Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, sehingga saya
dapat menyelesaikan pembuatan kliping kewarganegaraan ini dengan tepat pada
waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga
dapat disusunnya kliping ini.
Kliping sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam kliping ini membahas tentang permasalahan-
permasalahan yang terjadi di NKRI. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas
perhatiannya terhadap kliping ini, dan saya berharap semoga kliping ini bermanfaat
bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.
Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas kliping ini.
Penyusun
I. Kasus Tawuran Mahasiswa
KOMPAS.com - Tersangka utama aksi tawuran pelajar FF (16) dari SMK Biphuri
Tangerang mendapat sanksi dari sekolahnya. Kepala Sekolah SMK Biphuri
Tangerang, Sutrisno mengatakan jika muridnya terlibat tawuran akan dikeluarkan
dari sekolah. "Iya, dikeluarkan. Untuk di sekolah kita, otomatis bilamana anak
terbukti melakukannya (tawuran) akan dikeluarkan," kata Sutrisno di Mapolres
Tangerang Selatan, Senin (13/8/2018). FF telah menyebabkan seorang pelajar dari
SMK Sasmita Jaya 1 berinisial AF (18) terluka hingga meninggal dunia. AF tertusuk
parang di wajah sat tawuran terjadi. Selain FF, SMK Biphuri juga memberikan
sanksi kepada para siswa lainnya yang terlibat aksi tawuran. "Sementara ini, 7 orang
lainnya kita panggil dan masih kita dalami dan dipanggil orangtuanya," katanya.
Baca juga: Tersangka Tawuran yang Tusuk Pelajar di Serpong Menyerahkan Diri
Sutrisno menambahkan, aksi tawuran termasuk pelanggaran yang tidak bisa
ditoleransi di SMK Biphuri Tangerang. Pada kesempatan yang sama Kapolres
Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan mengatakan kedua sekolah telah melakukan
pertemuan dan kesepakatan untuk berdamai. "Sudah ada kesepakatan siswa dan
alumni untuk menyudahi perseteruan yang selama ini terjadi," kata Ferdy. Ia
berharap kejadian serupa tidak lagi terjadi dan menjadi pengingat bagi guru-guru. Ia
pun bekerja sama dengan Balai Pemasyarakatan untuk memberikan efek jera kepada
tersangka dan pelajar yang terlibat tawuran.
"Kejadian ini tidak boleh berulang, karena bukan saja merugikan siswa, sekolah, dan
keluarganya tapi juga merugikan dunia pendidikan, Sudah saatnya, setiap sekolah
berkompetisi dalam prestasi bukan dengan cara-cara yang liar seperti ini.”
“Tindakan tawuran antar pelajar ini tidak mencerminkan sikap positif yang harusnya
ditunjukkan oleh para pelajar, pihak sekolah juga sebaiknya memberikan
pengawasan terhadap siswanya, kegiatan-kegiatan positif antar sekolah pun perlu
sebagai bentuk harmonisasi program pendidikan. Apakah itu ekstra kulikuler atau
program lainnya yang dapat menjadi jembatan komunikasi antar sekolah, saya
berharap semangat dan keberanian para pelajar bisa dialihkan ke hal yang positif.
Inovasi dan prestasi yang dapat dibanggakan juga harusnya lahir dari tangan-tangan
anak muda.”
keributan yang terjadi antara supporter sepak bola dan warga merupakan suatu hal
yang sangat tidak baik untuk lingkungan yang menjadi tempat keributan tersebut dan
juga dapat membahayakan masyarakat sekitar yang sedang melintas. Keributan yang
terjadi pasti akan mengakibatkan kerusakan bagi wilayah terebut. Sikap dari sebagian
supporter sepakbola di Indonesia masih terbilang anarkis begitu pula dengan warga
yang terlalu mudah terhasut sehingga menyebabkan adanya perselisihan. Menurut
saya, perselisihan terjadi karena kurangnya pengawasan dari pihak berwajib. Oleh
karena itu seharusnya pihak yang berwenang lebih menjaga suasana ditempat
tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan masyarakat.
