Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR ILMU

SOSIOLOGI
Makalah Tentang Masyarakat Perkotaan

Nama :
1. Nina Margiana Tri Rahayu

(0441 15 333)

Kelas : F

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR

Wacana dan Penulisan Wacana


Wacana adalah teks (bacaan). Wacana merupakan rangkaian paragraph yang disusun
dalam satu kesatuan maksud. Hubungan antarparagfar dalam wacana selalu salng berkaitan.
Wacana terdiri dari lima jenis :
1. Deskripsi
Deskripsi adalah rangkaian paragraph yang berupa gambaran (lukisan). Tulisan ini berisi
tentang sesuatu dengan berdasarkan pada apa yang kita lihat, apa yang kita rasa, dan apa
yang kita cium.
2. Narasi
Narasi adalah cerita. Narasi adalah rangkaian paragraph yang berupa kisah tentang
seseorang atau kisah tentang sesuatu. Ciri wacana narasi terlihat dari teknik penyampaian
yang menyelamai suasana hati (emosi,dll) yang dialami oleh siapapun.
3. Argumentasi
Argumentasi hakikatnya adalah pendapat. Apa yang dipendapatkan adalah masalah.
Argumentasi biasanya adalah jenis tulisan yang bertolak dari hal yang mempertanyakan.
Setiap jawaban yang bertolak dari alasan adalah argumentasi.
4. Eksposisi
Eksposisi adalah informasi. Setiap tulisan yang menyampaikan atau memberitakan,
tentunya dikategorikan dengan eksposisi. Tulisan eksposisi umumnya merupakan
peristiwa 5W + 1H, what (apa yang terjadi), who (melibatkan siapa), when (kapan),
where (di mana ) why (mengapa) dan how (bagaimana).
5. Persuasi
Persuasi adalah tulisan yang bersifat memengaruhi. Tulisan dalam wacana berisi sesuatu
yang menggugah dan mengubah pemikiran seseorang.

Masalah Wacana
Wacana 1
LBH Medan daftarkan gugatan penertiban PKL
Medan, primaironline.com Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan mendaftarkan gugatan
pedagang kaki lima (PKL) yang menjadi korban penggusuran dilakukan Pemko Medan di
Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu.Wakil Direktur LBH Medan, Muslim Muis, mengatakan,
gugatan itu terdaftar dengan nomor registrasi 28/Pdt.G/2010/PN/Mdn tertanggal 27 Januari 2010.

menjelaskan, gugatan itu diajukan karena upaya penggusuran yang dilakukan Pemko Medan
dinilai melanggar hukum perdata dan Hak Asasi Manusia para pedagang Pasar dan PKL Muslim.
Dampak dari penggusuran paksa terhadap pedagang pasar dan PKL tersebut diperkirakan
akan menimbulkan ketidakpastian hidup, karena hilangnya peluang menjalankan usaha.
Selain itu, penggusuran paksa itu juga menjadi indikasi tidak adanya tanggung jawab
konstitusional

Pemko

Medan

untuk

melindungi

para

pedagang

pasar

dan

PKL.

Ditambahkannya, Pemko Medan selaku tergugat juga dinilai lambat dalam memberikan solusi
berupa relokasi kepada para pedagang pasar dan PKL. Padahal relokasi itu dibutuhkan agar para
pedagang dapat menjalani usahanya sebagai upaya untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
Materi gugatan itu, kata Muslim, cukup sederhana karena berisi tuntutan agar Pemko Medan
menghentikan kebijakan untuk melakukan penggusuran paksa.
Kemudian, Pemko Medan juga diharapkan dapat memberikan solusi dan relokasi tempat
berdagang yang layak bagi para pedagang korban penggusuran paksa. Untuk itu, kami mewakili
korban penggusuran paksa minta PN Medan untuk mengabulkan tuntutan tersebut, katanya.
LBH Medan juga minta Komisi Yudisial untuk membentuk Tim Pemantau persidangan guna
mengawasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan guna menemukan kepastian hukum yang
berkeadilan bagi PKL yang menjadi korban penggusuran.
WACANA 2
Penertiban Pedagang Kaki Lima:Bakso Maut Satpol PP
PrakarsaRakyat,12 Juni 2009 12:56 WIB
Yovinus Guntur Wicaksono
Satpol PP Pemerintah Kota Surabaya menggusur pedagang dengan brutal.Anak tukang
bakso meninggal tersiram kuah panas.KOTA Surabaya Senin pagi pertengahan Mei 2009
demikian cerah. Para pedagang yang biasa mangkal di Jalan Boulevard bersemangat memulai
hari. Tidak terkecuali Bunali. Pedagang bakso ini berangkat sekitar pukul 10.00 dari rumah
kontrakannya, bersama Sumariyah, dan anak balita mereka, Siti Khoiyaroh.Segera suami-istri ini
cekatan melayani pembeli, mangkok demi mangkok.Dua jam kemudian senyum Bunali dan
Sumariyah sirna. Juga para pedagang lainnya. Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota
Surabaya datang menertibkan para pedagang kaki lima di Jalan Boulevard.Bunali dan
Sumariyah bergegas mengemasi dagangan. Siti Khoiyaroh pun dinaikkan di atas gerobak bakso.

