Anda di halaman 1dari 9

SET PEMASANGAN KATETER

Dosen Pembimbing : ULFAH HUSNIAH WAHYUNI,S.Ag.,M.Pd.I.


Disusun oleh :
1. Anisa Putri Ariyadi (P27224023191)
2. Anisya Putri Meilani (P27224023192)
3. Azifa Nurul Qomariah (P27224023198)
4. Frisca Asti Calista (P27224023206)
5. Jenia Isa Nara C (P27224023211)
6. Rachma Cendiekya P.M (P27224023222)
7. Siti Syarofiah (P27224023226)

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


POLTEKES KEMENKES SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun makalah tentang “SET PEMASANGAN
KATETER”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester I mata kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia studi D4 Kebidanan.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia D4 Kebidanan Poltekes Kemenkes Surakarta dan teman teman yang sudah
bekerja sama menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar, bahwa maklah ini masih jauh dari kata sempurnna. Oleh karena itu kritik dan
saran teman teman sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah ini. Semoga maklah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………..………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………..………………………………………………………….
BAB I1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………..………………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………..2
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………...2
D. MANFAAT………………………………………………………………………………...2
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3
A. PENGERTIAN KATETER……………………………………………………………….3
B. ALAT DAN BAHAN PEMASANGAN
KATETER……………………………………………………………………….…….….3
C. PROSES PEMASANGAN
KATETER………………………………………………………………………………...3
D. KESIMPULAN……………………………………………………………………………4
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….5
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kateterisasi urin adalah salah satu prosedur di mana selang kateter dimasukkan melalui
kandung kemih untuk mengeluarkan urin. Kateterisasi urin dilakukan dengan memasukkan
selang plastik atau karet melalui kandung kemih untuk mengalirkan urin dari pasien yang
tidak dapat mengontrol buang air kecil atau mengalami sumbatan. kateter biasa digunakan
karena beberapa alasan, yaitu untuk orang yang tidak dapat buang air kecil dengan normal
dan orang yang menjalani oprasi tertentu seperti oprasi caesar, oprasi kelenjar prostat dan
oprasi tulang pinggul. Pemasangan kateter harus dilakukan dengan program dokter, karena
penggunaan kateter tergantung kebutuhan dan indikasi pasien. Selain itu, penggunaan kateter
dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih, nyeri kandung kemih, adanya darah dalam urin
dan kerusakan ginjal. Kateter juga dapat digunakan untuk memantau urin pada pasien dengan
gangguan hemodinamik.

Kateterisasi adalah prosedur invasif dan dapat menyebabkan rasa sakit, sehingga jika
dilakukan secara tidak benar dapat menyebabkan kerusakan permanen pada uretra.
Pemasangan kateter urin dapat menjadi prosedur yang menyelamatkan nyawa, terutama jika
saluran kemih tersumbat atau pasien tidak dapat buang air kecil.pemasangan kateter dapat
menyebabkan efek nyeri dari spasme sfingter yang diinduksi kateter menyebabkan
perdarahan dan kerusakan uretra, yang dapat menyebabkan striktur uretra permanen,
memperburuk kondisi dan memperpanjang hari perawatan pasien. Iritasi atau nekrosis
jaringan juga dapat disebabkan oleh penggunaan kateter yang tidak sesuai dengan ukuran
lubang uretra, kegagalan penggunaan jeli, tekanan yang berlebihan, seperti pemasangan yang
terlalu ketat, dan penggunaan kateter yang terlalu sering diulang. pada kulit risiko trauma
berupa iritasi pada dinding uretra lebih besar. Kasusu ini sering terjadi pada pria, karena
uretra pria lebih panjang dari pada wanita dan mukosa yang menutupi dinding uretra sangat
mudah rusak akibat gesekan masuknya selang kateter dan lumen uretra yang lebih panjang.
Dalam hal ini peran dokter dengan pengetahuan tentang tubuh memegang peranan yang
sangat penting, perawat juga tidak hanya bertanggung jawab untuk melakukan prosedur
kateterisasi yang benar, tetapi juga pelatihan untuk menghilangkan kecemasan, rasa sakit,
karena rasa sakit adalah keluhan utama yang dialami. umumnya dialami oleh pasien yang
dipasang kateter untuk prosedur ini. Menerapkan jelly langsung ke dalam uretra (pelumas)
dapat mempengaruhi kecepatan aplikasi dan dengan demikian mengurangi iritasi dan respon
nyeri akibat gesekan kateter terhadap dinding uretra dibandingkan dengan menerapkan
pelumasan di ujung kateter. Perawat juga harus memastikan bahwa alat-alat yang digunakan
sudah dalam keadaan steril.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara pemasangan kateter?
2. Apa alat yang di gunakan dalam pemasangan kateter?
3. Mengapa pasien harus dipasangkan kateter?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Menjelaskan bagaimana cara pemasangan kateter.
2. Memaparkan alat tapa yang digunakan dalam pemasangan kateter.
3. Menjelaskan pasien dalam kondisi apa saja yang mengharuskaan menggunakan kateter