Tindakan yang dilakukan warga sangat tidak patut untuk dicontoh, sebagai
masyarakat Indonesia kita seharusnya dapat memberikan contoh yang baik bagi
anak-anak bangsa, tidak dengan tawuran yang dapat merugikan orang lain bahkan
menimbulkan korban. Sebaiknya sebagai masyarakat, kita harus dapat lebih
bertanggung jawab dan menjaga sikap. Selain itu pengawasan dari pihak berwenang
juga diperlukan sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
menemukan pelanggaran HAM dalam kematian Muhammad Yusuf, wartawan yang
meninggal di Lapas Kelas II B Kotabaru, Kalimantan Selatan. Ditemukan ada
indikasi pembiaran dari aparat atas sakit yang diderita korban.
"Telah terjadi pelanggaran HAM dengan cara melakukan pembiaran [by ommision]
atas sakit yang diderita oleh M Yusuf dimana sudah seharusnya atas dasar
pertimbangan medik almarhum diberikan perlakuan yang bersifat khusus," kata
Wakil Ketua Komnas HAM, Hairansyah dalam konferensi pers di kantor Komnas
HAM, Jakarta, Jumat (27/7). Menurutnya, Komnas HAM melakukan pengumpulan
data secara langsung sejak 27 hingga 30 Juni 2018. Sejumlah pihak diwawancarai,
seperti jajaran Polres Kotabaru, Lapas Kelas II Kotabaru, Kejaksaan Negeri
Kotabaru, masyarakat Pulau Laut Tengah, pengacara serta istri Yusuf.
Saat ditahan, kata Hairansyah, istri Yusuf sudah menjelaskan kepada aparat bahwa
suaminya menderita penyakit berat dan harus dilakukan pengecekan kesehatan secara
rutin di Rumah Sakit. Namun, informasi mengenai penyakit serius yang diderita
Yusuf tidak dijadikan pertimbangan oleh penyidik Kepolisian, dan pihak kejaksaan,
serta pengadilan. Permohonan penangguhan penahanan pun tidak diberikan.
Selama dalam tahanan pun, pengobatan Yusuf kurang difasilitasi, baik itu oleh Polres
Kotabaru, Kejaksaan Negeri Kotabaru, maupun Lapas Klas II Kotabaru.
Hariansyah mengatakan, Yusuf hanya diberi kesempatan untuk konsumsi obat dari
keluarga sesuai resep dokter. Kurang diperhatikannya penyakit Yusuf, secara sengaja
atau tidak, kata Hatiansyah, telah menyebabkan penurunan kondisi kesehatan Yusuf
hingga berujung pada kematiannya.
"Berdasarkan fakta bahwa tidak ada sikap dari pihak-pihak tersebut yang berupaya memfasilitasi
Yusuf untuk melakukan kontrol rutin ke RS atau dokter terkait, mengingat penyakit yang diderita
oleh Yusuf adalah penyakit yang perlu mendapatkan perawatan intensif berupa medical check up
rutin," tutur Hairansyah. Selain itu, sel tempat Yusuf ditahan juga kurang memadai karena terlalu
padat. Ini juga menjadi faktor penyebab menurunnya kesehatan Yusuf selama di dalam tahanan.
Berkaitan dengan kasus Yusuf, Komnas HAM merekomendasikan sejumlah hal kepada Kapolda
Kalimantan Selatan, Kejaksaan Negeri Kota Baru, Kementerian Hukum dan HAM, serta Dewan
Pers.
Kepada Kapolda Kalsel, Komnas HAM meminta penanganan peristiwa kematian
Yusuf ditindaklanjuti dan polisi juga harus menginformasikan hasil otopsi kepada
pihak keluarga serta masyarakat. Kemudian, Komnas HAM juga meminta Polda,
Polres dan Kejaksaan Negeri Kotabaru agar melakukan evaluasi terkait pengawasan
terhadap tahanan titipan kejaksaan di Lapas Kelas II Kota baru. Kepada Dirjen
Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Komnas HAM meminta instansi ini
melakukan evaluasi terkait kondisi dan kapasitas lapas. Hal ini perlu demi
terciptanya suasana yang sehat untuk tahanan. Sebab, bagaimana pun para tahanan
juga memiliki hak hidup yang layak.
Ketidak adilan yang terjadi pada wartawan terebut merupakan contoh pelanggaran
HAM, karena menurut saya sekalipun orang tersebut merupakan narapidana tetapi
mereka adalah manusia yang memiliki hak untuk hidup dan mendapat perlindungan
dari negara nya. Seharusnya pihak berwenang dapat menyadari itu dan dapat
memberikan perlakuan yang adil terhadap narapidana dengan ketentuan yang wajar
dan tidak membanding-bandingkan.