Nahas bagi keluarga Bunali. Belum lagi menyelamatkan diri, mereka diburu sekitar 10 anggota
Satpol PP.
Agar buruan tak lepas, dengan segala cara, para petugas Satpol PP mengejar Bunali dan
Sumariyah. Bahkan, truk Satpol PP menabrak gerobak bakso Bunali. Gerobak bakso terguling.
Kuah bakso panas tumpah, menyiram tubuh Siti Khoiyaroh yang juga terguling. Seketika tubuh
bocah empat setengah tahun ini melepuh. Belum sempat menolong Khoiyaroh, rambut
Sumariyah dijambak petugas Satpol PP.
Tubuh Khoiyaroh yang mengalami luka bakar serius, hingga 67 persen. Sumariyah luka
ringan. Keduanya dilarikan ke Rumah Sakit dr Soetomo. Untuk menetralkan keseimbangan
cairan tubuhnya, Siti Khoiyaroh mendapatkan bantuan cairan elektrolit.
Tim dokter terus berjuang memulihkan luka bakar Siti Khoiyaroh. Sayang sekali, setelah
menjalani perawatan 10 hari, bocah balita ini meninggal. (bersambung)
Wacana 3
Penertiban PKL di Purwokerto Diwarnai Bentrokan
Arbi Anugrah detikNews
Purwokerto Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Wage dan Jl Jenderal
Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah berujung bentrok. Para PKL, pria dan wanita,
melempari

puluhan

Satpol

PP

yang

melakukan

penertiban

kios

mereka.

Sebelumnya, Sabtu (3/10/2009), Satpol PP juga sudah melakukan penertiban. Namun saat itu
tidak terjadi bentrokan apa pun. Senin (5/10/2009), penertiban kembali dilakukan. Namun
saat melihat kedatangan petugas, para pedagang langsung mengambil ancang-ancang untuk
melakukan

perlawanan.

Suasana

tegang

pun

langsung

terjadi.

Para pedagang terus mencoba mempertahankan barang dagangan agar tidak dibawa Satpol
PP. Mereka juga melontarkan caci maki kepada para anggota Satpol PP. Mereka mengatakan
penertiban tersebut tidak manusiawi karena tidak memberikan solusi atau relokasi lahan.
Menghadapi kondisi itu, para Satpol PP Pemkab Banyumas tidak mau menyarah. Mereka
tetap merangsek maju. Akhirnya bentrokan pun tidak bisa dihindarkan. Kedua pihak saling
lembar baru dan benda keras lainnya.

Suasana mereda setelah puluhan anggota Samapta Polres Banyumas didatangkan ke


lokasi kejadian. Mereka meminta kedua belah pihak mundur. Kejadian ini menimbulkan
kemacetan arus lalu lintas di sepanjang jalan Jenderal Soedirman.
Karsini, salah seorang pedagang mnegaku telah berjualan sejak tahun 1986. Dia
menegaskan akan terus perlawanan selama tidak ada solusi relokasi lahan berjualan dari
Pemerintah Daerah Banyumas.
Kepala Satpol PP Kabupaten Banyumas, Nungki, mengatakan penertiban dilakukan
karena keberadaan para PKL tersebut melanggar aturan. Kios-kios PKL tersebut dinilai telah
mengurangi hal pejalan kaki dan keindahan kota.
Akibatnya juga sering terjadi kemacetan. Kami akan ter us melakukan penertiban
menegakkan Perda Banyumas tentang Penataan Kota, tukas Nungki.(djo/djo)
1.Masalah wacana 1

Penertiban yang dilakukan Pemko Medan dianggap melanggar hukum perdata dan Hak

Asasi Manusia para pedagang pasar dan PKL.


Penggusuran paksa PKL menimbulkan ketidakpstian hidup dan hilangnya peluang usaha.
Penggusuran paksa PKL menjadi indikasi tidak adanya tanggung jawab Pemko Medan.
Para PKL menggugat Pemko Medan agar menghentikan kebijakan untuk melakukan
penertiban paksa.

2.Masalah wacana 2

Satpol PP Pemerintah Kota Surabaya menggusur pedagang dengan brutal dan ceroboh.
Penertiban menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

3.Masalah wacana 3

Penertiban PKL di Purwokerto berujung bentrok


Para pedagang menganggap bahwa pembubaran yang dilakukan oleh Satpol PP t
Penertiban dilakukan karena para PKL melanggar aturan.

4.Masalah utama wacana 1

Penertiban yang dilakukan Pemko Medan dianggap melanggar hukum perdata dan Hak
Asasi Manusia para pedagang pasar dan PKL.

5.Masalah utama wacana 2

Satpol PP Pemerintah kota Surabaya menertibkan pedagang dengan brutal dan ceroboh

6.Masalah utama wacana 3

Penertiban PKL di laksanakan dengan tidak manusiawi. Penertiban dilakukan karena para
PKL melanggar aturan.

7.Persamaan:
Dari ketiga wacana tersebut memiliki beberapa persamaan antara lain, tema yang
membahas penertiban para PKL yaitu sosial, penyebabnya yaitu karena para PKL
melanggar aturan sehingga diadakan penertiban. Selain itu tidak adanya lahan untuk
mereka berdagang. Cara penanggulangannya juga sama.
8.Perbedaan:
Dari ketiga wacana tersebut memiliki beberapa perbedaan antara lain, dari judul pada
wacana 1 LBH Medan daftarkan gugatan penertiban PKL, wacana 2 Penertiban
Pedagang Kaki Lima:Bakso Maut Satpol PP, wacana 3 Penertiban PKL di Purwokerto
Diwarnai Bentrokan. Narasumber wacana 1primaironline.com, wacana 2 Yovinus
Guntur Wicaksono, wacana 3detikNews. Waktu terjadinya wacana 1 pada tanggal 27
Januari 2010, wacana 2 pada tanggal 12 Juni 2009, wacana 3 pada tanggal 5 Oktober
2009. Lokasi pada wacana 1 Medan, wacana 2 Surabaya, wacana 3 Purwokerto.
9.Data-data informatika

Penertiban yang dilakukan Pemko Medan dianggap melanggar hukum perdata dan Hak

Asasi Manusia para pedagang pasar dan PKL.


