Anda di halaman 1dari 20

Kata Pengantar

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, sehingga saya
dapat menyelesaikan pembuatan kliping kewarganegaraan ini dengan tepat pada
waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga
dapat disusunnya kliping ini.

Kliping sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam kliping ini membahas tentang permasalahan-
permasalahan yang terjadi di NKRI. Akhirnya saya sampaikan terima kasih atas
perhatiannya terhadap kliping ini, dan saya berharap semoga kliping ini bermanfaat
bagi diri saya sendiri dan khususnya pembaca pada umumnya.

Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan dari para pembaca guna peningkatan kualitas kliping ini.

Jakarta, 26 Agustus 2018

Penyusun
I. Kasus Tawuran Mahasiswa
KOMPAS.com - Tersangka utama aksi tawuran pelajar FF (16) dari SMK Biphuri
Tangerang mendapat sanksi dari sekolahnya. Kepala Sekolah SMK Biphuri
Tangerang, Sutrisno mengatakan jika muridnya terlibat tawuran akan dikeluarkan
dari sekolah. "Iya, dikeluarkan. Untuk di sekolah kita, otomatis bilamana anak
terbukti melakukannya (tawuran) akan dikeluarkan," kata Sutrisno di Mapolres
Tangerang Selatan, Senin (13/8/2018). FF telah menyebabkan seorang pelajar dari
SMK Sasmita Jaya 1 berinisial AF (18) terluka hingga meninggal dunia. AF tertusuk
parang di wajah sat tawuran terjadi. Selain FF, SMK Biphuri juga memberikan
sanksi kepada para siswa lainnya yang terlibat aksi tawuran. "Sementara ini, 7 orang
lainnya kita panggil dan masih kita dalami dan dipanggil orangtuanya," katanya.
Baca juga: Tersangka Tawuran yang Tusuk Pelajar di Serpong Menyerahkan Diri
Sutrisno menambahkan, aksi tawuran termasuk pelanggaran yang tidak bisa
ditoleransi di SMK Biphuri Tangerang. Pada kesempatan yang sama Kapolres
Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan mengatakan kedua sekolah telah melakukan
pertemuan dan kesepakatan untuk berdamai. "Sudah ada kesepakatan siswa dan
alumni untuk menyudahi perseteruan yang selama ini terjadi," kata Ferdy. Ia
berharap kejadian serupa tidak lagi terjadi dan menjadi pengingat bagi guru-guru. Ia
pun bekerja sama dengan Balai Pemasyarakatan untuk memberikan efek jera kepada
tersangka dan pelajar yang terlibat tawuran.

Sumber: Rima Wahyuningrum, Kompas.com dengan judul "Tersangka Tawuran


yang Tusuk Pelajar di Serpong Dikeluarkan dari Sekolah".

Menurut pendapat Wahyu Hino:

"Kejadian ini tidak boleh berulang, karena bukan saja merugikan siswa, sekolah, dan
keluarganya tapi juga merugikan dunia pendidikan, Sudah saatnya, setiap sekolah
berkompetisi dalam prestasi bukan dengan cara-cara yang liar seperti ini.”

Menurut pendapat saya:

“Tindakan tawuran antar pelajar ini tidak mencerminkan sikap positif yang harusnya
ditunjukkan oleh para pelajar, pihak sekolah juga sebaiknya memberikan
pengawasan terhadap siswanya, kegiatan-kegiatan positif antar sekolah pun perlu
sebagai bentuk harmonisasi program pendidikan. Apakah itu ekstra kulikuler atau
program lainnya yang dapat menjadi jembatan komunikasi antar sekolah, saya
berharap semangat dan keberanian para pelajar bisa dialihkan ke hal yang positif.
Inovasi dan prestasi yang dapat dibanggakan juga harusnya lahir dari tangan-tangan
anak muda.”

Undang-Undang yang dilanggar: Pasal 340 (pembunuhan terencana) subsider Pasal


338 (pembunuhan) subsider Pasal 352 ayat 3 KUHP (penganiayaan yang
menyebabkan korban meninggal dunia).

II. Kasus Tawuran Warga


Tawuran antara warga dengan suporter sepak bola terjadi di dua tempat di Jalan Raya
Bogor, Jakarta Timur yang menyebabkan beberapa orang luka dan satu tewas.
Tawuran itu pecah di Jalan Raya Raya Bogor depan toko Mayestik Cililitan Kramat
Jati Jakarta Timur dan Jalan Raya Bogor depan Kantor Pajak Susukan Ciracas
Jakarta Timur, Sabtu (4/2018) petang. Informasi yang diperoleh tawuran itu terjadi
pukul 15.00. Berawal ketika rombongan suporter sepak bola melintas di Jalan Letjen
Sutoyo depan Kantir BKKN menggunakan lima Bus Kopaja dan Metro Mini menuju
arah Jalan Raya bogor. Setibanya di depan toko kue Mayestik di Jalan Raya bogor
sporter itu turun dari bus yang mereka tumpangi dan menjarah minuman pedagang
yang berada di pinggir jalan sambil mengayungkan senjata tajam. Akibat arus lalu
lintas sempat macet total. Banyak pengendara memperlambat kendarannya karena
takut jadi sasaran. Warga lalu menghadang perbuatan suporter tersebut sehingga
terjadi tawuran antara warga dan sporter. Pada peritiwa ini ada yang menderita luka
bacok diduga bernama Rizki. Sporter tersebut mendapat perlawanan dari warga lalu
melanjutkan perjalanan. Namun setibanya di depan kantor pajak kembali terjadi
perkelahian antara kelompok itu dengan warga Pada kejadian ini ada tiga korban
luka di mana dua orang kritis dan satu lagi tewas. Kedua korban luka masih dirawat
di RS Harapan Bunda.

