Anda di halaman 1dari 22

MEMASANG KATETER

Di ajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dasar

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3
Tingkat 1 A Keperawatan
Ketua : Rinalda Oktama NIM: P00520323008
Sekretaris: Nabila Dwi Amanda NIM: P00520323027
Anggota : 1. Hilda Indria NIM: P00520323004
2. Fachrina NIM: P00520323018
3. Oja Adifa NIM: P00520323007
4. Muhammad Fawwaz Aqif NIM: P00520323026
5. Rahmi Amanda NIM: P00520323035

Dosen Pembimbing :

Ns. Maryono, S.Kep, M.Kes


NIP : 196801031989031004

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MEULABOH
TAHUN AKADEMIK 2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat nya
penulis dapat menyelesaikan Asuham Keperawatan ini yang diberi judul
“Pemasangan Kateter”. Penyusunan makalah ini penulis susan untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Keperawatan Dasar.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak (Ns. Maryono ,S.Kep ,M.Kep),


sebagai dosen pembimbing penyusun makalah yang telah membimbing dan
mengarahkan kelompok dalam penyusunan makalah kelompok ini. Kami juga tidak
lupa mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah kelompok kami ini.

Kelompok berharap dengan makalah kelompok kami ini dapat digunakan dalam
menabah wawasan pembaca tentang pemasangan kateter.Tak ada gading yang tak
retak, begitu pula dalam penulisan makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna.
Kelompok kami menyadari adanya kekurangan dalam penyususnan makalah kami
ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

Meulaboh, 27 September 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii

BAB I: PENNDAHULUAN..................................................................................1

A.Latar Belakang.......................................................................................1

B.Rumusan Masalah..................................................................................2

C.Tujuan....................................................................................................2

D.Sistematika Penulisan............................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN......................................................................................3

A.Pengertian Pemasangan Kateter............................................................3

B.Tujuan Pemasangan Kateter..................................................................4

C.Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemasangan Kateter............5

D.Persiapan Alat Dan Pasien Dalam Pemasangan Kateter.......................7

E.Evaluasi Pemasangan Kateter..............................................................14

BAB III: PENUTUP..............................................................................................18

A.Kesimpulan .........................................................................................18

B.Saran....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manuasia merupakan salah satu makhluk hidup.Dikatakan sebagai makhluk


hidup karena manusia memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembang
biak, tumbuh beradaptasi memerlukan makan, dan mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh (eliminasi).Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh di karenakan peranan masing-
masing organ. Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas
pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak
dilakukan setiap manusia akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti
retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, perubahan pola eliminasi urine,
konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai macam yang telah disebutkan diatas
akan menimbulkan dampak pada system organ lain seperti system pencernaan
ekskresi dll. Kateterisasi merupakan tindakan memasukan kateter kedalam kandung
kemih melalui uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan.

Kateter terbagi dua yaitu: kateter tetap dan kateter sementara. Kateter Tetap
biasanya dipasang bagi pasien yang tidak ias buang air kecil secara langsung.
Tindakan ini di lakukan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan nya untuk
mempermudah BAK seseorang yang terkena gangguan. Kateter sementara salah satu
fungsinya ias digunakan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Pemasangan
kateter tersebut diantaranya meliputi persiapan alat yang akan di gunakanpersiapan
pasien,dan langkah-langkah kerja.

1
B.Rumusan Masalah

Untuk mengetahui tujuan pemasangan kateter,hal-hal yang perlu di perhatikan


dalam pemasangan kateter,persiapan alat untuk melakukan pemasangan
kateter,mengetahui prosedur tindakan dalam pemasangan kateter.

C.Tujuan

Untuk mengetahui tujuan pemasangan kateter,hal-hal yang perlu di perhatikan


dalam pemasangan kateter,persiapan alat untuk melakukan pemasangan
kateter,mengetahui prosedur tindakan dalam pemasangan kateter.

D.Sistematika Penulisan

Laporan pemasangan kateter

Kata Pengantar

Daftar Isi

Pendahuluan: Latar belakang,Rumusan masalah,tujuan,Sistematika penulisan.

