DOSEN PENGAMPU
OLEH KELOMPOK 2:
1. LISA ALZIKRI PBA190014
2. SARTITIN PBA190013
5. WARDANA PBA190012
POLITEKNIK BAUBAU
KOTA BAUBAU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan MAKALAH
ini
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kita juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat
demi masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1. Latar Belakang.................................................................................................
2. Rumusan Masalah...........................................................................................
3. Tujuan...............................................................................................................
1. Pengertian Perinatal..............................................................................................
2. Pengertian
Neonatal...............................................................................................
3. Intervensi Neonatal..........................................................................
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................
Kesimpulan..................................................................................................................
Saran.............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun atau lebih, yaitu sepertiganya terjadi
dalam satu bulan pertama setelah kelahiran dan sekitar 80 persen kematian neonatal ini terjadi
pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir;
rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada masa
persalinan dan segera sesudahnya; serta perilaku (baik yang bersifat preventif maupun kuratif)
ibu hamil dan keluarga serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih dan
sehat.
Angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61 per 1.000 kelahiran hidup, jauh lebih
tinggi daripada golongan terkaya sebesar 17 per 1.000 kelahiran hidup. Penyakit infeksi yang
merupakan penyebab kematian balita dan bayi seperti infeksi saluran pernafasan akut, diare
dan tetanus, lebih sering terjadi pada kelompok miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk
miskin ini terutama disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap pelayanan karena kendala
kendala biaya (cost barrier), geografis dan transportasi.
Periode neonatal adalah periode yang sangat penting dalam kehidupan. Penelitian
menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam
bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan
kematian. Misalnya karena hipotermi pada bayi baru lahir akan menyebabkan hipoglikemia dan
akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak,
syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang.
Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga
neonatus sebagai organisme yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang
paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Proses adaptasi fisiologis yang
dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik oleh tenaga kesehatan khususnya bidan,
yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian NEONATAL?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Noenatal
Dalam Kamus Kesehatan, Neonatal berarti baru lahir. Seorang bayi yang baru lahir sering
disebut sebagai Neonatus dalam istilah medis. Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai
dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir)
sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.
Adalah bayi baru lahir dengan berat badan antara 2500 gram sampai dengan 4000 gram dengan
lama kehamilan antara 37 minggu sampai 42 minggu.
c. Bayi yang dilahirkan kurang dari kehamilan kurang dari 37 minggu dan lebih dari 42 minggu.
e. Bayi yang lahir dengan infeksi intra partum, trauma kelahiran atau kehamilan kongenital.
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan bahwa neonatal adalah jabang bayi baru
lahir hingga berumur empat minggu.menurut Jumiarni (1995) neonatus adalah bayi yang baru
mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke
kehidupan ekstrauterin.
Berdasarkan artikel media online neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim
sampai dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
didalam rahim menjadi diluar rahim, pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada
semua sistem dan masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24 - 72 pertama
dimana transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi
adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Oleh karena itu sangatlah diperlukan
penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan anestesi terhadap
neonatus(http://ayeepnlie.blogspot.com, 2009).
2. Pengertian Perinatal
Perinatal atau parilahir merupakan periode yang muncul sekitar pada waktu kelahiran (5 bulan
sebelumnya dan satu bulan sesudahnya). Preiode perinatal terjadi pada 22 minggu setelah
periode gestasi lewat dan berakhir tujuh hari setelah kelahiran. Strategi pemerintah dan inisiatif
internasional mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik pemberian makan pada tahun
pertama mereka.
