Anda di halaman 1dari 56

TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEPERAWATAN

ELIMINASI URINE

Dosen Pengampu:
Emuliana Sulpat, S. Kep., Ns., M. Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Agny Pratista 152111913160


Audrey Rhefi Yuanca. 152111913130
Dwi Meilani Hamzah 152111913158
Dwi Putri Fatimatuz Zahroh 152111913076
Eka Nurindah Priandani 152111913124
Istifarosita 152111913176
Khairatri Asmaramadhani 152111913164
Khalita Rizqia 152111913113
Liani Firda Listanti C.A 152111913192
Melda Cahya Aulia 152111913196
Shofiatun Kholilah 152111913156
Sri Sulastri 152111913195

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Eliminasi Urin” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Emuliana Sulpat, S. Kep., Ns., M. Kes.
selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan Keperawatan. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan. Selain itu,
makalah ini disusun untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Eliminasi Urin
bagi penulis dan pembaca.
Sebagai penulis, kami menyadari masih banyak kekurangan dari penyusunan makalah
ini, baik dalam penulisan yang kurang tepat hingga tata bahasa penyampaiannya. Maka dari
itu, kami menerima kritik dan saran yang diberikan oleh pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan mengenai Eliminasi Urin bagi penulis dan pembaca

Lamongan, 09 September 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3

2.1 Definisi Eliminasi Urine.............................................................................................. 3

2.2 Tujuan Eliminasi Urine ............................................................................................... 3

2.3 Kebijakan Eliminasi Urine .......................................................................................... 3

2.4 Prosedur Eliminasi Urine ............................................................................................ 5

BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................................... 6

3.1 Kasus Semu ................................................................................................................. 6

3.2 Asuhan Keperawatan................................................................................................... 6

BAB IV PEMBAHASAN KASUS ......................................................................................... 48

4.1. Pengkajian ................................................................................................................. 48

4.2. Diagnosa .................................................................................................................... 48

4.3. Intervensi ................................................................................................................... 49

4.4. Implementasi ............................................................................................................. 49

4.5. Evaluasi ..................................................................................................................... 49

BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 51

5.1. Kesimpulan................................................................................................................ 51

5.2. Saran .......................................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 53

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap
manusia. Kebutuhan dasar manusia terbagi menjadi 14 kebutuhan dasar, menyatakan
bahwa kebutuhan eliminasi terdapat pada urutan ke tiga. Apabila sistem perkemihan tidak
dapat berfungsi dengan baik, sebenarnya semua organ akhirnya akan terpengaruh. Secara
umum gangguan pada ginjal mempengaruhi eliminasi. Sehingga mengakibatkan masalah
kebutuhan eliminasi urine, antara lain : retensi urine, inkontinensia urine, enuresis, dan
ureterotomi. Masalah kebutuhan eliminasi urine sering terjadi pada pasien - pasien rumah
sakit yang terpasang kateter tetap (Hidayat, 2015).
Eliminasi urin merupakan salah satu proses metabolisme tubuh. Zat-zat yang tidak
diperlukan dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru
terutama mengeluarkan karbon dioksida, gas yang dihasilkan selama metabolisme di
jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa ke paru-paru melalui sistem vena dan
dikeluarkan melalui pernapasan, sedangkan kulit mengeluarkan air dan natrium/keringat.
Ginjal adalah bagian utama tubuh untuk membuang kelebihan cairan, elektrolit, ion
hidrogen dan asam. Proses ini berlangsung dalam dua langkah utama.
Langkah kedua adalah mencoba mengosongkan kandung kemih Ini adalah refleks saraf
yang disebut refleks berkemih (mikturisi). Refleks berkemih adalah refleks medula
spinalis otonom, tetapi juga dapat dihambat atau diinduksi oleh pusat korteks serebral atau
batang otak. Penurunan salah satu dari ini menyebabkan penurunan output urin. Output
urin juga berubah pada orang dengan penyakit ginjal, mempengaruhi kuantitas, kualitas,
dan tingkat produk limbah dalam urin.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari eliminasi urine?
2. Apa tujuan dari eliminasi urine?
3. Bagaimana kebijakan dari eliminasi urine?
4. Bagaimana prosedur dari eliminasi urine?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui masalah dan faktor
apa saja yang mempengaruhi proses eliminasi seseorang terutama pada pasien.
1
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi eliminasi urine
2. Untuk mengetahui tujuan dari eliminasi urine.
3. Untuk mengetahui kebijakan dari eliminasi urine.
4. Untuk mengetahui prosedur dari eliminasi urine.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Eliminasi Urine
Eliminasi merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan fisiologis manusia. Menurut
Sinthania, et al (2022) Eliminasi adalah proses pengeluaran metabolik limbah dari tubuh
berupa urine atau feses. Eliminasi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi oleh setiap manusia. Kebutuhan dasar manusia terbagi menjadi 14 kebutuhan
dasar, menyatakan bahwa kebutuhan eliminasi terdapat pada urutan ketiga. Kebutuhan
eliminasi pada manusia terdiri atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil)
dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
Eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) adalah salah satu dari proses metabolik
tubuh yang bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa dari tubuh. Eliminasi urine adalah
kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan menentukan kelangsungan hidup
manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Eliminasi urin
ini sangat tergantung kepada fungsi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Ginjal
menyaring produk limbah dari darah untuk membentuk urin. Ureter bertugas
mentranspot urin dari ginjal ke kandung kemih. Kandung kemih berguna untuk
menyimpan urin sampai timbul keinginan untuk berkemih. Kandung kemih dalam kondisi
normal dapat menampung urin sebanyak 600 ml. Akan tetapi, keinginan untuk berkemih
dapat dirasakan pada saat kandung kemih terisi urin dalam jumlah yang lebih kecil
(150-200 ml pada orang dewasa).
2.2 Tujuan Eliminasi Urine
Eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) adalah salah satu dari proses metabolik
tubuh yang bertujuan diantaranya
1. Untuk mengeluarkan bahan sisa dari tubuh.
2. Untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis melalui sisa-sisa metabolisme tubuh
3. Untuk pemenuhan kebutuhan dasar eliminasi urine karena ketidakmampuan atau
keterbatasan untuk melakukan sendiri karena masalah imobilitas fisik atau keadaan
sakit.
2.3 Kebijakan Eliminasi Urine
Standar Operasional prosedur membantu pasien buang air kecil
a. Pengertian : Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan
eliminasi urine.
b. Indikasi : Pasien dengan gangguan imobilitas fisik dan penyakit tertentu.
3
c. Tujuan : Memenuhi kebutuhan eliminasi fekal urine.
d. Persiapan tempat dan alat
Alat-alat :
1. Pispot /urinal.
2. Alas.
3. Botol berisi air cebok.
4. Tissu.
5. Selimut ekstra.
6. Sampiran/sketsel.
7. Bengkok
e. Persiapan pasien :
1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan tindakan.
2. Mengatur pasien yang aman dan nyaman.
f. Persiapan Lingkungan: Memasang sketsel/sampiran.
g. Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan.
2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan dan bagian yang terbuka ditutup
dengan selimut.
3. Pasien dianjurkan menekuk lutut (dorsal recumbent) dan angkat bokong serta
pasang pengalas.
4. Pasang pispot (wanita)/urinal (laki-laki).
5. Bila telah selesai anus dan daerah sekitar genetalia dibersihkan dengan air
dan keringkan dengan tisu lalu dibuang ke dalam bengkok, diulang beberapa
kali sampai bersih.
6. Pispot diangkat atau urinal dan urine diamati, bila ada kelainan segera lapor
dan dicatat.
7. Pasien dirapikan dan pakaian bawah dipasang.
8. Pengalas dan selimut diangkat.
9. Bersihkan dan rapikan alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
10. Sampiran dibuka.
11. Perawat mencuci tangan.
12. Observasi keadaan pasien.
13. Mencatat kegiatan dan hasil tindakan (dokumen perawatan)
4
h. Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism
i. Evaluasi : Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
2.4 Prosedur Eliminasi Urine
Proses Berkemih
Berkemih merupakan proses pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Vesika
urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urinaria berisi kurang lebih 250 – 400
cc (pada orang dewasa) dan 200 – 250 cc (pada anak – anak). Mekanisme berkemih terjadi
karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada saraf – saraf
di dinding vesika urinaria. Kemudian rangsangan tersebut diteruskan melalui medulla
spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang terdapat di korteks serebral. Selanjutnya, otak
memberikan impuls melalui medula spinalis ke neuron motoris di daerah sakral, kemudian
terjadi kontraksi otot detrusor dan relaksasi otot sphincter internal. Urine dilepaskan dari
vesika urinaria, tetapi masih tertahan oleh sphincter eksternal. Jika waktu dan tempat
memungkinkan, akan menyebabkan relaksasi spinter eksternal dan urine dikeluarkan
(berkemih).