D. MANFAAT MAKALAH
1. Bagi Penulis
Melalui makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan penulis mengenai cara
pemasangan kateter yang benar, meningkatkan pemikiran kritis, belajar bertanggung
jawab dengan sumber yang dicantumkan, mengembangkan konsep keilmuan maupun
pemecahan masalah, serta melatih penulis untuk berfikir sismatis.
2. Bagi Pembaca
Melalui makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca tentang bagaimana
cara pemasangan kateter yang benar dan nyaman untuk pasien, alat-alat tapa yang
digunkan dalam pemasangan kateter, pasien dalam kondisi apa yang diharuskan untuk
menggunakan kateter,dan efek samping pemasangan kateter
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kateter
Kateter urine adalah alat berupa selang kecil tipis yang terbuat dari karet atau plastik
berbahan lentur. Pemasangan kateter urin dimasukkan ke dalam saluran kencing agar
penggunanya bisa kencing dan membuang urine dengan normal. Biasanya, alat dipasang ke
dalam kandung kemih melalui uretra pasien. pemasangan kateter urine bertujuan utuk
mengosongkan kandung kemih pada pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri dengan
normal.Pemasangan alat ini rata-rata dilakukan selama tiga hingga delapan hari. namun, ada
juga pemasangan kateter yang dilakukan setiap satu sampai dua minggu untuk mencegah
terjadinya infeksi. ukuran kateter berbeda-beda, tergantung dengan usia dan kondisi pasien.
Unit ukuran kateter disebut dengan French, yang setara dengan 1/3 dari 1 mm. ukuran kateter
bervariasi dari 12 FR (kecil) sampai 48 FR (besar) atau sekitar 3 – 16 mm. Pemasangan
kateter yang tidak tepat dapat terjadi kebocoran akibat kejang pada otot kandung kemih.
Adapun efek samping dari pemasangan kateter yaitu, kejang kandung kemih, kebocoran
kateter, cedera uretra, penyempitan uretra, maupunn terbentuknya batu pada kandung kemih
Kateter urine digunakan dalam berbagai bidang medis, baik menangani penyakit tertentu
maupun membantu prosedur operasi. Alat ini biasanya diperlukan saat seseorang yang
sedang sakit sehingga tidak bisa kencing hingga tuntas (anyang-anyangan). Jika kandung
kemih tidak dikosongkan, air kencing akan menumpuk dalam ginjal dan menyebabkan
kerusakan hingga gagalnya fungsi ginjal itu sendiri.

Adapula beberapa jenis kateter urin berdasarkan bahannya


1. Kateter plastik: untuk pasien dengan penyakit yang tidak kronis. Alat ini dipakai
sementara karena lebih mudah rusak dan tidak selentur bahan lainnya.
2. Kateter lateks: pemakaian jangka waktu kurang dari 3 minggu.
3. Kateter silikon murni: penggunaan selama 2-3 bulan karena bahannya lebih lentur dan
cocok bagi saluran kencing (uretra).
4. Kateter logam: pemakaian sementara, biasanya untuk mengosongkan kandung kemih
pada ibu yang baru melahirkan.
Tergantung tujuan dan kebutuhan orang tersebut, pemasangan kateter dapat bersifat
sementara atau permanen.