Menurut buku Asuhan Keperawatan Perinatal oleh Jumiarni (1995) dikatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan neonatal meliputi:
a. Sistem Pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat okisgen dan pertukarangas melalui placenta, setelah bayi
lahir pertukaran gas terjadi padaparu-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk
gerakanpernafasan pertama ialah akibat adanya, sebagai berikut:
Pernafasan pertama pada neonatal terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran,
tekanan rongga dada pada saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan cairan paru-paru
(pada bayi normal jumlahnya 80-100ml) kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga
cairan yang hilang ini diganti dengan udara.Frekueunsi pernafasan dihitung dengan melihat
gerakan nafas atauperut. Pernafasan neonatal normal berkisar antara 30-60 xpermenit.
c. Saluran Pencernaan
Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencernaan pada neonatal relative lebih berat
dan lebih panjang dibandingkandengan orang dewasa, pada masa neonatal saluran
pencernaanmengeluarkan tinja pertama biasanya dalam dua puluh empat jampertama berupa
mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). Dengana danya pemberian susu, mekonium mulai
digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga dan keempat yang berwarna coklat kehijauan.
d. Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan penting dalam metabolisme
hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan didalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen
cepat terpakai, vitamin A dan D sudah disimpan di dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan immature
(belum matang), hali ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas
penghancuran darah dari peredaran darah.
Glomerulus diginjal dibentuk pada janin umur 8 minggu, jumlah pada kehamilan 28 minggu
diperkirakan 350.000 dan pada akhir kehamilan diperkirakan 820.000. Ginjal janin mulai
berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
Tubuh neonatal mengandung relative lebih banyak air dan kadar natrium relative lebih besar
dari pada kalium. Pada neonatal fungsi ginjal belum sempurna, hal ini karena, antara lain:
2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal.
3. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatal relative kurang.
Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian air minum, sesudah
lima hari barulah ginjalnya mulai memproses air yang didapatkan setelah lahir.
f. Metabolisme
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah. Untuk menambah
energy pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak
sehingga kadar gula darah mencapai 120 mg/100 ml.
Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi dan ibu yang menderita DM atau BBLR perubahan
glukosa mejadi glikogen akan meningkat atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak
yang tidakdapat memenuhi kebutuhan neonatal maka kemungkinan besar bayi akan menderita
hipoglikemi.
g. Kulit
Kulit neonatal yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi
dengan zat lemak berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah lipatan dan bahu yang
disebut vernik kaseosa.
h. Kelenjar endokrin
Pada neonatal kadang-kadang hormone yang didapatkan dari ibu masih berfungsi, pengaruhnya
dapat dilihat misalnya pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan,
kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi
perempuan.
Kelenjar adrenal pada waktu lahir relative lebih besar biladibandingkan dengan orang dewasa.
Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak
beberpa bulan sebelum lahir.
i. Imunologi
Pada sistem imunologi terdapat beberapa jenis immunoglobulin (suatu protein yang
mengandung zat antibody) diantaranya IgG (Imunoglobulin gamma G). Pada neonatal hanya
terdapat immunoglobulin gamma G, dibentuk dalam bulan kedua setelahbayi dilahirkan,
Immunoglobulin gamma G pada janin berasal dariibunya melalui plasenta.
j. Suhu Tubuh
Suhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5 C – 37 C. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan
pada aksilla stau padarectal. Hasil pengukuran per aksilla biasanya lebih rendah dari pada hasil
pengukuran per rektal. Ini disebabkan daerah aksilla lebih terbuka dan mudah dipengaruhi suhu
lingkungan dibanding daerah rectal. Suhu tubuh perifernya sangat mudah terpengaruh oleh
suhu lingkungan karena pada neonatal, pusat pengaturan panas belum sempurna.
1. Refleks Moro dengan perlakuan bila diberi rangsangan yangmengejutkan atau spontan
akan terjadi reflek lengan dan tanganterbuka serta kemudian diakhiri dengan adduksi lengan.
2. Refleks menggenggam dengan perlakuan bila telapak tangan dirangsang akan membei
reaksi seperti menggenggam.
3. Refleks berjalan (Stepping) dengan perlakuan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya
ditekankan pada satu bidang datar,maka bayi akan melakukan gerakan melangkah seolah-
olahberjalan.
4. Refleks menghisap apabila diberi rangsangan pada ujung mulut kepala akan menoleh
kearah rangsangan, bibir dibawah danlidah akan bergerak kearah rangsangan serta bila
dimasukkansesuatu kedalam mulutnya akan membuat menghisap.
