Anda di halaman 1dari 7

NAMA : JULIYANTI

: MELLA RISMA
: RIA SAFITRI
: DIEN ERNISA
: ZAFAR SIDIK
KELAS : XI IPS 3

NO GAMBAR KETERANGAN
1 Kasus Miras Oplosan di Kota Malang, 3
Warga Tewas dan 9 Orang Dirawat
Malang - Pesta miras oplosan menewaskan
tiga warga Kota Malang. Selain korban tewas,
sembilan warga tengah menjalani perawatan
medis.
Mereka adalah Wahyu, Cipto, Agung, Nanda,
Ajor, Bejo, Putra, Seva, dan Kiki. Mereka
merupakan warga Jalan Simpang Candi
Panggung, Kelurahan Mojolangu, Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang.
Sebelumnya, para korban merasakan sesak
napas, sakit bagian dada, serta gangguan
penglihatan. Gejala tersebut mereka rasakan
setelah mengkonsumsi miras oplosan di
punden (makam) wilayah setempat, Sabtu
(14/9).
2 Mabuk Usai Minum-minuman Keras,
Seorang Pemuda Tak Sadar Cekik
Saudaranya hingga Tewas
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG -
Anggota Polres Sumedang menangkap pelaku
pembunuhan terhadap seorang remaja
di Jatinangor beberapa waktu lalu.
Ironisnya, pelaku pembunuhan ternyata masih
bersaudara dengan korban. Pelaku merupakan
sepupu jauh sekaligus teman korban.
Pelaku berinisial RB (19), mengaku
melakukan aksi kejinya saat keduanya tengah
dalam pengaruh alkohol.
Hal tersebut diungkapkan RB ketika
ditemui Tribun Jabar di Mapolres Sumedang,
Jumat (9/3/2018).
"Awalnya minum-minum berdua di tengah
sawah bersama korban, tapi waktu saya ajak
pulang, dia tidak mau, ngeyel," ujar RB
dengan kepala tertunduk.
Karena kesal, ditambah pengaruh alkohol, RB
dan korban akhirnya berkelahi di tempat
tersebut.
Gelap mata, RB mengaku mencekik leher
saudara jauh sekaligus temannya itu hingga
korban tidak sadarkan diri.
"Saya kira tidak meninggal, tidur akibat
mabuk. Tapi saya cek badannya, ternyata
korban sudah 'tidak ada
3 Kisah Gadis ABG di Tulungagung yang
Kritis Usai Menenggak Alkohol untuk
Luka Bersama 5 Temannya
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG
- NA (15), remaja perempuan asal
Tulungagung dilarikan ke zona kritis IGD
RSUD dr Iskak karena pesta minuman keras
(miras) pada Selasa (19/2/2019) malam.
Bukan sembarang miras yang dikonsumsi,
melainkan alkohol untuk luka dicampur
dengan minuman suplemen.
Menurut Kasubag Humas Polres
Tulungagung, AKP Sumaji, sebenarnya ada
enam remaja yang ikut pesta miras.
Lima di antara mereka adalah laki-laki, yaitu
RA (14), JE (16), Rf (13), Rd (13) dan Rz
(15).
Sedangkan satu lainnya adalah perempuan,
yaitu SNA (15).
SNA adalah sosok yang videonya sempat
viral, karena tergeletak di lantai pos kamling
dengan nafas yang megap-megap.
"Awalnya ada tiga remaja itu yang
membeli alkohol 70 persen untuk luka ke
apotek. Mereka adalah RA, JE dan Rf,"
terang Sumaji, Kamis (21/2/2019).
Alkohol itu awalnya untuk mengobati kaki
RA yang terluka. Kemudian muncul ide,
sisa alkohol itu untuk mabuk bersama.
Pembersih luka itu dicampur dengan dua
sachet minuman suplemen dan dicampur
dengan air keran, dan dimasukkan dalam
botol air mineral.