Sumber: Poskotanews.com “Warga Tawuran dengan Suporter Sepak Bola Satu


Tewas Tiga Luka”
Menurut pendapat Steven Andika:

keributan yang terjadi antara supporter sepak bola dan warga merupakan suatu hal
yang sangat tidak baik untuk lingkungan yang menjadi tempat keributan tersebut dan
juga dapat membahayakan masyarakat sekitar yang sedang melintas. Keributan yang
terjadi pasti akan mengakibatkan kerusakan bagi wilayah terebut. Sikap dari sebagian
supporter sepakbola di Indonesia masih terbilang anarkis begitu pula dengan warga
yang terlalu mudah terhasut sehingga menyebabkan adanya perselisihan. Menurut
saya, perselisihan terjadi karena kurangnya pengawasan dari pihak berwajib. Oleh
karena itu seharusnya pihak yang berwenang lebih menjaga suasana ditempat
tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan masyarakat.

Menurut pendapat saya:

Tindakan yang dilakukan warga sangat tidak patut untuk dicontoh, sebagai
masyarakat Indonesia kita seharusnya dapat memberikan contoh yang baik bagi
anak-anak bangsa, tidak dengan tawuran yang dapat merugikan orang lain bahkan
menimbulkan korban. Sebaiknya sebagai masyarakat, kita harus dapat lebih
bertanggung jawab dan menjaga sikap. Selain itu pengawasan dari pihak berwenang
juga diperlukan sehingga dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Undang-undang yang dilanggar: Undang-undang pasal 170 (kekerasan terhadap


orang di muka umum) dan 358 (penyerangan atau perkelahian di mana terlibat
beberapa orang).

III. Kasus Pelanggaran HAM

Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
menemukan pelanggaran HAM dalam kematian Muhammad Yusuf, wartawan yang
meninggal di Lapas Kelas II B Kotabaru, Kalimantan Selatan. Ditemukan ada
indikasi pembiaran dari aparat atas sakit yang diderita korban.
"Telah terjadi pelanggaran HAM dengan cara melakukan pembiaran [by ommision]
atas sakit yang diderita oleh M Yusuf dimana sudah seharusnya atas dasar
pertimbangan medik almarhum diberikan perlakuan yang bersifat khusus," kata
Wakil Ketua Komnas HAM, Hairansyah dalam konferensi pers di kantor Komnas
HAM, Jakarta, Jumat (27/7). Menurutnya, Komnas HAM melakukan pengumpulan
data secara langsung sejak 27 hingga 30 Juni 2018. Sejumlah pihak diwawancarai,
seperti jajaran Polres Kotabaru, Lapas Kelas II Kotabaru, Kejaksaan Negeri
Kotabaru, masyarakat Pulau Laut Tengah, pengacara serta istri Yusuf.
Saat ditahan, kata Hairansyah, istri Yusuf sudah menjelaskan kepada aparat bahwa
suaminya menderita penyakit berat dan harus dilakukan pengecekan kesehatan secara
rutin di Rumah Sakit. Namun, informasi mengenai penyakit serius yang diderita
Yusuf tidak dijadikan pertimbangan oleh penyidik Kepolisian, dan pihak kejaksaan,
serta pengadilan. Permohonan penangguhan penahanan pun tidak diberikan.
Selama dalam tahanan pun, pengobatan Yusuf kurang difasilitasi, baik itu oleh Polres
Kotabaru, Kejaksaan Negeri Kotabaru, maupun Lapas Klas II Kotabaru.
Hariansyah mengatakan, Yusuf hanya diberi kesempatan untuk konsumsi obat dari
keluarga sesuai resep dokter. Kurang diperhatikannya penyakit Yusuf, secara sengaja
atau tidak, kata Hatiansyah, telah menyebabkan penurunan kondisi kesehatan Yusuf
hingga berujung pada kematiannya.

"Berdasarkan fakta bahwa tidak ada sikap dari pihak-pihak tersebut yang berupaya memfasilitasi
Yusuf untuk melakukan kontrol rutin ke RS atau dokter terkait, mengingat penyakit yang diderita
oleh Yusuf adalah penyakit yang perlu mendapatkan perawatan intensif berupa medical check up
rutin," tutur Hairansyah. Selain itu, sel tempat Yusuf ditahan juga kurang memadai karena terlalu
padat. Ini juga menjadi faktor penyebab menurunnya kesehatan Yusuf selama di dalam tahanan.
Berkaitan dengan kasus Yusuf, Komnas HAM merekomendasikan sejumlah hal kepada Kapolda
Kalimantan Selatan, Kejaksaan Negeri Kota Baru, Kementerian Hukum dan HAM, serta Dewan
Pers.
Kepada Kapolda Kalsel, Komnas HAM meminta penanganan peristiwa kematian
Yusuf ditindaklanjuti dan polisi juga harus menginformasikan hasil otopsi kepada
pihak keluarga serta masyarakat. Kemudian, Komnas HAM juga meminta Polda,
Polres dan Kejaksaan Negeri Kotabaru agar melakukan evaluasi terkait pengawasan
terhadap tahanan titipan kejaksaan di Lapas Kelas II Kota baru. Kepada Dirjen
Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Komnas HAM meminta instansi ini
melakukan evaluasi terkait kondisi dan kapasitas lapas. Hal ini perlu demi
terciptanya suasana yang sehat untuk tahanan. Sebab, bagaimana pun para tahanan
juga memiliki hak hidup yang layak.

Sumber: CNNIndonesia.com “Komnas HAM soal Wartawan Tewas di Lapas: Ada


Pelanggaran HAM”

Menurut pendapat Christie Angelina:


Pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak individu masih marak terjadi dan terlihat
bahwa kasus pelanggaran yang terjadi di Indonesia semakin parah. Kematian yang
terjadi pada wartawan yang ditahan tersebut diakibatkan oleh kelalaian dan
kurangnya respon yang positif dari pihak kepolosian. Kepolisian setempat terlalu
menganggap remeh kata-kata dari istri korban tentang penyakit yang diderita oleh
korban. Menurut saya, pihak kepolisian harus lebih serius dalam menangani dan
menanggapi keluhan-keluhan yang diberikan dari pihak yang terkait dan menyelidiki
apakah betul demikian sehingga tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan masalah
seperti ini.