"Kami amankan pelaku kedua tidak jauh dari pelaku pertama, dan setelah kami
geledah kami temukan satu paket sabu ukuran sedang, dua paket sabu ukuran kecil,
dan satu perangkat alat hisap sabu," ucapnya. Shobarmen menuturkan, Suhirman
mengaku bahwa barang haram tersebut didapatnya dari seseorang berinisial DN.
"Saat ini pelaku (DN) masih kami kejar," tegasnya.
Sobarmen menambahkan, barang bukti yang diamankan keseluruhan ada 6,5 gram.
"Keduanya kami amankan untuk dilakukan pengembangan, selain itu kami juga
lakukan tes urine keduanya hasilnya negatif," katanya.
V. Kasus Pilkada
JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini, Kamis
(26/7/2018) melakukan sidang perkara perselisihan hasil pemilihan (PHP) kepala
daerah di 35 daerah di Tanah Air. Sidang kali ini adalah pada tahapan pemeriksaan
pendahuluan. Dalam persidangan, kasus pelanggaran dan kecurangan yang kerap
dilaporkan adalah terkait praktik politik uang. Kompas.com mencatat adanya laporan
politik uang dalam laporan gugatan yang disidangkan hari ini. Pasangan calon bupati
Bogor Ade Ruhandi-Ingrid Kansil, misalnya, melaporkan kecurangan yang terjadi di
40 kecamatan di Kabupaten Bogor saat penyelenggaraan pilkada. Salah satu
kecurangan tersebut adalah adanya praktik politik uang. Kemudian, gugatan diajukan
oleh pasangan calon nomor 3 Pilkada Sulawesi Tenggara Rusda Mahmud-Sjafei
Kahar juga menyebut adanya politik uang yang dilakukan secara terstruktur dan
masif. Baca juga: Selama Pilkada 2018, Polri Proses 25 Kasus Politik Uang Selain
itu, ada pula kecurangan berupa keterlambatan penyerahan Laporan Penerimaan dan
Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) yang dilakukan pasangan calon Ali Mazri-
Lukman Abunawas. Pasangan calon Walikota Padang Panjang Hendri Arnis-Eko
Furqani juga menyebut adanya dugaan kegiatan politik uang yang dilakukan oleh
relawan pasangan calon lain. Akibatnya, calon pemilih menjadi terpengaruh. Selain
itu, keberatan yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Palembang juga menyebut soal indikasi politik uang yang dilakukan oleh pasangan
calon nomor 1, yakni Harnojoyo-Fitriati Agustinda. Tidak hanya itu, aparat sipil
negara (ASN) juga diindikasikan terlibat dalam pemenangan Pilkada di daerah
tersebut. Baca juga: Ini Empat Provinsi dengan Dugaan Pelanggaran Politik Uang
Terstruktur Pasangan calon dalam Pilkada Maluku Utara Abdul Gani Kasuba-Al Ali
Yasin juga melaporkan adanya kecurangan berupa politik uang yang dilakukan
pasangan calon lain. Selain itu, ada pula kecurangan berupa keterlibatan ASN dalam
upaya pemenangan dan riwayat korupsi Ahmad Hidayat Mus selaku Gubernur
terpilih. Pasangan calon dalam Pilkada Kabupaten Rote Ndao Bima Theodorianus
Fanggidae-Ernest Zardak Pella juga menduga adanya pelanggaran berupa politik
uang yang melibatkan perangkat desa. Ini terjadi di Desa Oeledo, Kecamatan Pante
Baru. Pasangan calon dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan Imam Buchori-Mondir
Rofii pun melaporkan ada dugaan politik uang. Diduga ada pembagian sembako dan
uang pecahan Rp 50.000 maupun Rp 100.000 oleh pasangan calon lain selama masa
tenang dan satu hari setelah pemungutan suara. Sidang perkara PHP kepala daerah
juga akan dilaksanakan MK pada esok hari, Jumat (27/7/2018). Sama seperti hari ini,
sidang akan dilakukan terhadap pilkada di 35 daerah di Indonesia.
Para remaja yang terjaring razia dikumpulkan di kantor Satpol PP untuk pembinaan.
Petugas menyisir sejumlah tempat di Kota Blitar yang sering digunakan untuk pesta
miras dan perbuatan asusila. Sejumlah tempat itu di kawasan sport center, kawasan
city walk Makam Bung Karno (MBK), parkiran PIPP, dan lapangan Kelurahan
Bendo. Biasanya banyak anak muda yang berkumpul di sejumlah kawasan itu setiap
akhir pekan dan malam libur hari besar. Biasanya mereka menggelar pesta miras di
sejumlah kawasan itu.
