Anda di halaman 1dari 19

KASUS-KASUS ETIKA PENDIDIKAN

I. Permasalahan Etika Profesi Dalam Pendidikan


II. Analisa Permasalahan
III. Solusi Dan Saran

Kasus 1 : Bekas Dosen Pimpin Jaringan Ijazah Palsu

SURABAYA (KRjogja.com) – Polda Jatim berhasil membongkar sindikat pemalsuan


ijazah di Jawa Timur. Sindikat yang beroperasi sejak 2007 telah membuat ratusan ijazah palsu
jenjang S-1, S-2, dan S-3 dari sejumlah perguruan tinggi ternama. Ijazah palsu buatan sindikat
yang dipimpin Sucipto, warga Jalan Hasanudin, Malang ini diduga telah beredar luas di berbagai
kalangan di Jawa Timur. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Hilman Thayib menjelaskan,
sindikat pembuat ijazah palsu tersebut terungkap dari hasil penyelidikan berbagai kasus pemalsuan
ijazah yang melibatkan politisi. Dalam pemeriksaan, kasus-kasus ini bermuara pada satu sindikat
pemalsuan di Malang.
Setelah ditelusuri muncul nama Sucipto yang ternyata adalah bos sindikat tersebut.
“Selanjutnya tersangka kami intai dan berhasil kami tangkap saat bertransaksi untuk membuat
ijazah palsu di Malang,” ujar Hilman di Mapolda Jatim, kemarin. Sucipto lalu digelandang di
rumahnya, Jalan Hasanudin, Malang. Di tempat itu polisi menemukan ratusan lembar ijazah palsu
dari berbagai universitas ternama di Jawa Timur, seperti Universitas Dr Soetomo (Unitomo),
Universitas Merdeka (Unmer) Malang, dan Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang.
Selain lembar ijazah palsu yang masih kosong, polisi juga menyita hologram logo beberapa
kampus, seperangkat komputer, stempel, delapan bendel skripsi, toga, ijazah palsu yang telah jadi
dan uang Rp7 juta. Sekilas, ijazah buatan Sucipto ini memang sempurna dan nyaris tak terlihat
kejanggalannya. Hologram, huruf timbul ciri khas universitas juga ada. Nilai yang diberikan
Sucipto pun tak menyolok. “Rata-rata nilainya sangat memuaskan alias di atas tiga koma .Jika
ijazah ini dilaminating, orang yang membacanya langsung berkesimpulan bahwa ijazah ini asli,”
imbuh Hilman.
Polisi menduga, dari bisnis ilegal yang berlangsung sejak 2007 lalu itu, komplotan Sucipto
telah mengeruk keuntungan ratusan bahkan miliaran rupiah. Menurut Hilman, tarif yang dipatok
Sucipto relatif mahal, yaitu yaitu Rp12 juta untuk ijazah S-1, Rp30 juta ijazah untuk S-2, dan Rp70
juta untuk ijazah S-3. “Ya memang bergantung negosiasi atau tawar menawar juga,” tutur Hilman.
Sucipto dijerat Pasal 67 ayat (1) dan Pasal 68 ayat (1) Undang-Undang (UU) No 20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dengan ancaman pidana penjara maskimal 10 tahun dan denda paling
banyak Rp1 miliar. Kasubid Ekonomi AKBP Jousep Gunawan menjelaskan, Hilman merupakan
mantan dosen di Universitas Dr Soetomo, Jalan Semolowaru Surabaya. Namun sudah lama dia
tidak aktif dalam kegiatan perkuliahan. “Kasus ini masih kami kembangkan untuk mencari
keterlibatan pihak-pihak lain,” kata Jousep.
Rektor Unitomo Ulul Albab membenarkan Sucipto adalah bekas dosen pengajar di
kampusnya. “Iya beliau memang pernah mengajar di Unitomo pada 1988, tetapi pindah ke
Universitas 17 Agustus sekitar 1990- an. Saya belum mengerti juga alasan keluarnya karena
kejadiannya kan sudah lama,” ujar Ulul. Ulul Albab mengatakan, saat ini pihaknya sedang
mengumpulkan data tentang alasan keluarnya Sucipto saat itu. Kemungkinan besok (hari ini)
alasan itu baru akan diketahui. “Saya akan kumpulkan data saja. Dia keluar sebelum saya jadi
rektor,” ungkapnya. Dia mengakui, sebelumnya tim penyidik Polda Jatim memang pernah
mendatangi kampusnya, untuk meminta keterangan terkait kasus ini. Kepada polisi, Ulul mengaku
sangat dirugikan atas banyaknya ijazah palsu Unitomo yang beredar. Karena itu, terungkapnya
sindikat Sucipto sangat membantu memulihkan nama baik Unitomo. ”Polda sudah pernah datang
untuk klarifikasi, kita jelaskan semua posisinya,” bebernya.
Selain itu, lanjutnya, banyak orang yang mendatangi Unitomo meminta klarifikasi keaslian
ijazah. Namun Unitomo belum bisa memberikan keputusan karena menunggu hasil pemeriksaan
Polda Jatim. “Kalau memang mau klarifilasi,kami tetap akan melayani,” tegas Ulul. (Okz/Git)
Solusi : Praktek pemalsuan ijazah atau gelar kesarjanaan merupakan suatu bentuk penyerangan
terhadap suatu kepercayaan masyarakat terhadap suatu atau akta otentik, terlebih lagi hal itu
merupakan suatu bentuk tindakan penyerangan martabat atau penghinaan terhadap dunia
pendidikan. Kegiatan pendidikan yang seharusnya menjadi investasi sumber daya manusia menuju
suatu kualitas yanhg diharapkan dengan standar kompetensi dan kualifikasi tertentu yang harus
dikuasai bagi kelangsungan hidup manusia dan khususnya suatu bangsa. Untuk seorang akademisi,
maka dapat kita bayangkan bagaimana besarnya dampak yang ditimbulkan dari kejahatan tersebut
serta seberapa besar kerugian yang akan diderita baik materiil maupun inmaterial. Untuk dapat
meraih ijazah ataupun gelar kesarjanaan sebagai symbol dari intelektualitas seseorang tidaklah
mudah seperti membalikkan telapak tangan, karena untuk mencapainya harus menempuh jalan
yang panjang melalui proses belajar mengajar/jenjang pendidikan dan dibutuhkan pengorbanan
yang cukup besar. Jika ini dibiarkan begitu saja, maka sudah Jika ini dibiarkan begitu saja, maka
sudah barang tentu akan membawa akibat yang fatal terhadap kualitas diri dan moralitas generasi
penerus bangsa di masa mendatang. Selebihnya, kehormatan dunia pendidikan bangsa ini akan
tercoreng oleh buruknya moralitas penerus bangsa. Masyarakat menaruh kepercayaan yang besar
atas kebenaran suatu surat/akta otentik. Oleh karenanya, kebenaran dari suatu akta tersebut harus
dijamin. Penyerangan terhadap kepercayaan atas kebenarannya adalah berupa perbuatan yang
patut dipidana, yang oleh undang-undang ditentukan sebagai suatu kejahatan. Dengan kebutuhan
hukum masyarakat terhadap kepercayaan atas kebenaran suatu akta otentik, maka undang-undang
menetapkan bahwa kepercayaan itu harus dilindungi, dengan cara mencantumkan perbuatan
berupa penyerangan terhadap pemalsuan ijazah sebagai suatu larangan yang memiliki implikasi
pidana. Dalam menghadapi kasus-kasus pemalsuan ijazah, sangat diharapkan partisipasi
masyarakat dan tindakan tegas para penegak hukum dalam melakukan penyidikan dan
penyelesaian melalui jalur hukum hingga ke pengadilan. Kalau terjadi kasus yang melibatkan
oknum pejabat tertentu, sehingga pengusutan dilakukan terkesan lambat dan ngambang dengan
berbagai alasan, maka hal itu patut disesalkan dan perlu dilakukan desakan agar segera dilakukan
pengusutan sampai tuntas. Tindakan tegas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dapat mencegah
dan mengatasi berbagai kasus pemalsuan ijazah dan gelar. Patut dipertanyakan pula adanya
kelambanan dalam menyelesaikan kasus pemalsuan ijazah yang sudah lama berlangsung dengan
marak. Kalau kondisi ini dibiarkan, maka akan menurunkan wibawa dan martabat dunia
pendidikan atau lebih lanjut berupa tindakan pelecehan terhadap pendidikan. Seorang pejabat yang
menggunakan ijazah palsu tidak akan banyak memberikan kepedulian dan berbuat untuk
pendidikan atau bahkan membiarkan pelecehan terhadap dunia pendidikan karena secara pribadi
mereka tidak merasakan proses pendidikan atau takut tersaingi oleh mereka yang berpendidikan
secara benar.