Menurut pendapat saya:

Ketidak adilan yang terjadi pada wartawan terebut merupakan contoh pelanggaran
HAM, karena menurut saya sekalipun orang tersebut merupakan narapidana tetapi
mereka adalah manusia yang memiliki hak untuk hidup dan mendapat perlindungan
dari negara nya. Seharusnya pihak berwenang dapat menyadari itu dan dapat
memberikan perlakuan yang adil terhadap narapidana dengan ketentuan yang wajar
dan tidak membanding-bandingkan.

Undang-undang yang dilanggar: UU No. 35 tahun 2014

IV. Kasus Narkoba


TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Tim Opsnal Subdit I Direktorat
Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Lampung mengamankan dua tersangka
penyalahgunaan narkoba. Satu tersangka terpaksa dihadiahi timah panas lantaran
melawan saat ditangkap. Keduanya adalah Suharyanto (53) dan Suhirman (55) yang
sama-sama tercatat sebagai warga Jalan Hayam Wuruk Kelurahan Kebon Jahe
Kecamatan Tanjungkarang Timur.

Keduanya diamankan di kediamannya masing-masing pada Senin pagi 20 Agustus


2018. Direktur Reserse Narkoba Polda Lampung Kombes Pol Shobarmen
menuturkan penangkapan ini bermula dari informasi masyarakat tentang adanya
penyalahgunaan narkotika di seputar Jalan Hayam Wuruk Gg. Darul Ansor
Kelurahan Kebon Jahe Kecamatan Tanjungkarang Timur.

"Penangkapan ini dari informasi masyarakat, kemudian kami lakukan penyelidikan


dan mengarah pada satu orang dulu," ungkapnya, Senin 20 Agustus 2018. Lanjutnya,
tepat pukul 06.00 wib, Senin pagi 20 Agustus 2018, pihaknya menggerebek rumah
tersangka pertama Suharyanto yang ada di Gang Darul Ansor. "Setelah dilakukan
penggeledahan tehadap rumah tersangka, ditemukan barang bukti dua bundel plastic
klip sabu, dua buah alat hisap sabu dan satu buah timbangan digital, tersangka juga
mengaku kalau barang tersebut Suhirman," ucap Sobarmen. Dari hasil keterangan
pelaku pertama itulah, kata Sobarmen, pihaknya melakukan penangkapan terhadap
Suhirman di rumahnya yang ada di gang Karya Bakti, sekitar pukul 6.30 wib.

"Kami amankan pelaku kedua tidak jauh dari pelaku pertama, dan setelah kami
geledah kami temukan satu paket sabu ukuran sedang, dua paket sabu ukuran kecil,
dan satu perangkat alat hisap sabu," ucapnya. Shobarmen menuturkan, Suhirman
mengaku bahwa barang haram tersebut didapatnya dari seseorang berinisial DN.
"Saat ini pelaku (DN) masih kami kejar," tegasnya.

Sobarmen menambahkan, barang bukti yang diamankan keseluruhan ada 6,5 gram.
"Keduanya kami amankan untuk dilakukan pengembangan, selain itu kami juga
lakukan tes urine keduanya hasilnya negatif," katanya.

Sumber: TRIBUNNEWS.COM “Dirresnarkoba Polda Lampung Gerebek Rumah


Dua Tersangka Penyalahgunaan Narkoba”

Menurut pendapat Steven Andika:

Kasus penyalahgunaan narkoba sangat banyak terjadi di Indonesia. Kebanyakan dari


pecandu narkoba ini merupakan pelajar, namun tidak menutup kemungkinan bahwa
pecandu ini berasal dari para orang-orang yang sudah berumur seperti dalam kasus
ini. Penyalahgunaan narkoba sendiri menimbulkan berbagai kerugian baik untuk diri
sendiri maupun lingkungan sekitar. Seseorang yang telah mengonsumsi narkoba
biasanya tidak akan mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya,
biasanya pecandu akan lebih bertindak semaunya sendiri dan mudah marah.
Penggunaan narkoba bahkan dapat menyebabkan kematian jika dikonsumsi dalam
dosis yang tidak tepat. Menurut saya tindakan penyalahgunaan narkoba harus
sesegera mungkin diberantas dan ditangani karena dapat merusak generasi muda
yang ada di Indonesia. Selain itu, jika pecandu merupakan seorang pelajar maka
pelajar tersebut harus direhabilitasi dari penggunaan narkoba sesegera mungkin
untuk menghindarkan pecandu dari penggunaan narkoba kembali.
Menurut pendapat saya:

Maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah banyak mempengaruhi mental


masyarakat dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa depan bangsa
yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum muda dari
bahaya narkoba. Sebagai makhluk Tuhan yang kian dewasa, seharusnya kita
senantiasa berpikir jernih untuk menghadapi globalisasi teknologi dan globalisasi
yang berdampak langsung pada keluarga dan remaja penerus bangsa khususnya. Kita
harus dapat memerangi narkoba, jika tidak maka akan banyak korban yang semakin
berjatuhan akibat kecanduan narkoba. Selain itu untuk para pengedar narkoba
sebaiknya diberikan hukuman mati, dengan begitu kasus pengedaran narkoba akan
berkurang karena akan semakin sedikit juga orang yang berani melawan hukuman
mati tersebut.

