Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN

ELIMINASI DAN ALVI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

Rohana saputri PO7124122006


Alevia Felliza PO7124122009
Adelia Ramadhani PO7124122014
Nyoman Rani PO7124122016
Reliana PO7124122018
Ika Pebriyanti PO7124122028
Ika Liana PO7124122029
Putri Aliyah PO7124122030
Dia rama patricia PO7124122038
Natasya Putri Andini PO7124122045
Melani PO7124122046
Sri Rahayu Komala PO7124122049

DOSEN PENGAMPU : Heni Sumastri,S.Pd, M.Kes.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI D3 KEBIDANAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt karena dengan rahmat
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Kehamilan“ ini dengan baik
meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya

Dan juga kami berterima kasih kepada :


1. Ibu Wilma, SST, M.Kes selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Kehamilan.
2. Ibu Heni Sumastri, S.Pd, M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan Kehamilan.
3. Serta teman-teman kelompok 3 yang telah bekerja sama dalam menyusun
penulisan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran
demi perbaikan makalah yang kami buat dimasa yang akan datang, mengingat
tidak ada yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami pribadi
maupun orang yang membaca.

Palembang, 9 Maret 2023


Penulis,

Kelompok 3 (Tingkat I.A)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Pengertian Eliminasi Urine Dan Alvi .......................................................... 3

B. Tujuan Dan Cara Pemasangan Kateter ....................................................... 3

C. Tujuan Dan Cara Pemberian Huknah ......................................................... 7

D. Tujuan Dan Cara Pemberian Pot Urinal.................................................... 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup terutama manusia memiliki kebutuhan untuk
eliminasi dan alvi. Eliminasi adalah salah satu kebutuhan dasar yang harus
terpenuhi untuk setiap manusia, contoh dari proses eliminasi adalah BAB
(buang air besar) dan BAK (buang air kecil). Proses berkemih (BAK)
merupakan proses pembuangan air kecil, sisa makanan dari kandung kemih
atau biasa disebut kandung kemih. Saat saraf di dinding kandung kemih
dirangsang, saat kandung kemih sudah mencapai sekitar 250-450cc (dewasa)
atau 200-250cc (anak-anak), urin akan keluar. Eliminasi fekal (BAB) adalah
proses pengeluaran sisa metabolisme tubuh dalam bentuk feses. Kotoran yang
keluar dari rektum dan kemudian melalui anus disebut feses. Ini juga disebut
buang air besar. Frekuensi buang air besar sangat bervariasi dari individu ke
individu, seperti halnya jumlah buang air besar yang dikeluarkan.
Penghapusan produk limbah secara teratur dari usus sangat penting.
Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada saluran cerna dan
bagian tubuh lainnya. Karena fungsi usus bergantung pada keseimbangan
beberapa faktor, pola dan kebiasaan buang air besar setiap orang berbeda.
Dalam kondisi buruk, pasien biasanya meminta bantuan tenaga medis,
terutama perawat, untuk mempertahankan kebiasaan buang air besar yang
normal.
Ada kalanya proses eliminasi tersebut tidak bisa berjalan secara normal,
hal tersebut bisa disebabkan oleh faktor usia atau kesulitan melakukan proses
eliminasi sendiri (sakit). Maka dari itu penulis memilih judul makalah ini
yakni “Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Dan Alvi” untuk mengetahui dan
memahami pengertian pemenuhan kebutuhan eliminasi dan alvi, tujuan dan
cara pemasangan kateter, huknah, dan pemberian pot urinal.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian eliminas urinei dan alvi ?
2. Apa tujuan dan bagaimana cara pemasangan kateter ?
3. Apa tujuan dan bagaimana cara pemberian huknah ?
4. Apa tujuan dan bagaimana cara pemberian pot urinal ?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengertian eliminasi
urine dan alvi
2. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tujuan dan cara
pemasangan kateter
3. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tujuan dan cara
pemberian huknah
4. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tujuan dan cara
Pemberian pot urinal

D. Manfaat
1. Mahasiswa maupun pembaca dapat menjadikan makalah ini menjadi salah
satu sumber ilmu dalam memahami pengertian eliminasi urine dan alvi
2. Mahasiswa maupun pembaca dapat menjadikan makalah ini menjadi salah
satu sumber ilmu dalam pemasangan kateter
3. Mahasiswa maupun pembaca dapat menjadikan makalah ini menjadi salah
satu sumber ilmu dalam memahami pemberian huknah
4. Mahasiswa maupun pembaca dapat menjadikan makalah ini menjadi salah
satu sumber ilmu dalam Pemberian pot urinal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Eliminasi Urine Dan Alvi


 Eliminasi Urine
Proses berkemih adalah proses pembuangan zat-zat sisa makanan
dalam vesika urinaria atau biasa disebut dengan kandung kemih. Jika
terjadi rangsangan pada saraf-saraf dind- ing kandung kemih ketika
kandung kemih sudah mencapai ku- rang lebih 250-450cc (orang dewasa)
atau 200-250cc (anak- anak), maka urine akan dikeluarkan.