5
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus Semu
Tn. J masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah tembus hingga
belakang serta menyebar kebagian genitalia. Nyeri dirasakan 1 hari sebelum masuk rumah
sakit terutama saat buang air kecil. Saat dilakukan pengkajian tanggal 25 Juli pukul 09.15
WITA klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah tembus hingga belakang. Klien juga
mengatakan setiap kali BAK kencingnya keluar sedikit- sedikit dan berwarna kuning keruh
tetapi tuntas meskipun terasa sakit.
3.2 Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Lombok
Alamat : Desa Langgikima
No. Rekam Medis : 48 05 36
Tgl. Masuk RS : 23 Juli 2018 (pukul 14.16 WITA)
Tgl. Pengkajian : 25 Juli 2018 (pukul 09.15 WITA)
Sumber Informasi : RM/Pasien/Keluarga
Diagnosa Medis : Batu Saluran Kemih (BSK)
2. Status Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada daerah perut bagian bawah
tembus hingga belakang serta menyebar ke bagian genitalia. Nyeri dirasakan
terutama saat buang air kecil.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 23 Juli klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut bagian
bawah tembus hingga belakang serta menyebar kebagian genitalia. Nyeri dirasakan
6
1 hari sebelum masuk rumah sakit terutama saat buang air kecil. Saat dilakukan
pengkajian tanggal 25 Juli pukul 09.15 WITA klien mengeluh nyeri pada perut
bagian bawah tembus hingga belakang. Klien juga mengatakan setiap kali BAK
kencingnya keluar sedikit sedikit dan berwarna kuning keruh tetapi tuntas meskipun
terasa sakit.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Konawe Utara
dengan keluhan yang sama sekitar 1 tahun yang lalu. Klien juga mengatakan pernah
berobat 6 bulan sebanyak 4 kali karena penyakit TBC . Pengobatan yang terakhir
sampai tuntas.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit yang
sama seperti yang ia rasakan
3. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Nutrisi
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan kebiasaan makannya dimana
frekuensi makannya 2-3 x/hari dan porsinya selalu dihabiskan. Klien mengatakan
air yang di konsumsi di rumahnya banyak mengandung kapur. Klien mengatakan
tiap hari minum 2 - 2,5 liter air/hari sebelum sakit.
2. Pola Eliminasi
Klien mengatakan ada gangguan pada buang air kecil (BAK) 1 hari sebelum
masuk rumah sakit dan tidak ada masalah pada buang air besar (BAB). Klien
mengatakan sering bolak-balik WC (> 10 kali/24 jam) untuk buang air kecil dan
setiap kali BAK kencingnya keluar sedikit sedikit dan berwarna kuning keruh serta
terasa sakit.
3. Pola Tidur dan Istirahat
Klien mengatakan sebelum sakit klien tidak mengalami susah tidur terutama
pada malam hari dimana klien biasa tidur 8 jam setiap harinya tetapi pada saat sakit
klien mengatakan susah untuk memulai tidur dikarenakan memikirkan penyakit
yang dialaminya.
4. Pola Persepsi Diri
Klien mengatakan sudah mengetahui informasi tentang penyakit nya, tetapi
klien merasa cemas memikirkannya. Klien mengatakan yang terpenting sekarang
adalah ia cepat sembuh dan menjalani aktivitasnya seperti semula
7
5. Pola Seksual dan Reproduksi
Klien mengatakan tidak ada masalah yang dirasakan terkait seksualitas
6. Pola Manajemen Koping Stress
Klien mengatakan sangat cemas dengan kondisi kesehatannya saat ini, klien
tampak gelisah dan sering ke meja perawat bertanya mengenai kondisinya, klien
berulang kali bertanya kepada perawat mengenai tindakan operasi itu seperti apa.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 89x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 23x/menit
BB : 62 Kg
TB : 167 cm
IMT : 22,23
2. Kulit, Rambut dan Kuku
Distribusi rambut pasien nampak lebat, Tidak ada lesi, kulit kepala bersih,
warna kulit coklat gelap, akral hangat, turgor kulit baik, tidak ada edema, warna
kuku pink.
3. Kepala dan Leher
Bentuk kepala pasien simetris antara kiri dan kanan dan tidak tampak ada lesi
serta tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan KGB.
4. Mata dan Telinga
Klien tidak mengalami gangguan penglihatan dan tidak memakai kaca mata,
pupil klien nampak isokor, konjungtiva klien tidak tampak anemis, sklera tidak
ikterus, klien tidak mengalami gangguan pendengaran dan tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
5. Sistem Pernafasan
Tidak ada batuk dan sesak
a. Inspeksi : Pengembangan dinding dada simetris kiri-kanan (+)/(+), deformitas
tulang dada (-), trakea tidak mengalami deviasi, frekuensi pernapasan normal
dan tidak menggunakan otot bantu pernafasan
b. Palpasi : Tidak ditemukan adanya benjolan dan masa. Taktil fremitus seirama.
Nyeri tekan
8
c. Perkusi : Suara perkusi resonan dan tidak ada tanda-tanda penumpukan cairan
d. Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler pada perifer paru, bunyi nafas bronchial
diatas trachea, bunyi bronkovesikuler (+) dan tidak ada bunyi nafas tambahan
{crackles (-), wheezing (-), mengi (-)}.
6. Sistem Kardiovaskuler
Klien tidak mengalami nyeri dada dan palpitasi
a. Inspeksi : Tidak nampak ada pembesaran vena jugularis dan bentuk dada
simetris antara kiri dan kanan serta tidak ada sianosis
b. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan ictus kordis teraba pada ICS 5
midklavikula kiri, CRT < 3 detik, dan tekanan vena jugular (jugularis venous
pressure/JVP) 7 cmH2O
c. Perkusi : Suara perkusi pekak pada ICS 4 dan 5 pada mid klavikula kiri
d. Auskultasi : Tidak terdengar bunyi jantung tambahan, Bj1 dan Bj2 normal (lub-
dub). Bj1 terdengar bertepatan dengan teraba pulsase nadi pada arteri carotis
7. Sistem Gastrointestinal
a. Inspeksi : Mulut klien tampak bersih dengan mukosa lembab, tidak terdapat
karies gigi
b. Auskultasi : Peristaltik usus 15 x/menit
c. Perkusi : Suara perkusi timpani, pada perut tidak ada penumpukan cairan
d. Palpasi : Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembesaran hepar (-)
8. Sistem Urinarius
a. Inspeksi : Klien tidak menggunakan alat bantu/kateter, klien tampak meringis
memegang perut bagian bawah dan pinggang. Urine berwarna kuning keruh
b. Palpasi : Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pada area pinggang.
Kandung kemih tidak teraba
c. Perkusi : Ada nyeri ketok pada pinggang bagian belakang kanan
9. Sistem Reproduksi Pria
Tidak ada keluhan dan tidak dilakukan pemeriksaan fisik
10. Sistem Saraf
GCS : 15
Eye :4
Verbal :5
Motorik :6