Pembahasan:Pengertian pemasangan kateter,Tujuan pemasangan kateter,Hal-hal


yang perlu di perhatikan dalam pemasangan kateter,Persiapan alat dan
pasien,Evaluasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemasangan Kateter

Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk
mengalirkan urine. Kateter ini biasanya dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung
kemih, namun metode lain yang disebut pendekatan suprapubik, dapat digunakan
(Marrelli, 2007).

Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawataan dengan cara


memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan untuk
membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan
pemeriksaan (Hidayat, 2006).

Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang plastik


atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.Kateter memungkinkan
mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol
perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk
mengkaji haluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil
(Potter dan Perry, 2006).

Kateterisasi urin membantu pasien dalam proses eliminasinya. Pemasangan


kateter menggantikan kebiasaan normal dari pasien untuk berkemih. Penggunaan
kateter intermiten dalam waktu yang lama dapat menyebabkan pasien mengalami
ketergantungan dalam berkemih (Craven dan Zweig, 2010).

3
B.Tujuan Pemasangann Kateter

Tujuan pemasangan kateter yaitu:

1. Menghilangkan distensi pada kandung kemih

2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

3. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi

4. Mengetahui residual urine setelah miksi

5. Memasukan kontras kedalam buli - buli

6. Mendapatkan specimen urine steril

7. Therapeutic: memenuhi kebutuhan eliminasi urine

8. Kateterisasi menetap (indwelling catherezation)

9. Kateterisasi sementara (intermitter catherization) (Nicolle, L2014)

4
C.Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemasangan Keteter

a. Pada laki-laki hal yang perlu di perhatikan yaitu:

1. Sebelum dilakukan pemasangan kateter, pasien harus diberikan informasi


yang cukup dan jelas, serta menandatangani lembar persetujuan (informed
consent)

2. Kateterisasi uretra harus dilakukan atas indikasi medis yang tepat, dan
waktu pemakaian yang sesingkat mungkin. Indikasi kateterisasi uretra dapat
berupa diagnostik, seperti pemantauan urine output, serta indikasi terapi
misalnya pada retensi urin akibat benign prostatic hyperplasia (BPH) atau
untuk dekompresi vesica urinaria pada neurogenic bladder.

3. Kontraindikasi pemasangan kateterisasi uretra berupa adanya tanda-tanda


trauma traktus urinarius bawah, yang dapat terjadi pada fraktur pelvis.

4. Memasangan kateterisasi uretra harus menggunakan jenis dan ukuran


kateter yang sesuai, mengikuti prosedur, serta memperhatikan teknik aseptik.
Saat menggembungkan balonpastikan kateter telah berada dalam vesika
urinaria untuk menghindari ruptur uretra.

5. Lakukan edukasi kepada pasien mengenai cara perawatan kateter untuk


mencegah komplikasi setelah pemasangan, serta mengenai gejala-gejala yang
menandakan pasien perlu pergi ke fasilitas kesehatan

b. Pada wanita:

1. Kateterisasi uretra memiliki beberapa ukuran dan bahan selang kateter.


Ukuran yang digunakan bergantung pada jenis kelamin dan usia. Pada wanita
biasanya digunakan ukuran 16-18 Fr dengan panjang kateter 20-26 cm

5
2. Bahan selang kateter yang digunakan tergantung durasi pemakaian yang
diperlukan pasien. Jika pemasangan hanya untuk waktu yang singkat seperti
pemasangan intermittent urinary catheters maka menggunakan selang kateter
berbahan karet. Namun, jika penggunaan selang kateter untuk waktu yang
lama atau indwelling urinary catheters maka menggunakan selang berbahan
silikon 100%
3. Kontraindikasi kateterisasi uretra jika terdapat cedera saluran kemih bagian
bawah seperti ruptur uretra, pada kondisi ini pasien dipasang kateterisasi
suprapubik
4. Komplikasi pemasangan kateterisasi uretra wanita yang paling sering adalah
infeksi saluran kemih, terutama karena pemasangan kateter jangka waktu
lama. Selang kateter harus diganti sebelum 3 minggu jika selang terbuat dari
bahan plastik atau latex, atau sampai 12 minggu pada selang bahan silikon
100%

Hal yang perlu di perhatikan:

1. Jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan karena hal tersebut
dapat mengindikasikan terjadinya strictur uretra. Pada pria lansia, hipertropi
prostate dapat menyumbat uretre secara parsial dan menghambat masuknya
kateter. Bila terjadi tahanan beritahu dokter.

