Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

KATETERISASI PERKEMIHAN & PEMASANGAN


KONDOM KATETER
Dosen Pengempu : Theresia Avila Kurnia,M.Kep

DISUSUN OLEH
KELOMPOK
ANGGOTA :
1. Ardi Sofyanandi P07120122008
2. Baiq Riyani Yasmita P07120122013
3. Diah Afrianing Safitri P07120122016
4. Fadilah Saputri P07120122017
5. Hijri Prihartini P07120122021
6. Jodita Arfandi P07120122026
7. Ni Kadek Mirayanti P07120122036
8. Ratih Kartika Putri P07120122041
9. Widya Wulandari P07120122050

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM


DIPLOMA TIGA (D.III) KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkah dan rahmat-
Nya lah sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “(Kateterisasi Perkemihan & Kondom Kateter )”. Yang dibuat dalam tugas
Keperawatan Dasar.

Dalam penulisan makalah ini, kelompok kami mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini,
khususnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa.


2. Theresia Avila Kurnia,M.Kep selaku pembimbing atau dosen dalam makalah ini.
3. Semua pihak yamg telah memberikan bantuan dalam pembuatan makalah ini.

Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kami menerima segala masukan yang sifatnya membangun guna memajukan makalah ini.

Mataram, 27 Maret , 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................…….ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................2
ISI....................................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN KATETERISASI PERKEMIHAN........................................3
2.2 TUJUAN PEMASANGAN KATETER .........................................................4
2.3 MACAM-MACAM JENIS KATETER...........................................................4
2.4 PENGERTIAN KONDOMM KATETER……….......................................... 8
2.5 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PEMASANGAN KATETER...........9
2.6 SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) KONDOM KATETER. 10

BAB III.........................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup. Dikatakan sebagai makhluk hidup
karena manusia memiliki ciri-ciri diantaranya: dapat bernafas, berkembang biak, tumbuh
beradaptasi, memerlukan makan , dan mengeluarkan sisa metabolisme tubuh (eliminasi).
Setiap kegiatan yang dilakukan tubuh di karenakan peranan masing-masing organ.
Membuang urine dan alvi (eliminasi) merupakan salah satu aktivitas pokok yang harus
dilakukan oleh setiap manusia. Karena apabila eliminasi tidak dilakukan setiap manusia
akan menimbulkan berbagai macam gangguan seperti retensi urine, inkontinensia urine,
enuresis, perubahan pola eliminasi urine, konstipasi, diare dan kembung. Selain berbagai
macam yang telah disebutkan diatas akan menimbulkan dampak pada system organ lain
seperti: sistem pencernaan, ekskresi dll.

Kateterisasi merupakan tindakan memasukan kateter kedalam kandung kemih


melalui uretra untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi, sebagai pengambilan
bahan pemeriksaan.

Kateter terbagi dua, yaitu : kateter tetap dan kateter sementara. Kateter Tetap
biasanya dipasang bagi pasien yang tidak bisa buang air kecil secara langsung. Tindakan
ini di lakukan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan nya, untuk mempermudah BAK
seseorang yang terkena gangguan. Kateter sementara salah satu fungsinya bisa digunakan
sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Pemasangan kateter tersebut diantaranya
meliputi persiapan alat yang akan di gunakan , persiapan pasien,dan langkah-langkah
kerja.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang didapat yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan Kateterisasi Perkemihan?
2. Apa tujuan dari pemasangan Kateter ?
3. Apa saja macam – macam jenis Kateter?
4. Apa yang dimaksud dengan Kondom Kateter?
5. Apa saja Indikasi dan Kontraindikasi pemasangan Kateter?
6. Bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Kondom Kateter ?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kateterisasi Perkemihan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pemasangan Kateter.
3. Untuk mengetahui macam – macam jenis Kateter.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kondom Kateter.
5. Untuk mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi pemasangan Kateter.
6. Untuk mengetahui bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) pemasangan Kondom
7. Kateter.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kateterisasi Perkemihan

Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plasrtik,


melalui uretra atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi yaitu
menetap dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang kateter, selang
kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat dari karet, plastik, metal woven slik dan
silikon yang fungsi dari alat kateter tersebut ialah memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menyimpan atau menampung
air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang
ginjal. Pemasangan kateter adalah pemaukkan selang yang terbuat dari plastik atau karet 
melalui uretra menuju kandung kemih (vesika urinaria).
Kateter urine adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk
mengalirkan urine. Kateter ini biasanya dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung
kemih, namun metode lain yang disebut pendekatan suprapubik, dapat digunakan (Marlina
dan Roni, 2012).
Pemasangan kateter urin adalah teknik aseptik yang memerlukan penilaian klinis
penuh dan hanya boleh dilakukan bila ada kebutuhan klinis yang teridentifikasi atau untuk
memperbaiki kualitas hidup pasien (NHS Greater Glasgow & Clyde, 2012)

3
2.2 Tujuan Pemasangan Kateter
1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih.
2. Mendapatkan urine untuk specimen
3. Pengkajian residu urine
4. Penatalaksanaan pasien yg di rawat karena trauma medula spinalis, gangguan neuro
muscular, atau inkompeten kandung kemih, serta pascaoperasi besar.
5. Mengatasi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan

2.3 Macam – Macam dan Jenis Kateter


A. Macam-Macam Kateter

a) Kateter plastik: digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel
b) Kateter Latex/Karet: berbahan dasar karet, fleksibel tetapi kurang nyaman karena
gesekan permukaan, mudah terjadi pengerakan akibat mineral yang terkumpul dari
urin, dan alergi yang menyebabkan urethritis dan urethral stricture. Digunakan untuk
pemakaian dalam jangka waktu pendek.
c) Kateter Silicon murni (100% silicon): sangat lembut untuk jaringan dan
hipoalergenik. Ukuran lumen/saluran besar karena tidak ada lapisan karet dan tidak
mudah menggumpal. Kerugiannya adalah mudahnya balon mengempes sehingga
sering, terjadi kateter terlepas atau tidak sesuai pada tempatnya Iagi. Kateter ini lebih
sering digunakan untuk penggunaan jangka waktu selama 2-3 bulan.
d) PTFE (Polytetrafluoroethylene)/teflon: PTFE-coated latex catheter adalah kateter
latex yang dilapisi teflon pada bagian dalam maupun luar. Kateter ini lebih lembut
daripada kateter latex karena adanya
e) lapisan Teflon yang membantu mencegah pengerakan dan iritasi. Jangan
menggunakanjenis ini untuk pasien yang alergi terhadap latex.
Silicone-coated/silicone elastomer-coated: adalah kateter latex yang dilapisi silicon
pada bagian dalam dan luar. Kateter ini memiliki kekuatan dan fleksibilitas sejenis
kateter latex tetapi lebih awet dan tidak mudah mengerak seperti jen:s silicon murni

4
(100% silicon). Hydrogel-coated: merupakån kateter yang lembut dan
biocompatible. Kateter ini bersifat hidrofilik sehingga menyerap cairan yang akan
membentuk kerak di sekitar kateter dan karena tidak terlalu banyak gesekan maka
tidak menyebabkan iritasi.
f) Silver-coated catheter: merupakan jenis kateter dengan kombinasi lapisan silver
alloy dan hydrogel yang berfungsi sebagai antiseptic. Silver-hydrogel coated catheter
tersedia dalam bahan dasar latex dan silicon. Jenis ini terbukti menurunkan insiden
bekteriurea asimtomatik dalam jangka waktu I minggu.
g) Kateter Logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan
kandung kemih pada ibu yang melahirkan

B. Jenis – jenis kateter dan cara penggunaannya.

Berdasarkan jenis dan indikasinya, ada kateter yang langsung dilepas beberapa

menit setelah penggunaan, ada juga yang baru dilepas setelah beberapa jam, hari,

atau bahkan dalam jangka waktu yang lebih lama. Namun pada dasarnya, semua

jenis kateter memiliki fungsi yang sama, yaitu mengalirkan urine yang sudah

terkumpul di kandung kemih untuk dibuang dari tubuh. Hanya saja modelnya

berbeda. Berikut ini adalah beberapa jenis kateter urine:

1) Intermittent Catheter

5
Kateter ini digunakan bila pasien memerlukan kateter untuk sementara. Kateter

ini biasa dipakai untuk pasien pascaoperasi atau pasien yang enggan membawa

kantong penampung urine.

Prosedur penggunaannya bisa dipasang melalui uretra hingga mencapai kandung

kemih. Kemudian urine akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan

ditampung di kantong penampung urine atau kantong drainase.

