan limfosit ke dalam darah SSP
Masa inkubasi
• Masa inkubasi 3-28 hari, rata-rata 6 hari. Apabila masa
inkubasi kurang dari 7 hari, biasanya penyakit leih parah
dan angka kematiannya tinggi
• Faktor resiko
Pemberian imunisasi TT pd ibu hamil tidak
dilakukan/tidak lengkap/tidak sesuai dg ketentuan
program
Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat 3 bersih
Perawatan tali pusat tidak memenuhi persyaratan
kesehatan
Tanda dan gejala
• Tiba-tiba demam
• Bayi yg semula dapat menetek menjadi sulit menetek o/k
kejang otot rahang dan faring (trismus)
• Mulut mecucu seperti mulut ikan
• Mudah terjadi kejang jika kena rangsangan cahaya, suara
& sentuhan
• Kadang-kadang disertai sesak napas, & wajah bayi
membiru
• Kadang-kadang ditemukan adanya kaku kuduk,
opistotonus (posisi punggung melengkung, kepala
mendongak ke atas)
Klasifikasi/kategori
• Tetanus neonatorum sedang
• Umur bayi > 7 hari
• Kadang-kadang kejang
• Bnetuk kejang mulut mecucu, trismus,
kejang rangsang
• Kadang-kadang terjadi opistotonus
• Kesadaran masih baik/sadar
• Ditemukan adanya tanda infeksi
Tetanus neonatorum berat
• Umur bayi 0-7 hari
• Frekuensi kejang sering dapat berupa mulut
mecucu, trismus terus menerus, dan kejang sering
• Selalu terjadi opistotonus
• Kesadaran biasanya masih sadar
• Ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat
• Komplikasi
• Bronchopneumonia, asfiksia, sianosis, sepsis
neonatorum
Asuhan kebidanan
• Pengkajian
Biodata
Anamnesa riwayat kes.keluarga, kehamilan, peralinan
Pemeriksaan fisik, laboratorium, EEG. EKG
• Data subjektif
Ibu mengatakan bayinya pada hari …. Kelahiran
panas, tiba-tiba tidak bisa menetek, mulutnya terus
menerus mecucu, ada kejang, talipusat kotor dan
berbau, DLL
• Data objektif
Dari hasil pemeriksaan didapatkan data:
Bayi dalam keadaan demam
Tidak bisa menetek karena mulut mecucu seperti
ikan da adanya trismus
Mudah kejang jika kena rangsangan sinar,
suara/sentuhan atau dikagetkan
Bayi sianosis, ada kaku kuduk dan posisi
punggung melengkung, kepala menndongak ke
atas (opistotonus)
Hasil EEG dan EKG ditemukan adanya masalah
dll
•Analisis masalah
Bayi mengalami tetanus neonatorum
Gangguan pernapasan
Gangguan suhu tubuh
Resko intake kurang
Infeksi tali pusat
Gangguan neurologis
dll
•Planning
Bayi ditempatkan di tempat yang hangat,
tenang dan sedikit sinar
Menjaga jalan napas tetap bebas dengan
membersihkan jalan napas
Memenuhi kebutuhan oksigen, nutrisi,
keseimbangan cairan & elektrolit
Atasai kejang bila terjadi
Kolaborasi pemberian anti biotik, ATS dan
obat anti kejang
Lakukan perawatan tali pusat
dll
Lakukan tindakan sesuai rencana,
prioritaskan yang harus dilakukan segera
• Evaluasi
Pernapasan normal (40x/menit)
Bayi dapat menetek dengan baik
Suhu tubuh bayi normal
Kejang dapat teratasi & tidak timbul kejang lagi
Keadaan umum baik
dll
DISMATUR
• Preterm (sama dg bayi
prematur+retardasi pertumbuhan
serta wasting
• Post term (Kulit pucat bernoda
mekonium,kering keriput,vernik
kaseosa tipis/tdk ada,jaringan lemak
di bwh kulit tipis,bayi tampak
aktif,tali pusat b’warna
kuning/kehijauan
Wasting/insufisiensi plasenta menurut
Clifford:
Stadium 1
Tampak kurus+relatif > pjg, kulit longgar, kering
ttpi blm terdapat noda mekonium
Stadium 2
Stadium 1+plasenta&umbilikal berwarna
kehijauan krn mekonium yg bercampur dlm
amnion yg mengendap dlm kulit umbilikal &
plasenta
Stadium 3
Stadium 2+kulit kuning, kuku & tali pusat
kuning, ditemukan adanya tanda anoksia
intrauterin
KOMPLIKASI PD PREMATUR
• Sindrom ggn p’napasan idiopatik (HMD) krn blm ckp
t’bentuknya surfaktan
• Pneumonia aspirasi krn refleks m’nelan&batuk blm
sempurna
• P’drhn intra ventrikuler krn p’drhn spontan di ventrikel
otak lateral akibat anoksia otak
• Fibroplasia Retrolental krn p’gunaan oksigen yg
m’ningkat m’sebabkan vasokontriksi p’buluh drh retina
shg bayi b’napas sendiri kmd vasokontriksi p.drh
retina m’sebabkan proliferasi kapiler bbbaru scr tdk
teratur kump p.drh tampak sbg p’drhn tumbuh ke
arah korpus vitreum&lensa tjd edema pd retina dan
retina t’lepas (k’adaan ini sering tjd pd BBLR < 2 kg yg
m’dptkan oksigen > 40 %)
• Hiperbilirubinemia krn kurang matangnya hepar
KOMPLIKASI DISMATUR
• Hipoglikemia simptomatik m’sebabkan glikogen
menurun timbul tanda2 Hipoglikemia
(jitterines,twiching,apnu,sianosis,tdk mau
minum,apatis,dll)
• Asfiksia Neonatorum krn paru2 blm matang
• Sindrom Aspirasi Mekonium krn adanya hipoksia
shg gasping dlm uterus & likuor amni yg lengket
msk ke paru2 janin
• P’nyakit Membran Hialin (HMD) krn surfaktan blm
matur shg tjd kollaps paru m’sebabkan dispnu
berat,retraksi epigastrium,sianosis,dll yg m’sebabkan
atelektasis m’nimbulkan eksudasi fibrin & terjadilah
membrane hialin
Masalah Pengaturan Suhu
Tubuh
• Luas permukaan relatif lbh besar
dibandingkan masa tubuh
• Lapisan lemak sabkutan msh krg Brown fat
blm t’bentuk atau msh sedikit
• Pusat pengaturan suhu yg blm sempurna
Masalah p’berian makan
• Refleks menghisap&menelan blm baik sblm
34 mgg
• Ibu perlu diajarkan cara memeras ASI &
percaya diri
Masalah2 lain
Subjektif: keluhan ibu/orang tua/keluarga
Objektif
Premature
• BB < 2500 gr
• Kulit tipis trasparan, tampak mengkilap dan
licin, penuh lanugo, lemak subkutan sedikit
• Rambut tipis, halus, ubuh-ubun dan sutura
lebar
• Kuku jari angan dan kaki belum mancapai
ujung jari
• Elastisitas daun telinga belum baik o/k
pembentukan tulang rawan masih imatur
Dismatur