9
11. Sistem Muskuloskeletal
a. Inspeksi : Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk
dan bangkit dari posisi duduk, tidak ada deformitas dan fraktur.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tahan terhadap tekanan, kekuatan otot 5
dimana klien dapat melakukan rentang gerak penuh, dapat melawan gravitasi
dan dapat menahan tahanan penuh
12. Sistem Imun
Klien tidak mengalami perdarahan pada gusi dan klien tidak mengalami
kelelahan. Klien tampak lemah, dikarenakan memikirkan penyakit yang sedang
dialaminya.
13. Sistem Endokrin
Hasil pemeriksaan laboratorium klien tidak mengalami hiperglikemia dan
hipoglikemia serta tidak ada luka gangrene.
14. Pemeriksaan Penunjang
Data Laboratorium pemeriksaan darah (23/7/2018)

Data USG (23/07/2018)

Kesan :
1. Nefrolitis Dextra
2. Kista Ginjal Bilateral

10
B. Analisa Data
Nama : Tn. J Ruang : Lambu Barakati
Umur : 53 Th No.RM : 48 05 36

DS/DO Etiologi Problem

DS : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Nyeri Akut


● Klien mengeluh mengandung kapur)
nyeri pada perut ↓
bagian bawah Proses kristalisasi dan agresi
tembus hingga substansi
belakang dan ↓
menjalar ke Pengendapan batu
bagian genitalia ↓
Pembentukan Batu Saluran Kemih
DO : ↓
● TD : 150/90 Respon Obstruksi Penekanan pada
mmHg saraf
● Skala nyeri 6 ↓
(sedang) Penekanan pada saraf
● Klien tampak ↓
meringis Mengaktifkan mediator kimia
memegang (Histamin dan bradikinin)
perut bagian ↓
bawah dan Menstimulasi pelepasan
pinggang prostaglandin di hipotalamus
● Ada nyeri tekan ↓
pada perut Nyeri dipersepsikan(nyeri kolik)
bagian bawah ↓
dan pada area Nyeri Akut
pinggang
● Ada nyeri ketok
pada pinggang

11
bagian belakang

DS : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Ansietas


● Klien mengandung kapur)
mengatakan ↓
sudah Proses kristalisasi dan agresi
mengetahui substansi
informasi ↓
tentang Pengendapan batu
penyakit nya ↓
● Klien Pembentukan Batu Saluran Kemih
mengatakan ↓
sangat cemas Perubahan status kesehatan
dengan kondisi ↓
kesehatannya Ansietas
saat ini
● Klien sering
bertanya pada
perawat tentang
kondisinya
● Klien
mengatakan
susah untuk
memulai tidur
dikarenakan
memikirkan
penyakit yang
dialaminya.

DO :
● TD : 150/90
mmHg
● Klien sering

12
menanyakan
apakah penyakit
yang
dideritanya bisa
disembuhkan
● Klien tampak
gelisah dan
sering ke meja
perawat
bertanya
mengenai
kondisinya
● Klien berulang
kali bertanya
kepada perawat
mengenai
tindakan
operasi.

DS : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Gangguan


● Klien mengandung kapur) Eliminasi Urin
mengatakan ↓
sering bolak Proses kristalisasi dan agresi
balik WC (> 10 substansi
kali/24 jam) ↓
untuk buang air Pengendapan batu
kecil ↓
● Klien Pembentukan Batu Saluran Kemih
mengatakan ↓
setiap kali BAK Hambatan aliran urine
kencingnya ↓
keluar sedikit- Gangguan eliminasi urine
sedikit dan

13
berwarna
kuning keruh
tetapi tuntas
meskipun terasa
sakit.
DO :
● Urine tampak
kuning keruh
● Kandung kemih
tidak teraba

C. Intervensi
Nama : Tn. J Ruang : Lambu Barakati
Umur : 53 Th No.RM : 48 05 36

Hari/tgl Dx. Kep Tujuan Intervensi Rasional

Rabu Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri 1. Membantu


25/07/18 berhubungan dengan Kriteria : 1. lakukan mengevaluasi
respon obstruksi batu ●Berat 1 pengkajian nyeri tempat obstruksi
pada ginjal ●Cukup berat 2 secara dan kemampuan
●Sedang 3 komprehensif gerakan kalkulus.
●Ringan 4 termasuk lokasi, Nyeri panggul
●Tidak ada nyeri 5 karakteristik, sering menyebar
durasi frekuensi, ke punggung,
1. Nyeri kualitas dan lipat paha,
dilaporkan faktor presipitasi genitalia
(4) 2. Observasi adanya sehubungan
2. Mengerang petunjuk non dengan
dan verbal mengenai proksimitas saraf
meringis (4) ketidaknyamanan plektus dan
3. Ekspresi 3. kendalikan faktor pembuluh darah
nyeri wajah lingkungan yang yang menyuplai

14
(4) dapat area lain. Nyeri
4. Tidak bisa mempengaruhi tiba-tiba dan
istirahat (5) respon pasien hebat dapat
terhadap mencetuskan
ketidaknyamanan ketakutan,
(misalnya, suhu gelisah, ansietas
ruangan, berat.
pencahayaan, 2. Bermanfaat
suara bising) dalam mengenali
4. Ajarkan tentang adanya nyeri ;
teknik non akan tetapi,
farmakologi isyarat yangtidak
(teknik relaksasi sesuai dengan
nafas dalam) laporan verbal
5. Dukung mengindikasikan
istirahat/tidur kebutuhan untuk
yang adekuat evaluasi lebih
untuk membantu lanjut
penurunan nyeri 3. Lingkungan
tenang akan
Pemberian analgesik menurunkan
1. Cek adanya stimulus nyeri
riwayat alergi eksternal dan
obat menganjurkan
2. Cek perintah pasien untuk
pengobatan beristirahat dan
meliputi obat, pembatasan
dosis, dan pengunjung akan
frekuensi membantu
meningkatkan
Monitor tanda-tanda kondisi O2
vital ruangan yang
1. Monitor tekanan akan berkurang

15
darah, nadi, suhu, apabila banyak
dan status pengunjung yang
pernafasan berada diruangan
dengan tepat dan menjaga
privasi pasien
4. Mengarahkan
kembali perhatian
dan membantu
dalam relaksasi
otot
5. Istirahat akan
menurunkan
kebutuhan O2
jaringan perifer
sehingga akan
meningkatkan
suplai darah ke
jaringan.
6. Menganalisis
adanya alergi
obat untuk
mencegah
komplikasi
7. Jenis obat, dosis
obat dan
frekuensi
pemberian harus
sesuai instruksi
untuk
mendapatkan
hasil seperti yang
diharapkan
8. Mengumpulkan

16
dan menganalisis
data tanda tanda
vital untuk
menentukan dan
mencegah
komplikasi

Rabu Ansietas Tingkat Pengurangan 1. Kemampuan


25/07/18 berhubungan dengan Kecemasan Kecemasan pemecahan
perubahan dalam Kriteria : 1. Dorong keluarga masalah pada
status kesehatan ●Berat 1 untuk menemani klien
●Cukup berat 2 pasien ditingkatkan
●Sedang 3 2. Dengarkan lingkungan
●Ringan 4 dengan penuh mendukung
●Tidak ada 5 perhatian. 2. Klien merasa
3. Instruksikan diperhatikan dan
pasien dihargai
1. Distres (5) menggunakan 3. Mengarahkan
2. Wajah tegang teknik relaksasi kembali perhatian
(5) 4. Atur penggunaan dan membantu
3. Peningkatan obat-obatan dalam relaksasi
tekanan darah, untuk otot
frekuensi nadi, mengurangi 4. Membantu
dan pernapasan kecemasan secara mengontrol
(5) tepat kecemasan
4. Gangguan tidur 5. Identifikasi dengan
(5) tingkat farmakologi
kecemasan 5. Untuk
6. Dorong pasien mengetahui
untuk tingkat
mengungkapan kecemasan yang
perasaan, dialami pasien
ketakutan, 6. Dapat

17
persepsi menghilangkan
ketegangan
terhadap
kekhawatiran
yang tidak
diekspresikan.