 Eliminasi Alvi (Defekasi/Buang Air Besar)


Eliminasi alvi adalah pengeluaran zat sisa berupa feses melalui
anus dan rektum. Feses merupakan zat sisa makanan yang tidak terpakai
oleh tubuh yang terdiri dari air, mikroor- ganisme, protein, lemak, serat
makanan yang tidak dapat di- cerna, dan pigmen empedu. Saluran
pencernaan yang berfungsi dalam eliminasi alvi atau eliminasi fekal adalah
usus halus dan usus besar (kolon). Usus halus mempunyai fungsi untuk me
nyerap elektrolit seperti Na', Cl, K' dan HCO. Sementara itu, usus besar
(kolon) bertindak sebagai tempat pembentuk feses dan penyimpanan feses
sebelum dikeluarkan dari dalam tubuh. Defekasi merupakan proses
dikeluarkan feses dari dalam usus besar dan biasa disebut buang air besar.

B. Tujuan Dan Cara Pemasangan Kateter


Pemasangan kateter adalah tindakan memasukkan selang karet atau
plastik melalui uretra ke kandung kemih disebut kateter urin. Ada dua jenis
kateterisasi urin menetap dan intermiten. Bertujuan untuk mengeliminir
ketidaknyamanan padapa- sien karena distensi kandung kemih, mendapatkan
urine steril untuk spesimen agar dapat dicek di laboratorium, pengkajian dan
penelitian residu urine, penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma

3
medula spinalis, gangguan neuromuskular atau inkompeten kandung kemih,
serta pasca operasi besar, mengobati obstruksi aliran urine pada pasien, dan
mengobati retensi perkemihan pada pasien.

 Alat dan bahan


1. Sarung tangan steril
2. Kateter steril (sesuai dengan ukuran dan jenis)
3. Duk steril
4. Minyak pelumas/jeli
5. Larutan pembersih antiseptik (kapas sub-limat)
6. Spuit yang berisi cairan atau udara
7. Perlak
8. Pinset anatomi
9. Bengkok
10. Kantung penampung urine
11. Sampiran

 Prosedur kerja
 Pemasangan Kateter Perkemihan Pria
1. Menjelaskan seluruh prosedur pada pa- sien.
2. Mencuci tangan sebelum seluruh prosedur dilakukan.
3. Memasang sampiran agar privasi pasien terjaga.
4. Memasang perlak.
5. Menggunakan sarung tangan steril selama proses berlangsung.
6. Memaasang duk steril.
7. Tangan kiri perawat memegang penis, lalu prepusium ditarik sedikit
ke pangkalnya, kemudian bersihkan dengan kapas subli- mat.
8. Perawat memberi minyak pelumas atau jeli pada bagian ujung
kateter, kurang le- bih 12,5-17,5 cm, lalu masukkan kateter itu
perlahan sekitar 17,5-20 cm. Kemudian an- jurkan pasien untuk
menarik napas dalam.
9. Jika ada yang tertahan katakan kepada pa sien untuk tidak
memaksanya.

4
10. Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades, atau
sejenisnya. Ini dilaku kan agar kateter menetap, serta bila terjadi
intermiten, perawat perlu menarik kemba li, sambil meminta pasien
untuk menarik napas dalam-dalam.
11. Menyambung kateter dengan kantung penampang, serta lakukan
fiksasi ke arah atas paha/abdomen
12. Merapikan peralatan setelah seluruh pro- ses selesai dilakukan.
13. Jika semua sudah dilakukan, segera cuci tangan secara menyeluruh.
14. Mencatat seluruh prosedur serta respons pasien.

 Pemasangan Kateter Perkemihan Wanita


1. Menjelaskan seluruh prosedurkepada pasien.
2. Mencuci tangan sebelum prosesi dilak- sanakan.
3. Memasanga sampiran agar privasi pasien terjaga.