2. Pada wanita pastikan meatus uretra terlihat jelas, jangan sampai salah
memasukkan kateter pada vagina.

6
D.Persiapan Alat Dan Pasien Dalam Pemasangan Kateter

PEMASANGAN KATETER PADA WANITA

a. Persiapan Alat

1) Bak instrument steril berisi :

Pinset anatomis dan Duk

2) Kateter sesuai ukuran

3) Sarung tangan /handscoen steril 2 pasang

4) Desinfektan dalam tempatnya

5) Aquadest

6) Spuit 20 cc

7) Pelumas

8) Kapas

9) Urine bag

7
10) Plester dan gunting

11) Selimut mandi

12) Perlak dan pengalas

13) Bak berisi air hangat / NaCl

14) Waslap,sabun,handuk

15) Bengkok

16) Pispot

b. Prosedur Pelaksanaan

a) TahapPraInteraksi

1) Verifikasi data sebelumnya.

2) Mencuci tangan

3) Mengidentifikasi pasien dengan tepat (nama, nomor kamar).

4) Menyiapkan alat.

5) Mendekatkan alat kedekat pasien

b) TahapOrientasi

1) Mengucap salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.

2) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

4) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

8
c) TahapKerja

1) Memasang sampiran / menjaga privacy pasien.


2) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah.
3) Mengatur posisi dorsal recumbent dan melepas pakaian bawah (bila pasien
tidak dapat mengabduksikan tungkainya pada sendi panggul mis, artritis
sendi, baringkan pasien pada posisi miring (sim’s) dengan tungkai atas fleksi
pada lutut dan panggul).
4) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi (letakkan selimut dalam
bentuk intan di atas tubuh pasien, satu ujung pada setiap kaki dan ujung lain di
atas perineum).
5) Memasang perlak dan pengalas.
6) Memasang pispot di bawah bokong pasien.
7) Memakai sarung tangan/ handscoen.
8) Mencuci area perineal dengan sabun dan air hangat dengan menggunakan
waslap sesuai dengan kebutuhan lalu keringkan dengan handuk.
9) Mengangkat pispot dari bokong pasien.
10) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan.
11) Membuka kantung kateter sesuai petunjuk, jaga agar bagian dasar wadah tetap
steril.
12) Memakai sarung tangan (handscoen) steril.
13) Memasang duk steril. Letakkan duk diatas tempat tidur diantara paha klien,
sisipkan tepi duk tepat di bawah bokong pasien, perhatikan untuk tidak
menyentuh permukaan terkontaminasi dengan tangan yang telah mengenakan
sarung tangan steril. Pasang duk steril fanestrated (duk dengan lubang di
tengahnya) di atas perineum.
14) Memberi pelumas 2,5 - 5 cm pada ujung kateter.
15) Meregangkan labia sedemikian sehingga meatus uretra terlihat dengan
sempurna.

9
16) Mengambil kapas dengan pinset, membersihkan perineum dengan air hangat/
NaCl dengan cara mengusap dari depan ke belakang dari klitoris ke arah anus.
Gunakan bola kapas bersih baru untuk tiap usapan, sepanjang dekat lipatan
labia dan sepanjang area yang jauh dari lipatan labia dan pada meatus.
17) Memasukkan kateter 5 – 7,5 cm atau sampai keluar urine, minta pasien untuk
tidak mengejan dengan cara menarik nafas panjang.
18) Menampung urine pada bengkok, biarkan sampai kandung kemih kosong (jika
diperlukan urine steril untuk dilakukan pemeriksaan maka urine dialirkan ke
botol steril setelah urine yang pertama dialirkan ke bengkok terlebih dahulu).
19) Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran.
20) Menyambungkan kateter dengan urine bag dan menggantungnya di sisi
tempat tidur.
21) Menarik perlahan kateter untuk memastikan kateter tertahan.
22) Memfiksasi kateter ke arah paha, biarkan mengendur agar saat paha bergerak
kateter tidak teregang.
23) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan.

d) TahapTerminasi

1) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan.