Penggusuran paksa PKL menimbulkan ketidakpstian hidup dan hilangnya peluang usaha.
Penggusuran paksa PKL menjadi indikasi tidak adanya tanggung jawab Pemko Medan.
Para PKL menggugat Pemko Medan agar menghentikan kebijakan untuk melakukan

penertiban paksa.
Satpol PP Pemerintah Kota Surabaya menggusur pedagang dengan brutal dan ceroboh.
Sehingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Penertiban PKL di Purwokerto berujung bentrok
Para pedagang menganggap bahwa pembubaran yang dilakukan oleh
Penertiban dilakukan karena para PKL melanggar aturan.

10.Masalah utama dari ketiga wacana

Penertiban PKL yang dilakukan oleh Satpol PP berakhir dengan ricuh.

11.Perumusan Masalah:

Bagaimana cara Satpol PP melakukan penertiban yang baik dan benar dalam menertibkan
PkL?

12.Solusi

Tidak menertibkannya secara paksa dan tidak merusak dagangan para PKL.
Melakukan relokasi lahan dan memberikan lapangan pekerjaan
Melakukan sosialisasi kepada PKL.
Melakukan pembinaan kepada Satpol PP agar tidak terpancing emosi.

13.Kesimpulan
Sebelum menertibkan PKL seharusnya Pemerintah memberikan pemberitahuan jika lahan
yang di gunakan untuk berdagang itu mengganggu lingkungan, lalu jika sudah
diberitahukan tetapi tidak memindahkan dagangannya ke tempat lain pemerintah harus
memberi surat pemberitahuan terhadap PKL tersebut, dan jika mereka tetap
mengindahkan walaupun sudah diberi surat pemberitahuan 3 kali, pemerintah harus
bersikap tegas yaitu dengan cara tetap melakukan penertiban PKL. Sebelum penertiban
dilakukan Satpol PP harus diberikan pembinaan agar tidak melakukan hal-hal yang tidak
sehurusnya dilakukan.

KALIMAT EFEKTIF
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurangkurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek
(S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah
kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Disini,
kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :
Kalimat Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan
penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa
definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di
artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai
kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai
dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1. secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
1. KESATUANGAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta
membentuk kesatuan tunggal.Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang
dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak
didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan.
Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di
dalam (ini harus dihilangkan).

2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.Kakak
menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.Kalimat tersebut tidak memiliki
kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni
imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan
imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud
kalimat.Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.Pemakaian kata
bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati
terkandung makna bunga.Kalimat yang benar adalah: Mawar,anyelir, dan melati sangat
disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
depan kalimat.Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah,

-pun, dan kah.


Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan
anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling

memahami antara satu dan lainnya.


Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.

2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan


menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh kalimat efektif :

1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )


Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

Masalah kalimat efektif


Menurut Nazar (1991, 44:52) ketidakefektifan kalimat dikelompokkan menjadi (1)
ketidaklengkapan unsur kalimat, (2) kalimat dipengaruhi bahasa Inggris, (3) kalimat
mengandung makna ganda, (4) kalimat bermakna tidak logis, (5) kalimat mengandung gejala
pleonasme, dan (6) kalimat dengan struktur rancu.
1) Ketidaklengkapan Unsur Kalimat
Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa kalimat efektif harus
memiliki unsur-unsur yang lengkap dan eksplisit. Untuk itu, kalimat efektif
sekurang-kurangnya harus mengandung unsur subjek dan predikat. Jika salah satu
unsur atau kedua unsur itu tidak terdapat dalam kalimat, tentu saja kalimat ini
tidak lengkap. Adakalanya suatu kalimat membutuhkan objek dan keterangan,
tetapi karena kelalaian penulis, salah satu atau kedua unsur ini terlupakan.
2) Kalimat Dipengaruhi Bahasa Inggris
Dalam karangan ilmiah sering dijumpai pemakaian bentuk-bentuk di
mana, dalam mana, di dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai
penghubung. Menurut Ramlan (1994:35-37) penggunaan bentuk-bentuk tersebut
kemungkinan besar dipengaruhi oleh bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.
Bentuk di mana sejajar dengan penggunaan where, dalam mana dan di dalam
mana sejajar dengan pemakaian in which, dan yang mana sejajar dengan which.

Dikatakan dipengaruhi oleh bahasa Inggris karena dalam bahasa Inggris bentukbentuk itu lazim digunakan sebagai penghubung sebagaimana terlihat pada contoh
berikut.
3) Kalimat Mengandung Makna Ganda
Agar kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda, kalimat itu harus dibuat selengkap
mungkin atau memanfaatkan tanda baca tertentu.
4) Kalimat Bermakna Tidak Logis
Kalimat efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis.
5) Kalimat Mengandung Pleonasme
Kalimat pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis atau
mubazir karena ada terdapat kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan.
Menurut Badudu (1983:29) timbulnya gejala pleonasme disebabkan oleh :
1. dua kata atau lebih yang sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu
ungkapan,
2. dalam suatu ungkapan yang terdiri atas dua patah kata, kata kedua
sebenarnya tidak diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung dalam
kata yang pertama,
3. bentuk kata yang dipakai mengandung makna yang sama dengan kata kata
lain yang dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu
6) Kalimat dengan Struktur Rancu
Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya. Menurut Badudu
(1983:21) timbulnya kalimat rancu disebabkan oleh (1) pemakai bahasa tidak
mengusai benar struktur bahasa Indonesia yang baku, yang baik dan benar, (2)
Pemakai bahasa tidak memiliki cita rasa bahasa yang baik sehingga tidak dapat
merasakan kesalahan bahasa yang dibuatnya, (3) dapat juga kesalahan itu terjadi
tidak dengan sengaja.