5
4. Memasang perlak.
5. Menggunakan sarung tangan steril selama proses berlangsung.
6. Memasang duk steril di sekitar alat genital pasien.
7. Perawat membersihkan vulva dengan ka- pas sublimat dengan arah
dari atas ke ba- wah. Proses ini dilakukan sebanyak 3 kali hingga
bersih.
8. Perawat membuka labia mayora dengan ibu jari, serta telunjuk
tangan kiri, kemudi- an bersihkan bagian dalam hingga tuntas.
9. Memberi minyak pelumas atau jeli pada ujung kateter, kurang lebih
2,5-5 cm, lalu masukkan perlahan serta minta pasien un- tuk menarik
napas dalam. Kemudian ma- sukkan kateter sekitar 2,5-5 cm atau
hing- ga urine keluar.
10. Setelah selesai isi balon dengan cairan aquades, atau sejenisnya
dengan meng- gunakan spuit untuk kateter menetap. Bila intermiten,
perawat perlu menarik kemba li, lalu mintalah pada pasien untuk
mena- rik napas dalam.
11. Sambungkan kateter dengan kantong pe- nampung urine, kemudian
fiksasi ke arah samping.
12. Merapikan alat-alat yang digunakan sete- lah seluruh proses selesai
dilaksanakan.
13. Mencuci tangan setelah seluruh proses se- lesai dilakukan.
14. Mencatat prosedur serta respons pasien.

6
C. Tujuan Dan Cara Pemberian Huknah
Ada dua jenis pemberian huknah yaitu hukna rendah dan hukna tinggi:

 Huknah Rendah
Sebuah tindakan dengan cara menyuntikkan cairan hangat ke kolon
desendens dengan jarum lurus melalui anus. Huknah rendah dilakukan
sebelum operasi atau dalam persiapan untuk operasi dan dilakukan pada
pasien dengan sembelit. Prosedur ini dilakukan pada penderita konstipasi
untuk merangsang buang air besar atau merangsang gerak peristaltik usus
untuk mengeluarkan feses karena kesulitan buang air besar. Prosedur ini
bertujuan untuk mengosongkan usus pada pembedah serta untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung
seperti BAB (buang air besar).
 Alat Dan Bahan:
1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula rektal danklem.
3. Cairan hangat (700-1000 ml dengan suhu 40,5°- 43°C
4. Jeli
5. Pispot
6. Sampiran
7. Sarung tangan
8. Tisu
9. Bengkok

 Prosedur Kerja:
1. Menelaskan prosedur kerja yang akan di- laksanakan pada pasien.
2. Mencuci tangan sebelum proses dilakukan.
3. Mengatur ruangan dengan memasang sampiran jika pasien dirawat
di bangsadilakuka
4. Mengatur posisi pasien dengan posisi Sims kiri.
5. Memasasang pengalas di daerah area glutea.
6. Menyilangkan bengkok di dekat pasie.

7
7. Mengisi irigator dengan cairan hangat, kemudian dihubungkan
dengan kanula rekatal. Kemudian periksa alirannya dengan
membuka kanula rekti serta menge- luarkan air ke bengkok. Setelah
itu, beri jeli pada kanula.
8. Menggunakan sarung tangan selama pro- ses berlangsung.
9. Memasukkan kanula kira-kira 15 cm, ke dalam rektum, ke arah
kolon desendens. Kemudian meminta pasien untuk menarik napas
panjang. Setelah itu pegang irigator setinggi 50 cm dari tempat tidur,
kemudi- an buka klemnya. Lalu air dialirkan sam- pai pasien
menunjukkan keinginanuntuk defekasi.
10. Menganjurkan pasien untuk menahan se- bentar rasa ingin defekasi,
serta memaas- ang pispot atau anjurkan ke toilet. Bila pasien tidak
mampu bergerak, perawat kemudian membersihkan daerah sekitar
anus hingga bersih serta mengeringkan dengan tisu.
11. Mencuci tangan setelah seluruh prosedur dilaksanakan.
12. Mencatat berbagai hal yang terjadi selama proses berlangsung,
seperti jumlah feses yang keluar, warna, bau, kepadatan, dan respons
pasien.