Kasus 2 : Heboh Buku "Pornografi" karena Kesalahan Distribusi?


JAKARTA, KOMPAS.com - Humas Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat, Yons Achmad,
mengatakan ada kesalah pahaman terhadap konten "porno" di sejumlah buku sekolah.
Menurutnya, kehebohan yang terjadi lebih disebabkan karena kesalahan target pembaca. Menurut
Achmad, semua tudingan banyak pihak tidak memiliki dasar. "Jika dibaca dengan seksama, tidak
ada muatan pornografi di dalamnya," katanya saat ditemui di kantor Indonesia Corruption Watch
(ICW), Jakarta, Kamis (14/6/2012).
Penjelasan Achmad itu diungkapkan menanggapi maraknya pemberitaan mengenai buku-
buku sekolah bermuatan pornografi dan mengandung unsur kekerasan. Judul-judul buku tersebut
antara lain; Ada Duka di Wibeng, Tidak Hilang Sebuah Nama, Tambelo: Kembalinya Si Burung
Camar, Tambelo: Meniti Hari di Ottawa, Syahid Samurai, Festival Syahadah, dan Sabuk Kiai.
"Beberapa buku itu ditulis oleh anggota FLP. Dalam menulis kami tidak pernah membawa
mudharat, dan kami selalu berada di garda terdepan menolak segala bentuk pornografi," tukasnya.
Ia menegaskan, semua buku tersebut telah lolos penilaian dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Puskurbuk Kemdikbud). Jika kemudian berakhir
dengan menuai banyak kontroversi, ia memastikan itu terjadi karena ada kesalahan pada saat
pendistribusian. "Kami akui itu buku untuk remaja. Tapi semua sudah lolos penilaian Puskurbuk.
Jika diedarkan di perpustakaan SD, tentu diluar tanggungjawab kami," pungkasnya.
Seperti diberitakan, Kemdikbud secara tegas telah memberikan instruksi untuk menarik
semua buku teks dan non teks pelajaran yang mengandung nilai pornografi, kekerasan, dan SARA
di dalamnya. Untuk buku-buku yang sifatnya muatan lokal dan pengayaan, Kemdikbud enggan
bertanggungjawab karena urusan itu merupakan wewenang pemerintah daerah dan pihak sekolah.
Solusi : Untuk mengantisipasi beredarnya buku pelajaran yang berbau pornografi dari pihak
sekolah harus lebih jeli menyeleksi buku-buku yang masuk. Selain itu, dari pihak pemerintah juga
harus sering melakukan monitoring baik di sekolah-sekolah maupun pada tokok-toko buku. Hal
ini akan mencegah beredarnya buku-buku pelajaran yang berbau pornografi. Untuk buku-buku
pelajaran yang berbau pornografi yang sudah beredar maka pemerintah harus bekerjasama dengan
sekolah-sekolah ataupun masyarakat dalam memusnahkan buku tersebut. Dampak yang akan
timbul dari buku-buku tersebut jika sejak dini seorang anak sudah diperkenalkan tentang
pornografi maka akan terjadi krisis moral untuk generasi muda bangsa kita.