Sebagian lagi, menggunakan tempat itu untuk pacaran. Kondisi sejumlah kawasan itu
memang gelap. Saat menyisir sejumlah kawasan itu, petugas mendapati puluhan
remaja yang pesta miras. Petugas juga mengamankan muda-mudi yang sedang
bermesraan di kawasan itu. “Total ada 60 remaja laki-laki dan perempuan yang kami
amankan di sejumlah tempat itu saat malam takbiran.” “Mereka sedang pesta miras.
Kami juga menyita beberapa botol miras di lokasi,” kata Adam Bachtiar, Kabid
Ketertiban Umum dan Linmas Satpol PP Kota Blitar kepada
SURYAMALANG.COM, Rabu (22/8/2018).
Petugas juga menghukum para remaja untuk melakukan push up dan menghafalkan
sila Pancasila.
Minuman Keras adalah minuman yang memabukan dan dapat membahayakan kaum
remaja dan harus dijauhi oleh remaja-remaja karena itu akan merusak masa
depannya. Sebagian remaja yang mempunyai sifat rasa ingin tahu yang dimilikinya
bisa menjadi hal yang negatif bila remaja menggunakannya pada hal-hal negatif.
Telah kita ketahui masa remaja ini masa pencarian jati diri. Pada masa ini remaja
mencoba berbagai hal untuk mendapatkan jati diri yang sesungguhnya. Hal yang
dilakukan seorang remaja bisa hal yang positif ataupun hal yang negatif. kenakalan
remaja sekarang ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah
umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, dan miras, tidak hanya dilakukan oleh
orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Minum minuman keras
sudah selayaknya diberantas karena dampak negatif yang dapat ditimbulkan, dan
dalam ajaran agama tertentu minum minuman keras adalah perbuatan yang dilarang.
Pihak sekolah maupun keluarga pun juga harus memberikan dukungan moral seperti
memberikan pengajaran tentang agama maupun pendidikan jasmani.
Undang-undang yang dilanggar: Undang undang Hukum Pidana pasal 300 dan pasal
536
Kasus pencabulan terhadap anak dibawah umur di Indonesia sudah cukup banyak di
Indonesia. Menurut data yang dilaporkan oleh warga kepada KPAI setidaknya ada
116 kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur pada tahun 2017 lalu.
Kasus ini dapat terjadi karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya
sehingga orang asing bisa melakukan sesuatu terhadap anak mereka. Menurut saya,
para orang tua seharusnya lebih memberikan perhatian khusus dan pengawasan
terhadap anak-anak yang masih dibawah umur karena anak-anak dibawah umur
sangat rentan untuk dijadikan target kejahatan baik seksual maupun non-seksual.
Selain itu, seharusnya orang tua memberikan edukasi terhadap anak-anak mereka
tentang bagaimana untuk menjaga diri mereka sendiri dan agar tidak terbujuk oleh
rayuan-rayuan seperti uang, makanan, dan yang lainnya.
Pelaku cenderung adalah orang-orang yang memiliki masalah dengan dirinya sendiri
maupun lingkungan social di sekitarnya. Kalau sentuhan dari keluarga jarang, maka
anak mencari orang tua baru dan akan menjurus menjadi permasalahan panutan anak,
apalagi ditambah dengan liberalisasi digital seperti sekarang ini. perlunya panutan
dari orang tua, tentunya panutan yang positif. Yang dapat menyelamatkan mereka
tetap orang tua dan lingkungan. Selain itu, cara lain untuk menyelamatkan anak-anak
dari dekadensi moral dari segi pendidikan, Di mana pertumbuhan etika perlu
ditanamkan kepada setiap anak didik. Selain itu trauma yang dialami korban
biasanya akan bertahan lama, oleh karena itu dukungan dari orang tua dan keluarga
sangat diperlukan pada tahap penanggulangan korban.
"Menetapkan dua tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan
lampu tenaga surya yang bersumber dari alokasi dana desa tajun 2016 dan 2017,"
kata Kepala Kejati Sulsel, Tarmizi di kantor Kejati Sulsel, Makassar, Senin
(20/8/2018).