Paragraf
Pragraf adalah merupakan suatu kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi serta
lebih luas dari pada kalimat. Atau definisi paragraf adalah bagian yang berasal dari suatu
karangan

yang

terdiri

dari

sejumlah

kalimat,

yang

isinya

mengungkapkan

satuan

informasi/kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya dan juga pikiran penjelas
sebagai pendukungnya.

Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, Akan tetapi kalimat yang
berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu
kalimat, dan dapat disebut juga dengan penuangan ide dari penulis melalui kalimat/kumpulan
kalimat yang satu dengan yang lainnya, yang berkaitan dan juga hanya memiliki satu tema.
Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.
Ciri-ciri paragraf, diantaranya sebagai berikut ini:

Yang pertama kalimat pertamanya bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima


ketukan spasi untuk jenis karangan yang biasa.

Lalu yang kedua paragraf memakai pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.

Yang ketiga setiap paragraf memakai sebuah kalimat topik dan juga selebihnya
merupakan kalimat pengembang yang mempunyai fungsi menjelaskan, menguraikan
ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat dalam kalimat topik.

Dan yang keempat paragraf memakai pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas. Kalimat tersebut berisi mengenai detail-detail kalimat topik. Paragraf bukanlah
kumpulan kalimat topik. Paragraf hanya berisikan satu kalimat topik dan juga beberapa
kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi mengenai detail yang sangat spesifik serta
tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

Fungsi paragraf, adalah sebagai berikut ini:

Yang pertama mengekspresikan gagasan yang tertulis dengan memberikan bentuk suatu
pikiran dan juga perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam
suatu kesatuan.

Yang kedua untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa
paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.

Yang ketiga untuk memudahkan pengorganisasian gagasan bagi yang menulis dan
memudahkan pemahaman bagi yang mbacanya.

Yang keempat memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan unit pikiran
yang lebih kecil.

Yang kelima untuk memudahkan pengendalian variable, terutama pada karangan yang
terdiri dari beberapa variabel.

Jenis-jenis paragraf dapat di cermati dan di baca di bawah ini:

Paragraf Narasi adalah suatu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau suatu
peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri dari narasi kejadian dan narasi
runtut cerita. Paragraf narasi kejadian yaitu paragraf yang menceritakan suatu kejadian
ataupun suatu peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita yaitu paragraf yang pola
pengembangannya dimulai dari urutan tindakan ataupun perbuatan yang menciptakan
ataupun menghasilkan sesuatu.
Contoh: Beberapa minggu yang lalu kami telah melakukan perjalanan ke Lampung.
Rombongan kami terdiri dari 5 mobil pribadi. Kendaraan kami melaju dengan cepat
secara beriringan. Perjalanan sangat menyenangkan, tak seorangpun yang tidak gembira.
Semua sangat bahagia melihat pemanandangan walau hanya didalam mobil ketika
suasana dan gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi kota Bandar Lampung.

Paragraf Eksposisi adalah suatu paragraf yang bertujuan untuk memaparkan,


menyampaikan informasi, mengajarkan, menjelaskan dan juga menerangkan suatu topik
kepada yang membacanya dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga
memperluas pengetahuan si pembaca. Untuk memahami paragraph ini si pembaca harus
melakukan proses berpikir dan juga melibatkan pengetahuan.
Contoh: Kegiatan dalam memeriahkan HUT RI ke 69 tanggal 17 Agustus 2014 di desa
Simpang Pematang. Semua warga desa Simpang Pematang turut memeriahkan acara
HUT RI ke 69 dengan mengikuti beragam perlombaan yang disediakan oleh panitia,
perlombaan tersebut antara lain : panjat pinang, balap karung, makan kerupuk,
memasukkan paku kedalam botol, tarik tambang dan lain sebagainya.

Paragraf Agumentasi adalah suatu jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan,
ataupun pendapat penulis dengan disertai bukti dan juga fakta (yang benar terjadi).
Tujuannya yaitu supaya si pembaca yakin bahwa ide, gagasan, dan pendapat tersebut
adalah benar adanya dan terbukti.
Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Seorang
dokter pasti selalu membaca buku-buku medis, sebab tanpa membaca buku medis ia akan
banyak mengalami kesulitan ketika akan mendeteksi penyakit pasien. Seorang pelajar,
tanpa mau membaca buku pelajaran secara rutin, pasti akan banyak mengalami kesulitan
ketika menjawab pertanyaan dari guru. Banyak lagi contoh-contoh membaca yang selalu
dilakukan oleh seseorang.

Paragraf persuasi adalah suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan
membujuk pembaca supaya ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.
Supaya tujuannya bisa tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian
dengan menggunakan data dan juga fakta.
Contoh: Membaca merupakan faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan. Sebab
seseorang yang tidak mau membaca buku pasti tidak banyak memiliki pengetahuan.
Pengetahuan itu banyak bersumber dari buku. Anak yang pintar misalnya, dia pasti
menjadi kutu buku. Tiada hari tanpa membaca baginya. siapa saja yang kurang membaca
pasti ia sangat terbatas pengetahuannya. Oleh karena itu biasakanlah membaca bukubuku ilmu pengetahuan, bila ingin memiliki ilmu pengetahuan.

Dan paragraf berdasarkan letak dari pikiran utamanya


Paragraf berdasarkan letak pikiran utama atau kalimat utamanya, adalah sebagai berikut:

Paragraf deduktif adalah paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama
berada di awal paragraph. Baca juga secara lebih lengkap: pengertian paragraf deduktif.
Contoh: Membaca

merupakan

faktor

utama

untuk

menguasai

ilmu

pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku

hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku


kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca
buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut.

