DISUSUN OLEH
KELOMPOK
ANGGOTA :
1. Ardi Sofyanandi P07120122008
2. Baiq Riyani Yasmita P07120122013
3. Diah Afrianing Safitri P07120122016
4. Fadilah Saputri P07120122017
5. Hijri Prihartini P07120122021
6. Jodita Arfandi P07120122026
7. Ni Kadek Mirayanti P07120122036
8. Ratih Kartika Putri P07120122041
9. Widya Wulandari P07120122050
Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkah dan rahmat-
Nya lah sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “(Kateterisasi Perkemihan & Kondom Kateter )”. Yang dibuat dalam tugas
Keperawatan Dasar.
Dalam penulisan makalah ini, kelompok kami mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini,
khususnya kepada:
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kami menerima segala masukan yang sifatnya membangun guna memajukan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................…….ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................2
ISI....................................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN KATETERISASI PERKEMIHAN........................................3
2.2 TUJUAN PEMASANGAN KATETER .........................................................4
2.3 MACAM-MACAM JENIS KATETER...........................................................4
2.4 PENGERTIAN KONDOMM KATETER……….......................................... 8
2.5 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PEMASANGAN KATETER...........9
2.6 SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) KONDOM KATETER. 10
BAB III.........................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup
karena manusia memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembang biak, tumbuh
beradaptasi, memerlukan makan , dan mengeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi).
Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh di karenakan peranan masing-masing organ.
Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus
dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia
akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti retensi urine, inkontinensia urine,
enuresis, perubahan pola eliminasi urine, konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai
macam yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lain
seperti: sistem pencernaan, ekskresi dll.
Kateter terbagi dua, yaitu : kateter tetap dan kateter sementara. Kateter Tetap
biasanya dipasang bagi pasien yang tidak bisa buang air kecil secara langsung. Tindakan
ini di lakukan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan nya, untuk mempermudah BAK
seseorang yang terkena gangguan. Kateter sementara salah satu fungsinya bisa digunakan
sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Pemasangan kateter tersebut diantaranya
meliputi persiapan alat yang akan di gunakan , persiapan pasien,dan langkah-langkah
kerja.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.2 Tujuan Pemasangan Kateter
1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih.
2. Mendapatkan urine untuk specimen
3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksanaan pasien yg di rawat karena trauma medula spinalis, gangguan neuro
muscular, atau inkompeten kandung kemih, serta pascaoperasi besar.
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan
a) Kateter plastik: digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel
b) Kateter Latex/Karet: berbahan dasar karet, fleksibel tetapi kurang nyaman karena
gesekan permukaan, mudah terjadi pengerakan akibat mineral yang terkumpul dari
urin, dan alergi yang menyebabkan urethritis dan urethral stricture. Digunakan untuk
pemakaian dalam jangka waktu pendek.
c) Kateter Silicon murni (100% silicon): sangat lembut untuk jaringan dan
hipoalergenik. Ukuran lumen/saluran besar karena tidak ada lapisan karet dan tidak
mudah menggumpal. Kerugiannya adalah mudahnya balon mengempes sehingga
sering, terjadi kateter terlepas atau tidak sesuai pada tempatnya Iagi. Kateter ini lebih
sering digunakan untuk penggunaan jangka waktu selama 2-3 bulan.
d) PTFE (Polytetrafluoroethylene)/teflon: PTFE-coated latex catheter adalah kateter
latex yang dilapisi teflon pada bagian dalam maupun luar. Kateter ini lebih lembut
daripada kateter latex karena adanya
e) lapisan Teflon yang membantu mencegah pengerakan dan iritasi. Jangan
menggunakanjenis ini untuk pasien yang alergi terhadap latex.