2) Inwelling Catheter

Jenis kateter ini hampir sama dengan intermittent catheter yang ditujukan untuk

pemakaian sementara waktu. Hanya saja, kateter jenis ini dilengkapi dengan balon

kecil yang berfungsi mencegah kateter bergeser dan keluar dari tubuh. Balon tersebut

akan dikempiskan dan dikeluarkan ketika kateter sudah selesai digunakan.

Kateter jenis ini dipasang dengan dua cara. Pertama, dipasang melalui uretra.

Urine akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan ditampung di kantong

penampung urine. Cara kedua, kateter dimasukkan melalui lubang kecil yang dibuat

di perut. Cara kedua ini hanya dapat dilakukan di rumah sakit dengan prosedur

sterilisasi yang tepat

6
C. Ukuran kateter

Prinsip pemilihan ukuran kateter adalah memilih ukuran yang terkecil yang mampu
mengalirkan urin secara adekuat. Meskipun demikian, ukuran kateter tetap harus
disesuaikan dengan indikasi dan kondisi klinis pasien. Ukuran kateter bervariasi
antara 5- 24 French (Fr). Secara urnum, ukuran yang disarankan adalah:

1) Anak : 8- 10 french (Fr)


2) Wanita : 12-14 Fr
3) Laki-laki : 16-18 Fr
4) Hematuria : 20 -24 Fr
Pasien yang menga!ami hematuria sebaiknya menggunakan kateter 3 jalur sehingga
memungkinkan dilakukannya irigasi kandung kemih tanpa mengganti kateter.

D. Panjang kateter

Panjang kateter terdiri dari 3 ukuran: ukuran anak, anak, perempuan, dan laki-
laki. Ukuran kateter laki-laki standar dengan panjang 4145 cm dapat digunakan untuk
laki-laki dan perempuan, tetapi ukuran perempuan yang lebih pendek yaitu 25 cm
dianggap lebih nyaman pada beberapa Wanita yang biasa beraktivitas dan
membutuhkan pemasangan kateter dalam jangka waktu yang lama. Ukuran wanita
yang pendek tidak sesuai untuk wanita yang obese atau imobilisasi karena akan
mudah terlepas dan menyebabkan trauma bada kandung kemih.

E. Ukuran Balon

Kembangkan balon dengan ukuran yang sekecil mungkin. Hal ini akan
mencegah adanya residu urine di kandung kemih, menurunkan resiko spasme
kandung kemih dan meminimalkan trauma pada leher kandung kemih. Ukuran balon
berkisar antara 5 — 30 ml tergantung produksi pabrikan. Ukuran yang biasa
digunakan adalam 10 ml. kembangkan balon sesuai dengan yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuatnya. Ukuran balon 30 ml digunakan untuk haemostat post

7
prosedur urologi dan tidak dianjurkan untuk peggunaan rutin. Gunakan air steril
untuk mengembangkan balon.

2.4 Pengertian Kondom Kateter


Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah untuk
digunakan dan aman untuk mengalirkan urine pada klien pria.kondom kateter ini
lunak,berupa selaput karet yang lembut yang disarungkan ke penis,dan cocok untuk
klien inkontinensia atau koma yang masih mampunyai kemampuan mengosongkan
kandung kemih spontan dan komplit.kateter ini mungkin tersedia dalam jenis
indwelling (foley) karena drinase dipertahankan dengan sedikit risiko terhadap infeksi.

Tindakan keperawatan memasang kateter kondom pada pasien yang


inkontinensia atau pasien koma, dilakukan jika pasien yang dipasangi itu masih
mempunyai fungsi pengosongan kandung kemih utuh.

Pemasangan kondom kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk


memenuhi kebutuhan eliminasi urin dengan melakukan pemasangan kondom kateter
untuk membantu memenuhi kebutuhan BAK (pria), tetapi pasien masih mempunyai
kemampuan berkemih normal dan spontan. BAK merupakan kebutuhan setiap manusia
yang harus terpenuhi. Tindakan memberikan bantuan pada pasien yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar eliminasi urin karena ketidakmampuan atau
keterbatasan untuk melakukan BAK secara mandiri karena imobilisasi, inkontinensia,
dan koma.