Kasus 3 : Terlibat judi, oknum guru ditangkap


TARUTUNG– Seorang oknum guru SD Negeri, Hemnedi Ritonga,40, yang diduga terlibat
judi toto gelap (togel) ditangkap petugas Polres Tapanuli Utara (Taput) kemarin bersama tersangka
pembeli togel, Ovencus Pasaribu. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Taput Ajun Komisaris
Besar Polisi (AKBP) IGK Wijatmika Sik mengatakan, kedua tersangka ditangkap di Dusun
Siomaoma,Desa Padang Parsadaan Kecamatan Pangaribuan. HR bertindak sebagai pengumpul
hasil rekapitulasi togel di wilayah tersebut.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti dari tersangka berupa sebuah buku tulis berisi
hasil rekapitulasi nomor togel dan kim,selembar kertas bertuliskan nomor togel dan kim, sebuah
ponsel merek KTouch berisi nomor togel dan kim, sebuah ponsel merek Nokia, dan uang tunai
sebesar Rp 220.000. ”Saat ini kedua tersangka sedang dalam proses pemeriksaan di Kepolisian
Sektor (Polsek) Pangaribuan.Kedua tersangka akan dijerat dengan pasal 303 KUHP, dengan
ancaman penjara maksimal 10 tahun,” katanya. Wijatmika menuturkan,penangkapan terhadap
kedua tersangka tersebut menambah daftar tersangka kasus judi dalam satu bulan terakhir.
Hingga saat ini, jumlah tersangka judi yang telah ditangkap Polres Taput mencapai 16
orang. ”Sebelumnya 14 orang tersangka dan ditambah dua orang ini menjadi 16 tersangka.
Sebagian berita acara pemeriksaan (BAP) dari ke-14 tersangka sudah dilimpahkan ke kejaksaan
dan sebagian lagi masih dalam proses penyelidikan,” tuturnya.
Anggota DPRD Taput, Jasa Sitompul, mengaku sangat prihatin dengan terlibatnya oknum
guru dalam judi togel. Sebagai seorang tenaga pendidik, seharusnya tersangka memberikan contoh
positif kepada masyarakat, bukannya malah ikut-ikutan terjun dalam penyakit sosial yang kian
meresahkan masyarakat itu.”Kami mendukung tindakan tegas Polres Taput menangkap kedua
tersangka, termasuk oknum guru itu.
Kami berharap ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam
perjudian, bahwa semua sama di mata hukum,”tuturnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan
(Disdik) Pemkab Taput, Joskar Limbong, tidak bisa dikonfirmasi terkait penangkapan oknum guru
PNS yang menjadi tukang rekapitulasi judi togel itu. Saat dihubungi melalui ponselnya, Joskar
mengaku sedang mengikuti sebuah acara.
Solusi : Guru merupakan komponen utama dalam dunia pendidikan. Dengan adanya guru maka
terciptalah manusia-manusia yang berpendidikan, yang diharapkan dapat membangun bangsa ini
menjadi bangsa yang lebih maju. Guru adalah orang yang paling berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Sikap yang dimiliki seorang guru merupakan cermin bagi siswanya. Sikap
mengandung tiga komponen yaitu afektif, kognitif, dan tingkah laku. Sikap dari seorang guru
merupakan salah satu faktor yang menentukan perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Sikap
seorang guru tidak hanya dilihat dari dalam proses pembelajarannya saja, tetapi juga dilihat
tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dari kasus diatas maka, jika seorang guru berjudi
maka siswanya akan cenderung melakukan apa yang dilakukan oleh guru tersebut mengingat guru
merupakan cermin bagi siswanya. Yang harus dilakukan adalah menanamkan sikap professional
guru. Dalam mengembangkan sikap professional guru yang pertama harus ditanamkan adalah
kedisiplinan. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,
dan ketertiban. Disiplin lahir, tumbuh, dan berkembang dari sikap seseorang dalam system nilai
budaya di masyarakat. Teladan merupakan guru yang paling baik. Dari dalam, disiplin dimulai
dari kesadaran setiap manusia. Disiplin yang muncul dari kesadaran pribadi lebih baik daripada
karena ancaman atau paksaan.

Kasus 4 : Panitia SNMPTN Temukan Peserta Diduga Joki


YOGYA (KRjogja.com) - Panitia lokal (panlok) Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negri (SNMPTN) Yogyakarta menemukan satu peserta ujian tulis yang diduga menjalankan
praktek perjokian. Peserta tersebut saat ini tengah menjalani introgasi yang dilakukan oleh tim
panitia. Ketua panlok SNMPTN Yogyakarta, Prof Budi Prasetyo Widyobroto mengungkapkan,
kecurigaan panitia bermula ketika ada salah satu peserta ujian tulis yang menjalani ujian di
Fakultas Peternakan UGM. Peserta perempuan tersebut mengenakan jilbab dan bertingkah tidak
wajar. "Kecurigaan muncul pada hari kedua SNMPTN. Karena kejelian pengawas, diketahui ada
satu peserta yang nampak tidak wajar. Ia mendaftar di salah satu prodi pada kelompok IPA.
Kemudian identitasnya dicatat dan terus kita awasi," ujarnya di Yogyakarta, Rabu (13/6).
Menurutnya, peserta tersebut tetap diberikan kesempatan untuk menjalani ujian. Namun,
setelah selesai jam ujian, peserta tersebut dibawa ke ruang khusus untuk diberikan pertanyaan dan
diintrogasi. Seluruh dokumen juga disiapkan untuk mencocokkan data peserta. "Kita tetap berikan
kesempatan mengikuti ujian. Baru setelah itu kita verifikasi. Memang untuk mencocokkan wajah
secara umum saat ujian berlangsung, sedikit sulit. Karena selain peserta banyak, yang
bersangkutan juga memakai jilbab," jelasnya. Sampai berita ini diturunkan, belum diketahui
kepastian akan praktek perjokian tersebut. Namun demikian, jika memang terbukti peserta tersebut
melakukan praktek joki, maka pihak panitia akan melaporkan kepada polisi. "Tetap akan kita
proses hukum seandainya memang terbukti," tegasnya.
Selain adanya dugaan praktek joki, terdapat pula peserta yang memiliki gerak-gerik
mencurigakan. Diantaranya berkali-kali mengganti kode soal secara sengaja, hingga harus
dihampiri panitia. "Ada peserta di fakultas hukum yang seperti orang bingung," tuturnya.
Berdasarkan laporan di lapangan, lanjutnya, panitia juga menemukan salah seorang peserta asal
Papua yang seharusnya mengikuti ujian di daerahnya, namun malah datang ke UGM. "Ada anak
Papua yang seharusnya tes di Papua tapi datang di UGM. Panitia tetap memberi kesempatan untuk
ujian disini," imbuhnya. (Aie)
Solusi : Aspek pendidikan adalah aspek terpenting dalam membentuk karakter bangsa. Dengan
mengukur kualitas pendidikan, maka kita dapat melihat potret bangsa yang sebenarnya, karena
aspek pendidikanlah yang menentukan masa depan seseorang apakah dia dapat memberikan suatu
yang membanggakan bagi bangsa dan dapat mengembalikan jati diri bangsa atau sebaliknya.
Banyak faktor atau media yang mempengaruhi pembentukan karakter. Hal ini menyebabkan
pendidikan untuk pengembangan karakter bukan sebuah usaha yang mudah. Secara normatif,
pembentukan atau pengembangan karakter yang baik memerlukan kualitas lingkungan yang baik
juga. Kejujuran dalam pelaksanaan ujian lebih penting daripada target kelulusan yang tinggi,
karena penetapan target kelulusan membuka peluang untuk melakukan ujian dengan tidak jujur.
Kejujuran merupakan salah satu nilai utama dalam etik. Integritas kejujuran dalam pelaksaan ujian
bukan hanya masalah siswa, akan tetapi guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, pemerintah
daerah, serta masyarakat luas. Dunia pendidikan identik dengan moralitas yang tinggi dan penuh
dengan nilai etika. Sejak dini anak harus diajarkan dan diberi pengalaman bahwa prestasi yang
diperolehnya mempunyai nilai kejujuran yang tinggi. Kejujuran menjadi landasan utama meraih
prestasi dan pengetahuan terbaik untuk melangkah kedepan mencapai cita-cita bagi peserta didik.
Melaksanakan ujian yang jujur akan membangun generasi muda yang handal. Dengan pendidikan
karakter yang jujur, manusia akan mampu memenuhi kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Pembangunan pendidikan dengan proses pembelajaran yang menanamkan dan menempakan
kaidah-kaidah etika dan moralitas dalam kadar yang tinggi dan konsisten. Proses pembelajaran
sebagai wujud upaya pendidikan, yang diselenggarakan oleh para pendidik pada semua jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan dengan cara yang jujur, dikehendaki mengoptimalisasikan upaya
pendidikan yang dimaksudkan itu.

Kasus 5 : Seorang Guru Berijazah Palsu Lulus Uji Kompetensi


Kompas.com - Seorang guru di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang diduga memiliki ijazah
palsu dari Fakultas Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas
Pakuan Bogor lulus uji kompetensi. "Ada salah seorang guru yang menjadi korban ijazah palsu itu
terpanggil memenuhi peryaratan sertifikasi," kata Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidik
Tenaga Kependidikan (PMPTK) Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Mahdar, kepada wartawan,
Senin (11/6).
Guru yang dinyatakan lolos uji kompetensi oleh Panitia Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru (PLPG), kata Mahdar, akhirnya tidak dapat memenuhi panggilan untuk proses seleksi lebih
lanjut karena ijazahnya palsu. Ijazah palsu yang didapat dari perkuliahan jarak jauh di SMA Negeri
13 Kecamatan Limbangan, Garut, kata Mahdar, tentu menimbulkan kerugian materi dan beban
moral bagi para gurunya. Ijazah sarjana PGSD Universitas Pakuan (Unpak) Bogor yang dimiliki
puluhan guru di Garut itu diketahui palsu ketika sejumlah guru akan melegalisir ijazahnya ke
Unpak Bogor untuk persyaratan sertifikasi guru.
Pihak kampus menolak legalisir ijazah yang dimiliki guru tersebut karena berdasarkan hasil
pemeriksaan khusus keaslian ijazah dinyatakan palsu. "Kita baru mendapatkan laporan guru
mendapatkan ijazah palsu itu sebanyak 43 orang, sekarang kasusnya sudah ditangani polisi," kata
Mahdar. Adanya guru menjadi korban penipuan ijazah itu, menurut Mahdar, karena berburu ingin
cepat mendapatkan sertifikasi guru untuk mendapatkan uang tunjangan. Syarat lolos sertifikasi
guru itu, kata Mahdar, salah satunya memiliki ijazah S1 di perguruan tinggi yang memiliki
Fakultas Pendidikan.
Keinginan besar guru untuk mendapatkan sertifikasi, menurut Mahdar, dimanfaatkan oleh
pihak tertentu dengan membuka perkuliahan jarak jauh dan menjanjikan cepat mendapatkan ijazah
S1. "Itu risiko guru yang lewat jalan pintas dengan tergiur ikut perkuliahan jarak jauh tanpa tahu
itu ada izin atau tidak," katanya. Tindak lanjut penyelesaian kasus ijazah palsu itu, polisi telah
menyita 42 ijazah S1 PGSD Unpak Bogor berikut transkrip nilai dan menangkap orang yang
diduga terlibat dalam pemalsuan ijazah sebanyak 4 orang, tiga di antaranya berstatus PNS.
Solusi : Apabila seorang ingin melakukan perkuliahan jarak jauh maka harus melihat siapa
penyelenggara yang bertanggungjawab menyelenggarakan perkuliahan tersebut. Karena untuk
melihat legal atau tidak legal kita harus melihat dari administrasinya tersetruktur atau tidak dan
ada ijin dari dinas pendidikan atau tidak. Hal tersebut dibutuhkan untuk menghindari pihak-pihak
yang menginginkan keuntungan pribadinya dengan menyelenggarakkan perkuliahan jarak jauh.
Informasi lanjutan selain itu sebelum melakukan perkuliahan jarak jauh kita harus datang pada
instansi penyelenggara untuk memastikan perkuliahan tersebut benar-benar ada tau tidak agar
semuanya jelas, selain itu pihak berwajib harus memberikan hukuman setimpal pada pihak terkait
agar tidak terjadi penyelewengan lagi.

Kasus 6 : Peserta SNMPTN Curang, Kunci Soal 'Nyelip' di Ketiak


SURABAYA (KRjogja.com) – Ujian resmi dalam sistem pendidikan nasional lagi-lagi
diwarnai aksi curang. Setelah dugaan kebocoran soal terjadi di Ujian Nasional (UN), kejadian
serupa terjadi di ujian tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012.
Panitia Lokal (Panlok) 50 menangkap basah seorang peserta Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang membawa kunci jawaban di handphone.
Peserta berinisial SN itu tertangkap basah petugas di UPMB 103 Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS), Surabaya, kemarin. SN yang berasal dari Surabaya ini, sempat berusaha
mengelabuhi pengawas dengan aksinya yang cukup licin. Saat berlangsungnya ujian, SN pamit ke
toilet cukup lama. Ternyata, saat kembali ke ruang ujian, dia membawa handphone yang
disembunyikan di balik ketiaknya. ”Di handphone tersebut ternyata ada SMS jawaban. Dan itu
tidak boleh,” kata Ketua Panlok 50 Surabaya, Achmad Syahrani, kemarin.
Menurut Syahrani, dengan adanya peristiwa tersebut, SN lantas diawasi secara khusus.
Petugas pun membuat berita acara tentang kejadian itu untuk dilaporkan kepada panitia usai SN
mengerjakan ujian. Sebab, apa yang dilakukan SN ini, memang tidak boleh dilakukan dalam
prosedur pelaksanaan ujian tulis SNMPTN. Biasanya, jika ada kejadian kecurangan seperti itu,
maka peserta tersebut dimungkinkan sulit untuk bisa lolos SNMPTN. Apalagi, ada laporan dari
pengawas tentang kecurangan yang sudah dilakukan peserta tersebut. ”Kami akan berikan
catatan,” ujarnya.
Sementara itu, untuk hari kedua kemarin, peserta SNMPTN untuk program IPA (ITS),
peserta hadir sebanyak 16.145 orang dan tidak hadir 1.234 orang. Sedangkan program IPS yang
hadir 13.813 orang dan tidak hadir 1.139 orang. Untuk program IPC peserta hadir H2W1 (IPA)
9.412 tidak hadir 573, H2W2 (IPS) hadir 9.411 tidak hadir 574.
Ketua Pelaksana Junaidi Khotib mengungkapkan, mereka yang tidak hadir sangat besar
kemungkinannya tidak akan lolos SNMPTN. Secara keseluruhan, untuk pelaksanaan SNMPTN
kali ini, berlangsung kondusif. Sebab, dokumen-dokumen yang dibawa para peserta lebih tertib
dari pada sebelumnya. Meski ada pelanggaran, jumlahnya pun sangat sedikit, yaitu satu orang
peserta dari program IPA di ITS. Para peserta terlihat jauh lebih siap dan lebih tertib dari hari
sebelumnya. Dokumen-dokumen seperti Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) juga
sudah dilengkapi, alat tulis dan kedatangannya juga lebih baik. "Hanya ada satu peserta yang
kedapatan masih membawa HP pada saat ujian berlangsung. Meskipun itu dilarang, kita tetap
membiarkannya untuk sementara agar tidak mengganggu konsentrasi peserta yang lain. Tapi
setelah ujian selesai, kita panggil dia untuk dimintai keterangan,” kata Junaidi.
Sementara sebagaimana wacana yang dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) RI terkait pelaksanaan ujian tulis SNMPTN tahun ini merupakan
ujian tulis yang terakhir. Artinya pada tahun mendatang, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) M Nuh berencana akan meniadakan ujian tulis pada SNMPTN dan digantikan
dengan SNMPTN jalur undangan. ”SNMPTN akan menjadi ujian nasional (UN) anak-anak SMA.
Wacana ini sudah menguat,” kata Pembantu Rektor (PR) 1 ITS, Herman Sasongko. Herman
menyatakan, wacana tersebut akan ditindak lanjuti supaya bisa tertata dengan baik. Sebab, jika
tidak dilakukan penataan, maka proses SNMPTN dikhawatirkan tidak lebih baik dari Ujian
Nasional (UN). ”Kayaknya positif kok, tapi tunggu dulu lah,” bebernya.
Solusi : seperti yang sudah dijelaskan pada kasus 4 diatas, bahwa aspek pendidikan adalah aspek
terpenting dalam membentuk karakter bangsa. Dengan mengukur kualitas pendidikan, maka kita
dapat melihat potret bangsa yang sebenarnya, karena aspek pendidikanlah yang menentukan masa
depan seseorang apakah dia dapat memberikan suatu yang membanggakan bagi bangsa dan dapat
mengembalikan jati diri bangsa atau sebaliknya. Kejujuran dalam pelaksanaan ujian lebih penting
daripada target kelulusan yang tinggi, karena penetapan target kelulusan membuka peluang untuk
melakukan ujian dengan tidak jujur. Kejujuran merupakan salah satu nilai utama dalam etik. Proses
pendidikan dan proses ujian disekolah yang dilakukan dengan jujur akan membangun bangsa
Indonesia ini menjadi bangsa yang besar dan berkarakter. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa kejujuran bukan lagi merupakan tuntutan moral dari luar diri seseorang, tapi juga
merupakan tuntutan dari dalam diri seseorang dan dibangun dalam lembaga pendidikan dimana
peserta didik dan seluruh personel sekolah melakukan proses pendidikan demi kepentingan
penyelenggaraan pendidikan yang jujur. Guru harus jujur member penilaian hasil belajar peserta
didik dan peserta didik harus jujur dalam menjawab soal ujian yang diberikan, hal ini bukan
semata-mata sebagai perintah moral melainkan karena kecurangan tidak hanya akan merugikan
peserta didik dan guru melainkan kerugian pembinaan sumber daya manusia dilihat dari sudut
pandang yang lebih luas.
Kasus 7 : Pelajar Tewas Saat Konvoi Kelulusan
TEMANGGUNG (KRjogja.com) - Sutri Usud Nur Arif (18) pelajar SMK Swadaya
Temanggung, warga Pengilon kecamatan Bulu tewas akibat kecelakaan saat berkonvoi, di jalan
raya Temanggung-Bulu-Parakan masuk wilayah Desa Danupayan Bulu, Sabtu (26/5). Korban
tewas setelah terjatuh dan kepalanya terlindas sepeda motor yang datang dari arah berlawanan.
Kanit Laka, Iptu Eko Wahyono mengatakan, korban bersama teman-temannya berkonvoi
dari arah Bulu ke Temanggung dengan mengendarai Vega silver B-3156-EW. Di tempat kejadian,
sepeda motornya bersenggolan dengan temannya dan korban yang hilang keseimbangan langsung
terjatuh. Naas di saat terjatuh dari arah berlawanan melaju sepeda motor dan melidas kepalanya
hingga pecah. "Korban meninggal di TKP. Petugas langsung membawa ke RSUD Temanggung, "
katanya.
Pihaknya mengamankan motor vega yang dikendarai korban dan Suzuki Thunder warna
hitam AA-2162-LE. Sepeda ini diduga milik pengendara yang menababrak korban. Pengndara ini
melarikan diri karena takut. "Di footstep juga ditemukan betrcak darah dan serpihan organ tubuh,
diduga sepeda motor ini yang digunakan menabrak, kami masih menyelidikinya ," tegas Eko.
Solusi : Banyak cara yang dilakukan para pelajar dalam mengekpresikan kelulusan UN. Kita akan
mendapati perilaku ekspresif siswa yang mengekpresikan kelulusannya secara berlebihan. Aksi
coret-coret, ngecat rambut, sampai pada kebut-kebutan dan konvoi kendaraan bermotor yang
kebanyakan pengendaranya tanpa helm. Hal tersebut tentu akan mengganggu ketertiban umum.
Aksi-aksi seperti itu seharusnya tidak perlu terjadi karena dapat berdampak luas. Stabilitas dan
mobilitas masyarakat terganggu. Selain itu dapat terjadi tindakan anarkis seperti merusak, melukai,
atau mengabaikan kepentingan orang lain. Sejak dini anak harus mengupayakan keharmonisan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sejak dini pula siswa harus menyadari betapa
persatuan dan kesatuan bangsa menjadi sangat penting untuk dipertahankan. Seharusnya peristiwa
kelulusan tersebut dapat dijadikan peristiwa untuk berefleksi dan reaktualisasi semangat baru
untuk menjadi yang lebih baik. Jika memang ada aksi konvoi kendaraan bermotor sebagai
ungkapan kelulusan UN, maka pihak keamanan khusunya kepolisian harus mengawal konvoi
tersebut dan menentukan jalan mana yang boleh dilaluiagar konvoi dapat berlangsung dengan
tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum. Polisi juga harus menindak tegas terhadap siswa
yang berulah, ugal-ugalan, melanggar peraturan dan mengganggu ketertiban umum.
Kasus 8 : Pendidik dan Pembohong
Kejaksaan Agung kembali memeriksa dua tersangka kasus korupsi pengadaan peralatan
dan penunjang laboratorium pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Kamis (7/6/2012). Hal itu
merupakan tindak lanjut dari penetapan tersangka sejak 29 November 2011. Diduga kerugian
negara mencapai Rp 5 miliar. Sebelumnya tersiar kabar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
tersandung kasus pengadaan laboratorium senilai Rp 54 miliar. Pada saat yang tak berjauhan,
dalam pembangunan perpustakaan di Universitas Indonesia ada dugaan korupsi pengadaan
teknologi informasi dan pencairan sejumlah uang melalui pemalsuan tanda tangan. Tindak pidana
itu merugikan negara senilai Rp 21 miliar.
Sebetulnya sejumlah kasus itu merupakan wujud program maraton yang sedang dikerjakan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat ini sekurangnya ada 18 universitas negeri di
Indonesia yang berindikasi tindak pidana korupsi dengan rata-rata kerugian skala miliaran rupiah,
terutama dalam hal pengadaan sarana-prasarana tahun anggaran 2008-2011 (Kompas, 7/6/2012).
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkap, kerugian negara ditaksir sekitar Rp 68,12
miliar dan 108.810,41 dollar AS. Hasil pemeriksaan menjelaskan minimal ada 191 temuan tindak
pidana, mulai dari rekayasa lelang atau tender, pengadaan barang yang tak sesuai spesifikasi,
hingga terlambat dalam kontrak. Respons pemerintah diwujudkan melalui pemanggilan para
rektor untuk menerangkan duduk perkara. Sebab, menurut pemerintah, mekanisme pemeriksaan
secara kelembagaan sudah diterapkan secara periodik. Persoalannya, mengapa badan pengawas
itu melempem? Apakah ada indikasi korupsi bersama-sama di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan? Apa yang sesungguhnya terjadi dalam mekanisme pelaksanaan
pendidikan tinggi di Indonesia sekarang? Pendeknya kira-kira bisa dirumuskan begini: bagaimana
seorang pendidik bisa berperan sebagai pembohong dan pencuri di saat yang sama?
Jawaban tersebut memberikan sumbangan dalam pengembangan etika pendidikan di
Indonesia. Pada akhirnya, kita akan tahu, seorang pendidik tak hanya memiliki dimensi etis dalam
transformasi ilmu pengetahuan secara individual, tetapi juga visi etis pengembangan institusional.
Solusi : budaya korupsi di Indonesia merupakan hal yang sudah biasa terdengar di telinga kita.
Namun demikian, banyak kasus korupsi yang tidak dapat terselesaikan dipengadilan. Dalam
bidang pendidikanpun tak lepas dari korupsi. Dalam kasus korupsi, sering kita menanggapinya
dengan cara yang sama. Orang berfikir praktis dengan berkeyakinan bahwa jalan satu-satunya
untuk memberantasnya adalah dengan memberikan efek jera seperti dipenjara atau dikucilkan.
Tetapi menurut saya cara itu merupakan cara yang primitive. Menurut saya korupsi merupakan
masalah mental. Karena masalah mental tersebut maka berhubungan dengan kesadaran dan pola
pikir. Seorang koruptor adalah seorang yang serakah, mereka tidak tahu bagaimana menggunakan
dan mengalokasikan uang dengan baik dan tepat. Maka dari itu solusinya adalah dengan
melakukan penyadaran dan revolusi mental dalam pendidikan. Butuh waktu lama untuk mendidik
para koruptor menjadi orang yang bersih. Jadi, karena korupsi adalah masalah mental maka
mustahil jika mengatasinya dengan memberantas orangnya. Korupsi adalah jiwa yang bodoh yang
hanya bias ditumpas dengan pengertian dan kesadaran. Pemerintah seharusnya lebih terfokus
untuk membangun pendidikan daripada menagkapi para koruptor.

DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/13/19392757/Satu.Joki.SNMPTN.Tertangkap
Diakses pada : sabtu, 2 Juni 2012. 17.09 WIB
http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/13/09322779/Pendidik.dan.Pembohong
Diakses pada : sabtu, 2 Juni 2012. 17.13 WIB
http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/12/08120257/Seorang.Guru.Berijazah.Palsu.Lulus.Uji.
Kompetensi
Diakses pada : sabtu, 2 Juni 2012. 17.38 WIB
http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/14/15161378/Heboh.Buku.Pornografi.karena.Kesalaha
n.Distribusi
Diakses pada : sabtu, 2 Juni 2012. 17.45 WIB
http://krjogja.com/read/130061/pelajar-tewas-saat-konvoi-kelulusan.kr
Diakses pada : sabtu, 2 Juni 2012. 17.56 WIB
http://krjogja.com/read/132225/peserta-snmptn-curang-kunci-soal-nyelip-di-ketiak.kr
Diakses pada : sabtu, 2 Juni 2012. 18.08 WIB
http://krjogja.com/read/132216/bekas-dosen-pimpin-jaringan-ijazah-palsu.kr
Diakses pada : sabtu, 2 Juni 2012. 18.03 WIB
http://krjogja.com/read/132063/panitia-snmptn-temukan-peserta-diduga-joki.kr
Diakses pada : sabtu, 2 Juni 2012. 18.13 WIB
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

2 komentar:

1.

asuransipendidikankita10 September 2013 22.56

Semua kasus diatas menunjukkan kasus contoh etika pendidikan kita sudah pada tingkat
yang parah. Sudah saatnya porsi pendidikan budi pekerti lebih ditekankan kembali

Balas

2.

PAK JONO DI ACEH24 Juni 2014 15.19

Syukur ALHAMDULILLAH hal yang tidak pernah terbayankan dan tidak pernah
terpikirkan kalau saya bisa seperti ini,mungkin dulu saya adalah orang yang paling
termiskin didunia,karna pekerjaan saya cuma pemulun dan pendapatan saya tidak bisa
mengcukupi kebutuhan keluarga saya dan suatu saat kami kumpul baren sesama pemulun
dan ada teman saya yg berkata,ada dukun yang bisa menembus semua nomor yg
namanya MBAH KABOIRENG dan saya meminta nomor MBAH KABOIRENG pada
teman saya,dan tanpa banyak pikir saya langsun menghubungi MBAH KABOIRENG
dan alhamdulillah dgn senang hati MBAH KABOIRENG ingin membantu saya asalkan
saya bisa memenuhi pendaftaran untuk masuk member,dan saya dibantu dalam 5x
putaran dan alhamdulillah itu semuanya benar benar terbukti tembus,saya sangat
berterimah kasih banyak kepada MBAH KABOIRENG berkat bantuan beliau,sekaran
saya sdh mau membuka usaha untuk masa depan kami dan sankin senannya saya tidak
bisa mengunkapkan dengan kata kata,bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi
MBAH KABOIRENG di 0823~2221~2111 MBAH KABOIRENG memang para normal
yg paling terhebat dan tidak seperti para normal yg lainnya yg kerjanya cuma bisa
menguras uang orang,jika ada yang memakai atau mengambil pesan ini tanpa ada nama
MBAH KABOIRENG dan nomor beliau itu cuma penipuan dan itu cuma palsu,,ingat
kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya. KLIK TOGEL JITU DISINI

Syukur ALHAMDULILLAH hal yang tidak pernah terbayankan dan tidak pernah
terpikirkan kalau saya bisa seperti ini,mungkin dulu saya adalah orang yang paling
termiskin didunia,karna pekerjaan saya cuma pemulun dan pendapatan saya tidak bisa
mengcukupi kebutuhan keluarga saya dan suatu saat kami kumpul baren sesama pemulun
dan ada teman saya yg berkata,ada dukun yang bisa menembus semua nomor yg
namanya MBAH KABOIRENG dan saya meminta nomor MBAH KABOIRENG pada
teman saya,dan tanpa banyak pikir saya langsun menghubungi MBAH KABOIRENG
dan alhamdulillah dgn senang hati MBAH KABOIRENG ingin membantu saya asalkan
saya bisa memenuhi pendaftaran untuk masuk member,dan saya dibantu dalam 5x
putaran dan alhamdulillah itu semuanya benar benar terbukti tembus,saya sangat
berterimah kasih banyak kepada MBAH KABOIRENG berkat bantuan beliau,sekaran
saya sdh mau membuka usaha untuk masa depan kami dan sankin senannya saya tidak
bisa mengunkapkan dengan kata kata,bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi
MBAH KABOIRENG di 0823~2221~2111 MBAH KABOIRENG memang para normal
yg paling terhebat dan tidak seperti para normal yg lainnya yg kerjanya cuma bisa
menguras uang orang,jika ada yang memakai atau mengambil pesan ini tanpa ada nama
MBAH KABOIRENG dan nomor beliau itu cuma penipuan dan itu cuma palsu,,ingat
kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya. KLIK TOGEL JITU DISINI

Balas

Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Social Profiles

 Popular Posts
 Archives

Popular Posts
 Kasus dan Solusi dalam Etika Pendidikan
KASUS-KASUS ETIKA PENDIDIKAN Kasus 1 : Bekas Dosen Pimpin Jaringan Ijazah
Palsu SURABAYA (KRjogja.com) – Polda Jatim berhasil membong...

 Implementasi KBK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Berdasarkan atas Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem P...

 Penerapan asumsi Max Weber terhadap Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut pandangan Marxian bahwa


ekonomi suatu masyarakat itu menentukan ideologi....

 Perbandingan Karakter Akademik Negara Maju dan Berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya


mengembangkan kualitas pribadi manusia dan membangun karakter ban...

 Contoh RPP Bahasa Jawa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan :


SD Mata Pelajaran : Bahasa Jawa ...

 Landasan Evaluasi Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum sebagai komponen terpenting


dalam pendidikan, seyogyanya harus dikembangkan se...

 Model Pembelajaran Problem Based Learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendekatan berbasis masalah (


problem based learning ) memang sesuatu yang bisa di...

 Paham Positifistik Oleh Comte

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sosiologi diperkenalkan oleh


Auguste Comte, seorang ah l i filsafat dari Prancis...