 Hukna Tinggi
Tindakan memasukkan cairan hangat ke dalam kolon asendens
dengan menggunakan kanula anus disebut sebagai huknah tinggi.
Tindakan ini dilakukan pada pasien yang akan mendapatkan tindakan
pembedahan umum. Bertujuan untuk mengosongkan usus untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya buang air besar
selama prosedur operasi ber- langsung. Ini juga merupakan tindakan pe-
ngosongan sebagai tindak diagnostik/pembedahan.
 Alat Dan Bahan:
1. Pengalas
2. Irigator lengkap dengan kanula anus
3. Cairan hangat (700-1000 ml dengan suh 40,5°-43°C)
4. Bengkok

8
5. Jeli
6. Pispot
7. Sampiran
8. Sarung tangan
9. Tisu

 Prosedur Kerja:
1. Menjelaskan seluruh prosedur yang akan dilakukan pada pasien.
2. Mencuci tangan kita selama prosedur perawatan berlangsung.
3. Agar privasi pasien tetap terjaga, kita harus mengatur ruangan
dengan meletakkan sampiran. Ini dilakukan bila pasien berada di
bangsal umum. Atau jika dirawat di ruang VIP atau khusus, perawat
cukup dengan menutup pintu kamar.
4. Mengatur posisi pasien dengan posisi Sims kanan.
5. Memasang pengalas di bawah daerah anus.
6. Menyiapkan bengkok dekat dengan posisi- pasien.
7. Mengisi irigator dengan diisi cairan ha- ngat sesuai dengan suhu
badan. Kemudian hubungkan dengan kanula anus. Setelah itu
periksa aliran dengan membuka kanula anus. Sesudah itu keluarkan
air ke bengkok dan berikan jeli pada ujung kanula tersebut.
8. Menggunakan sarung tangan selama prosedur berlangsung.
9. Memasukkan kanula ke dalam rektum ke arah kolon asendens
sepanjang 15-20 cm. Itu dilakukan sambil pasien menarik napas
panjang serta memegang irigator setinggi 30 cm dari tempat tidur.
Kemudian buka klem sampai air mengalir dan menimbul- kan rasa
ingin defekasi.
10. Perawat menganjurkan pada pasien untuk menahan sebentar bila ada
rasa ingin defekasi, sambil perawat memasang pis- pot. Atau perawat
menganjurkan pasien untuk ke toilet. Namun, bila pasien tidak
mampu ke toilet, perawat membersihkan dengan menyiram daerah
perineum hingga bersih, serta keringkan dengan tisu.
11. Mencuci tangan setelah seluruh prosedur selesai dilaksanakan.

9
12. Mencatat seluruh prosedur seperti, warna, konsistensi, dan respons
pasien terhadap tindakan.

D. Tujuan Dan Cara Pemberian Pot Urinal


Pot Urinal merupakan tempat untuk menampung urine / air seni. Alat ini
biasanya digunakan pasien atau lansia yang tidak bisa atau susah untuk pergi
menuju kamar mandi atau toilet sendiri.

 Persiapan Alat Dan Bahan


1. Urineal
2. Pengalas
3. Tisu

 Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Memberi tahu tindakan yang akan dilakukan pada pasien
3. Pasang pengalas pada glutea
4. Lepas pakaian bawah pasien
5. Pasang urineal di bawah glutea/pinggul atau di antara kedua paha.

10
6. Anjurkan pasien untuk berkemih
7. Merapikan alat
8. Cuci tangan
9. Mendokumentasikan tindakan yang di- lakukan. Catat warna, dan
jumlah produksi urine.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Eliminasi Urine atau Proses berkemih adalah proses pembuangan zat-zat
sisa makanan dalam vesika urinaria atau biasa disebut dengan kandung
kemih. Jika terjadi rangsangan pada saraf-saraf dind- ing kandung kemih
ketika kandung kemih sudah mencapai ku- rang lebih 250-450cc (orang
dewasa) atau 200-250cc (anak- anak), maka urine akan dikeluarkan.
Sedangkan Eliminasi alvi adalah pengeluaran zat sisa berupa feses melalui
anus dan rektum. Feses merupakan zat sisa makanan yang tidak terpakai oleh
tubuh yang terdiri dari air, mikroor- ganisme, protein, lemak, serat makanan
yang tidak dapat di- cerna, dan pigmen empedu. Saluran pencernaan yang
berfungsi dalam eliminasi alvi atau eliminasi fekal adalah usus halus dan usus
besar (kolon). Usus halus mempunyai fungsi untuk me nyerap elektrolit
seperti Na', Cl, K' dan HCO. Sementara itu, usus besar (kolon) bertindak
sebagai tempat pembentuk feses dan penyimpanan feses sebelum dikeluarkan
dari dalam tubuh. Defekasi merupakan proses dikeluarkan feses dari dalam
usus besar dan biasa disebut buang air besar.

Pemasangan kateter adalah tindakan memasukkan selang karet atau


plastik melalui uretra ke kandung kemih disebut kateter urin. Ada dua jenis
kateterisasi urin menetap dan intermiten. Bertujuan untuk mengeliminir
ketidaknyamanan padapa- sien karena distensi kandung kemih, mendapatkan
urine steril untuk spesimen agar dapat dicek di laboratorium, pengkajian dan
penelitian residu urine, penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma
medula spinalis, gangguan neuromuskular atau inkompeten kandung kemih,
serta pasca operasi besar, mengobati obstruksi aliran urine pada pasien, dan
mengobati retensi perkemihan pada pasien.

12
Ada dua jenis pemberian huknah yaitu hukna rendah dan hukna tinggi.
Sebuah tindakan dengan cara menyuntikkan cairan hangat ke kolon
desendens dengan jarum lurus melalui anus. Huknah rendah dilakukan
sebelum operasi atau dalam persiapan untuk operasi dan dilakukan pada
pasien dengan sembelit. Prosedur ini dilakukan pada penderita konstipasi
untuk merangsang buang air besar atau merangsang gerak peristaltik usus
untuk mengeluarkan feses karena kesulitan buang air besar. Prosedur ini
bertujuan untuk mengosongkan usus pada pembedah serta untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan selama operasi berlangsung seperti BAB (buang
air besar). Sedangkan Tindakan memasukkan cairan hangat ke dalam kolon
asendens dengan menggunakan kanula anus disebut sebagai huknah tinggi.
Tindakan ini dilakukan pada pasien yang akan mendapatkan tindakan
pembedahan umum. Bertujuan untuk mengosongkan usus untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya buang air besar selama prosedur
operasi ber- langsung. Ini juga merupakan tindakan pe- ngosongan sebagai
tindak diagnostik/pembedahan.
Pot Urinal merupakan tempat untuk menampung urine / air seni. Alat
ini biasanya digunakan pasien atau lansia yang tidak bisa atau susah untuk
pergi menuju kamar mandi atau toilet sendiri. Untuk alat, bahan, dan prosedur
pemasangan dan pemberian sudah tercantum didalam pembahasan diatas
pada makalah ini.

B. Saran
Bertitik tolak dari penulisan makalah ini, penulis merasa perlu memberikan
saran sebagai berikut :
1. Diharapkan untuk memahami pentingnya pemenuhan kebutuhan
eliminasi dan alvi.
2. Agar teman-teman/para pembaca dapat lebih mengerti mengenai
pemenuhan kebutuhan eliminasi dan alvi.
3. Diharapkan makalah dapat dijadikan bahan referensi sebagai bahan
pelajaran yang bermanfaat tentunya.

13
4. Diharapkan agar tidak berpatokan materi hanya pada makalah ini saja,
melainkan mencari sumber-sumber referensi terpercaya lainnya agar
lebih paham dan mengerti mengenai pemenuhan kebutuhan eliminasi dan
alvi.

14
DAFTAR PUSTAKA

K, T. K. (2022). Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Ny.H


Dengan Kebutuhan Dasar Eliminasi Diruang Dahlia RSUD dr.Doris
Sylvanus Palangka Raya. Revisi-Laporan Pendahuluan Kebutuhan
Eliminasi Di Ruang Dahlia, 1.

Musrifatul Uliyah, A. A. (2019). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk


Kebidanan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Ponorogo, U. M. (2019). Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Gangguan


Pemenuhan Eliminasi Alvi dengan Masalah Keperawatan Konstipasi. 1
BAB 1 PENDAHULUAN, 1-3.

Puji Hastuti, A. W. (2019). Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan. Jakarta: CV.


Trans Info Media.

Yuni Fitriana, A. A. (2019). Keterampilan Dasar Kebidanan (KDK). Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.

15
LAMPIRAN

A. DAFTAR TILIK PEMASANGAN HUKNAH

16
17
18
B. DAFTAR TILK PEMASANGAN KATETER

19
20
C. DAFTAR TILIK PEMASANGAN POT URINAL

21
D. DAFTAR TILIK PEMASANGAN POT FEKAL

22
23

Anda mungkin juga menyukai