Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengakuan Pemuda Aniaya Ayah


Kandung Hingga Babak Belur
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM,-- Polisi mengamankan JS (17) warga
Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim dari rumahnya usai melakukan penganiayaan
terhadap ayah kandungnya hingga babak belur.

Dihadapan Polisi JS mengakui telah menganiaya Ayah kandungnya karena kesal sering


dimarahi orang tua kandungnya tersebut.

Dan ketika kejadian, ia emosi dan khilaf sehingga melampiaskan kekesalan tersebut ke
orangtuanya.

"Aku kesal dan khilaf pak mukul Bapak. Aku nyesal nian pak," katanya.

Sementara itu Kapolres Muara Enim AKBP Aris Rusdiyanto melalui Kapolsek Rambang
Lubai AKP Apriansyah, membenarkan adanya kejadian tersebut yakni kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) yakni anak memukul ayah kandungnya. 

Saat ini, tersangka sedang dalam pemeriksaan intensif di Polsek Rambang Lubai, dan korban
sedang di rawat di RS Bunda Prabumulih.

Atas perbuatan tersebut korban akan diancam pasal 44 UU RI No 23 Tahun 2004 tentang
KDRT.

"Karena masih dalam satu keluarga, apalagi bapak dengan anak kita akan mengupayakan
perdamaian dahulu," tutup Kapolsek

2. Perahu Karam Malam Hari, Satu


Pemancing di Sungai Kutu Muratara
Belum Ditemukan
 

TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Sahri, pria dewasa asal Jambi yang hilang


diduga tenggelam saat memancing ikan di sungai Kutu di Desa Pulau Kidak, Kecamatan Ulu
Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel, belum ditemukan.

Sejak kejadian pada Jumat (22/4/2022) malam hingga hari ini, Minggu (24/4/2022), Sahri
masih dalam proses pencarian.
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muratara dan Badan SAR
Nasional (Basarnas) Unit Musirawas, Lubuklinggau dan Muratara (MLM) bersama warga
terus mencari Sahri.

"Upaya pencarian belum membuahkan hasil," kata Kepala Unit Basarnas MLM, Wahit Ivan
Afrianto kepada TribunSumsel.com.

Sahri yang merupakan warga Perdamaian, Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun,


Jambi, pergi memancing ke sungai Kutu di Desa Pulau Kidak, Muratara, Sumsel, pada Jumat
(22/4/2022) sore.

Ia bersama dua rekannya dari Desa Perdamaian Singkut yakni Tito dan Dahroni.

Mereka masuk ke dalam sungai Kutu yang merupakan anak sungai Rawas menggunakan
perahu ketek yang dikemudikan oleh warga Desa Pulau Kidak.

"Yang mancing bertiga dari Singkut, sopir keteknya warga sinilah, jadi mereka berempat, apa
mereka ini menyewa ketek atau kongsi atau seperti apa yang jelas mereka sudah sering
mancing di sungai itu, sudah biasa," ujar Tel, warga setempat.

3. Warga Palembang Bakar Motor dan


Tangkap Tiga Orang Diduga Pencuri,
Ini Kronologinya
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Viral di media sosial aksi warga menangkap
pelaku pencurian handphone di Jl Talang Kepuh Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus,
Palembang, Minggu (24/4/2022) dinihari.

Dalam sebuah video terlihat tiga orang pemuda yang duduk dan dikerumuni warga karena
terbukti telah mencuri handphone milik Ikbal (33) warga Jl Talang Kepuh, RT 18 yang
diletakkan di sebuah meja depan ruko miliknya.

Selain pelaku yang diamankan, sepeda motor milik pelaku turut menjadi sasaran amukan
warga dengan cara dibakar.

Kini pelaku sudah diserahkan ke Polsek Gandus untuk diproses lebih lanjut.

Saat dijumpai, Ikbal menceritakan kronologi kejadian tersebut.

Dia menerangkan pencurian itu diketahui ketika ia pulang sebentar ke rumahnya untuk
meletakkan sepeda motor usai bermain gap bersama warga lainnya.

"Rumah deket kok, cuma 15 meter dari ruko. Malam itu sekitar pukul 01:12 WIB, pas saya
balik lagi ke ruko handphone saya sudah tidak ada, " kata Ikbal kepada Tribunsumsel.com.
Ikbal pun segera mengecek CCTV yang ada di rukonya, dan terlihat tiga orang lewat di depan
ruko dengan mengendarai sepeda motor lalu mengambil handphone Samsung Galaxy s21
miliknya yang tergeletak di meja.

"Saya cek CCTV ketahuan rupanya ada yang ambil. Terus minta bantuan RT sama warga
buat cari pelaku. Salah satu wajah pelaku dikenali oleh warga sini, tidak asing, " jelasnya.

Setelah beberapa jam mencari keberadaan pelaku, ia dan warga lainnya berhasil menemukan
ketiga pelaku yang sedang mendorong sepeda motor.

"Mereka ketemu di arah perumahan Griya Tanjung Wahid, Talang Kepuh. Sekitar pukul
setengah tujuh kami bawa mereka ke depan rumah saya," katanya.

Karena tak mau mengaku pelaku pun sempat dihakimi hingga babak belur.

Tak sampai disitu, lantaran kesal dengan ulah pelaku ia dan warga pun membakar sepeda
motor pelaku.

Dari tangan pelaku ia juga mengamankan senjata tajam jenis pedang sepanjang 80 cm untuk
diserahkan ke Polsek Gandus sebagai barang bukti.

"Setelah kami paksa akhirnya salah satu pelaku mengaku dan handphone saya ada di dalam
saku celananya. Kemudian sekitar pukul 08:30 polisi datang membawa pelaku, " tutupnya. 

4. Pemudik Asal Lubuklinggau 13 Jam


Macet di Jalintim Palembang-Betung
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Arus mudik di jalan Lintas Timur Sumatra
Palembang-Betung mengalami macet parah hingga Minggu (24/4/2022), kemacetan
mencapai belasan jam.

Ratusan kendaraan terjebak macet di jalur Palembang-Betung, akibatnya ratusan pemudik


dan mobil travel terjebak macet dan tidak bisa kemana-mana.

Tak terkecuali masyarakat yang melakukan perjalanan dari Kota Palembang menuju Kota
Lubuklinggau harus terjebak macet hingga belasan jam.

Regi Yansika salah satu penumpang salah satu travel dari Palembang menuju Kota
Lubuklinggau mengaku travel berangkat Sabtu (23/4) malam sekira pukul 19.00  WIB dari
Kota Palembang dan baru tiba di Kota Lubuklinggau Minggu (24/4/2022) sore.

"Kurang lebih 13 lebih kami terjebak macet, kami baru sampai Lubuklinggau sekitar selesai
waktu shalat Ashar," kata Regi pada Tribunsumsel.com.
Regi menceritakan akibat kemacetan tersebut ia dan penumpang lainnya terpaksa tidak
makan sahur, karena lokasi titik mereka terjebak macet jauh dari rumah makan.

"Kebetulan tempat kami terjebak macet semalaman tidak ada rumah makan, jadi terpaksa
kami tidak ada yang makan sahur, sampai sekarang saya puasa," ceritanya.

Bahkan Regi mengaku akibat terjebak macet hampir semalaman mereka susah buang air kecil
dan air besar, karena posisi kendaraan berada di tengah-tengah jalur kemacetan.

Satlantas Polres Muba meminta pengendara yang akan menuju Palembang dari arah
Lubuklinggau agar melewati jalur alternatif Kabupaten PALI.

“Ya, saat ini kemacetan masih terjadi kendari mobil yang terperosok sudja di evakuasi. Oleh
karena itu kita minta pengendara mengambil jalur alternatif dari Kabupten PALI," kata Kasat
Lantas Polres Muba AKP Sandi Putra SIK.

Lanjutnya, untuk menuju ke Kabupaten PALI nantinya pengendara melewati Jembatan Musi
(JM) dan terus lurus mengikuti rambu sampai ke PALI. 

“Sama saja untuk esitmasi waktu, sekitar 2 jam untuk sampai ke PALI. Kita informasikan
kepada masyarakat karena saat ini masih terjadi penumpukan di Banyuasin sehingga
pengendara kita minta melewati jalur alternatif,” ungkapnya. 

5. Pemuda di Muara Enim Pukuli


Ayah Kandung Hingga Dilarikan ke RS,
Ini Kronologinya
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM,--JS (17) warga Kecamatan Lubai, Kabupaten
Muara Enim diamankan Polisi karena menganiaya ayah kandungnya hingga babak belur.

Kronologi kejadian,  korban WJ (71)  sedang duduk santai dekat pintu depan rumahnya,
Jum'at (22/4/2022) sekitar pukul 21.30.

Kemudian datang pelaku dan menendang-nendang dinding teras rumah secara berulang kali.

Karena berisik, lalu korban menegur dengan nada keras dan sedikit marah sembari mendekati
pelaku dan menampar pipi pelaku sebanyak satu kali dengan tangan kanannya.

Melihat hal tersebut, pelaku bukannya berhenti malah sebaliknya tidak terima dan marah
dengan memberikan perlawan yakni memukul wajah korban menggunakan tangan kanan
secara berulang kali sehingga korban terjatuh.

Meski sudah terjatuh, pelaku bukannya berhenti atau kasihan tetapi malah menendangkan
kakinya ke wajah korban berulang-ulang kali serta menjambak rambut korban dan
membenturkan kepalanya ke diding rumah.
Namun beruntung ketika kejadian tersebut ada warga yang melihat dan langsung melerainya.

Karena luka-luka lebam yang dideritanya cukup parah akhirnya oleh keluarganya korban
langsung dibawa ke rumah sakit Bunda Prabumulih untuk dirawat, dan sebagian lagi
melaporkan kejadian tersebut Sabtu (23/4/2022) ke Polsek Rambang Lubai.

Usai menerima laporan, Kapolsek Rambang Lubai AKP Apriansyah memerintahkan Ps.
Kanit Reskrim Bripka Dali Warsah dan anggotanya untuk melakukan penyelidikan tentang
kejadian penganiayaan tersebut.

Setelah dilakukan penyelidikan dan didapat informasi dari pihak keluarga korban bahwa
pelaku masih berada di rumahnya sehingga langsung dijemput dan dilakukan penahanan

Menurut pengakuan tersangka JS, bahwa Ia kesal karena sering dimarahi orang tua
kandungnya tersebut.

Dan ketika kejadian, ia emosi dan khilaf sehingga melampiaskan kekesalan tersebut ke
orangtuanya.

"Aku kesal dan khilaf pak mukul Bapak. Aku nyesal nian pak," katanya.

Sementara itu Kapolres Muara Enim AKBP Aris Rusdiyanto melalui Kapolsek Rambang
Lubai AKP Apriansyah, membenarkan adanya kejadian tersebut yakni kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) yakni anak memukul ayah kandungnya. 

Saat ini, tersangka sedang dalam pemeriksaan intensif di Polsek Rambang Lubai, dan korban
sedang di rawat di RS Bunda Prabumulih.

Atas perbuatan tersebut korban akan diancam pasal 44 UU RI No 23 Tahun 2004 tentang
KDRT.

"Karena masih dalam satu keluarga, apalagi bapak dengan anak kita akan mengupayakan
perdamaian dahulu," tutup Kapolsek (SP/ARDANI)

6. KIS Korban Begal Burai OI Tak


Berlaku, Keluarga Cari Dana Bayar
Operasi Pengangkatan Sajam
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Korban pembegalan di Burai Ogan Ilir bernama
Siti Badriah atau Yaya (15 tahun), telah menjalani operasi pengangkatan senjata tajam yang
menancap di punggungnya. 
Yaya kini sedang menjalani perawatan intensif di RSUP Mohammad Hoesin Palembang. 

Di tengah kondisi Yaya yang mulai membaik, persoalan lain timbul di mana biaya operasi
dan perawatan tak bisa ditunaikan dengan dengan BPJS, melainkan secara umum. 

Informasi kebutuhan biaya operasi Yaya pun disebarkan keluarga dan kerabat melalui media
sosial. 

Menurut sumber dari keluarga, Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik Yaya tak berlaku di rumah
sakit umum karena dua alasan.

"Yang pertama karena kasus begal, yang kedua karena adinda (Yaya) masih di bawah umur,
katanya (pihak rumah sakit). Jadi tidak bisa digunakan," dilihat TribunSumsel.com di
postingan tangkapan layar di akun Facebook Nora Sapitri, Minggu (24/4/2022). 

Orang tua Yaya bahkan disebut rela melakukan apapun, termasuk menjual barang berharga
demi biaya operasi buah hati mereka. 

"Yang penting ananda Yaya selamat dan sehat. Jadi sekali lagi kami persilakan bagi bapak
ibu yang ingin ikut berdonasi untuk kesembuhan adik kami. Terima kasih kami ucapkan
sebelumnya atas kepedulian bapak ibu semua," tulis postingan tersebut. 

Yaya sendiri saat ini masih dirawat di ruang HDU atau ruang khusus pemantauan dan belum
dapat dibesuk.

Hanya bisa dilihat dari ruang kaca karena di tubuh Yaya masih penuh alat-alat medis, namun
siswi SMK tersebut dalam kondisi sadar. 

Terpisah, Kepala Desa Burai, Erik Asrillah mengaku akan membantu sekuat tenaga mencari
biaya operasi dan perawatan Yaya. 

Rencananya, Erik akan menghadap Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar untuk memberi
tahu kondisi Yaya. 

"Senin besok sekitar jam 7 pagi, saya mau menemui Pak Bupati," kata Erik dihubungi via
telepon. 

Anda mungkin juga menyukai