Rabu Gangguan Eliminasi Eliminasi urine Manajemen Eliminasi 1. Memberikan


25/07/18 Urin berhubungan Kriteria : Perkemihan informasi tentang
dengan pembentukan ●Berat 1 1. Monitor fungsi ginjal dan
batu saluran kemih ●Cukup berat 2 eliminasi urine adanya
●Sedang 3 termasuk komplikasi,
●Ringan 4 frekuensi, contoh infeksi
●Tidak terganggu 5 konsistensi, bau, dan perdarahan
volume, dan 2. Hidrasi yang
1. Pola eliminasi warna cukup
(5) 2. Ajarkan pasien meningkatkan
2. Bau urine (5) untuk minum 8 pengenceran
3. Warna urine (5) gelas per hari kemih dan
4. Kejernihan pada saat makan, membantu
urine (5) diantara waktu mendorong
5. Nyeri saat makan, dan di lewatnya batu
kencing (5) awal petang 3. Membantu
6. Frekuensi 3. Ajarkan pasien identifikasi dini
berkemih (5) mengenai tanda jika terjadi
dan gejala infeksi infeksi saluran
saluran kemih kemih sehingga
dapat
Bantuan Berkemih ditindaklanjuti
1. Berikan privasi sesegera mungkin
untuk eliminasi 4. Privasi dalam
2. Berikan cukup eliminasi
waktu untuk memberi rasa

18
pengosongan nyamanan bagi
kandung kemih individu
(10 menit) 5. Adanya batu
dalam saluran
kemih
menghambat
haluaran urine
sehingga
membutuhkan
waktu lebih lama
dalam
pengosongan
kandung kemih

D. Implementasi
Nama : Tn. J Ruang : Lambu Barakati
Umur : 53 Th No.RM : 48 05 36

Diagnosis Tgl/ Jam Implementasi Respon Pasien TTD


Keperawatan

Nyeri akut Rabu


berhubungan 25/7/2018
dengan respon
obstruksi batu 11.00 1. Monitor tanda-tanda
pada ginjal vital
(D.0077) 11.06 2. Lakukan pengkajian ● Klien mengeluh nyeri
nyeri secara pada perut bagian
komperhensif bawah tembus hingga
termasuk lokasi, belakang. Nyeri
karakteristik, durasi bertambah parah
frekuensi, kualitas ketika buang air
dan faktor presipitasi. kecil, nyei seperti
3. Observasi reaksi tertusuk-tusuk dan

19
11.10 nonverbal dari sering menjalar
ketidaknyamanan. hingga genitalia.
4. Mengajarkan tentang Dengan skala nyeri 6
11.30 teknik non dan nyerila hilang
farmakologi (Teknik timbul
nafas dalam) ● Klien nampak
5. Menganjurkan klien meringis memegang
11.35 untuk meningkatkan perut bagian bawah
istirahat. dan pinggang
6. Mengontrol ● Klien nampak
12.00 lingkungan yang mengikuti apa yang
dapat mempengaruhi diajarkan (teknik
nyeri seperti suhu relaksasi nafas dalam
ruangan, dan distraksi)
pencahayaan dan ● Klien nampak
kebisingan berulang) mengerti dengan apa
yang dianjurkan dan
akan melakukannya

Kamis,
26/7/2018
1. Monitor tanda-tanda
07.30 vital
2. Lakukan pengkajian ● Klien mengatakan
07.36 nyeri secara perutnya masih sakit
komperhensif tembus hingga
termasuk lokasi, belakang terutama
karakteristik, durasi saat ia BAK,
frekuensi, kualitas nyerinya seperti
dan faktor presipitasi. tertusuk-tusuk dan
3. Observasi reaksi menjalar hingga
nonverbal dari kemaluannya, skala

20
07.36 ketidaknyamanan nyeri 5 dan nyeri
4. Menganjurkan untuk hilang timbul
melakukan teknik ● Klien nampak
07.45 non farmakologi meringis memegang
(Teknik nafas dalam perut bagian bawah
dan distraksi) dan pinggang.
5. Menganjurkan klien ● Klien mengatakan ia
untuk meningkatkan melakukan yang
07.46 istirahat. telah diajarkan
6. Mengontrol perawat.
lingkungan yang ● Klien mengatakan ia
07.48 dapat mempengaruhi susah untuk tidur
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan berulang)

Jum’at,
27/7/2018 1. Monitor tanda-tanda
vital
07.20 2. Lakukan pengkajian
nyeri secara ● Klien mengatakan
07.25 komperhensif perutnya masih sakit
termasuk lokasi, tembus hingga
karakteristik, durasi belakang terutama
frekuensi, kualitas saat ia BAK,
dan faktor presipitasi. nyerinya seperti
3. Observasi reaksi tertusuk-tusuk dan
nonverbal dari menjalar hingga
ketidaknyamanan kemaluannya, skala
07.25 4. Menganjurkan untuk nyeri 5 dan nyeri
melakukan teknik hilang timbul

21
non farmakologi ● Klien nampak
07.40 (Teknik nafas dalam meringis memegang
dan distraksi) perut bagian bawah
5. Menganjurkan klien dan pinggang.
untuk meningkatkan ● Klien mengatakan ia
istirahat. melakukan yang
07.41 6. Mengontrol telah diajarkan
lingkungan yang perawat.
dapat mempengaruhi ● Klien mengatakan ia
07.42 nyeri seperti suhu susah untuk tidur
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan berulang)

Sabtu, 1. Monitor tanda-tanda


28/7/2018 vital
2. Lakukan pengkajian
08.05 nyeri secara
komperhensif ● Klien mengatakan
08.10 termasuk lokasi, perutnya masih sakit
karakteristik, durasi terutama saat ia
frekuensi, kualitas BAK, nyerinya
dan faktor presipitasi. seperti tertusuk-tusuk
3. Observasi reaksi dan menjalar hingga
nonverbal dari kemaluannya, skala
ketidaknyamanan nyeri 3 dan nyeri
4. Menganjurkan untuk hilang timbul
08.10 melakukan teknik ● Klien nampak
non farmakologi menunjuk area yang
(Teknik nafas dalam nyeri saat BAK
08.15 dan distraksi) ● Klien mengatakan ia

22
5. Menganjurkan klien melakukan yang
untuk meningkatkan telah diajarkan
istirahat. perawat.
6. Mengontrol ● Klien mengatakan ia
08.18 lingkungan yang susah untuk tidur
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
08.20 ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan berulang)