2) Menyampaikan rencana tindak lanjut.
3) Merapikan pasien dan lingkungan.
4) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
5) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang.
6) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
7) Mencuci tangan.
8) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

10
PEMASANGAN KATETER PADA PRIA

a. Persiapan Alat

Bak Instrumen steril berisi:


1) Pinsetanatomis dan Duksteril
2) Kateter sesuai ukuran
3) Sarung tangan(handscoen) steril 2 pasang
4) Desinfektan dalam tempatnya
5) Aquadest
6) Spuit 20 cc
7) Pelumas
8) Urine Bag
9) Plester dan gunting
10) Selimutmandi
11) PerlakdanPengalas
12) Bakberisiairhangat,waslap,sabun,handuk
13) Bengkok
14) Pispot

11
b. Prosedur Pelaksanaan

a) Tahap Pra Interaksi

1) Verifikasi data sebelumnya.

2) Mencuci tangan

3) Mengidentifikasi pasien dengan tepat

4) Menyiapkan alat.

5) Mendekatkan alat kedekat pasien

b) Tahap Orientasi

1) Mengucap salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.

2) Menyampaikan kontrak waktu, tempat dan topik

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.

4) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien.

c) Tahap Kerja

1) Memasang sampiran/menjaga privacy.


2) Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa kepada Allah.
3) Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal recumbent dan melepaskan pakaian
bawah.
4) Menyelimuti tubuh atas pasien dengan selimut mandi dan tutup ejstremitas
bawah dengan selimut tidur (hanya memajankan bagian genetalia).
5) Memasang perlak, pengalas, dan pispot.
6) Memakai sarung tangan.

12
7) Membersihkan genetalia dengan sabun dan air hangat, (pada pria yang tidak di
sirkumsisi yakinkan untuk meretraksi (menarik prepisium untuk
membersihkan meatus uretra).
8) Mengangkat pispot.
9) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan.
10) Membuka kantong kateter, pertahankan tetap steril.
11) Memakai sarung tangan steril, memasang duk steril.
12) Memberi pelumas pada ujung kateter.
13) Memegang penis pada batang tepat di bawah glans dan regangkan meatus
uretra. Regangkan preputium pria yang tidak disirkumsisi.
14) Mengambil kapas dengan pinset dan membersihkan penis dengan air hangat
dengan gerakan melingkar dari meatus bawah ke arah glans. Ulangi dua kali
menggunakan kapas yang bersih.
15) Mengarahkan penis tegak ke atas.
16) Meminta pasien untuk tidak mengejan dengan cara menarik nafas panjang.
17) Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15-23 cm atau hingga urine
keluar.
18) Menampung urine pada bengkok, biarkan sampai kandung kosong (jika
diperlukan urine steril untuk dilakukan pemeriksaan maka urine dialirkan ke
botol steril setelah urine yang pertama dialirkan ke bengkok terlebih dahulu).
19) Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran.
20) Menyambungkan kateter dengan urine bag dan menggantungnya di pinggir
tempat tidur.
21) Menarik keteter parlahan, pastikan kateter tertahan.
22) Memfiksasi kateter ke arah perut.
23) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan.
24) Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien.

13
d) Tahap Terminasi

1) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan.


2) Menyampaikan rencana tindak lanjut
3) Merapikan pasien dan lingkungan.
4) Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa pada Allah.
5) Berpamitan dengan pasien dan kontrak waktu yang akan datang.
6) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
7) Mencuci tangan.
8) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

E.Prosedur Tindakan Pemasangan Kateter

a. prosedur tindakan kateterisasi urine pada laki-laki:

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas


2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, dekatkan dengan pasien
4. Jaga privasi dengan memasang sampiran.
5. Atur posisi terlentang dengan memasang sampiran
6. Letakkan pengalas di bawah bokong
7. Tutup area pinggang dengan selimut
8. Cuci tangan dengan 6 langkah
9. Pasang sarung tangan bersih
10. Bersihkan area genetalia dengan khas dan cairan. Antiseptic
11. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih
12. Buka set kateter steril (tetap pertahankan teknik aseptik)
13. Pasang sarung tangan steril
14. Sambungkan kateter dengan urin bag