Paragraf induktif adalah ditandai dengan terdapatnya kalimat utama berada di akhir
paragraph. Baca juga artikel: pengertian paragraf induktif.
Contoh: Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku
hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku
kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca
buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Jadi membaca merupakan
faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.

Paragraf campuran (deduktif-induktif) adalah ditandai dengan terdapatnya kalimat utama


berada di awal dan akhir paragraf.
Contoh: Membaca

merupakan

faktor

utama

untuk

menguasai

ilmu

pengetahuan. Seseorang yang ingin menguasai ilmu hukum, cukup membaca buku-buku
hukum. Ingin memiliki pengetahuan tentang kesehatan, cukup membaca buku-buku
kesehatan. Begitu juga ilmu-ilmu pengetahuan yang lain cukup dengan cara membaca
buku-buku yang berhubungan erat dengan ilmu tersebut. Sekali lagi membaca merupakan
faktor utama untuk menguasai ilmu pengetahuan.

Masalah paragraf
1. Kerancuan Bentuk Paragraf
Contoh:
i.
Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung
dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi
muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh sungguh. Bekal tersebut tidak
sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan oleh para pengguna
karena tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana payah.

Kata payah disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan
sulit beradaptasi, serta kurang memiliki empati. Selain itu rata rata kemampuan
komunikasi mereka juga rendah.
Kesalahan ini terletak pada penambahan jarak paragraf pertama dan paragraf kedua. Apabila
menggunakan paragraf bertakuk, seharusnya pada pergantian paragraf tidak ditambahkan jarak.
2. Kesalahan Penempatan Baris Kalimat
Contoh:
ii.

Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung
dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi
muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh sungguh.Bekal tersebut tidak
sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan oleh para pengguna
karena tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana payah.
Kata payah disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan
sulit beradaptasi, serta kurang memiliki empati.Selain itu, rata rata kemampuan
komunikasi mereka juga rendah.

Kesalahan terletak pada setiap pergantian kalimat dengan perpindahan baris. Seharusnya selama
baris dari bagian paragraf tersebut belum habis sampai margin kiri walaupun hanya satu suku
kata tetap belum dilakukan perpindahan baris.
3. Penanda Bentuk Lekuk yang Salah
Contoh:
iii.

Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung
dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi
muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh sungguh. Bekal tersebut tidak
sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan oleh para pengguna karena
tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana payah. Kata
payah disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan sulit

beradaptasi, serta kurang memiliki empati. Selain itu rata rata kemampuan komunikasi
mereka juga rendah.
Kesalahannya terletak pada penanda paragraf bentuk yang ditulis terlalu menjorok ke kanan
lebih dari 7 ketukan yang seharusnya cukup 5 atau 7 ketukan.
4.

Penulisan Pada Margin yang Salah

Contoh:
iv.

Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung

dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi
muda perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh sungguh. Bekal tersebut tidak
sekedar hard skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan oleh para pengguna karena
tidak sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana payah. Kata
payah disini diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan sulit
beradaptasi, serta kurang memiliki empati. Selain itu rata rata kemampuan komunikasi
mereka juga rendah.
Kesalahannya terletak pada penulisan baris kedua dan seterusnya pada masing masing paragraf
yang seharusnya dibawah angka sub bab dan bukan dibawah nama sub-bab.
Dari kesalahan segi tampilan tersebut, Maka dapat di perhatikan bahwa segi tampilan yang benar
dalam menulis paragraf adalah sebagai berikut:
Latar Belakang
Ungkapan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sering kali didengung
dengungkan sebagai suatu bentuk harapan. Guna mewujudkan hal tersebut, generasi muda
perlu dibekali dan dipersiapkan sengan sungsuh sungguh. Bekal tersebut tidak sekedarhard
skill melalui ilmu yang dipelajari, melainkan juga soft skill.
Kualitas lulusan perguruan tinggi sering kali dikeluhkan oleh para pengguna karena tidak
sesuai dengan harapan. Mereka sering dianggap sebagai sarjana payah. Kata payah disini
diartikan sebagai sarjana tidak tangguh, kurang percaya diri, dan sulit beradaptasi, serta
kurang memiliki empati. Selain itu rata rata kemampuan komunikasi mereka juga rendah.

Karya Ilmiah
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Ada

berbagai

jenis

karya

ilmiah,

antara

lain

laporan

penelitian,

makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung
dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian
atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah
seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan
laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah
yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa
berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan Karya Ilmiah

Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya

dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.


Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi
konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen)
pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah

penyelesaian studinya.
Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya.

Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam


menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang

bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.


Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Karya Ilmiah


Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;


Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
Memperoleh kepuasan intelektual;
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah


1.

2.
3.

4.

5.

Bagian Pembuka
Sampul
Halaman judul.
Halaman pengesahan.
Abstraksi
Kata pengantar.
Daftar isi.
Ringkasan isi.
Bagian Isi
Pendahuluan
Latar belakang masalah.
Perumusan masalah.
Pembahasan/pembatasan masalah.
Tujuan penelitian.
Metode penelitian.
Pembahasan
Pembahasan teori
Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
Pengajuan hipotesis
Metodologi penelitian
Waktu dan tempat penelitian.

6.