Silicone-coated/silicone elastomer-coated: adalah kateter latex yang dilapisi silicon
pada bagian dalam dan luar. Kateter ini memiliki kekuatan dan fleksibilitas sejenis
kateter latex tetapi lebih awet dan tidak mudah mengerak seperti jen:s silicon murni
4
(100% silicon). Hydrogel-coated: merupakån kateter yang lembut dan
biocompatible. Kateter ini bersifat hidrofilik sehingga menyerap cairan yang akan
membentuk kerak di sekitar kateter dan karena tidak terlalu banyak gesekan maka
tidak menyebabkan iritasi.
f) Silver-coated catheter: merupakan jenis kateter dengan kombinasi lapisan silver
alloy dan hydrogel yang berfungsi sebagai antiseptic. Silver-hydrogel coated catheter
tersedia dalam bahan dasar latex dan silicon. Jenis ini terbukti menurunkan insiden
bekteriurea asimtomatik dalam jangka waktu I minggu.
g) Kateter Logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan
kandung kemih pada ibu yang melahirkan
Berdasarkan jenis dan indikasinya, ada kateter yang langsung dilepas beberapa
menit setelah penggunaan, ada juga yang baru dilepas setelah beberapa jam, hari,
atau bahkan dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun pada dasarnya, semua
jenis kateter memiliki fungsi yang sama, yaitu mengalirkan urine yang sudah
terkumpul di kandung kemih untuk dibuang dari tubuh. Hanya saja modelnya
1) Intermittent Catheter
5
Kateter ini digunakan bila pasien memerlukan kateter untuk sementara. Kateter
ini biasa dipakai untuk pasien pascaoperasi atau pasien yang enggan membawa
kemih. Kemudian urine akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan
2) Inwelling Catheter
Jenis kateter ini hampir sama dengan intermittent catheter yang ditujukan untuk
pemakaian sementara waktu. Hanya saja, kateter jenis ini dilengkapi dengan balon
kecil yang berfungsi mencegah kateter bergeser dan keluar dari tubuh. Balon tersebut
Kateter jenis ini dipasang dengan dua cara. Pertama, dipasang melalui uretra.
Urine akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan ditampung di kantong
penampung urine. Cara kedua, kateter dimasukkan melalui lubang kecil yang dibuat
di perut. Cara kedua ini hanya dapat dilakukan di rumah sakit dengan prosedur
6
C. Ukuran kateter
Prinsip pemilihan ukuran kateter adalah memilih ukuran yang terkecil yang mampu
mengalirkan urin secara adekuat. Meskipun demikian, ukuran kateter tetap harus
disesuaikan dengan indikasi dan kondisi klinis pasien. Ukuran kateter bervariasi
antara 5- 24 French (Fr). Secara urnum, ukuran yang disarankan adalah:
D. Panjang kateter
Panjang kateter terdiri dari 3 ukuran: ukuran anak, anak, perempuan, dan laki-
laki. Ukuran kateter laki-laki standar dengan panjang 4145 cm dapat digunakan untuk
laki-laki dan perempuan, tetapi ukuran perempuan yang lebih pendek yaitu 25 cm
dianggap lebih nyaman pada beberapa Wanita yang biasa beraktivitas dan
membutuhkan pemasangan kateter dalam jangka waktu yang lama. Ukuran wanita
yang pendek tidak sesuai untuk wanita yang obese atau imobilisasi karena akan
mudah terlepas dan menyebabkan trauma bada kandung kemih.
E. Ukuran Balon
Kembangkan balon dengan ukuran yang sekecil mungkin. Hal ini akan
mencegah adanya residu urine di kandung kemih, menurunkan resiko spasme
kandung kemih dan meminimalkan trauma pada leher kandung kemih. Ukuran balon
berkisar antara 5 — 30 ml tergantung produksi pabrikan. Ukuran yang biasa
digunakan adalam 10 ml. kembangkan balon sesuai dengan yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuatnya. Ukuran balon 30 ml digunakan untuk haemostat post
7
prosedur urologi dan tidak dianjurkan untuk peggunaan rutin. Gunakan air steril
untuk mengembangkan balon.
8
Saat ini tamponade uterus dilakukan dengan balon. Ada beberapa macam balon,
namun kali ini saya akan membicarakan penggunaan kondom kateter. Ini dipilih karena
efektif (rata-rata 15 menit paska pemasangan maka perdarahan akan layanan primer).