14
15. Pegang penis tegak lurus dengan tangan nondominan dan masukan 10
ml jeli ke dalam meatus uretra dengan tangan dominan
16. Tutup meatus uretra dengan jari telunjuk selama 1-2 menit
17. Masukan kateter ke dalam meatus uretra dengan secara perlahan dengan
tangan dominan sampai pangkal kateter sambil menganjurkan untuk
tarik napas dalam
18. Lakukan fiksasi internal dengan memasukan aquades/NaCl untuk
mengembangkan balon kateter
19. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan
kateter terfiksasi dengan baik dalam kandung kemih
20. Lepaskan sarung tangan steril
21. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area abdomen bawah/pubis
dengan penis mengarah ke dada
22. Gantung urin bag dengan posisi lebih rendah dari pasien
23. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine
bag (jika perlu)
24. Lepaskan sarung tangan bersih
25. Rapikan pasien dan alat yang digunakan
26. Cuci tangan 6 langkah
27. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine
yang keluar, jumlah aquades, tanggal waktu pemasangan dan respon
pasien).

b. prosedur tindakan kateterisasi urine pada perempuan:

1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas


2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, dekatkan dengan pasien
4. Jaga privasi dengan memasang sampiran
5. Atur posisi terlentang dengan memasang sampiran

15
6. Letakkan pengalas di bawah bokong
7. Tutup area pinggang dengan selimut
8. Cuci tangan dengan 6 langkah
9. Pasang sarung tangan bersih
10. Bersihkan area perineum dengan khas dan cairan antiseptik
11. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih
12. Buka set kateter steril (tetap pertahankan teknik aseptik)
13. Pasang sarung tangan steril
14. Sambungkan kateter dengan urin bag
15. Lumasi ujung 2.5-5 cm dengan jeli
16. Buka kedua labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan
nondominan
17. Masukan kateter 5-7.5 cm ke dalam meatus uretra secara perlahan
sambil meminta untuk tarik napas dalam
18. Perhatikan adanya aliran urin pada selang urine bag
19. Lakukan fiksasi internal dengan memasukan aquades/NaCl untuk
mengembangkan balon kateter
20. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan
kateter terfiksasi dengan baik dalam kandung kemih
21. Lepaskan sarung tangan steril
22. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area paha dalam
23. Gantungkan urine bag dengan posisi lebih rendah dari pasien
24. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine
bag (jika perlu)
25. Lepaskan sarung tangan bersih
26. Rapikan pasien dan alat yang digunakan
27. Cuci tangan 6 langkah

16
28. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine
yang keluar, jumlah aquades, tanggal waktu pemasangan dan respon
pasien).

F.Evaluasi Pemasangan Kateter

Evaluasi keperawatan terhadap gangguan kebutuhan eliminasi urine secara umum


dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam hal sebagai berikut.

1. Miksi secara normal, ditunjukkan dengan kemampuan pasien berkemih


sesuai dengan asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa
menggunakan obatkompresi pada kandung kemihatau kateter.
2. Mengosongkan kandung kemih, ditunjukkan dengan berkurangnya distensi,
volume urine residu, dan lancarnya kepatenan drainase.
3. Mencegah infeksi, ditunjukkan dengan tidak adanya tanda infeksi, tidak
ditemukan adanya disuria, urgensi, frekuensi, dan rasa terbakar.
Mempertahankan integritas kulit, ditunjukkan dengan adanya perineal kering
tanpa inflamasi dan kulit sekitar ureterostomi kering
4. Memberikan rasa nyaman, ditunjukkan dengan berkurangnya disuria, tidak
ditemukan adanya distensi pada kandung kemih, dan adanya ekspresi senang
mengenai perasaan.
5. Melakukan bladder training, ditunjukkan dengan berkurangnya frekuensi
inkontinensia dan mampu berkemih di saat ingin berkemih.

17
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau


plasrtikmelalui uretra atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis
kateterisasi yaitu menetap dan intermiten,sedangkan alat untuk kateterisasi
dinamakan selang kateter selang kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat
dari karet, plastic, metal woven slik dan silicon yang fungsi dari alat kateter tersebut
ialah memasukkan atau mengeluarkan cairan.

B.Saran

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan para tenaga kesehatan maupun


mahasiswa kesehatan dapat lebih mengetahui dan menerapkan cara pemasangan
kateter sesuai dengan kompetensi dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

18
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat Muslifatul Uliyah (2015), Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia edisi 2. Selembah Medika

19

Anda mungkin juga menyukai