Metode dan rancangan penelitian


Populasi dan sampel.
Instrumen penelitian.
Pengumpulan data dan analisis data.
Hasil Penelitian
Jabaran varibel penelitian.
Hasil penelitian.
Pengajuan hipotesis.
Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang

didapatnya.
7. Penutup
Kesimpulan
Saran
8. Bagian penunjang
Daftar pustaka.
Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
Daftar Tabel

Masalah karya ilmiah

Banyak kesalahan yang saya jumpai dalam tulisan mahasiswa yang saya review. Kesalahankesalahan tersebut antara lain:
1.

salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,

2.

salah dalam menyusun struktur pelaporan,

3.

salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),

4.

salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,

5.

penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar,

6.

tata cara penulisan \Daftar Pustaka" yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya
sendiri),

7.

tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah),

8.

isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti materi presentasi,

9.

isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.


Hal yang menarik dari pengamatan saya adalah mahasiswa seringkali tidak mau
melaporkan kegagalan atau kesalahan yang telah dilakukannya. Padahal, kegagalan ini perlu
dicatat agar hal itu tidak dilakukan oleh orang lain (yang akan meneruskan penelitian tersebut).

Kegagalan bukan sebuah aib! Seorang peneliti pasti mengalami kegagalan. Jadi laporkanlah
kegagalan tersebut dan analisa atau dugaan Anda mengapa hal tersebut bisa terjadi. Bayangkan
thesis Anda sebagai peta di hutan belantara. Anda memberi tanda bagian yang merupakan jalan
buntu, jurang, atau sulit dilalui. Penjelajah berikutnya dapat lebih berhati-hati jika melalui jalan
tersebut. Ini merupakan sebuah pembahasan tersendiri, yaitu tentang bagaimana
melakukan penelitian.
Mengantisipasi Pembaca Tulisan
Hal yang sering terlupakan oleh mahasiswa adalah audience atau pembaca dari
tulisannya. Strategi penulisan akan berbeda jika yang membaca adalah orang yang mengerti
teknis (dosen, insinyur, teknisi) dan orang yang kurang mengerti teknis (umum). Thesis atau
laporan tugas akhir ditujukan kepada orang yang mengerti teknis. Untuk itu isi dari laporan
biasanya lebih teknis.
Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan harus pas. Jika Anda mengganggap bahwa
pembaca seorang yang bodoh, maka pembaca akan merasa terhina (insulted). Coba pikirkan
penjelasan kalimat di bawah ini.
Mari kita misalkan biaya produksi dari perangkat ini dengan bakso. Jika satu mangkok baso
harganya 3000 rupiah, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli 1000 mangkok
baso.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini.
Mari kita gunakan variabel x sebagai jumlah unit yang akan diproduksi. Biaya produksi sebuah
unit adalah 3000 rupiah. Maka biaya produksi 1000 unit adalah 1000x.
Dengan menggunakan permisalan mangkok baso, maka Anda telah menghina intelektual
pembaca! Tentunya contoh di atas terlalu ekstrim. Kasus 5 yang terjadi tidak seekstrim itu namun
mendekati. Misalnya, di bidang saya (bidang digital), tidak usah menjelesakan Boolean logic
pada bagian pendahuluan dari thesis Anda. Anda hanya akan menghabiskan tempat dan
menghina pembaca pada saat yang bersamaan.

Di satu sisi yang lain, ada juga mahasiswa yang menulis dengan sangat kompleks
sehingga justru sulit dimengerti. Mungkin dalam pikirannya adalah ilmu dan teknologi itu secara
prinsip harus sulit, sehingga penjelasannya pun harus sulit dimengerti. Penulis yang baik adalah
penulis yang dapat menjelaskan sesuatu yang sulit dengan cara yang sederhana sehingga mudah
dimengerti. Tentunya hal ini dilakukan dengan tanpa merendahkan intelektual pembaca.

Kesalahan Struktur
Umumnya struktur dari tulisan yang saya review sudah baik. Namun ada beberapa
kesalahan yang sesekali muncul, seperti:
1.

tidak ada daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel,

2.

bagian pendahuluan dan teori-teori pendukung terlalu banyak ditampilkan sehingga


mendominasi buku laporan / thesis.

3.

Pernah saya menilai sebuah laporan tugas akhir di mana bagian utamanya (bagian analisa dan
kesimpulan) hanya 10 halaman, sementara bagian pendahuluan dan teori mencapai 90 halaman.
Porsi seperti ini tidak seimbang.
Sebaiknya kurangi bagian teori pendukung dan arahkan pembaca untuk
membaca buku referensi saja. Struktur isi dari tulisan Anda bergantung kepada jenisnya, apakah
dia merupakan makalah atau thesis. Namun secara umum, isinya diurut seperti
berikut:

1.

Bagian Pendahuluan. Bagian ini biasanya berisi latar belakang penelitian. Biasanya berisi
pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa penelitian ini dilakukan, apa fokus dari penelitian, apa
yang menjadi batasannya. Survey terhadap karya-karya orang lain yang mirip bisa dituliskan
pada bagian ini (atau pada bagian teori pendukung).

2.

Bagian Teori Pendukung. Bagian ini biasanya berisi teori-teori atau hal-hal yang menjadi
pendukung dari penelitian yang dilakukan.

3.

Bagian ini jangan terlalu mendominasi tulisan Anda. Usahakan singkat dan arahkan pembaca
kepada referensi yang Anda gunakan.Bagian Isi. Bagian ini merupakan pokok utama dari tulisan
Anda.Pada bagian ini Anda menjelaskan desain yang Anda lakukan, im- plementasi, pengujian,
dan hal-hal lain yang merupakan laporan dari pekerjaan Anda. Bagian ini bisa terdiri dari
beberapa bab, sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, Anda bisa membuat satu bab mengenai

implementasi dan satu bab lagi mengenai pengujiannya. Dasar-dasar kesimpulan ditarik atau
diutarakan pada bagian ini. Nanti pada bagian penutup ini dapat dituliskan kembali.
4.