Undang-undang yang dilanggar: UU No. 35 Tahun 2009

V. Kasus Pilkada
JAKARTA, KOMPAS.com - Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini, Kamis
(26/7/2018) melakukan sidang perkara perselisihan hasil pemilihan (PHP) kepala
daerah di 35 daerah di Tanah Air. Sidang kali ini adalah pada tahapan pemeriksaan
pendahuluan. Dalam persidangan, kasus pelanggaran dan kecurangan yang kerap
dilaporkan adalah terkait praktik politik uang. Kompas.com mencatat adanya laporan
politik uang dalam laporan gugatan yang disidangkan hari ini. Pasangan calon bupati
Bogor Ade Ruhandi-Ingrid Kansil, misalnya, melaporkan kecurangan yang terjadi di
40 kecamatan di Kabupaten Bogor saat penyelenggaraan pilkada. Salah satu
kecurangan tersebut adalah adanya praktik politik uang. Kemudian, gugatan diajukan
oleh pasangan calon nomor 3 Pilkada Sulawesi Tenggara Rusda Mahmud-Sjafei
Kahar juga menyebut adanya politik uang yang dilakukan secara terstruktur dan
masif. Baca juga: Selama Pilkada 2018, Polri Proses 25 Kasus Politik Uang Selain
itu, ada pula kecurangan berupa keterlambatan penyerahan Laporan Penerimaan dan
Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) yang dilakukan pasangan calon Ali Mazri-
Lukman Abunawas. Pasangan calon Walikota Padang Panjang Hendri Arnis-Eko
Furqani juga menyebut adanya dugaan kegiatan politik uang yang dilakukan oleh
relawan pasangan calon lain. Akibatnya, calon pemilih menjadi terpengaruh. Selain
itu, keberatan yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Palembang juga menyebut soal indikasi politik uang yang dilakukan oleh pasangan
calon nomor 1, yakni Harnojoyo-Fitriati Agustinda. Tidak hanya itu, aparat sipil
negara (ASN) juga diindikasikan terlibat dalam pemenangan Pilkada di daerah
tersebut. Baca juga: Ini Empat Provinsi dengan Dugaan Pelanggaran Politik Uang
Terstruktur Pasangan calon dalam Pilkada Maluku Utara Abdul Gani Kasuba-Al Ali
Yasin juga melaporkan adanya kecurangan berupa politik uang yang dilakukan
pasangan calon lain. Selain itu, ada pula kecurangan berupa keterlibatan ASN dalam
upaya pemenangan dan riwayat korupsi Ahmad Hidayat Mus selaku Gubernur
terpilih. Pasangan calon dalam Pilkada Kabupaten Rote Ndao Bima Theodorianus
Fanggidae-Ernest Zardak Pella juga menduga adanya pelanggaran berupa politik
uang yang melibatkan perangkat desa. Ini terjadi di Desa Oeledo, Kecamatan Pante
Baru. Pasangan calon dalam Pilkada Kabupaten Bangkalan Imam Buchori-Mondir
Rofii pun melaporkan ada dugaan politik uang. Diduga ada pembagian sembako dan
uang pecahan Rp 50.000 maupun Rp 100.000 oleh pasangan calon lain selama masa
tenang dan satu hari setelah pemungutan suara. Sidang perkara PHP kepala daerah
juga akan dilaksanakan MK pada esok hari, Jumat (27/7/2018). Sama seperti hari ini,
sidang akan dilakukan terhadap pilkada di 35 daerah di Indonesia.

Sumber: Kompas.com "Ramai-ramai Gugat Politik Uang Pilkada ke MK"

Menurut pendapat Clarissa Arifin:

Kasus-kasus politik yang ada di setiap negara berbeda-beda. Di Indonesia masalah


politik yang sering muncul adalah adanya kasus politik uang untuk keperluan
pilkada. Hal ini terjadi lantaran kurangnya pengawasan terhadap pihak-pihak terkait
sehingga menimbulkan celah untuk melakukan kecurangan-kecurangan seperti
melakukan penyuapan agar pasangan calon tersebut terpilih sebagai pemenang.
Menurut saya, pihak-pihak yang berwenang dalam mengurus pilkada harus lebih
cermat dalam mengawasi kasus-kasus penyuapan yang terjadi contohnya seperti
mengawasi transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pasangan calon yang akan maju
sebagai calon pemimpin daerah.
Menurut pendapat saya:

Pilkada di Indonesia sudah seharusnya dilaksanakan dengan seadil-adilnya tanpa


adanya kecurangan sedikitpun, namun politik uang masih membayang-bayangi
pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada). Praktik politik uang ini dapat
menjadi racun demokrasi sehingga tidak akan bisa menciptakan pemimpin yang
amanah. Masyarakat seharusnya memilih calon mereka berdasarkan hati nurani
bukan karena terikat utang budi dalam praktik politik uang. Pengawasan pilkada pun
perlu ditingkatkan untuk menghidari kecurangan yang akan terjadi dengan begitu
semua pihak pun akan merasa adil.

Undang-undang yang dilanggar: Undang-undang tindak pidana korupsi


penyelenggara negara pasal 11 nomor 20.

VI. Kasus Miras


SURYAMALANG.COM, BLITAR - Satpol PP Kota Blitar menjaring puluhan
remaja yang menggelar pesta minuman keras (miras) di sejumlah tempat saat malam
takbir Hari Raya Idul Adha, Selasa (21/8/2018) malam.

Para remaja yang terjaring razia dikumpulkan di kantor Satpol PP untuk pembinaan.
Petugas menyisir sejumlah tempat di Kota Blitar yang sering digunakan untuk pesta
miras dan perbuatan asusila. Sejumlah tempat itu di kawasan sport center, kawasan
city walk Makam Bung Karno (MBK), parkiran PIPP, dan lapangan Kelurahan
Bendo. Biasanya banyak anak muda yang berkumpul di sejumlah kawasan itu setiap
akhir pekan dan malam libur hari besar. Biasanya mereka menggelar pesta miras di
sejumlah kawasan itu.

Sebagian lagi, menggunakan tempat itu untuk pacaran. Kondisi sejumlah kawasan itu
memang gelap. Saat menyisir sejumlah kawasan itu, petugas mendapati puluhan
remaja yang pesta miras. Petugas juga mengamankan muda-mudi yang sedang
bermesraan di kawasan itu. “Total ada 60 remaja laki-laki dan perempuan yang kami
amankan di sejumlah tempat itu saat malam takbiran.” “Mereka sedang pesta miras.
Kami juga menyita beberapa botol miras di lokasi,” kata Adam Bachtiar, Kabid
Ketertiban Umum dan Linmas Satpol PP Kota Blitar kepada
SURYAMALANG.COM, Rabu (22/8/2018).

Petugas membawa puluhan remaja itu ke kantor Satpol PP untuk didata.


Petugas juga melakukan pembinaan ke para remaja yang terjaring razia.

Petugas juga menghukum para remaja untuk melakukan push up dan menghafalkan
sila Pancasila.

Sumber: suryamalang.com “Puluhan Remaja Terjaring Razia Satpol PP saat Pesta


Miras di Malam Takbiran Idul Adha di Blitar”.

Menurut pendapat Albert:

Remaja-remaja di era ini sangat membutuhkan perhatian yang ekstra. Kurangnya


pengawasan dari orang tua akan memberikan celah bagi mereka untuk melakukan
kenakalan seperti kasus yang terjadi diatas. Dalam kasus diatas, remaja-remaja
tersebut melakukan pesta minuman keras (miras). Selain melakukan pesta miras,
para remaja juga diketahui melakukan tindakan-tindakan asusila di tempat yang sepi
dan gelap. Banyak dari para remaja ini merupakan pelajar tetapi sudah tidak sekolah.
Kurangnya edukasi membuat mereka kurang mengerti bahaya miras dan hubungan
diluar nikah. Para orang tua harus lebih memberikan perhatian ekstra dan edukasi
agar anak mereka lebih mengerti bahaya dari perbuatan yang mereka lakukan.

Menurut pendapat saya:

Minuman Keras adalah minuman yang memabukan dan dapat membahayakan kaum
remaja dan harus dijauhi oleh remaja-remaja karena itu akan merusak masa
depannya. Sebagian remaja yang mempunyai sifat rasa ingin tahu yang dimilikinya
bisa menjadi hal yang negatif bila remaja menggunakannya pada hal-hal negatif.
Telah kita ketahui masa remaja ini masa pencarian jati diri. Pada masa ini remaja
mencoba berbagai hal untuk mendapatkan jati diri yang sesungguhnya. Hal yang
dilakukan seorang remaja bisa hal yang positif ataupun hal yang negatif. kenakalan
remaja sekarang ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah
umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, dan miras, tidak hanya dilakukan oleh
orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Minum minuman keras
sudah selayaknya diberantas karena dampak negatif yang dapat ditimbulkan, dan
dalam ajaran agama tertentu minum minuman keras adalah perbuatan yang dilarang.
Pihak sekolah maupun keluarga pun juga harus memberikan dukungan moral seperti
memberikan pengajaran tentang agama maupun pendidikan jasmani.

Undang-undang yang dilanggar: Undang undang Hukum Pidana pasal 300 dan pasal
536

VII. Kasus Pelecehan Seksual


TRIBUN-BALI.COM, CIAMIS - Kasus pencabulan pada anak di bawah umur
kembali terjadi. Kali ini korbannya adalah seorang siswi kelas I SD, sebut saja Melati
(nama samaran). Pelakunya adalah JM atau Jo (38), warga Lingkungan Kota Kulon,
Ciamis. Akibat perilaku bejadnya itu, dia sudah dinanti hukuman 5 hingga 15 tahun
penjara karena melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur. Pelaku yang
bekerja sebagai penjaga kolam renang, begitu leluasa menjalankan aksinya itu.
Peristiwa itu terjadi pertengahan Juli sekitar pukul 12.30 WIB di sebuah bangunan.
Melati ternyata tak lain merupakan anak tetangga pelaku. Kejadian itu terungkap usai
ibu korban mendapati, anaknya memiliki uang Rp12 ribu. Ketika ditanya, korban
mengatakan, uang tersebut dari Jo. Apalagi saat dimandikan, korban mengeluh alat
vitalnya sakit.

Ternyata, saat melancarkan aksinya, pelaku mengiming-imingi korban uang jajan Rp


12 ribu. Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso mengatakan, atas
perbuatannya pelaku dikenai pasal UU Perlindungan Anak dengan ancaman
hukuman 5 sampai 15 tahun penjara.

Sumber: tribun-bali.com “Penjaga Kolam Cabul Bujuk Melati, Kasus Terungkap


Saat si Ibu Curiga Korban Punya Uang”

Menurut pendapat Wilson Kurniawan:

Kasus pencabulan terhadap anak dibawah umur di Indonesia sudah cukup banyak di
Indonesia. Menurut data yang dilaporkan oleh warga kepada KPAI setidaknya ada
116 kasus pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur pada tahun 2017 lalu.
Kasus ini dapat terjadi karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya
sehingga orang asing bisa melakukan sesuatu terhadap anak mereka. Menurut saya,
para orang tua seharusnya lebih memberikan perhatian khusus dan pengawasan
terhadap anak-anak yang masih dibawah umur karena anak-anak dibawah umur
sangat rentan untuk dijadikan target kejahatan baik seksual maupun non-seksual.
Selain itu, seharusnya orang tua memberikan edukasi terhadap anak-anak mereka
tentang bagaimana untuk menjaga diri mereka sendiri dan agar tidak terbujuk oleh
rayuan-rayuan seperti uang, makanan, dan yang lainnya.