Kondom Kateter/Tamponade uterus merupakan salah satu upaya mengontrol


perdarahan postpartum karena atonia. Prinsif kerjanya adalah menekan cavum uteri
dari sisi dalam ke arah luar dengan kuat sehingga terjadi penekanan pada arteria
sistemik serta memberikan tekanan hidrostatik pada uterina. Dulu, tamponade uterus
menggunakan kassa yang telah dipadatkan. Namun tamponade dengan kassa ini
menuai issu infeksi tinggi dan risiko trauma. Selain itu, jika tampon kurang padat dapat
mengakibatkan perdarahan tersembunyi.

8
Saat ini tamponade uterus dilakukan dengan balon. Ada beberapa macam balon,
namun kali ini saya akan membicarakan penggunaan kondom kateter. Ini dipilih karena
efektif (rata-rata 15 menit paska pemasangan maka perdarahan akan layanan primer).

2.5 Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan Kateter.


 INDIKASI PEMASANGAN KATETER
Pemasangan kateter merupakan tindakan yang sangat penting bagi beberapa pasien.
Tetapi penelitian menunjukkan bahwa 21-54% pemasangan kateter dilakukan atas
indikasi Yang kurang tepat (CDC, 2012). Keputusan dilakukan tindakan pemasangan
kateter harus berdasarkan pengkajian yang komprehensif terkait resiko dan kebutuhan
pasien Secara umum, indikasi pemasangan kateter adalah:

1) Pasien yang mengalami retensi urin akut dan kronis


2) Menjaga keteraturan pengeluaran urin pada pasien yang mengalami kesulitan
berkemih, sebagai akibat gangguan neurologis yang menyebabkan paralisis atau
kehilangan sensasi berkemih yang berefek pada proses berkemih
3) Pasien dengan penyakit gawat yang membutuhkan pengukuran urin output
4) Pasien yang menjalani pembedahan urologi atau operasi Iain yang terkait dengan
saluran genitourinary
5) Untuk antisipasi proses operasi yang panjang
6) Pasien yang membutuhkan monitoring urine output pada saat pembedahan
7) Untuk membantu proses penyembuhan Iuka di area sacral dan perineal pada pasien
yang mengalami inkontinensia
8) Pasien yang mengalami imobilisasi jangka panjang seperti pasien yang mengalami
fraktur spinal atau lumbar, multiple fracture, multiple trauma di area pelvis, dil
9) Untuk irigasi kandung kemih
10) Untuk memasukkan Obat atau untuk proses pemeriksaan diagnostic terkait system
urologi (contoh: cystogram)
11) Untuk memfasilitasi proses berkemih dan menjaga integritas kulit
12) Untuk meningkatkan kenyamanan pada pasien terminal (palliative care)

9
 KONTRAINDIKASI PEMASANGAN KATETER
1) Pasien dengan prostatitis akut
2) Pasien dengan suspek trauma urethral
3) Pasien dengan riwayat striktur urethra
4) Pasien yang baru selesai penjalani TURP (Trans-Urethral Reserction of the Prostate)
dalam jangka waktu 24 jam
5) Pasien yang mengalami phymosis
6) Pasien yang mengalami riwayat sulit dipasang kateter
7) Pasien yang dicurigai mengalami hematuria
8) Pasien yang mengalami atau menunjukkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih

2.6 Standar Oprasional Prosedur (SOP) Pemasangan Kondom Kateter.

Pengertian Pemasangan Kondom Kateter

Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan eliminasi urine.

Indikasi Pemasangan Kondom Kateter

Pasien pria masih mempunyai kemampuan berkemih normal dan spontan, tetapi:

1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine seperti inkontinensia.

2. Pasien dengan pemantauan output.

3. Penyakit tertentu misal coma, imobilisasi.

Tujuan Pemasangan Kondom Kateter

Memenuhi kebutuhan urin eliminasi.

Persiapan Tempat dan Alat

10
a. Pengalas

b. Selimut ekstra

c. Kantong penampung urine (Urine Bag)

d. Kapas sublimat dalam tempatnya

e. Kasa

f. Korentang

g. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine)

h. Pinset anatomi atau sarung tangan steril.

i. Duk steril

j. Sketsel

k. Kondom sesuai kebutuhan

l. Sabun

m. Botol beri air hangat.

Persiapan Pasien

1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuannya.

2. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent.

Persiapan Lingkungan

Memasang sketsel/tabir dan menutup pintu.