Bagian Penutup. Bagian ini berisi kesimpulan dan saran. Bagian ini hanya merangkumkan
pokok-pokok yang menarik saja. Perlu diperhatikan bahwa hal-hal yang muncul pada bagian ini
semestinya sudah muncul pada bagian isi. Akan aneh jika Anda mengambil kesimpulan yang
tidak pernah muncul dalam bab sebelumnya. Bagaimana Anda bisa sampai kepada kesimpulan
tersebut?

Penulisan Bagian Abstrak


Abstrak merupakan rangkuman dari isi tulisan dalam format yang sangat singkat. Sangat
sering saya memeriksa laporan, makalah, dan tulisan lain yang abstraknya kurang baik. Sebagai
panduan, bayangkan seorang pemba- ca yang ingin mengetahui isi dari tulisan Anda. Dengan
membaca abstrak dia harus dapat mengetahui isi tulisan Anda. Jika isinya cocok, maka dia dapat
membaca lebih lanjut. Jika isinya tidak cocok, maka dia bisa mencari tulisan lain. Hal ini sangat
bermanfaat untuk menghemat waktu dari para pembaca. Ketika Anda sedang melakukan
penelitian maka Anda akan berterima kasih kepada penulis yang menuliskan abstraknya dengan
baik. Jadi, tulislah abstrak dengan baik.
Untuk makalah, biasanya abstrak itu hanya terdiri dari satu atau dua paragraf saja.
Sementara itu untuk thesis dan tugas akhir, abstrak biasanya dibatasi satu halaman. Untuk itu isi
dari abstrak tidak perlu berbunga-bunga" dan berpanjang lebar dengan latar belakang, cukup
langsung kepada intinya saja. Memang kesulitan yang dihadapi adalah bagaimana caranya
merangkumkan semua cerita menjadi satu halaman. Justru itu tantangannya.
Ada

juga

tulisan

ilmiah

yang

membutuhkan extended

abstract. Extended

abstract merupakan abstrak yang lebih panjang, yang biasanya disertai dengan data-data yang
lebih mendukung. Biasanya extended abstract ini dibutuhkan ketika kita mengirimkan makalah
untuk seminar atau konferensi.
Penulisan Bagian Kesimpulan
Salah satu bagian yang menjadi favorit saya dalam menilai sebuah thesis atau laporan
tugas akhir adalah bagian Kesimpulan. Kesalahan pada bagian ini sangat mudah dicermati.
Seringkali mahasiswa menuliskan kesimpulan yang sebetulnya bukan hasil dari penelitian yang
dilakukannya. Atau kesimpulan yang dituliskannya tersebut tidak dibuktikan dalam

penelitiannya. Tiba-tiba muncul pernyataan pada bagian kesimpulan. Atau, kesimpulannya


sebetulnya merupakan common sense, atau pengetahuan yang sudah diketahui secara umum.
Sebagai contoh, apa yang salah dari kesimpulan berikut.
Program (software) ini berjalan lebih cepat pada komputer Pentium IV dengan kecepatan 1 GHz,
dibandingkan jika dia dijalankan di komputer Pentium II dengan kecepatan 233 MHz.
Kesimpulan seharusnya merupakan hasil penelitian Anda. Dengan kata lain, jika tidak
ada penelitian yang Anda lakukan maka kesimpulan tersebut tidak dapat ditarik. Dalam contoh di
atas, jika Anda tidak membandingkan program Anda dengan kedua jenis komputer tersebut maka
Anda tidak boleh menuliskannya dalam kesimpulan.
Salah satu cara untuk menguji apakah yang Anda tulis layak masuk dalam kesimpulan
adalah dengan mencoba melengkapi kalimat berikut: Setelah saya uji, ternyata .... Perhatikan
kata-kata (yang diisi dengan titik-titik) setelah kata ternyata .....pada kalimat di atas. Katakata tersebut bisa menjadi bagian dari kesimpulan.
Cara lain untuk menguji layaknya sesuatu \hal" masuk ke dalam kesimpulan Anda adalah
menjawab pertanyaan berikut:Apakah tanpa penelitian Anda maka orang tidak dapat mengambil
kesimpulan tersebut?". Jika ya, maka hal tersebut bisa menjadi kesimpulan Anda. Jika tanpa
penelitian
Anda orang sudah dapat menarik kesimpulan maka \temuan" Anda tersebut mungkin
tidak layak masuk ke bagian kesimpulan. Mungkin dia sudah menjadi pengetahuan umum.

Kutipan, Catatan Kaki dan Daftar Pustaka


1. Kutipan
A. Pengertian Kutipan
Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya
apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide,
pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut
mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku,
majalah, internet, dan lain sebagainya.
B. Tujuan Kutipan
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi
selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.

Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah
dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain

C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:


landasan teori
penguat pendapat penulis
penjelasan suatu uraian
bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan
Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
Meningkatkan estetika penulisan.
Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan

naskah yang terkait dengan data pustaka.


D. Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks
aslinya,tidak

boleh

ada

perubahan.Kalau

ada

hal

yang

dinilai

salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai
dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga
kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf
miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, misal [ huruf miring dari pengutip ],
[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata
yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ .. ]
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terdapat kecenderungan
semakin banyak campur tangan pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat
partisipasi karyawan di daerah perkotaan (Soebroto, 1990:23).