1. Tiarap dengan perlakuan tiarap dalam sikap refleksi, memutar kepala dari sisi, kepala
melengkung pada suspensi ventral.
3. Visual dengan perlakuan dapat memfiksasi muka atau cahayapada garis penglihatan,
gerakan mata bonek (Doll’s eye) padapemutaran tubuh.
4. Refleks dengan perlakuan respon moro aktif, refleks melangkahdan pemutaran tubuh.
BAB III
PEMBAHASAN
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
b. Panjang badan 48 - 52 cm
c. Lingkar dada 30 - 38 cm
d. Lingkar kepala 33 - 35 cm
f. Pernafasan ± - 60 40 kali/menit
g. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
j. Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan laki – laki testis sudah turun,
skrotum sudah ada.
n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan
a. Bercak mongol
b. Hemangioma
c. Ikterik
e. Oral trush
f. Diaper rash
g. Seborrhea
h. Bisulan
i. Milliariasis
j. Diare
k. Obstipasi
l. Infeksi
b. Atresia esophagus
c. Atresia anus
d. Hirschprung
e. Obstruksi biliaris
f. Omfalokel
g. Hernia diafragmatika
h. duodeni
i. Meningokel.ensefalokel
j. Hidrosefalus
k. Fimosis
l. Hipospadia
a. Caput suksedaneum
b. Cephal Hematoma
c. Trauma pada fleksus brachialis
a. BBLR
b. Asfiksia neonatorum
d. Kejang
e. Hypotermi
f. Hipertermi
g. Hypoglikemi
h. Tetanus neonatorum
1. Anoksia / hipoksia
Penyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah brain injury. Keadaan inilah
yang menyebabkan terjadinya anoksia. Hal ini terdapat pada keadaan presentasi bayi
abnormal, disproporsi sefalo– servik, partus lama, plasenta previa, infeksi plasenta,
partus menggunakan intrumen tertentu dan lahir dengan seksio Caesar. (Anonim, 2002)
3. Prematuritas
4. Berat badan lahir rendah
5. Postmaturitas
6. Primipara
7. Antenatal care
8. Hiperbilirubinemia
Bentuk CP yang sering terjadi adalah athetosis, hal ini disebabkan karena frekuensi yang
tinggi pada anak–anak yang lahir dengan mengalami hiperbilirubinemia tanpa
mendapatkan terapi yang diperlukan untuk mencegah peningkatan konsentrasi
unconjugated bilirubin. Gejala–gejala kernikterus yang terdapat pada bayi yang
mengalami jaundice biasanya tampak setelah hari kedua dan ketiga kelahiran. Anak
menjadi lesu dan tidak dapat menyusu dengan baik. Kadangkala juga terjadi demam dan
tangisan menjadi lemah. Sulit mendapatkan Reflek Moro dan tendon pada mereka, dan
gerakan otot secara umum menjadi berkurang. Setelah beberapa minggu, tonus
meningkat dan anak tampak mengekstensikan punggung dengan opisthotonus dan ikut
dengan ekstensi ektremitas. (Swaiman, 1998).
11. Ikterus
Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang kekal
akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan inkompatibilitas
golongan darah. (Soetjiningsih, 1995)
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat pengobatannya
akan mengakibatkan gejala sisa berupa CP. (Soetjiningsih, 1995)
Partus lama yaitu persalinan kala I lebih dari 12 jam dan kala II lebih dari 1 jam. Pada
primigravida biasanya kala I sekitar 13 jam dan kala II sekitar 1,5 jam. Sedangkan pada
multigravida, kala I : 7 jam dan kala II : 1/5 jam. Persalinan yang sukar dan lama
meningkatkan risiko terjadinya cedera mekanik dan hipoksia janin. (Wiknjosastro, 2002)
15. Partus dengan induksi / alat
3. Intervensi
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir
ialah:
1. Pencegahan Infeksi
· Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi.
· Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
· Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
· Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan
tindakan resusitasi bayi baru lahir.
· Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah
lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
· Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang
dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi
akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
· Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan
yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau
pendingin ruangan.
· Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk
membantu bayi memulai pernapasannya.
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang
baru (hanngat, bersih, dan kering).
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat
kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan
panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran.
· Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi
mengalami asfiksia atau hipotermi).
· Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C –
37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar,
tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan
kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap
stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
· Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin.
Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa
lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
· Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi
secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik.
· Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik.
· Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya,
untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI.
· Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
· Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
· Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
· Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering
dan kasar.
· Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat.
· Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
· Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik
tali pusat pada puntung tali pusat.
· Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 %
untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
· Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan
kering.
· Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi
tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul
kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
· Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan
dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
· Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
· Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup dengan baik.(Dep. Kes. RI, 2002).
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan
cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan
panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan
basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam
ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap
terjadinya hipotermia.
· Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
7. Pencegahan Infeksi
· Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal
atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko
tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai
dengan perawatan tali pusat. Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan
langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan
infeksi berikut ini:
Ø Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
Ø Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah
didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih
dan baru.
Ø Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah
dalam keadaan bersih.
Ø Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya
yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap
setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002).
8. Identifikasi Bayi
· Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca
persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan
harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
· Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di
kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
· Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai,
tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
· Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir,
nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
· Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,
nomor identifikasi. (Saifudin, 2002
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam Kamus Kesehatan, Neonatal berarti baru lahir. Seorang bayi yang baru lahir sering
disebut sebagai Neonatus dalam istilah medis. Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai
dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran.
Ruang Lingkup neonatal meliputi: Bayi baru lahir normal, Bayi baru lahir bermasalah, Kelainan
bawaan pada bayi baru lahir, Trauma pada bayi baru lahir, Neonatus beresiko tinggi.
Masalah Seputar Perinatal: Anoksia / hipoksia, Perdarahan otak akibat trauma lahir,
Prematuritas, Berat badan lahir rendah, Postmaturitas, Primipara, Antenatal care,
Hiperbilirubinemia, Status gizi ibu saat hamil, Bayi kembar (Soetjiningsih, 1995), Ikterus,
Meningitis purulenta, Kelahiran sungsang, Partus lama, Partus dengan induksi / alat,
Polyhidramnion (Boosara, 2004), dan Perdarahan pada trimester ketiga.
Penanganan Segera Bayi Baru Lahir meliputi Pencegahan Infeksi, Melakukan penilaian,
Pencegahan Kehilangan Panas, Membebaskan Jalan Nafas nafas, Merawat tali pusat,
Mempertahankan suhu tubuh bayi, Pencegahan infeksi, Identifikasi bayi.
Saran
Semoga dengan adanya makalah kesehatan Perinatal Dan Neonatal ini pembaca dapat
memahami Kesehatan Perinatal dan Neonatal, dan semoga dengan adanya makalah ini juga
dapat meningkatkan kualitas mata kuliah Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga di
Kampus POLITEKNIK BAUBAU.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Cerebral Palsy dalam Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Editor : Rusepno
Hasan dan Husein Alatas. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Cetakan Kesepuluh (2002). Jakarta : Infomedika. Hal : 884-88.
Saifuddin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meterial dan Neonatal. Jakarta
: YBP-SP.
Soetjiningsih, dr. DSAK. 1995. Tumbuh Kembang Anak / oleh Soetjiningsih ; Editor IG.N. Gde
Ranuh. Jakarta : ECG, 223 – 35.
Wiknjosastro Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Editor Abdul Bari Syaifuddin, Trijatmo Rachimdani.
Edisi ke-3, Cetakan ke-6. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 193 – 201.
Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T, Syok Hemoragika dan Syok Septik. Dalam: Ilmu
Bedah Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: YBP-SP. 2002.
-------. 2011. Makalah Bayi Baru Lahir. http://kti-akbid.blogspot.com. Diakses: 23 Mei 2012
http://ayumarthasari.blogspot.com/ 2010