1. Monitor tanda-tanda
Minggu, vital
29/7/2018 2. Lakukan pengkajian
nyeri secara
07.45 komprehensif ● Klien mengatakan
termasuk lokasi, perutnya masih sakit
07.50 karakteristik, durasi terutama saat ia
frekuensi, kualitas BAK, nyerinya
dan faktor presipitasi. seperti tertusuk-tusuk
3. Observasi reaksi dan menjalar hingga
nonverbal dari kemaluannya, skala
ketidaknyamanan nyeri 3 dan nyeri
4. Menganjurkan untuk hilang timbul
melakukan teknik ● Klien nampak
07.50 non farmakologi menunjuk area yang
(Teknik nafas dalam nyeri saat BAK
dan distraksi) ● Klien mengatakan ia
08.00 5. Menganjurkan klien akan melakukan di
untuk meningkatkan rumah bila nyeri
istirahat. ● Klien mengatakan ia

23
akan mengatur waktu
saat di rumah
08.02

Ansietas
berhubungan
dengan Rabu
perubahan 25/7/2018 1. Monitor tanda-tanda ● Klien Nampak
dalam status vital mengikuti apa yang
kesehatan 11.00 2. Menganjurkan untuk diajarkan (teknik
(D.0080) melakukan teknik relaksasi nafas dalam
11.30 non farmakologi dan distraksi)
(Teknik nafas dalam ● Klien mengatakan
dan distraksi) sangat cemas dengan
3. Mendorong pasien penyakitnya, klien
untuk juga mengatakan
11.45 mengungkapkan takut bila harus
perasaan, ketakutan, dioperasi
persepsi ● Klien menceritakan
4. Mendengarkan segala keluhan yang
dengan penuh ia rasakan selama
11.45 perhatian sakit
5. Identifikasi tingkat ● Klien masuk dalam
kecemasan tingkat kecemasan
11.50 6. Mendorong keluarga sedang
untuk menemani ● Keluarga selalu
11.51 pasien menemani pasien
7. Mengontrol saat di rumah sakit
lingkungan yang
12.00 dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan

24
kebisingan berulang)

Kamis,
26/7/2018 1. Monitor tanda-tanda
vital
07.30 2. Menganjurkan untuk ● Klien mengatakan ia
melakukan teknik melakukan yang
07.35 non farmakologi telah diajarkan
(Teknik nafas dalam perawat
dan distraksi) ● Klien mengatakan
3. Mengontrol masih sangat cemas
lingkungan yang dengan kondisinya
07.48 dapat mempengaruhi dan takut bila harus
nyeri seperti suhu dioperasi
ruangan, ● Klien sangat antusian
pencahayaan dan menceritakan pada
kebisingan berulang) perawat tentang
4. Mendorong pasien keluhan yang ia
untuk rasakan
11.10 mengungkapkan ● Klien masuk dalam
perasaan, ketakutan, tingkat kecemasan
persepsi sedang
5. Mendengarkan ● Keluarga selalu
dengan penuh menemani pasien
11.10 perhatian saat di rumah sakit
6. Identifikasi tingkat
kecemasan
11.00 7. Mendorong keluarga
untuk menemani
11.20 pasien

25
Jum’at,
27/7/2018 1. Monitor tanda-tanda
vital ● Klien mengatakan ia
07.20 2. Menganjurkan untuk melakukan yang
melakukan teknik telah diajarkan
07.40 non farmakologi perawat
(Teknik nafas dalam ● Klien mengatakan
dan distraksi) masih sangat cemas
3. Mengontrol dengan kondisinya
lingkungan yang dan takut bila harus
07.42 dapat mempengaruhi dioperasi
nyeri seperti suhu ● Klien sangat antusias
ruangan, menceritakan pada
pencahayaan dan perawat tentang
kebisingan berulang) keluhan yang ia
4. Mendorong pasien rasakan
untuk ● Klien masuk dalam
10.15 mengungkapkan tingkat kecemasan
perasaan, ketakutan, sedang
persepsi ● Keluarga selalu
5. Mendengarkan menemani pasien
dengan penuh saat di rumah sakit
10.15 perhatian
6. Identifikasi tingkat
kecemasan
10.20 7. Mendorong keluarga
untuk menemani
10.22 pasien

Sabtu,
28/7/2018 1. Monitor tanda-tanda ● Klien mengatakan ia
vital melakukan yang

26
08.05 2. Menganjurkan untuk telah diajarkan
melakukan teknik perawat
08.15 non farmakologi ● Klien mengatakan
(Teknik nafas dalam masih cemas dengan
dan distraksi) kondisinya, masih
3. Mengontrol sulit untuk memulai
lingkungan yang tidur karna
08.20 dapat mempengaruhi memikirkan
nyeri seperti suhu penyakitnya dan
ruangan, masih ada perasaan
pencahayaan dan kawatir bila kondisi
kebisingan berulang) kembali memburuk
4. Mendorong pasien ● Klien sangat antusian
untuk menceritakan pada
11.00 mengungkapkan perawat tentang
perasaan, ketakutan, keluhan yang ia
persepsi rasakan
5. Mendengarkan ● Klien masuk dalam
dengan penuh tingkat kecemasan
11.00 perhatian sedang
6. Identifikasi tingkat ● Keluarga selalu
kecemasan menemani pasien
11.10 7. Mendorong keluarga saat di rumah sakit
untuk menemani
11.12 pasien

Minggu, ● Klien mengatakan ia


29/7/2018 akan melakukan di
rumah bila nyeri
07.45 1. Monitor tanda-tanda ● Klien mengatakan
vital masih cemas apabila
08.00 2. Menganjurkan untuk kondisinya kembali

27
melakukan teknik memburuk
non farmakologi ● Klien sangat antusias
(Teknik nafas dalam menceritakan pada
dan distraksi) perawat tentang
08.07 3. Mendorong pasien keluhan yang ia
untuk rasakan
mengungkapkan ● Klien masuk dalam
perasaan, ketakutan, tingkat kecemasan
persepsi ringan
08.07 4. Mendengarkan ● Keluarga
dengan penuh mengatakan akan
perhatian selalu mengingatkan
08.10 5. Identifikasi tingkat klien untuk menjaga
kecemasan kesehatannya
08.15 6. Mendorong keluarga ● Klien mengatakan
untuk menemani hari ini BAK baru
pasien sekali sejak pagi
08.20 7. Memantau eliminasi smpe saat ini, warna
urine, meliputi urine kuning
frekuensi, konsistensi

Gangguan Rabu,
Eliminasi 25/7/2018
Urin
berhubungan 11.37 1. Ajarkan pasien untuk ● Klien mengerti dan
dengan minum 200 ml cairan bersedia mengikuti
pembentukan pada saat makan, instruksi yang
batu saluran diantara waktu diberikan
kemih makan dan di awal ● klien mengerti
(D.0040) 11.38 petang dengan tanda dan
2. Ajarkan pasien gejala infeksi yang
tentang tanda dan dijelaskan perawat

28
gejala infeksi saluran ● klien mengatakan
kemih yang harus butuh waktu agak
dilaporkan (misalnya lama bila BAK
demam, menggigil, sampai tuntas
nyeri pinggang, ● Klien mengatakan
hematuria, serta BAK sudah 2 kali
perubahan sejak pagi tadi, warna
konsistensi dan bau urine kuning keruh
13.20 urine)
3. Berikan cukup waktu
untuk pengosongan
kandung kemih (10
13.20 menit)
4. Berikan privasi untuk
13.30 eliminasi
5. Memantau eliminasi
urine, meliputi
frekuensi, konsistensi
Kamis,
26/Juli/2018
● Klien mengatakan ia
07.50 1. Anjurkan pasien melakukan yang
untuk minum200 ml diinstruksikan
cairan pada saat perawat
makan, di antara ● klien mengatakan
waktu makan dan di masih agak lama
10.45 awal petang untuk menuntaskan
13.30 2. Menyambung cairan BAK-nya
3. Berikan cukup waktu ● Klien mengatakan
untuk pengosongan BAK sudah 4 kali
kandung kemih (10 dari pagi smpe saat
13.30 menit) ini, warna urine
4. Berikan privasi untuk kuning namun tidak