Menurut pendapat saya:

Pelaku cenderung adalah orang-orang yang memiliki masalah dengan dirinya sendiri
maupun lingkungan social di sekitarnya. Kalau sentuhan dari keluarga jarang, maka
anak mencari orang tua baru dan akan menjurus menjadi permasalahan panutan anak,
apalagi ditambah dengan liberalisasi digital seperti sekarang ini. perlunya panutan
dari orang tua, tentunya panutan yang positif. Yang dapat menyelamatkan mereka
tetap orang tua dan lingkungan. Selain itu, cara lain untuk menyelamatkan anak-anak
dari dekadensi moral dari segi pendidikan, Di mana pertumbuhan etika perlu
ditanamkan kepada setiap anak didik. Selain itu trauma yang dialami korban
biasanya akan bertahan lama, oleh karena itu dukungan dari orang tua dan keluarga
sangat diperlukan pada tahap penanggulangan korban.

Undang- undang yang dilanggar: pasal 75 dan pasal 83 UU No 35 tahun 2014


tentang perlindungan anak.

VIII. Kasus Korupsi


DetikNews.com - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulsel menetapkan 2 tersangka dalam
korupsi lampu jalan senilai Rp 17 miliar di Polewali Mandar (Polman), Sulbar.
Keduanya diduga me-mark up nilai lampu jalan untuk keuntungan pribadi.

"Menetapkan dua tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan
lampu tenaga surya yang bersumber dari alokasi dana desa tajun 2016 dan 2017,"
kata Kepala Kejati Sulsel, Tarmizi di kantor Kejati Sulsel, Makassar, Senin
(20/8/2018).

Kedua tersangka adalah ABP yang merupakan pegawai negeri sipil dan menjabat
sebagai Kepala Bidang Pemerintahan Desa dan Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintah Desa (BPMPD), dan satunya berinisal H selalu pemilik CV Binanga
yang merupakan distributor pengadaan lampu.
"Kedua tersangka mengarahkan para kepala desa untuk membeli lampu jalan kelada
CV Binanga dan memfasilitasi pembayaran lampu jalan di kantor BPMPD," ujarnya.
Dikatakannya, CV Binanga tidak memiliki kualifikasi ketenagalistrikan. Dalam
pembelian lampu jalan tenaga surya ini, Kejati menduga ada permainan harga yang
dilalukan oleh kedua tersangka.
Hal ini terbukti pada mark up lampu jalan yang dijual seharga Rp 23 juta dan
diketahui harga asli lampu jalan itu sebesar Rp 18 juta.
"Pada tahun 2016 dibeli 720 unit lampu jalan dan pada tahun 2017 sebanyak 715 unit
lampu jalan. Total kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 17 miliar," ungkapnya.

Sumber: DetikNews.com “Korupsi Lampu Jalan Rp 17 M, PNS Pemkab Polman Jadi


Tersangka”

Menurut pendapat Patricia Gabriella:

Kasus korupsi merupakan kasus yang sangat sering terjadi di Indonesia. Para pelaku
korupsi ini pun kebanyakan besar berasal dari para pejabat pemerintah. Menurut data
peneliti divisi Indonesia Corrupption Watch pada tahun 2016 sebanyak 482 kasus
korupsi. Menurut saya, para pelaku korupsi harus diproses sesuai dengan hukum
yang berlaku. dan juga harus diperhatikan apakah korupsi yang dilakukan oleh
perorangan atau sekelompok. Dari yang saya amati melalui berita-berita yang
disampaikan media bahwa korupsi yang dilakukan para pelaku yang ada di Indonesia
merupakan korupsi berkelompok dan sangat tersistem. Oleh karena itu pemerintah
pusat harus membentuk sistem dengan aturan yang lebih transparan dan juga
meminta bantuan kepada KPK untuk terus melakukan pantauan terhadap orang-
orang yang dicurigai melakukan tindak pidana korupsi.

Menurut pendapat saya:

Korupsi merupakan suatu pelanggaran hukum yang sudah menjadi suatu adat
kebiasaan yang terjadi di Indonesia, yang seakan sulit untuk diberantas karena dapat
dianggap korupsi telah menjadi suatu kebudayaan dalam Bangsa Indonesia. dalam
kasus proyek lampu penerangan jalan, disebutkan negara dirugikan Rp 17 miliar,
sama sekali bukan angka yang terbilang kecil. Oleh karena itu untuk mencapai suatu
tujuan pembangunan yang nasional maka korupsi harus dan wajib untuk di berantas.
Dalam penanganan suatu kasus korupsi, hukuman yang diberikan harus memiliki
efek yang jera agar para koruptor yang melakukan korupsi tidak mengulanginya lagi.
Kita sebagai warga negara Indonesia wajib memiliki sikap dan sifat budaya malu
yang tinggi agar tindakan korupsi yang dapat merugikan negara Indonesia ini dapat
di minimalisir.

Undang- undang yang dilanggar: Undang Undang No.31 Tahun 1999

IX. Kasus Pencemaran Nama Baik


Merdeka.com - Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta telah menerima remaja RJT, tersangka
kasus penghinaan Presiden beserta berkas perkara yang membelitnya. Pelimpahan
tahap dua ini dilakukan pada Selasa, 24 Juli 2018 lalu di Kejaksaan Negeri Jakarta
Barat.
Kasipenkum Kejati DKI, Nirwan Nawawi, mengatakan dikarenakan RJT masih
anak-anak, Kejati DKI akan melaksanakan proses Diversi sebagaimana amanat
dalam ketentuan Pasal 42 UU No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.
"Bahwa penyerahan tahap 2 ini adalah sebagai tindak lanjut dari Penyidik Polda
Metro Jaya atas surat Pemberitahuan hasil Penyidikan atas nama RJT tanggal 7 Juni
2018 dari Kejati DKI Jakarta," kata Nirwan lewat keterangannya, Jakarta, Jumat
(27/7). Nirwan menambahkan, adapun barang bukti yang diajukan dalam perkara ini
adalah satu bendel Capture IG @jojo_is my name dan sebuah Flas Disk merek
Vandisk yang berisi Capture IG @jojo_is my name dan Video yang terdapat di IG itu
dan Youtube serta beberapa unit Handphone. "Tersangka RJT diduga melakukan
tindak pidana pasal 45 ayat (4) Jo. Pasal 27 ayat (4) UU ITE atau pasal 336 KUHP
terkait dengan sangkaan Penghinaan dan/atau pencemaran nama baik kepada
Presiden," ungkap dia. Polisi menetapkan RJT sebagai tersangka yang menghina
Presiden Jokowi di Instagram. Pemuda 16 tahun itu ditetapkan sebagai tersangka usai
dilakukan pemeriksaan selama 1 x 24 jam pasca-ditangkap di kediamannya di
kawasan Kembangan, Jakarta Barat, pada Rabu, 23 Mei 2018 sore. Meski demikian,
polisi tidak menahan RJT. Selama proses penyidikan kasus, RJT dititipkan di Panti
Sosial Marsudi Putra milik Kementerian Sosial di Cipayung, Jakarta Timur.

Sumber: Merdeka.com “Kasus penghinaan Presiden, remaja RJT & berkas perkara
dilimpahkan ke Kejati DKI”
Menurut pendapat Harelly Lusiana:

Indonesia merupakan negara demokrasi yang memberikan kebebasan kepada


rakyatnya untuk mengajukan pendapat. Namun dari kebebasan berpendapat tersebut,
banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menyalahgunakan kebebasan
berpendapat tersebut seperti dalam kasus ini adalah penyalahgunaan berpendapat
dengan menghina presiden. Penghinaan presiden dilakukan oleh remaja berusia 16
tahun. Menurut saya penghinaan yang dilakukan remaja tesebut melakukan suatu
bentuk pelanggaran yang cukup berat namun mengingat usianya yang masih muda,
maka pelanggaran tersebut dapat terjadi karena kurangnya Pendidikan moral dan
Pendidikan tentang kewarganegaraan dari orang tua pelaku. Pelaku harus dihukum
agar memberikan efek jera dan tidak melakukan perbuatan yang sama lagi
kedepannya.

Menurut pendapat saya:

Setiap orang memiliki kebebasan berpendapat, tetapi kebebasan tersebut seharusnya


digunakan dengan baik dan wajar tanpa menghina suatu pihak. Seperti pada kasus
penghinaaan presiden ini, diketahui bahwa remaja ini menghina presiden Jokowi dan
mencemarkan nama baik presiden, hal ini tidak patut dicontoh walaupun kita
memang berhak mengajukan pendapat atau kritik kepada presiden tetapi hak itu
sudah sepatutnya dilakukan dengan sopan. Perlunya Pendidikan kewarganegaraan
sejak sekolah dasar agar anak-anak bangsa dapat membangun bangsa Indonesia
menjadi lebih baik.

Undang- undang yang dilanggar: Undang- undang pasal 45 ayat (4) Jo. Pasal 27 ayat
(4) UU ITE atau pasal 336 KUHP terkait dengan sangkaan Penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik kepada Presiden

X. Kasus Bullying

POS-KUPANG.COM|LARANTUKA- Enam pelajar Sekolah Menengah Pertama di


Kota Larantuka Flotim-NTT ditahan kepolisian Polres Flotim karena melakukan
bullying dengan pemalakan terhadap sesama pelajar di sekolahnya. Para pelajar
sudah beberapa hari ditahan di Mapolres Flotim dan penyidik tengah
mempertimbangkan penangguhan penahanan keenam pelajar itu atas permintaan
orang tua dan dewan guru. "Kita masih tunggu siapa penjaminnya," kata Kapolres
Flotim AKBP Arri Vaviriyantho kepada wartawan di ruang kerjanya Selasa petang
(21/8/2018). Kapolres Arri mengatakan akan tetap memproses para pelajar itu
sampai di pengadilan. Ia menjelaskan kronologi para pelajar ditangkap hingga saat
ini ditahan di mapolres Flotim. Pelajar tersangka melakukan pemalakan terhadap
sesama siswa dan dilawan sehingga terjadi perkelahian. Karena tersangka pemalakan
kalah dalam perkelahian itu, ia memanggil teman-temannya dan melakukan
pengeroyokan terhadap korban di luar sekolah. "Jangan sampai bullying ini menjadi
kenakalan remaja yang akut. Jika menjadi begitu dominan, jangan sampai menindas
yang lemah," kata Kapolres Arri. Jika tidak dicegah dan kepolisian tidak menangani
kasus bullying oleh para pelajar, maka akibatnya ke depan akan fatal.

"Korban bisa takut ke sekolah karena trauma. Ini fatal," kata Kapolres Arri.
Kapolres Arri menegaskan akan tetap memproses dan membawa kasus itu sampai di
pengadilan dan memberi efek jera kepada anak. "Jangan sampai aksi seperti in

Sumber: pos-kupang.com “Terlibat Bullying, Enam Pelajar SMP di Larantuka Ini


Ditahan Kepolisian”

Menurut pendapat Ignasius Kevin:


Bullying merupakan suatu kasus yang sangat meresahkan. Tindakan yang dilakukan
pelaku bullying terhadap korban juga bermacam-macam, pada kasus ini adalah
pemalakan. Korban dari kasus bullying biasanya para remaja yang tidak ikut
berkelompok dengan para remaja lainnya. Tidak jarang korban kasus bullying
menjadi stress dan depresi akibat perlakuan para pelaku terhadap korban yang
menyerang mental korban. Menurut saya, para pelaku bullying yang tidak lain adalah
pelajar harus mendapatkan hukuman agar memberikan efek jera bagi para pelakunya.
Selain hukuman para pelaku juga harus mendapatkan bimbingan dari orang tua
mereka dan pihak berwajib agar kedepannya hal serupa tidak terjadi lagi.
Menurut pendapat saya:
Saya tidak setuju dengan tindakan bullying ini dipandang sebelah mata, karena
bullying dapat merusak mental si korban tersebut, bukan hanya mental saja, tapi juga
prestasi, karena fenomena bullying seperti itu kebayakan terjadi di masa-masa
sekolah. Tindakan bullying seperti itu akan mengurangi dan menghambat
berkembangan generasi-generasi muda indonesia, jika dilihat dari perkembangan
pola pikirnya, tidak hanya pola pikir korban yang terganggu namaun ada juga yang
bulliying secara fisik, padaha di indonesia ada yang namanya HAM. Solusinya
adalah meberikan gambaran- gambaran terhadap anak didik tentang dampak
terjadinya bullying dan memberi larangan, serta jika ketahuan ada laporan maka
sebaiknya diberikan sanksi kepada pelaku. Orang tua juga bisa berperan dalam
menanggulangi terjadinnya bullying yaitu dengan cara bertanya kepada anak apa saja
yang dilakukan di sekolah selain belajar secara rutin.