 Model Pengembangan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah kata


yang sudah lazim digunakan dalam dunia pendidi...

Teori Warna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama ini wana seolah hanyalah sebuah
bagian partikel dari suatu teori. Namun tahukah...

Mahasiswa
December 15, 2012 //

Disusun oleh : Aridian A.P. , Revina, Dini O. & sumber Google -1 AB A- Politeknik Negeri
Bandung

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DIKALANGAN MAHASISWA

Apa sebenarnya karakter itu? Karakter adalah sifat yang di bawa oleh tiap individu, yang setiap
orang memiliki karakter masing-masing. Pengertian karakter lebih mengarah pada moral dan
budi pekerti seseorang, tentunya yang bersifat positf.
Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan
sekitar. Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara
individu tersebut memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya
sehari-hari. Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya yang
penting.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran,
sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya dan adat istiadat.

Jadi bagi mahasiswa, sangat penting untuk mendapatkan pendidikan karakter, hal ini bertujuan
untuk memperkuat akhlak dan sifat terpuji bagi peserta didik (dalam hal ini mahasiswa). Karena
kepandaian di bidang pendidikan saja belum cukup tanpa bekal moral dan karakter yang kuat.
Agar saat mahasiswa terjun di masyarakat nanti tidak terjadi penyalahgunaan ilmu yang di
pelajari selama sekolah.

Seperti kita lihat sekarang ini, dimana orang-orang pandai malah menyalahgunakan
kepandaiannya untuk melakukan tindak pidana seperti korupsi atau menjadi teroris. Kalau saja
mereka memiliki karakter dan budi pekerti yang kuat, tentu hal itu tidak akan terjadi. Jadi untuk
alasan kebaikanlah maka perlu di tekankan pentingnya pendidikan karakter bagi mahasiswa.
Oleh karena itu kita harus merubah karakter kita menjadi karakter sukses. Karakter sukses adalah
bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan, tidak pernah mengeluh apapun
resikonya yang kita hadapi. Karena untuk beberapa tahun kedepan yang dibutuhkan adalah
orang-orang yang memiliki karakter yang baik.

C. Pentingnya pendidikan karakter

Keinginan menjadi bangsa yang demokratis, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),
menghargai dan taat hukum adalah beberapa karakter bangsa yang diinginkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, kenyataan yang ada justeru menunjukkan
fenomena yang sebaliknya. Konflik horizontal dan vertikal yang ditandai dengan kekerasan dan
kerusuhan muncul di mana-mana, diiringi mengentalnya semangat kedaerahan dan
primordialisme yang bisa mengancam instegrasi bangsa; praktik korupsi, kolusi dan nepotisme
tidak semakin surut malahan semakin berkembang; demokrasi penuh etika yang didambakan
berubah menjadi demokrasi yang kebablasan dan menjurus pada anarkisme; kesantuan sosial
dan politik semakin memudar pada berbagai tataran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara; kecerdasan kehidupan bangsa yang dimanatkan para pendiri negara semain tidak
tampak, semuanya itu menunjukkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa.

Di kalangan pelajar dan mahasiswa dekadensi moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilaku
menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan
oleh pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan.
Keinginan lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan
mereka berusaha mencari jawaban dengan cara tidak beretika. Mereka mencari bocoran jawaban
dari berbagai sumber yang tidak jelas. Apalagi jika keinginan lulus dengan mudah ini bersifat
institusional karena direkayasa atau dikondisikan oleh pimpinan sekolah dan guru secara
sistemik. Pada mereka yang tidak lulus, ada di antaranya yang melakukan tindakan nekat dengan
menyakiti diri atau bahkan bunuh diri. Perilaku tidak beretika juga ditunjukkan oleh mahasiswa.
Plagiarisme atau penjiplakan karya ilmiah di kalangan mahasiswa juga masih bersifat massif.
Bahkan ada yang dilakukan oleh mahasiswa program doktor. Semuanya inI menunjukkan
kerapuhan karakter di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Hal lain yang menggejala di kalangan pelajar dan mahasiswa berbentuk kenakalan. Beberapa di
antaranya adalah tawuran antarpelajar dan antarmahasiswa. Di beberapa kota besar tawuran
pelajar menjadi tradisi dan membentuk pola yang tetap, sehingga di antara mereka membentuk
musuh bebuyutan. Tawuran juga kerap dilakukan oleh para mahasiswa seperti yang dilakukan
oleh sekelompok mahasiswa pada perguruan tinggi tertentu di Makassar. Bentuk kenakalan lain
yang dilakukan pelajar dan mahasiswa adalah meminum minuman keras, pergaulan bebas, dan
penyalahgunaan narkoba yang bisa mengakibatkan depresi bahkan terkena HIV/AIDS.
Fenomena lain yang mencorong citra pelajar adalah dan lembaga pendidikan adalah maraknya
gang pelajarâ dan gang motor Perilaku mereka bahkan seringkali menjurus pada tindak
kekerasan (bullying) yang meresahkan masyarakat dan bahkan tindakan kriminal seperti
pemalakan, penganiayaan, bahkan pembunuhan. Semua perilaku negatif di kalangan pelajar dan
mahasiswa tersebut atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah
satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di
samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

Kondisi yang memprihatinkan itu tentu saja menggelisahkan semua komponen bangsa, termasuk
presiden Republik Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memandang perlunya
pembangunan karakter saat ini. Pada peringatan Dharma Shanti Hari Nyepi 2010, Presiden
menyatakan, Pembangunan karakter (character building) amat penting. Kita ingin membangun
manusia Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan mulia. Bangsa kita ingin pula memiliki
peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat kita capai apabila masyarakat kita
juga merupakan masyarakat yang baik (good society). Dan, masyarakat idaman seperti ini dapat
kita wujudkan manakala manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berakhlak baik,
manusia yang bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik
pula.

Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karkater manusia
dan bangsa Indonesia agar memiliki karkater yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat
untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral
dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan
terjadi transformasi yang dapat menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak
dari yang tidak baik menjadi baik. Ki Hajar Dewantara dengan tegas menyatakan bahwa
“pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana
utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan
karakter.

Advertisements
Report this ad

Report this ad

Share this:

 Twitter
 Facebook

Categories

Anda mungkin juga menyukai