9
KONTRAINDIKASI PEMASANGAN KATETER
1) Pasien dengan prostatitis akut
2) Pasien dengan suspek trauma urethral
3) Pasien dengan riwayat striktur urethra
4) Pasien yang baru selesai penjalani TURP (Trans-Urethral Reserction of the Prostate)
dalam jangka waktu 24 jam
5) Pasien yang mengalami phymosis
6) Pasien yang mengalami riwayat sulit dipasang kateter
7) Pasien yang dicurigai mengalami hematuria
8) Pasien yang mengalami atau menunjukkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan eliminasi urine.
Pasien pria masih mempunyai kemampuan berkemih normal dan spontan, tetapi:
10
a. Pengalas
b. Selimut ekstra
e. Kasa
f. Korentang
i. Duk steril
j. Sketsel
l. Sabun
Persiapan Pasien
Persiapan Lingkungan
11
1) Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien
3) Cuci tangan
9) Bersihkan penis dengan sabun dan air lalu keringkan dengan handuk
11) Pasang kondom kateter dan ikatan perekat/plesternya yang ada pada kondom ke
bagian pangkal penis
12
19) Observasi keadaan pasien
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
13
Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plasrtik,
melalui uretra atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi yaitu
menetap dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang kateter,
selang kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat dari karet, plastik, metal
woven slik dan silikon yang fungsi dari alat kateter tersebut ialah memasukkan atau
mengeluarkan cairan.
Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah untukdigunakan
dan aman untuk mengalirkan urine pada klien pria.kondom kateter inilunak,berupa
selaput karet yang lembut yang disarungkan ke penis,dan cocokuntuk klien
inkontinensia atau koma yang masih mampunyai kemampuanmengosongkan
kandung kemih spontan dan komplit.Perdarahan pasca persalinan (Postpartum
Hemorrhage = PPH) sampai saatini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas maternal baik diNegara maju maupun di Negara berkembang.
3.2 SARAN
1) Diharapkan kepada dosen pembimbing, agar memberikan kritik dan saran agar
terciptanya makalah ini yang lebih baik
2) Diharapkan kepada penulis agar dapat mengaplikasikannya kepada klien danmemberikan
pelayanan yang baik dan sesuai aturan saat berada di lapangan.
3) Diharapkan bagi pembaca agar dapat memahami isi makalah ini agar menjadibahan
masukan yang berguna
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. I. A., Askandar, B., & Hendarto, H. (2020). Obstetri praktis komprehensif. Airlangga
University Press.
14
Suyanto, Suyanto, and Ahmad Ikhlasul Amal. "Nyeri, ketidaknyaman dan perasaan malu sebagai
dampak dari pemasangan kateter menetap." Gaster 18.2 (2020): 192-201.
Black & Hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1-3. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Eni Kusyanti. (2014). Ketrampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EG
Black & Hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1-3. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Eni Kusyanti. (2014). Ketrampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EG
Black & Hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1-3. Jakarta: EGC Brunner &
Suddarth. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Eni Kusyanti. (2014).
Ketrampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EG
NUGRAHA, A., TANTRI PUSPITA, N., PATIMAH, I., & NAGARA, A. D. (2019). CAUTIs
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN INFEKSI KARENA
PEMASANGAN KATETER URIN TEORI DAN APLIKASI. Jakad Media Publishing.
Penyusun, Tim, Ns Anita Sri Gandaria Purba, and S. Kep M. Kep. "PKK KEPERAWATAN
DASAR I."
Adi, Giri Susilo and Haryono, Rudi and Taukhit, Taukhit and Pratiwi, Etik and Wulandari,
Barkah and Rahayu, Novi Widyastuti and Utami, Maria Putri Sari and Susanti, Brigitta
Ayu Dwi and Wulandari, Apri Nur and Kustanti, Cecilya and Priliana, Wiwi Kustio and
Suyamto, Suyamto (2022) Buku Modul Standar Operasional Prosedur (SOP)
Keterampilan Keperawatan. Lembaga Omega Medika, Kediri.
15