29
13.40 eliminasi sekeruh kemarin
5. Memantau eliminasi
urine, meliputi
frekuensi, konsistensi

Jum’at,
27/7/2018
1. Anjurkan pasien ● Klien mengatakan ia
07.45 untuk minum 200 ml melakukan yang
cairan pada saat diinstruksikan
makan, diantara perawat
waktu makan dan di ● Klien mengatakan
awal petang hari ini BAK 2 sejak
2. Memantau eliminasi pagi sampai saat ini,
10.25 urine, meliputi warna urine kuning
frekuensi, konsistensi namun tidak sekeruh
3. Berikan cukup waktu kemarin
untuk pengosongan ● klien mengatakan
13.20 kandung kemih (10 saat BAK masih
menit) terasa sakit sehingga
4. Berikan privasi untuk butuh waktu lumayan
eliminasi lama untuk
13.25 5. Menyambung cairan menuntaskan

14.10

Sabtu,
28/7/2018 1. Anjurkan pasien
untuk minum 200 ml ● Klien mengatakan ia
08.21 cairan pada saat melakukan yang
makan, diantara diinstruksikan
waktu makan dan di perawat
awal petang ● Klien mengatakan

30
2. Memantau eliminasi hari ini BAK baru
urine, meliputi sekali sejak pagi
11.15 frekuensi, konsistensi sampai saat ini,
3. Berikan cukup waktu warna urine kuning
untuk pengosongan ● klien mengatakan
kandung kemih (10 saat BAK masih
11.20 menit) terasa sakit tetapi
4. Berikan privasi untuk tidak butuh waktu
eliminasi lama untuk
menyelesaikan BAK
11.20

Minggu, 1. Anjurkan pasien


29/7/2018 untuk minum 200 ml
cairan pada saat ● Klien mengatakan ia
08.05 makan, diantara akan melakukan yang
waktu makan dan di diinstruksikan
awal petang perawat

31
E. Evaluasi
Nama : Tn. J Ruang : Lambu Barakati
Umur : 53 Th No.RM : 48 05 36

No Diagnosis Keperawatan TGL/ Evaluasi TTD


JAM

Nyeri akut berhubungan Kamis S : Klien mengatakan perutnya


dengan respon obstruksi 26 Juli masih sakit tembus hingga belakang
batu pada ginjal 2018 terutama saat ia BAK, nyerinya
(D.0077) 07.30 hilang timbul dan rasanya seperti
tertusuk-tusuK
O: - Tekanan darah: 160/90 mmHg
- Skala nyeri 5
- Klien tampak meringis
memegang perut bagian
bawah dan pinggang.
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

11.37 S : Klien mengatakan BAK masih


terasa sakit, masih butuh waktu
cukup lama untuk menuntaskan
BAK-nya dan urine masih
berwarna kuning keruh.
O : Klien nampak cukup lama saat
masuk WC, warna urine kuning
keruh
A: Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

12.00 S : Klien mengatakan masih sangat

32
cemas dengan kondisinya, klien
juga mengatakan khawatir bila
harus dioperasi, klien
mengatakan susah untuk
memulai tidur karena selalu
memikirkan kondisinya
O : -Klien masih nampak cemas
- Klien sering bertanya
mengenai kondisinya
- Tekanan darah: 160/90
mmHg
- Klien masuk dalam tingkat
kecemasan sedang.
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

Jumat S: Klien mengatakan perutnya


27 juli masih sakit tembus hingga belakang
2018 terutama saat ia BAK, nyerinya
07.00 seperti tertusuk-tusuk dan menjalar
hingga kemaluannya
O:- 150/80 mmHg
- skala nyeri 5
- Klien tampak meringis
memegang perut bagian
bawah dan pinggang A :
Masalah nyeri belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

07.50 S : Klien mengatakan saat BAK


masih terasa sakit sehingga butuh
waktu lumayan lama untuk

33
menuntaskan
O : Klien nampak cukup lama saat
masuk WC, warna urine kuning
keruh
A : Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

08.10 S : Klien mengatakan masih sangat


cemas dengan kondisinya, klien
juga mengatakan khawatir bila
harus dioperasi, klien mengatakan
susah untuk memulai tidur karena
selalu memikirkan kondisinya
O : - Klien masih nampak cemas
- Klien sering bertanya
mengenai kondisinya
- 150/80 mmHg
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan perutnya


Sabtu, masih sakit terutama saat ia BAK,
Juli nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
2018 menjalar genitalia
08.00 O : - 150/90 mmHg
- skala nyeri 3
- Klien tampak menunjuk
area yang nyeri saat BAK
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : klien mengatakan saat BAK

34
08.30 masih terasa sakit tetapi tidak butuh
waktu lama untuk menyelesaikan
BAK, klien mengatakan BAK baru
1 kali sejak pagi
O : Warna urine kuning.
A : Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

S : Klien mengatakan masih cemas


dengan kondisinya, masih sulit
09.00 untuk memulai tidur karna
memikirkan penyakitnya dan masih
ada perasaan khawatir bila kondisi
kembali memburuk
O : Klien masih sering bertanya
mengenai kondisinya 150/90
mmHg
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan perutnya


masih sakit terutama saat ia BAK,
nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
Mingg menjalar hingga kemaluannya
u, 29 O : - Tekanan darah: 460/90 mmHg
Juli - Skala nyeri 3 Klien nampak
2018 menunjuk area yang nyeri
07.45 saat BAK
A : Masalah nyeri teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan pagi ini BAK

35
baru 1 kali, warna urine kuning,
klien mengatakan saat BAK masih
terasa nyeri
08.30 O : warna urine kuning
A : Masalah gangguan eliminasi
urine teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan masih cemas


apabila kondisinya kembali
memburuk
O : Klien nampak banyak
09.00 tersenyum Tekanan darah: 140/90
mmHg
A : Masalah ansietas teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan perutnya


masih sakit terutama saat ia BAK,
nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
menjalar hingga kemaluannya
Senin, O :- Tekanan darah: 460/90 mmHg
30 Juli - Skala nyeri 3
2018 - Klien tampak menunjuk
10.00 area yang nyeri saat BAK
A : Masalah nyeri teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan pagi ini BAK


baru 1 kali, warna urine kuning,
klien mengatakan saat BAK masih
terasa nyeri
10.35 O : warna urine kuning

36
A : Masalah gangguan eliminasi
urine teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan masih cemas


apabila kondisinya kembali
memburuk
O : Klien nampak banyak
11.00 tersenyum Tekanan darah: 140/90
mmHg
A : Masalah ansietas teratasi
P : Intervensi dihentikan

Ansietas berhubungan Kamis S : Klien mengatakan perutnya


dengan perubahan dalam 26 Juli masih sakit tembus hingga
status kesehatan (D.0080) 2018 belakang terutama saat ia
07.30 BAK, nyerinya hilang
timbul dan rasanya seperti
tertusuk-tusuK
O: - Tekanan darah: 160/90
mmHg
- Skala nyeri 5
- Klien nampak meringis
memegang perut bagian
bawah dan pinggang.
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan BAK


08.00 masih
terasa sakit, masih butuh waktu
cukup lama untuk menuntaskan

37
BAK-nya dan urine masih
berwarna kuning keruh.
O : Klien nampak cukup lama
saat
masuk WC, warna urine kuning
keruh
A: Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