Kedua tersangka adalah ABP yang merupakan pegawai negeri sipil dan menjabat
sebagai Kepala Bidang Pemerintahan Desa dan Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintah Desa (BPMPD), dan satunya berinisal H selalu pemilik CV Binanga
yang merupakan distributor pengadaan lampu.
"Kedua tersangka mengarahkan para kepala desa untuk membeli lampu jalan kelada
CV Binanga dan memfasilitasi pembayaran lampu jalan di kantor BPMPD," ujarnya.
Dikatakannya, CV Binanga tidak memiliki kualifikasi ketenagalistrikan. Dalam
pembelian lampu jalan tenaga surya ini, Kejati menduga ada permainan harga yang
dilalukan oleh kedua tersangka.
Hal ini terbukti pada mark up lampu jalan yang dijual seharga Rp 23 juta dan
diketahui harga asli lampu jalan itu sebesar Rp 18 juta.
"Pada tahun 2016 dibeli 720 unit lampu jalan dan pada tahun 2017 sebanyak 715 unit
lampu jalan. Total kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 17 miliar," ungkapnya.
Kasus korupsi merupakan kasus yang sangat sering terjadi di Indonesia. Para pelaku
korupsi ini pun kebanyakan besar berasal dari para pejabat pemerintah. Menurut data
peneliti divisi Indonesia Corrupption Watch pada tahun 2016 sebanyak 482 kasus
korupsi. Menurut saya, para pelaku korupsi harus diproses sesuai dengan hukum
yang berlaku. dan juga harus diperhatikan apakah korupsi yang dilakukan oleh
perorangan atau sekelompok. Dari yang saya amati melalui berita-berita yang
disampaikan media bahwa korupsi yang dilakukan para pelaku yang ada di Indonesia
merupakan korupsi berkelompok dan sangat tersistem. Oleh karena itu pemerintah
pusat harus membentuk sistem dengan aturan yang lebih transparan dan juga
meminta bantuan kepada KPK untuk terus melakukan pantauan terhadap orang-
orang yang dicurigai melakukan tindak pidana korupsi.
Korupsi merupakan suatu pelanggaran hukum yang sudah menjadi suatu adat
kebiasaan yang terjadi di Indonesia, yang seakan sulit untuk diberantas karena dapat
dianggap korupsi telah menjadi suatu kebudayaan dalam Bangsa Indonesia. dalam
kasus proyek lampu penerangan jalan, disebutkan negara dirugikan Rp 17 miliar,
sama sekali bukan angka yang terbilang kecil. Oleh karena itu untuk mencapai suatu
tujuan pembangunan yang nasional maka korupsi harus dan wajib untuk di berantas.
Dalam penanganan suatu kasus korupsi, hukuman yang diberikan harus memiliki
efek yang jera agar para koruptor yang melakukan korupsi tidak mengulanginya lagi.
Kita sebagai warga negara Indonesia wajib memiliki sikap dan sifat budaya malu
yang tinggi agar tindakan korupsi yang dapat merugikan negara Indonesia ini dapat
di minimalisir.
Sumber: Merdeka.com “Kasus penghinaan Presiden, remaja RJT & berkas perkara
dilimpahkan ke Kejati DKI”
Menurut pendapat Harelly Lusiana:
Undang- undang yang dilanggar: Undang- undang pasal 45 ayat (4) Jo. Pasal 27 ayat
(4) UU ITE atau pasal 336 KUHP terkait dengan sangkaan Penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik kepada Presiden
X. Kasus Bullying
"Korban bisa takut ke sekolah karena trauma. Ini fatal," kata Kapolres Arri.
Kapolres Arri menegaskan akan tetap memproses dan membawa kasus itu sampai di
pengadilan dan memberi efek jera kepada anak. "Jangan sampai aksi seperti in
Kata Pengantar…………………………………………………………………….. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………… ii
Kasus Tawuran Mahasiswa………………………………………………………....1
Kasus Tawuran Warga……………………………………………………………...2
Kasus Pelanggaran HAM…………………………………………………………...3
Kasus Narkoba……………………………………………………………………... 5
Kasus Pilkada……………………………………………………………………….7
Kasus Miras…………………………………………………………………………9
Kasus Pelecehan Seksual…………………………………………………………... 11
Kasus Korupsi………………………………………………………………………12
Kasus Pencemaran Nama Baik…………………………………………………….. 14
Kasus Bullying……………………………………………………………………...15
Kasus pembunuhan………………………………………………………………… 17