Ada informasi pesan singkat yang menyesatkan. Kami akan selediki terus
karena sumbernya sudah ada, kata Kepala Bidang (KABID) HUMAS Polda
Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Jakarta, sabtu (6/3)
b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat
yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat
dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan
kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah
c.
d.
e.
f.

dicontohkan.
Kutipan pada catatan kaki
Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan dalam kutipan
Kutipan langsung pada materi
Contoh :
Alquran memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam
mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub
dalam surrah arrum [30] ayat 22.
Dalam karangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa
panggalian tersebut hanya beberapa puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan
semakin hari penggaliannya akan semakin di tingkatkan hingga mencapai
kedalaman

10

meter,

sampai

ke

area

masjid

Al-Aqsha

(Eramuslim.com,16/3/2010).
2. Catatan Kaki
A. Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki atau yang juga dikenal dengan istilah footnote adalah daftar
keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab
karangan ilmiah. Secara lengkap, Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang
terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh
sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan (dua puluh karakter).
B. Tujuan Catatan Kaki
Pencantuman catatan kaki diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui sumber referensi yang menjadi kajian peneliti.
Selain itu, penulisan catatan kaki juga mempunyai tujuan untuk :
Menyusun Pembuktian
Semua pernyataan yang penting,yang bukan merupakan
pengetahuan umum harus didukung oleh pembuktian-pembuktian.

Catatan kaki menunjukan kebenaran-kebenaran yang pernah


dicapai oleh seorang pengaran lain dalam bukunya atau tulisantulisannya.Sebab itu referensi dalam catatan kaki dimaksudkan
untuk menunjukkan tempat atau sumber dimana suatu kebenaran

telah dibuktikan oleh orang lain.


Menyatakan Hutang Budi
Penunjukan sumber pada catatan kaki dimasukan pula untuk
menyatakan hutang budi kepada pengarang yang dikutip
pendapatnya. Dengan menyebut nama pengarang yang dikutip

pendapatnya itu,penulis telah menyatakan hutang budi kepadanya.


Menyatakan Keterangan Tambahan
Catatan kaiki juga dimaksudkan sebagai keterangan tambahan
untuk uraian. keterangan tambahan yang dimaksud dapat berupa :
1. Inti atau sari dari fragmen yang dipinjam.
2. Uraian teknis , keterangan insidental, atau materi yang
memperjelas teks, atau informasi tambahanterhadap topik
yang disebut dalam teks.3). Materi-materi penjelas yang
kurang penting seperti perbaikan, atau pandanganpandangan lain yangbertentangan.

Merujuk bagian lain dari teks


Catatan kaki dapat juga dipergunakan untuk menyediakan
informasi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu . Misalnya
penulis memberi catatan agar pembaca melihat atau memeriksa
utaian padahalaman sebelumnya,atau hal-hal yang akan diuraikan.

C.

Fungsi Catatan Kaki


Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam

teks (catatan kaki sumber atau reference footnote).


Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks
yang dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks
karena dapat mengganggu alur tulisan.

Sebagai keterangan mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam

karangan ilmiah di halaman tersebut.


Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama

(catatan kaki isi atau content footnote).


D. Unsur-Unsur Catatan Kaki
E. Penulisan Catatan Kaki Untuk Buku
1. Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa,
diikuti koma (.).
2. Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas),
3.
4.

5.
6.

digarisbawahi.
Nama atau nomor seri, kalau ada.
Data publikasi :
a. Jumlah jilid, kalau ada
b. Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
c. Nama penerbit, diikuti koma di antara
d. Tahun penerbitan. tanda kurung
Nomor jilid kalau perlu.
Nomor halaman diikuti titik (.)
Contoh:
1Muhammad Ibn Abdillah alZarkasyiy, alBurhn f Ulum
alQuran, Juz IV (Cet. I; Cairo: Dar Ihya alKutub alArabiyah,
1958 M/1377 H),h. 3435.

3. Daftar Pustaka
A. Pengertian Daftar Pustaka
Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang
digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah,
Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini
harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam
makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku,
artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak
terdapat dalam daftar pustaka ini.
Mengingat arti Penting dari bagian karya ilmiah yang satu ini, maka
mahasiswa, dosen,siswa maupun masyarakat umum lainnya perlu mengetahui
Cara dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar.
Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka yaitu :
Nama penulis dan nama keluarga (jika ada)

Ditempatkannya didepan nama kecil


Tahun Penerbitan
Judul Buku
Tempat Penerbitan
Nama Penerbit
B. Cara Membuat Daftar Pustaka
Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik
dan benar yaitu :
Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama
marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang
tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan

nama akhir / belakang kecuali nama Cina.


Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak

dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul.


Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan

seterusnya diketik mulai ketukan ke-7.


Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi.
Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi

Sedangkan untuk Cara Penulisan Daftar Pustaka dan teknik Penulisan Daftar
Pustaka dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu sumber dari Jurnal , buku,
Internet, Peraturan Pemerintah , Perundang-undangan, Makalah, Karya Tulis
serta Surat Kabar / Koran.
Contoh Daftar Pustaka
Berikut ini merupakan Beberapa Contoh Penulisan yang baik dan benar dari
berbagai sumber :
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Internet :
Hatta M.2004. Yang Terlarang dalam Berkarier.
http://www.sdmlink.com/page/artikel/?act/detil/aid/42
Contoh Daftar Pustaka dari Buku :
Buku ditulis satu Orang

Christensen R.2006. Roadmap to Strategic HR - Turning A Great Idea into A


Business Reality. New York : Amacom
Buku ditulis dua Orang
Newman WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management,
Concept, Behaviour and Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private
Ltd.
Buku ditulis lebih dari dua orang
Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San
Francisco : WH. Freeman and Company

Anda mungkin juga menyukai