Nim : 152111913124
Kelas : LA-3B
Berita/kasus
(sumber: https://www.detik.com/sulsel/hukum-dan-kriminal/d-6244122/pemotor-keroyok-
pengendara-mobil-di-jeneponto-tidak-terima-diklakson)
"Iya (membenarkan pengeroyokan), sementara berproses di Polsek Bangkala, dia yang tangani
itu," kata Nasruddin saat dikonfirmasi detikSulsel, Jumat (19/8/2022).
Nasruddin menyebut aksi pengeroyokan itu dipicu saat sejumlah pemotor melakukan
konvoi di jalan usai bermain sepak bola. Pengendara mobil yang diketahui bernama Wandi
Wijaya pun melintas dan mengklakson sejumlah pemuda tersebut.
"Terjadi ketersinggungan, itu ugal-ugalan (terduga pelaku) di jalan habis main bola, orang
mau lewat dihalangi dilambung dia marah," paparnya.
Saat ini kasusnya sementara berproses di Polsek Bangkala. Dua orang terduga pelaku
pengeroyokan yang masih berstatus saksi telah mendatangi kantor polisi bersama keluarganya
untuk memberikan keterangan. Kasus ini disebut masih dalam tahap penyelidikan. Apalagi
para pelaku yang belum diketahui jumlahnya masih di bawah umur.
"Penyelidikan di Polsek Bangkala sementara berjalan, ada dua (terduga pelaku) kemarin datang
sama orang tuanya untuk memberikan keterangan. Nanti kalau terbukti kita sesuaikan dengan
undang-undang anak," pungkasnya.
Analisis
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
sesepramg baik secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan merupakan perilaku marah
yang tidak memiliki tujuan khusus, namun lebih merujuk pada suatu perasaan-perasaan tertentu
yang biasanya disebut sebagai perasaan marah.
Dari kasus diatas pengendara motor dapat dikategorikan sebagai suatu perilaku
kekerasan, karena pengendara motot tersebut mengekspresikan amarah hingga kehilangan
kontrol atas dirinya. Sehingga, pengendara motor tersebut melakukan tindakan kekerasan
berupa pengeroyokan kepada pengendara mobil. Peristiwa tersebut terjadi saat sejumlah
pengendara motor melakukan konvoi dan ugal-ugalan dijalanan usai bermain sepak bola.
Akibat jalanan yang dipenuhi oleh para pengendara motor yang melakukan komvoi,
pengendara mobil mengklakson gerombolan motor tersebut. Namun diluar digaan, [ara
pengendara tersebut merasa tersinggung dan langsung melakukan pengeroyokan kepada wandi
Wijaya (pengendara mobil).
Menurut (Fitri, 2019) perilaku kekerasan yang dilakukan oleh para pengendadra motor
tersebut dipengaruhi oleh faktor ekspresi diri. Para pengendara motor ingin menunjukkan
eksistensi diri serta sebagai bentuk solidaritas antar anggota konvoi.
Perilaku kekerasan yang dilakukan oleh para pengendara motor tersebut ditandai dengan:
a) Fisik: mata melotot, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah merah dan tegang, serta
postur tubuh kaku.
b) Verbal: mengancam, mengumpat dengan kata-kata kasar, dan berbicara dengan nada
keras.
c) Perilaku: menyerang orang lain, melukai orang lain, dan bertindak agresif.
d) Emosi: tidak adekuat, mengamuk, dan berkelahi.
e) Spiritual: merasa dirinya berkuasa, merasa dirinya benar, dan tidak bermoral.
Daftar Pustaka
Fitri, L. D. N., & Ningrum, T. P. (2019). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Jiwa pada Klien Perilaku
Kekerasan dengan Intervensi Inovasi Terapi Musik Instrumental Piano Berpengaruh Terhadap
Klien Perilaku Kekerasan di Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam
Samarinda.