S : Klien mengatakan masih


08.45 sangat
cemas dengan kondisinya, klien
juga mengatakan khawatir bila
harus dioperasi, klien
mengatakan susah untuk
memulai tidur karena selalu
memikirkan kondisinya
O : -Klien masih nampak cemas
- Klien sering bertanya
mengenai kondisinya
- Tekanan darah: 160/90
mmHg
- Klien masuk dalam tingkat
kecemasan sedang.
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan perutnya


masih sakit tembus hingga belakang
terutama saat ia BAK, nyerinya
Jumat seperti tertusuk-tusuk dan menjalar
27 juli hingga kemaluannya

38
2018 O:- 150/80 mmHg
07.00 - skala nyeri 5
- Klien tampak meringis
memegang perut bagian
bawah dan pinggang A :
Masalah nyeri belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan saat BAK


masih terasa sakit sehingga butuh
waktu lumayan lama untuk
07.50 menuntaskan
O : Klien nampak cukup lama saat
masuk WC, warna urine kuning
keruh
A : Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

S : Klien mengatakan masih sangat


cemas dengan kondisinya, klien
juga mengatakan khawatir bila
08.10 harus dioperasi, klien mengatakan
susah untuk memulai tidur karena
selalu memikirkan kondisinya
O : - Klien masih nampak cemas
- Klien sering bertanya
mengenai kondisinya
- 150/80 mmHg
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

39
S : Klien mengatakan perutnya
masih sakit terutama saat ia BAK,
nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
menjalar genitalia
Sabtu, O : - 150/90 mmHg
28 Juli - skala nyeri 3
2018 - Klien tampak menunjuk
08.00 area yang nyeri saat BAK
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : klien mengatakan saat BAK


masih terasa sakit tetapi tidak butuh
waktu lama untuk menyelesaikan
BAK, klien mengatakan BAK baru
08.30 1 kali sejak pagi
O : Warna urine kuning.
A : Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

S : Klien mengatakan masih cemas


dengan kondisinya, masih sulit
untuk memulai tidur karna
memikirkan penyakitnya dan masih
ada perasaan khawatir bila kondisi
09.00 kembali memburuk
O : Klien masih sering bertanya
mengenai kondisinya 150/90
mmHg
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

40
S : Klien mengatakan perutnya
masih sakit terutama saat ia BAK,
nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
menjalar hingga kemaluannya
O : - Tekanan darah: 460/90 mmHg
- Skala nyeri 3 Klien nampak
Mingg menunjuk area yang nyeri
u, 29 saat BAK
Juli A : Masalah nyeri teratasi
2018 P : Intervensi dihentikan
07.45
S : Klien mengatakan pagi ini BAK
baru 1 kali, warna urine kuning,
klien mengatakan saat BAK masih
terasa nyeri
O : warna urine kuning
A : Masalah gangguan eliminasi
urine teratasi
08.30 P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan masih cemas


apabila kondisinya kembali
memburuk
O : Klien nampak banyak
tersenyum Tekanan darah: 140/90
mmHg
A : Masalah ansietas teratasi
09.00 P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan perutnya


masih sakit terutama saat ia BAK,
nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
menjalar hingga kemaluannya

41
O :- Tekanan darah: 460/90 mmHg
- Skala nyeri 3
- Klien tampak menunjuk
Senin, area yang nyeri saat BAK
30 Juli A : Masalah nyeri teratasi
2018 P : Intervensi dihentikan
10.00
S : Klien mengatakan pagi ini BAK
baru 1 kali, warna urine kuning,
klien mengatakan saat BAK masih
terasa nyeri
O : warna urine kuning
A : Masalah gangguan eliminasi
urine teratasi
10.35 P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan masih cemas


apabila kondisinya kembali
memburuk
O : Klien nampak banyak
tersenyum Tekanan darah: 140/90
mmHg
A : Masalah ansietas teratasi
11.00 P : Intervensi dihentikan

Gangguan Eliminasi Urin Kamis S : Klien mengatakan perutnya


berhubungan dengan 26 Juli masih sakit tembus hingga belakang
pembentukan batu saluran 2018 terutama saat ia BAK, nyerinya
kemih (D.0040) 07.30 hilang timbul dan rasanya seperti
tertusuk-tusuK
O: - Tekanan darah: 160/90 mmHg
- Skala nyeri 5

42
- Klien tampak meringis
memegang perut bagian
bawah dan pinggang.
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

08.00 S : Klien mengatakan BAK masih


terasa sakit, masih butuh waktu
cukup lama untuk menuntaskan
BAK-nya dan urine masih
berwarna kuning keruh.
O : Klien nampak cukup lama saat
masuk WC, warna urine kuning
keruh
A: Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

08.45 S : Klien mengatakan masih sangat


cemas dengan kondisinya, klien
juga mengatakan khawatir bila
harus dioperasi, klien
mengatakan susah untuk
memulai tidur karena selalu
memikirkan kondisinya
O : -Klien masih nampak cemas
- Klien sering bertanya
mengenai kondisinya
- Tekanan darah: 160/90
mmHg
- Klien masuk dalam tingkat
kecemasan sedang.

43
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan perutnya


Jumat masih sakit tembus hingga belakang
27 juli terutama saat ia BAK, nyerinya
2018 seperti tertusuk-tusuk dan menjalar
07.00 hingga kemaluannya
O:- 150/80 mmHg
- skala nyeri 5
- Klien tampak meringis
memegang perut bagian
bawah dan pinggang
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan saat BAK


07.50 masih terasa sakit sehingga butuh
waktu lumayan lama untuk
menuntaskan
O : Klien nampak cukup lama saat
masuk WC, warna urine kuning
keruh
A : Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

S : Klien mengatakan masih sangat


08.10 cemas dengan kondisinya, klien
juga mengatakan khawatir bila
harus dioperasi, klien mengatakan
susah untuk memulai tidur karena
selalu memikirkan kondisinya

44
O : - Klien masih nampak cemas
- Klien sering bertanya
mengenai kondisinya
- 150/80 mmHg
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan perutnya


masih sakit terutama saat ia BAK,
Sabtu, nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
28 Juli menjalar genitalia
2018 O : - 150/90 mmHg
08.00 - skala nyeri 3
- Klien tampak menunjuk
area yang nyeri saat BAK
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : klien mengatakan saat BAK


masih terasa sakit tetapi tidak butuh
08.30 waktu lama untuk menyelesaikan
BAK, klien mengatakan BAK baru
1 kali sejak pagi
O : Warna urine kuning.
A : Masalah gangguan eliminasi
urin belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan

S : Klien mengatakan masih cemas


dengan kondisinya, masih sulit
untuk memulai tidur karna
09.00 memikirkan penyakitnya dan masih
ada perasaan kawatir bila kondisi

45
kembali memburuk
O : Klien masih sering bertanya
mengenai kondisinya 150/90
mmHg
A : Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan perutnya


masih sakit terutama saat ia BAK,
nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
menjalar hingga kemaluannya
Mingg O : - Tekanan darah: 460/90 mmHg
u, 29 - Skala nyeri 3 Klien nampak
Juli menunjuk area yang nyeri
2018 saat BAK
07.45 A : Masalah nyeri teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan pagi ini BAK


baru 1 kali, warna urine kuning,
klien mengatakan saat BAK masih
terasa nyeri
O : warna urine kuning
08.30 A : Masalah gangguan eliminasi
urine teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan masih cemas


apabila kondisinya kembali
memburuk
O : Klien nampak banyak
tersenyum Tekanan darah: 140/90
09.00 mmHg

46
A : Masalah ansietas teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan perutnya


masih sakit terutama saat ia BAK,
nyerinya seperti tertusuk tusuk dan
menjalar hingga kemaluannya
O :- Tekanan darah: 460/90 mmHg
Senin, - Skala nyeri 3
30 Juli - Klien tampak menunjuk
2018 area yang nyeri saat BAK
10.00 A : Masalah nyeri teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan pagi ini BAK


baru 1 kali, warna urine kuning,
klien mengatakan saat BAK masih
terasa nyeri
O : warna urine kuning
10.35 A : Masalah gangguan eliminasi
urine teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan masih cemas


apabila kondisinya kembali
memburuk
O : Klien nampak banyak
tersenyum Tekanan darah: 140/90
11.00 mmHg
A : Masalah ansietas teratasi
P : Intervensi dihentikan