4 Gara-gara miras, pelajar di Yogyakarta


kerap saling bacok

Merdeka.com - Kenakalan pelajar di


Yogyakarta yang menjurus pada tindakan
kriminal semakin meresahkan. Hal itu terjadi
akibat pengaruh minuman keras yang
dikonsumsi mereka.
Menyikapi hal tersebut, jajaran Polresta Kota
Yogyakarta akan rajin menggelar razia
minuman keras tak berizin yang dijual bebas
pada pelajar.
"Kami sudah melakukan pemberantasan dan
mengamankan miras dan 12 penjualnya," kata
Kapolresta Kota Yogyakarta, AKBP Slamet
Santoso, Senin (25/11).
Dari razia yang sudah dilakukan, pihaknya
menyita 75 botol minuman keras, tiga jeriken
dan 78 botol air mineral berisi ciu dari 12
warung. "Itu semua warung tidak memiliki
izin berjualan miras, dan banyak pelajar yang
beli di situ," jelas AKBP Slamet Santoso.
Dari kasus yang pernah ada kerap terjadi
kesalahpahaman antar-pelajar di jalanan.
Bermula dari saling melihat lalu tersinggung
dan terjadilah perkelahian.
"Sederhana itu, saling lihat, tersinggung,
berkelahi, contoh kasus pembacokan pelajar
yang dua minggu lalu di kota gede, sampai
meninggal korbannya hanya karena mabuk
dan salah paham," ujar AKBP Slamet
Santoso.
Dari razia tersebut pihaknya terus melakukan
pengembangan untuk membongkar
distributor kakap peredaran miras di Kota
Yogyakarta. "Kami berharap bisa menangkap
distributornya, supaya peredaran miras
khususnya pada pelajar bisa dihentikan,"
tegasnya.
5 Tewas Gara-gara Saling Bacok Seusai
Pesta Miras
MALANG, KOMPAS.com - Dua warga di
Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpugun,
Kabupaten Malang, Jawa Timur, terlibat aksi
saling bacok setelah berpesta minuman keras.
Satu orang di antaranya tewas di lokasi
kejadian. Peristiwa itu terjadi karena kedua
orang tersebut berebut ceker ayam yang
diyakini sebagai penawar selepas pesta miras.
Korban atas nama Imam Jumadi (43), warga
Jalan Kopral Kabut, RT 15 RW 1, Dusun
Pucung Krajan, Desa Karangkates, ditemukan
dalam kondisi tewas bersimbah darah di
lokasi kejadian. Korban mengalami luka
bacok pada leher, dahi, kaki kiri, serta tangan
kanan-kiri dan telinga. Jasad bapak dua orang
anak itu ditemukan di belakang Kafe Shela
Karaoke yang berlokasi di sebuah lokalisasi
Suko, Kecamatan Sumberpucung, Kamis
(1/11/2012) sekitar pukul 18.00 WIB. Tak
lama setelah korban ditemukan tewas, pelaku
ditangkap oleh polisi saat perjalanan pulang
ke rumahnya. Pelaku atas nama THP alias
Cengkrek (35), warga Jalan Sumberayu RT
28 RW 04, Desa Karangkates. Dari
pengakuan warga di sekitar lokasi, sebelum
pesta miras, pelaku dan korban diketahui
sedang bermain judi selama seharian.
"Korban dan pelaku memang diketahui sering
cekcok dengan warga sekitar," kata Shodiq,
seorang warga sekaligus tetangga korban.