Berikut adalah kondisi yang mengharuskan pemasangan kateter


1. Tidak dapat buang air kecil sendiri.
2. Tidak bisa mengontrol kencing (inkontinensia urine) atau aliran urinenya.
3. Memiliki masalah kesehatan kandung kemih.
4. Dirawat inap untuk operasi.
5. Sedang dalam koma.
6. Dibius dalam jangka waktu lama.
Kateter urin adalah tabung kecil dan tipis yang terbuat dari karet atau
plastik fleksibel. Penyisipan kateter urin ke dalam uretra untuk
memungkinkan pengguna buang air kecil dan buang air kecil secara
normal. Biasanya, alat tersebut dimasukkan ke dalam kandung kemih
melalui uretra pasien. Tujuan dipasangnya kateter urine adalah untuk
mengosongkan kandung kemih pada pasien yang tidak bisa buang air
kecil secara normal.Pemasangan alat ini rata-rata memakan waktu tiga
hingga delapan hari. Namun, ada juga kateter yang dipasang setiap 1-2
minggu sekali untuk mencegah infeksi. Ukuran kateter bervariasi
tergantung usia dan kondisi pasien. Unit kateter disebut Perancis, yaitu
1/3 dari 1 mm. Ukuran kateter berkisar dari 12 FR (kecil) hingga 48 FR
(besar), atau sekitar 3 hingga 16 mm. Salah penempatan kateter dapat
menyebabkan kebocoran akibat kejang otot kandung kemih. Efek
samping pemasangan kateter termasuk kejang kandung kemih,
kebocoran kateter, kerusakan uretra, striktur uretra, dan pembentukan
batu kandung kemih. Kateter urin digunakan di beberapa bidang
kedokteran dan dalam pengobatan penyakit tertentu dan sebagai
bantuan dalam prosedur pembedahan. Alat ini biasanya dibutuhkan
saat seseorang sedang sakit dan tidak bisa buang air kecil secara tuntas
(anyang-anyangan). Jika kandung kemih tidak dikosongkan, urin
terkumpul di ginjal dan merusak ginjal itu sendiri. Ada juga beberapa
jenis kateter urin berdasarkan bahannya 1. Kateter plastik: untuk pasien
dengan penyakit non-kronis. Alat ini digunakan sementara karena lebih
mudah rusak dan tidak sefleksibel bahan lainnya. 2. Kateter lateks:
gunakan kurang dari 3 minggu. 3. Kateter silikon murni: gunakan selama
2-3 bulan, karena bahannya lebih fleksibel dan cocok untuk uretra. 4.
Kateter logam: penggunaan sementara, biasanya untuk mengosongkan
kandung kemih pada wanita yang baru saja melahirkan. Bergantung
pada tujuan dan kebutuhan seseorang, penempatan kateter bisa bersifat
sementara atau permanen. Berikut ini adalah kondisi yang membutuhkan
pemasangan kateter 1. Tidak bisa buang air kecil sendiri. 2.
Ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil (inkontinensia urin)
atau kebocoran urin. 3. Apakah Anda memiliki masalah kesehatan
kandung kemih. 4. Ke rumah sakit untuk operasi. 5. Dalam keadaan
koma. 6. Dibius dalam waktu lama.
B. Proses Pemasangan Kateter
Langkah-langkah kateterisasi pada Wanita
1. Petugas atau perawat akan mencuci tangan dan membuka alat kateter. 
2. Perlak di bawah anus pasien akan diletakkan setelah pakaian bawah dibuka. 
3. Daerah vulva akan dibersihkan dengan kapas dan cairan antiseptik. 
4. Selang kateter diberikan pelumas agar mudah dimasukkan ke saluran uretra. 
5. Selang kateter dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih sekitar 5 cm
6. Bernapas hingga urine keluar. 
7. Kosongkan kantung urine yang terhubung dengan kateter setiap 6 – 8 jam sekali.

C. ALAT DAN BAHAN PEMASANGAN KATETER


1. Sarung tangan steril
Berfungsi untuk alat pelindung diri

2. Urine bag
Berfungsi untuk menampung urine yang akan keluar

3. Kateter Steril
Berfungsi untuk menyalurkan urine dari uretra yang akan masuk ke urine bag

4. Aquades
Berfungsi untuk menambahkan cairan yang mempercairan keluar

5. Jelly / Pelumas
Berfungsi untuk memudahkan selang yang akan masuk kedalam uretra

6. Spuit
Berfungsi untuk mengembangkan balon kateter yang berisi aquades.

7. Kasa
Berfungsi untuk membersihkan bagian uretra dengan betadine

8. Pinset
Berfungsi untuk melakukan alat perantara pembersih uretra

9. Doek Sterik
Berfungsi untuk menutupi bagian yang tidak digunakan dan untuk lambaran
dibawah pinggul agar tidak kotor

10. Bengkok
Berfungsi untuk tempat penampung urine .
D. KESIMPULAN
Pengaruh Bladder training pada pasien yang terpasang kateter tetap yaitu mampu
mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan normal
atau ke fungsi optimal dengan mengembalikan fungsi otot detrusor. Dari hasil
penelitian terdapat responden yang tidak mengalami perubahan fungsi berkemih
setelah diterapkan bladder training, hal ini disebabkan berbagai faktor mulai dari usia
responden, lama pemasangan kateter, hingga penyakit yang menyertai.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/mengenal-kateter-urine-beserta-jenis-dan-kondisi-yang-
memerlukannya#:~:text=Kateter%20urine%20adalah%20selang%20kecil,menyebabkan
%20infeksi%2C%20bahkan%20kerusakan%20ginjal.
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/genitourinaria/kateterisasi-uretrawanita/
teknikhttp://eprints.unipdu.ac.id/326/1/BAB%20I.pdf
https://www.alodokter.com/pemasangan-kateter urine#:~:text=Tujuan%20pemasangan
%20kateter%20urine%20antara,langsung%20ke%20dalam%20kandung%20kemih
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/genitourinaria/kateterisasi-uretra-wanita/teknik

Anda mungkin juga menyukai