Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Tingkat 1 A Keperawatan
Ketua : Rinalda Oktama NIM: P00520323008
Sekretaris: Nabila Dwi Amanda NIM: P00520323027
Anggota : 1. Hilda Indria NIM: P00520323004
2. Fachrina NIM: P00520323018
3. Oja Adifa NIM: P00520323007
4. Muhammad Fawwaz Aqif NIM: P00520323026
5. Rahmi Amanda NIM: P00520323035
Dosen Pembimbing :
Puji syukur ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat nya
penulis dapat menyelesaikan Asuham Keperawatan ini yang diberi judul
“Pemasangan Kateter”. Penyusunan makalah ini penulis susan untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Keperawatan Dasar.
Kelompok berharap dengan makalah kelompok kami ini dapat digunakan dalam
menabah wawasan pembaca tentang pemasangan kateter.Tak ada gading yang tak
retak, begitu pula dalam penulisan makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna.
Kelompok kami menyadari adanya kekurangan dalam penyususnan makalah kami
ini, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I: PENNDAHULUAN..................................................................................1
A.Latar Belakang.......................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................2
C.Tujuan....................................................................................................2
D.Sistematika Penulisan............................................................................2
A.Kesimpulan .........................................................................................18
B.Saran....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kateter terbagi dua yaitu: kateter tetap dan kateter sementara. Kateter Tetap
biasanya dipasang bagi pasien yang tidak ias buang air kecil secara langsung.
Tindakan ini di lakukan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan nya untuk
mempermudah BAK seseorang yang terkena gangguan. Kateter sementara salah satu
fungsinya ias digunakan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Pemasangan
kateter tersebut diantaranya meliputi persiapan alat yang akan di gunakanpersiapan
pasien,dan langkah-langkah kerja.
1
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
D.Sistematika Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk
mengalirkan urine. Kateter ini biasanya dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung
kemih, namun metode lain yang disebut pendekatan suprapubik, dapat digunakan
(Marrelli, 2007).
3
B.Tujuan Pemasangann Kateter
4
C.Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemasangan Keteter
2. Kateterisasi uretra harus dilakukan atas indikasi medis yang tepat, dan
waktu pemakaian yang sesingkat mungkin. Indikasi kateterisasi uretra dapat
berupa diagnostik, seperti pemantauan urine output, serta indikasi terapi
misalnya pada retensi urin akibat benign prostatic hyperplasia (BPH) atau
untuk dekompresi vesica urinaria pada neurogenic bladder.
b. Pada wanita:
5
2. Bahan selang kateter yang digunakan tergantung durasi pemakaian yang
diperlukan pasien. Jika pemasangan hanya untuk waktu yang singkat seperti
pemasangan intermittent urinary catheters maka menggunakan selang kateter
berbahan karet. Namun, jika penggunaan selang kateter untuk waktu yang
lama atau indwelling urinary catheters maka menggunakan selang berbahan
silikon 100%
3. Kontraindikasi kateterisasi uretra jika terdapat cedera saluran kemih bagian
bawah seperti ruptur uretra, pada kondisi ini pasien dipasang kateterisasi
suprapubik
4. Komplikasi pemasangan kateterisasi uretra wanita yang paling sering adalah
infeksi saluran kemih, terutama karena pemasangan kateter jangka waktu
lama. Selang kateter harus diganti sebelum 3 minggu jika selang terbuat dari
bahan plastik atau latex, atau sampai 12 minggu pada selang bahan silikon
100%
1. Jangan mendorong paksa kateter bila terjadi tahanan karena hal tersebut
dapat mengindikasikan terjadinya strictur uretra. Pada pria lansia, hipertropi
prostate dapat menyumbat uretre secara parsial dan menghambat masuknya
kateter. Bila terjadi tahanan beritahu dokter.
2. Pada wanita pastikan meatus uretra terlihat jelas, jangan sampai salah
memasukkan kateter pada vagina.
6
D.Persiapan Alat Dan Pasien Dalam Pemasangan Kateter
a. Persiapan Alat
5) Aquadest
6) Spuit 20 cc
7) Pelumas
8) Kapas
9) Urine bag
7
10) Plester dan gunting
14) Waslap,sabun,handuk
15) Bengkok
16) Pispot
b. Prosedur Pelaksanaan
a) TahapPraInteraksi
2) Mencuci tangan
4) Menyiapkan alat.
b) TahapOrientasi
8
c) TahapKerja
9
16) Mengambil kapas dengan pinset, membersihkan perineum dengan air hangat/
NaCl dengan cara mengusap dari depan ke belakang dari klitoris ke arah anus.
Gunakan bola kapas bersih baru untuk tiap usapan, sepanjang dekat lipatan
labia dan sepanjang area yang jauh dari lipatan labia dan pada meatus.
17) Memasukkan kateter 5 – 7,5 cm atau sampai keluar urine, minta pasien untuk
tidak mengejan dengan cara menarik nafas panjang.
18) Menampung urine pada bengkok, biarkan sampai kandung kemih kosong (jika
diperlukan urine steril untuk dilakukan pemeriksaan maka urine dialirkan ke
botol steril setelah urine yang pertama dialirkan ke bengkok terlebih dahulu).
19) Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran.
20) Menyambungkan kateter dengan urine bag dan menggantungnya di sisi
tempat tidur.
21) Menarik perlahan kateter untuk memastikan kateter tertahan.
22) Memfiksasi kateter ke arah paha, biarkan mengendur agar saat paha bergerak
kateter tidak teregang.
23) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan.
d) TahapTerminasi
10
PEMASANGAN KATETER PADA PRIA
a. Persiapan Alat
11
b. Prosedur Pelaksanaan
2) Mencuci tangan
4) Menyiapkan alat.
b) Tahap Orientasi
c) Tahap Kerja
12
7) Membersihkan genetalia dengan sabun dan air hangat, (pada pria yang tidak di
sirkumsisi yakinkan untuk meretraksi (menarik prepisium untuk
membersihkan meatus uretra).
8) Mengangkat pispot.
9) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan.
10) Membuka kantong kateter, pertahankan tetap steril.
11) Memakai sarung tangan steril, memasang duk steril.
12) Memberi pelumas pada ujung kateter.
13) Memegang penis pada batang tepat di bawah glans dan regangkan meatus
uretra. Regangkan preputium pria yang tidak disirkumsisi.
14) Mengambil kapas dengan pinset dan membersihkan penis dengan air hangat
dengan gerakan melingkar dari meatus bawah ke arah glans. Ulangi dua kali
menggunakan kapas yang bersih.
15) Mengarahkan penis tegak ke atas.
16) Meminta pasien untuk tidak mengejan dengan cara menarik nafas panjang.
17) Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 15-23 cm atau hingga urine
keluar.
18) Menampung urine pada bengkok, biarkan sampai kandung kosong (jika
diperlukan urine steril untuk dilakukan pemeriksaan maka urine dialirkan ke
botol steril setelah urine yang pertama dialirkan ke bengkok terlebih dahulu).
19) Mengisi balon dengan aquadest sesuai ukuran.
20) Menyambungkan kateter dengan urine bag dan menggantungnya di pinggir
tempat tidur.
21) Menarik keteter parlahan, pastikan kateter tertahan.
22) Memfiksasi kateter ke arah perut.
23) Melepas duk, pengalas dan sarung tangan.
24) Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien.
13
d) Tahap Terminasi
14
15. Pegang penis tegak lurus dengan tangan nondominan dan masukan 10
ml jeli ke dalam meatus uretra dengan tangan dominan
16. Tutup meatus uretra dengan jari telunjuk selama 1-2 menit
17. Masukan kateter ke dalam meatus uretra dengan secara perlahan dengan
tangan dominan sampai pangkal kateter sambil menganjurkan untuk
tarik napas dalam
18. Lakukan fiksasi internal dengan memasukan aquades/NaCl untuk
mengembangkan balon kateter
19. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan
kateter terfiksasi dengan baik dalam kandung kemih
20. Lepaskan sarung tangan steril
21. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area abdomen bawah/pubis
dengan penis mengarah ke dada
22. Gantung urin bag dengan posisi lebih rendah dari pasien
23. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine
bag (jika perlu)
24. Lepaskan sarung tangan bersih
25. Rapikan pasien dan alat yang digunakan
26. Cuci tangan 6 langkah
27. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine
yang keluar, jumlah aquades, tanggal waktu pemasangan dan respon
pasien).
15
6. Letakkan pengalas di bawah bokong
7. Tutup area pinggang dengan selimut
8. Cuci tangan dengan 6 langkah
9. Pasang sarung tangan bersih
10. Bersihkan area perineum dengan khas dan cairan antiseptik
11. Bilas dan keringkan, kemudian lepaskan sarung tangan bersih
12. Buka set kateter steril (tetap pertahankan teknik aseptik)
13. Pasang sarung tangan steril
14. Sambungkan kateter dengan urin bag
15. Lumasi ujung 2.5-5 cm dengan jeli
16. Buka kedua labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan
nondominan
17. Masukan kateter 5-7.5 cm ke dalam meatus uretra secara perlahan
sambil meminta untuk tarik napas dalam
18. Perhatikan adanya aliran urin pada selang urine bag
19. Lakukan fiksasi internal dengan memasukan aquades/NaCl untuk
mengembangkan balon kateter
20. Tarik kateter perlahan sampai terasa ada tahanan untuk memastikan
kateter terfiksasi dengan baik dalam kandung kemih
21. Lepaskan sarung tangan steril
22. Lakukan fiksasi eksternal dengan plester di area paha dalam
23. Gantungkan urine bag dengan posisi lebih rendah dari pasien
24. Pasang sarung tangan bersih dan ambil sampel urine segera dari urine
bag (jika perlu)
25. Lepaskan sarung tangan bersih
26. Rapikan pasien dan alat yang digunakan
27. Cuci tangan 6 langkah
16
28. Dokumentasikan prosedur yang dilakukan (warna urine, jumlah urine
yang keluar, jumlah aquades, tanggal waktu pemasangan dan respon
pasien).
17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19