Undang- undang yang dilanggar: UU No.23 Tahun 2002 mengatur tentang


perlindungan anak.

XI. Kasus Pembunuhan


RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kuasa Hukum korban pembunuhan Amir
Dg Pabe, Jerib Rakno Talebong menyayangkan hasil penyelidikan kliennya
yang dilakukan Polsek Panakkukang Makassar. Penyidik menilai, pembunuhan
yang dilakukan tersangka Ahmad alias Pindu tidak mengarah ke pasal
pembunuhan perencanaan. "Padahal BAP (berita acara pemeriksaan) pelaku
mengatakan jika pelaku dan korban 2 hari sebelumnya memang punya masalah,"
kata Jerib kepada Rakyatku.com.
Ia juga menyayangkan pemeriksaan saksi-saksi seperti jalan di tempat.
Mengingat, penyidik tidak berhasil mengorek informasi jika pembunuhan itu
terencana. Menurutnya, jika melihat fakta di lapangan, kronologi pembunuhan
terlihat berencana. "Dg Pabe ini sebenarnya sudah sementara di jalan mau
pulang. Tiba-tiba ditelpon salah satu saksi yang ada di TKP. Tak lama duduk-
duduk disana, korban langsung diserang oleh pelaku secara membabi buta,"
jelasnya. Untuk itu ia meminta keadilan dari Polsek Panakkukang. Apalagi
hingga sekarang, motif pembunuhan tersebut masih simpang siur. "Seharusnya
pelaku dikenakan pasal 338 dan 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau
seumur hidup," pungkasnya.
Sebelumnya Kanitres Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Ahmad mengatakan
dalam kasus tersebut, pihaknya telah memeriksa sembilan orang saksi. Ahmad
mengatakan, dari keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa tersebut, pelaku
mengarah hanya ke satu orang, yakni pelaku yang telah ditahan. Bahkan Ahmad
mengatakan berkas kasus tersebut telah rampung. Pihaknya juga belum bisa
menyimpulkan dugaan pembunuhan berencana oleh pelaku. Ia mengaku para
saksi hanya melihat di TKP.
"Unsur pasal perencanaan belum kita bisa mengambil kesimpulan, masih
didalami dan saksi semua hanya melihat di TKP," tambahnya. Diketahui,
penikaman yang berujung maut tersebut terjadi saat korban sedang duduk di
depan Panti Sosial Bina Daksa Wirajaya Makassar, Jalan AP Pettarani,
Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakkukang, Kamis malam (2/8/2018). Pelaku
menikam korban sebanyak tujuh kali. Diantaranya di bagian bawah dada sebelah
kiri, di bawah dagu, bagian tangan sebelah kiri, serta punggung sebelah kiri.
Meski sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan, nyawa
korban tidak dapat diselamatkan.

Sumber: Rakyatku.com “Penyelidikan Kasus Pembunuhan di Jalan Pettrani


Disoal”
Menurut pendapat Jeanette Abigail:
Kasus pembunuhan semakin banyak terjadi lantaran kurangnya moral pelaku. Motif
pembunuhan pelaku pun bermacam-macam dan biasanya karena bermotif dendam
karena hal-hal sepele. Menurut saya, pelaku pembunuhan harus dihukum sesuai
dengan hukum yang berlaku di Indonesia karena hal ini mengakibatkan hilangnya
nyawa orang. Ancaman hukuman yang diberikan yaitu ancaman hukuman mati atau
seumur hidup menurut saya cukup sepadan dengan apa yang telah dilakukan oleh
pelaku, namun akan lebih baik jika diberikan hukuman penjara seumur hidup karena
jika diberikan hukuman mati merupakan suatu bentuk pelanggaran HAM.
Menurut pendapat saya:
Pembunuhan terjadi karena adanya rasa benci atau iri terhadap korban secara dalam
yang mengakibatkan hal itu terjadi. Sebaiknya segala sesuatu masalah bisa
diselesaikan secara baik. Tindakan pembunuhan merupakan tindakan yang tidak
bermoral karena menghilangkan nyawa orang lain, hal ini melanggar HAM yaitu
Hak hidup seseorang. Diperlukan Pendidikan moral dan agama saat sekolah dasar,
keluarga pun turut membantu mengajarkan hal-hal baik pada anak-anak mereka agar
tidak terjerumus pada kriminalitas.
Undang-undang yang dilanggar: Undang undang yang dilanggar : UU KUHP Pasal
338 dan 340.
Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………….. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………… ii
Kasus Tawuran Mahasiswa………………………………………………………....1
Kasus Tawuran Warga……………………………………………………………...2
Kasus Pelanggaran HAM…………………………………………………………...3
Kasus Narkoba……………………………………………………………………... 5
Kasus Pilkada……………………………………………………………………….7
Kasus Miras…………………………………………………………………………9
Kasus Pelecehan Seksual…………………………………………………………... 11
Kasus Korupsi………………………………………………………………………12
Kasus Pencemaran Nama Baik…………………………………………………….. 14
Kasus Bullying……………………………………………………………………...15
Kasus pembunuhan………………………………………………………………… 17

Anda mungkin juga menyukai