47
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
4.1.Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan
komunikasi tentang data klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah
yaitu data dari sumber primer (klien), dan sumber sekunder (keluarga dan tenaga
kesehatan) dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan. Pengkajian
merupakan komponen dasar dalam proses keperawatan, sehingga dengan pengkajian
yang tepat akan menentukan langkah berikutnya (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan pengkajian terhadap Tn.J ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
dimana pada teori nyeri yang dirasakan terus menerus dan hebat karena adanya
pionefrosis, sedangkan pada kasus nyeri yang dirasakan hilang timbul ini dikarenakan
klien sudah mendapatkan pengobatan anti nyeri selama menjalani perawatan dirumah
sakit selama 2 hari. Dalam teori juga ditemukan gejala umum seperti hematuria,
namun dalam kasus tidak ditemukan gejala tersebut.
4.2.Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang mempunyai lisensi dan kompeten untuk
mengatasinya. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan pengkajian dan analisa data yang dilakukan pada kasus pasien Tn. J
ditemukan ada 3 diagnosa keperawatan yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu pada ginjal.
2. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan obstruksi anatomik
(pembentukan batu saluran kemih)
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Berdasarkan penjelasan diatas ditemukan ada kesenjangan pada diagnosa
keperawatan antara teoritis dan kasus. Dari 4 diagnosa keperawatan yang ada pada
tinjauan teoritis sebanyak 2 diagnosa keperawatan tidak ditemukan dalam kasus, dan
dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus 1 diagnosa keperawatan tidak
ditemukan pada teoritis penjelasan di atas ditemukan ada kesenjangan pada diagnosa
keperawatan antara teoritis dan kasus. Dari 4 diagnosa keperawatan yang ada pada
tinjauan teoritis sebanyak 2 diagnosa keperawatan tidak ditemukan dalam kasus, dan

48
dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus 1 diagnosa keperawatan tidak
ditemukan pada teoritis
4.3.Intervensi
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan kepada klien
sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi
(Wilkinson, 2011). Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan dan di intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005). Dari tiga
diagnosa keperawatan selanjutnya dibuat rencana keperawatan sebagai tindakan
pemecahan masalah keperawatan dimana penulis membuat rencana keperawatan
berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian menetapkan tujuan dan kriteria hasil,
selanjutnya menetapkan tindakan yang tepat.
4.4.Implementasi
Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya adalah mencatat
intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons klien. Hal ini dilakukan karena
pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan saat intervensi masih segar dalam ingatan.
Tulislah apa yang diobservasi dan apa yang dilakukan (Deswani, 2009). Implementasi
yang merupakan kategori dari proses keperawatan adalah kategori dari perilaku
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. (Potter & Perry, 2005).
Implementasi keperawatan dilaksanakan selama lima hari dimulai dari tanggal 25-
30 Juli 2018 dimana semua tindakan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada
rencana yang telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang
timbul sehingga tindakan keperawatan dapat tercapai pada asuhan keperawatan yang
dilaksanakan dengan menerapkan komunikasi therapeutik dengan prinsip etis. Pada
kasus ini tidak jauh beda dengan teori-teori yang ada di dalam rencana keperawatan.
4.5.Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat
dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi mengacu pada penilaian,
tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab mengapa suatu
proses keperawatan dapat berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani,
2009). Dalam kasus ini evaluasi keperawatan dilakukan selama 5 kali pada masing-
masing masalah keperawatan, yaitu sebagai berikut :

49
1. Nyeri akut Masalah nyeri belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan di
rumah karena klien dipulangkan untuk rawat jalan
2. Gangguan Eliminasi Urine Masalah keperawatan gangguan eliminasi urine
belum teratasi, intervensi dilanjutkan di rumah
3. Ansietas Masalah keperawatan ansietas teratasi, intervensi dihentikan.

50
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Adapun hasil asuhan keperawatan kepada klien yang didapatkan dari pengkajian,
penegakkan diagnosa keperawatan, menentukan rencana keperawatan, melakukan
implementasi dan evaluasi, yaitu :
1. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian pada Tn. J tanggal 25 Juli pukul 11.00 WITA dengan
batu saluran kemih diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan manifestasi klinis
dari penyakit batu saluran kemih yaitu nyeri pada daerah pinggang tembus hingga
belakang, nyeri dapat berupa nyeri tekan atau nyeri ketok pada daerah arkus kosta,
warna urine kuning keruh dan batu nampak pada pemeriksaan pencitraan
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil data pengkajian yang telah dilakukan, dirumuskan diagnosa
keperawatan pada Tn.J dengan batu saluran kemih yang sesuai dengan teori yaitu
nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu pada ginjal, ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan, sedangkan diagnosa gangguan
eliminasi urine berhubungan dengan pembentukan batu saluran kemih tidak terdapat
pada teori.
3. Intervensi Keperawatan
Dalam membuat rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnosa yang
ditegakkan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan. Tidak ada kesenjangan
rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnosa yang sama.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai rencana pada teori. Tidak
semua tindakan yang direncanakan dilakukan karena penulis dalam melakukan
tindakan lebih mengutamakan tindakan prioritas dalam proses pengobatan dan
penyembuhan pasien dan juga disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan perubahan
yang dialami pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Klien di pulangkan karena kondisinya telah membaik dan disarankan untuk
kembali melakukan kontrol. Maka penulis memberikan health education mengenai
menganjurkan kepada klien untuk selalu melakuan teknik relaksasi napas dalam
ketika nyeri kembali dirasakan dan ketika merasa cemas dan menganjurkan klien
51
untuk selalu meningkatkan istirahat, juga menganjurkan pada klien untuk selalu
mengkonsumsi air yang cukup dan menganjurkan keluarga untuk selalu menemani
klien serta mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai dengan instruksi.
5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa saran, antara
lain :
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Sebagai RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan yang ditunjang dengan pengadaan fasilitasfasilitas yang
memadai berkaitan dengan pasien batu saluran kemih.
2. Bagi Perawat
Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan kerja
sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh sesuai dengan
kondisi klien. Diharapkan dalam perumusan masalah sesuai dengan data yang
diperoleh dari klien. Dapat mengaplikasikan semua rencana dalam melaksanakan
tindakan keperawatan. Kemudian dapat memperoleh evaluasi sesuai yang
diharapkan sebelumnya.
Diharapkan kepada perawat untuk dapat memberikan Health Education pada
pasien terkait hal-hal yang berhubungan dengan penyakitnya, sehingga mampu
mengurangi tingkat stres hospitalisasi.
3. Bagi Pendidikan
Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang pembuatan
asuhan keperawatan baik itu yang terkait penyakit vesikolitiasis maupun penyakit-
penyakit lainnya.
4. Bagi klien dan keluarga klien
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan keluarga klien dengan
perawat dalam proses keperawatan. Sehingga didapatkan proses keperawatan yang
berkesinambungan, cepat dan tepat kepada klien.
5. Bagi mahasiswa
Untuk mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya agar lebih
memeperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan data
yang diperoleh pada saat pengkajian.

52
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC, jakarta.
Asli, K., & Watt, E. (2019). Eliminasi Urine.Fundamentals of Nursing Vol 2-9th Indonesian
.edition, 1014.
Hidayat, A.A. 2011. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medik
Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2015). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Health Books
Publishing.

53

Anda mungkin juga menyukai