6 Terpengaruh Alkohol, Dua Siswa Siswa Ini


Bunuh Roy
TRIBUNNEWS.COM,
MANGUPURA– Dua
pelaku pembunuhan Kadek Roy, Putu BWS
(15) dan Dewa PEAM (15) di Desa
Angantaka terancam hukuman seumur hidup.
Dari hasil penyelidikan, kedua pelaku
dikenakan Pasal 340 KUHP dan atau Pasal
338 KUHP dan atau pasal 170 KUHP.
“Ancamannya seumur hidup. Jadi pelaku ini
tidak disangkakan hukuman mati karena
mereka masih di bawah umur,” ujar Kapolres
Badung, KBP Yudith Satriya Hananta, SIK
saat merilis kasus tersebut.
Ia mengatakan, kasus pembunuhan itu terjadi
karena pelaku terpengaruh alkohol.
Ia menjelaskan awal mula terjadinya kasus itu
dari Warung Madu yang beralamat di Desa
Angantaka, Kecamatan Abiansemal.
Kedua kelompok pemuda, baik pelaku dan
korban sedang minum-minuman keras (miras)
di warung tersebut.
Gesekan muncul saat pelaku dan korban
jogged dan saling bersenggolan.
Perang mulut terjadi hingga baku hantam.
Keributan itu kembali terjadi di diluar warung
tepatnya di barat Perumahan Alam Pajar,
Desa Angantaka hingga membuat pelaku
melarikan diri keBanjar Tunon, Gianyar
tepatnya di rumah pelaku Putu BWS.
“Mengingat satu temannya masih tertinggal
di café, pelaku ini berbaik lagi dengan
membawa parang ini. Lalu melihat korban
dan langsung menendang hingga korban jatuh
dari sepeda motornya. Nah setelah korban
jatuh, pelaku langsung menghajar korban
dengan pisau,” jelasnya.
Kedua pelaku yang masih kini masih duduk
di Bangku SMA itu dikatakan sudah biasa
mengunjungi warung remang-remang.
Bahkan dalam penangkapannya langsung
dilakukan di rumahnya masing-masing.
7 Gara-Gara Miras, Tiga Remaja Bunuh
Teman
JawaPos.com- Hanya karena masalah sepele,
yakni dianggap sok jagoan dan enggan
urunan beli minuman keras (miras) oplosan,
Agus Saputro, siswa SMK di Lumajang,
dibunuh teman dekatnya. HW, teman Agus,
yang dibantu dua temannya, RD dan DT,
mengeksekusi Agus.
Dalam tempo singkat, kasus yang
menggegerkan warga Kencong, Jember, itu
berhasil diungkap Satreskrim Polres Jember.
Ketiga tersangka diciduk di rumah masing-
masing di Yosowilangun, Lumajang.
Ketiganya tinggal sekampung dengan korban.
Kapolres Jember AKPB Kusworo Wibowo
menyatakan, inisiator pembunuhan sekaligus
eksekutor adalah HW. RD dan DT terbukti
turut serta membantu HW mengeksekusi
korban. ’’Tersangka HW membacok korban
dengan golok yang dibawa tersangka RD,’’
jelasnya.
Dia menjelaskan, setiap tersangka memiliki
peran yang berbeda. DT bertugas menjemput
korban dari rumahnya, sedangkan RD
menyediakan golok. Meski demikian, kata
Kusworo, ketiganya terlibat dalam
perencanaan pembunuhan hingga penguburan
korban di pasir pinggir Pantai Paseban,
Jember. ’’Ini pembunuhan berencana,’’ ujar
perwira yang pernah menjadi Kasatreskrim
Polres Jember itu.
Dari pengakuan tiga tersangka yang masih
belasan tahun tersebut, rencana menghabisi
korban tebersit sejak sepekan lalu. Ketiganya
menaruh dendam kepada korban yang dikenal
teman mabuk miras oplosan. Mereka dendam
karena korban dinilai sok jagoan dan kerap
menolak patungan (iuran) untuk membeli
miras.
Merasa paling disakiti korban, HW mengajak
RD dan DT merencanakan pembunuhan.
Korban yang masih tetangga ketiga tersangka
Kamis sore (27/4) dijemput dari rumahnya.
Korban lantas dibawa ke Pantai Paseban.
Sore itu kawasan pantai sudah sepi.
Sebelum pembunuhan terjadi, keempatnya
berpesta miras oplosan. Setelah korban teler,
HW langsung membacoknya. Terkena
sabetan pertama, Agus berusaha lari
menghindari aksi brutal HW. Namun, HW
terus mengejar dengan dibantu dua tersangka
lain. Kemudian, korban dibacok untuk kali
kedua dan ketiga. Setelah itu, korban
meregang nyawa.
Setelah korban tak bernyawa, ketiganya
mengubur jasad korban di pasir pinggir
pantai. Kusworo yakin aksi tiga remaja
pembunuh itu telah memenuhi unsur
pembunuhan berencana. Sebab, golok untuk
mengeksekusi korban sudah diasah agar
tajam. Walau masih di bawah umur, aksi
ketiganya tergolong rapi.

8 6 Pelaku di Bawah Pengaruh Alkohol Saat


Ancam Bunuh Petugas Sudinhub Jakbar
JAKARTA, KOMPAS.com - Enam pelaku
yang mengancam petugas Suku Dinas
Perhubungan Jakarta Barat melakukan
perbuatannya karena dipengaruhi minuman
keras (miras). Selain meminum miras,
keenam pelaku juga mengonsumsi ganja.
"Rupanya mereka ini sebelumnya meminum
minuman keras terlebih dahulu, karena efek
tersebut membuat yang bersangkutan
bersikap arogan. Setelah diperiksa lagi,
keenamnya juga positif ganja dan nanti akan
kami lakukan rehabilitasi mereka," ucap
Kapolsek Kembangan Kompol Joko, di
Polsek Kembangan, Jakarta Barat, Jumat
(8/2/2019). Setelah menenggak miras, mereka
kemudian berkendara dan melewati Lampu
Merah Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.
Saat itu, anggota Sudinhub Jakarta Barat
Andri Nugroho (28) sedang menjalankan
tugas. Ketika itu Andri melihat terjadi
keributan antar pengendara hingga
menyebabkan kemacetan. "Mereka melakuan
penyetopan sebuah kendaraan, dan berteriak-
teriak tidak jelas, hingga menyebabkan
kemacetan, setelah itu petugas datang dan
menegur untuk segera berjalan," kata Kompol
Joko. Setelah kedua orang tersebut pergi, tak
berselang lama, keduanya datang kembali
bersama empat rekannya. Kemudian terjadi
percekcokan antara pelaku dan petugas
Sudinhub. Mereka mengaku tak terima atas
teguran yang telah diberikan petugas.
"Akhirnya pelaku ini kembali lagi, dan
berkata 'kenapa lo, songong lo, gue anak
Joglo. Jangan macam-macam, gue matiin'.
Sambil menunjuk-nunjuk muka korban,"
ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai