KELAS XI IPS 3
SMA HANG TUAH 2 SIDOARJO
Jl. KRI RATULANGI NO. 1 SIDOARJO
TAHUN AJARAN 2021-2022
ARTIKEL KONFLIK RASIAL
2 Kelompok Masyarakat di Papua Bentrok, Dipicu Unjuk Rasa Honorer soal Gaji
Sumber: https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6046559/2-kelompok-masyarakat-di-papua-
bentrok-dipicu-unjuk-rasa-honorer-soal-gaji.
ANALISIS KONFLIK 1
A. PEMETAAN KONFLIK
1. Sumber Konflik (Source)
a.) Unjuk rasa honorer
Bentrokan antara dua kelompok masyarakat yang terjadi di Kabupaten Mamberamo
Raya, Papua ini dipicu oleh aksi unjuk rasa tenaga honorer Pemkab Mamberamo
Raya yang gajinya belum juga dibayarkan.
2. Isu Konflik (Issues)
a.) Bentrokan suku
Bentrokan tidak terhindarkan setelah tenaga honorer dihadang oleh massa yang
membawa panah jubi dan senjata tajam. Mereka diduga berasal pihak Bupati
Mamberamo Raya, yang membuat honorer tidak terima dengan hal tersebut dan
terjadilah aksi saling serang antara masyarakat asli Mamberamo Raya dengan
masyarakat Suku Wamena.
3. Pihak Berkonflik (Parties)
a.) Masyarakat Mamberamo Raya sebagai tenaga honorer
b.) Masyarakat Suku Wamena sebagai pihak dari bupati Mamberamo Raya
4. Sikap (Attitudes)
Pegawai honorer merasa kesal dan tidak terima dengan sikap pihak Bupati
Mamberamo Raya
5. Tindakan (Behavior)
Penghadangan yang dilakukan oleh Masyarakat Suku Wamena mengakibatkan
bentrokan tidak dapat dihindarkan, Masyarakat Mamberamo Raya dan Masyarakat
Suku Wamena saling menyerang satu sama lain. Meskipun pihak polres telah
memblokade jalan, dua kelompok Papua ini masih tetap menerobos blokade tersebut
sehingga membuat massa lainnya terpancing.
6. Pihak Ketiga (Intervention)
Bentrokan yang terjadi antara dua kelompok masyarakat ini sempat mereda setelah
Polres Mamberamo Raya memblokade jalan untuk menghalau pergerakan kedua
kelompok. Namun, pihak tenaga honorer menerobos blokade tersebut sehingga
anggota Polres mengeluarkan tembakan berkali-kali untuk menghentikan aksi saling
serang kedua belah pihak tersebut. Polisi juga sempat menembakkan gas air mata
untuk menghentikan aksi yang tetap dilanjutkan oleh pihak yang berkonflik. Namun,
Bupati Mamberamo Raya akhirnya memberikan penjelasan kepada massa tenaga
kerja yang kemudian membuat mereka membubarkan diri.
7. Hasil Akhir (Outcome)
Aksi penyerangan antara kedua masyarakat Papua ini jika tidak ditindaklanjuti akan
berakibat buruk, membuat Bupati Mamberamo Raya yakni Jon Tabo menemui massa
tenaga honorer untuk memberikan penjelasan mengenai gaji yang belum dibayarkan.
Hal ini membuat tenaga honorer membubarkan diri. Dari konflik ini tidak terdapat
korban jiwa dan saat ini situasi aman dan kondusif, para honorer menunggu Sekda
untuk melaksanakan pembagian gaji sesuai instruksi Bupati Mamberamo Raya.
B. RESOLUSI KONFLIK
Konflik ini menggunakan konsep konsiliasi, yakni pengendalian konflik dengan
menggunakan lembaga pemerintahan atau perwakilan. Pada konflik ini, Bupati
Mamberamo Raya menjadi seorang konsiliator yang mengupayakan penyelesaian konflik
dengan cara mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik.
Sumber: https://aceh.tribunnews.com/amp/2022/05/31/ngamuk-dikurung-istri-di-kamar-ayah-
aniaya-2-anak-kandung-luka-sobek-dipukul-pakai-pipa-paralon?page=all
ANALISIS KONFLIK 2
A. PEMETAAN KONFLIK
1. Sumber Konflik (Source)
a.) Cekcok suami istri
Mulanya pelaku (ESS) cekcok dengan sang istri (NK). Mereka memang kerap kali
ribut. NK kemudian pergi untuk bekerja dengan meninggalkan kedua anaknya di
rumah dan mengunci sang suami di dalam kamar.
2. Isu Konflik (Issues)
a.) Penganiayaan pada anak
Cekcok suami istri berimbas pada sang anak lantaran kedua anaknya tidak mau
menuruti perintah sang pelaku untuk membeli dan mengutang sesuatu di warung.
Pelaku juga emosi karena anaknya tidak mau membukakan kunci kamar. Pelaku
semakin emosi ketika kedua anaknya tidak mau membukakan pintu kamar yang
dikunci dari luar.
3. Pihak Berkonflik (Parties)
a.) Suami berinisial EES
b.) Istri berinisial NK dengan dua orang anak berinisial MRI dan MA yang menjadi
korban
4. Sikap (Attitudes)
Pelaku merasa marah pada MRI dan MA yang menolak permintaannya.
5. Tindakan (Behavior)
Pelaku melakukan pemukulan terhadap kedua anaknya (MRI dan MA). Mulanya
pelaku memukul MRI di bagian dahi satu kali dan pelipis mata kiri dua kali dengan
tangan kosong. Setelah itu pelaku memukul ke arah perut MRI menggunakan paralon.
Pelaku juga memberi pukulan tangan kosong pada MA di pipi kanan dan bagian perut
lalu dipukul menggunakan paralon pada bagian kuping kanan, lengan kiri, dan perut.
6. Pihak Ketiga (Intervention)
Polisi sebagai pihak ketiga menangkap ESS usai mendapatkan laporan dari pihak
korban.
7. Hasil Akhir (Outcome)
Setelah aksi penganiayaan MRI mengalami sakit kepala dan perut sedangkan MA
mengalami luka sobek di betis kanan, pipi kanan memar dan perut kemerahan. Pelaku
kemudian diamankan oleh pihak kepolisian.
B. RESOLUSI KONFLIK
Konflik ini menggunakan konsep arbitrase, yakni pengendalian konflik dimana suatu
perselisihan dapat dihentikan oleh pihak ketiga yang keputusannya mengikat dan harus
diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kepolisian sebagai pihak ketiga yang
menjadi penengah antara suami dengan istri beserta anak-anaknya memutuskan untuk
menangkap ESS usai mendapatkan laporan dari pihak korban. memenjarakan EES sesuai
UU yang berlaku.