Pelaksanaan Pemasangan Kondom Kateter

11
1) Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien

2) Tutup jendela dan pintu/pasang sampiran

3) Cuci tangan

4) Pasang selimut ekstra

5) Pasang pengalas di bawah bokong pasien

6) Lepaskan pakaian bawah pasien

7) Atur posisi dorsal recumbent (M Shape)

8) Pakai sarung tangan

9) Bersihkan penis dengan sabun dan air lalu keringkan dengan handuk

10) Bersihkan penis

11) Pasang kondom kateter dan ikatan perekat/plesternya yang ada pada kondom ke
bagian pangkal penis

12) Hubungkan ujung kondom kateter dengan kantong urine

13) Atur posisi pasien

14) Angkat pengalas

15) Ganti selimut ekstra dengan selimut pasien

16) Rapikan alat-alat dan kembalikan ke tempatnya

17) Cuci tangan

18) Buka sampiran/pintu/jendela

12
19) Observasi keadaan pasien

20) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil tindakan

Sikap Selama Pemasangan Kondom Kateter

1) Menunjukkan sikap sopan dan ramah.

2) Menjamin Privacy pasien

3) Bekerja dengan teliti

4) Memperhatikan body mechanism.

Evaluasi Pemasangan Kondom Kateter

1) Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan


2) Observasi pengeluaran urine (jumlah, warna, dan bau)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

13
Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plasrtik,
melalui uretra atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi yaitu
menetap dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang kateter,
selang kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat dari karet, plastik, metal
woven slik dan silikon yang fungsi dari alat kateter tersebut ialah memasukkan atau
mengeluarkan cairan.

Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah untukdigunakan
dan aman untuk mengalirkan urine pada klien pria.kondom kateter inilunak,berupa
selaput karet yang lembut yang disarungkan ke penis,dan cocokuntuk klien
inkontinensia atau koma yang masih mampunyai kemampuanmengosongkan
kandung kemih spontan dan komplit.Perdarahan pasca persalinan (Postpartum
Hemorrhage = PPH) sampai saatini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas maternal baik diNegara maju maupun di Negara berkembang.

3.2 SARAN

1) Diharapkan kepada dosen pembimbing, agar memberikan kritik dan saran agar
terciptanya makalah ini yang lebih baik
2) Diharapkan kepada penulis agar dapat mengaplikasikannya kepada klien danmemberikan
pelayanan yang baik dan sesuai aturan saat berada di lapangan.
3) Diharapkan bagi pembaca agar dapat memahami isi makalah ini agar menjadibahan
masukan yang berguna

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. I. A., Askandar, B., & Hendarto, H. (2020). Obstetri praktis komprehensif. Airlangga
University Press.

14
Suyanto, Suyanto, and Ahmad Ikhlasul Amal. "Nyeri, ketidaknyaman dan perasaan malu sebagai
dampak dari pemasangan kateter menetap." Gaster 18.2 (2020): 192-201.

Black & Hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1-3. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Eni Kusyanti. (2014). Ketrampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EG
Black & Hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1-3. Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Eni Kusyanti. (2014). Ketrampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EG
Black & Hawks. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Buku 1-3. Jakarta: EGC Brunner &
Suddarth. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Eni Kusyanti. (2014).
Ketrampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EG

NUGRAHA, A., TANTRI PUSPITA, N., PATIMAH, I., & NAGARA, A. D. (2019). CAUTIs
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN INFEKSI KARENA
PEMASANGAN KATETER URIN TEORI DAN APLIKASI. Jakad Media Publishing.

Penyusun, Tim, Ns Anita Sri Gandaria Purba, and S. Kep M. Kep. "PKK KEPERAWATAN
DASAR I."

UMIYATI, G. (2019). ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PATOLOGI PADA NY. P,


P_VIII A_IUMUR 42 TAHUN DENGAN ATONIA UTERI DI PUSKESMAS
DUKUHSETI (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang)

Adi, Giri Susilo and Haryono, Rudi and Taukhit, Taukhit and Pratiwi, Etik and Wulandari,
Barkah and Rahayu, Novi Widyastuti and Utami, Maria Putri Sari and Susanti, Brigitta
Ayu Dwi and Wulandari, Apri Nur and Kustanti, Cecilya and Priliana, Wiwi Kustio and
Suyamto, Suyamto (2022) Buku Modul Standar Operasional Prosedur (SOP)
Keterampilan Keperawatan. Lembaga Omega Medika, Kediri.

15

Anda mungkin juga menyukai