Anda di halaman 1dari 12

ANALISA PERFORMANSI NB-IoT MENGGUNAKAN SKEMA IN-BAND DAN GUARD-BAND

FREKUENSI 900 MHz DI DKI JAKARTA


Melinda Br Ginting, Alfin Hikmaturokhman, Muntaqo Alfin Amanaf
IT Telkom Purwokerto
Jalan D.I Panjaitan No 128 Purwokerto 53147
1710127@ittelkom-pwt.ac.id, alfin@ittelkom-pwt.ac.id, muntaqo@itttelkom-pawt.ac.id

ABSTRAK - Teknologi telekomunikasi celluler semakin berkembang dengan sangat pesat. Hal ini dapat dilihat
dari semakin banyak nya jumlah user yang semakin bertambah dan menuntut operator untuk memberikan layanan
akses secara maksimal dengan cakupan yang luas tidak hanya untuk mobile phone tetapi juga device. Berdasarkan
kebutuhan tersebut hadirlah teknologi telekomunikasi terbaru dengan mendukung device Internet of Things yaitu
Narrow band Internet of Things (NB-IoT). Pada tahun 2016 3GPP standarisasi untuk NB-IoT, teknologi yang
mampu memberikan layanan device IoT, dengan cakupan yang luas, low data rate 50 kpbs, dan penggunaan daya
yang kecil sebesar 35 dB. Pada penelitian ini frekuensi yang digunakan adalah frekeunsi 900 MHz. NB-IoT
memiliki skema model In-Band dengan menggunakan bandwidth 10 MHz dan skema model Guard-Band dengan
menggunakan bandwidth 200 kHz. Parameter yang dianalisa pada skripsi ini ialah performansi kapasitas terhadap
user connected berdasarkan simulasi diperoleh jumlah user yang terhubung sebesar 102.942 device user pada
skema In-Band. Sedangkan, untuk user connected pada skema Guard-Band jumlah user yang terhubung 98.873
device user. Performansi coverage nilai SINR yang diperoleh pada skema In-Band 4,18 dB dan pada skema
Guard-Band 2,78 dB. Dari hasil simulasi performansi diperoleh skema In-Band adalah skema yang paling baik
dan dapat digunakan di DKI Jakarta yang padat penduduk.
Kata Kunci - NB-IoT, Skema Model, Parameter Performansi,SINR

ABSTRACT - Cellular telecommunications technology is growing very rapidly. This can be seen from the
increasing number of users and requires operators to provide access services to the maximum with a wide range,
not only for mobile phones but also devices. Based on this case, the latest telecommunications technology is
present by supporting the Internet of Things device, the Narrow band Internet of Things (NB-IoT). In 2016 3GPP
issued a standard for NB-IoT, technology that is able to provide IoT device services, with wide coverage, low data
rate of 50 kpbs, and small power usage of 35 dB. In this thesis case using frequency 900 MHz . NB-IoT has an
In-Band model scheme with bandwidth 10 MHz and Guard-Band model scheme with bandwidth 200 kHz. The
parameters analyzed in this thesis are the capacity performance simulation based on user connected, obtained the
number of connected users are 102,942 device users in the In-Band scheme. Meanwhile, for users connected in
Guard-Band scheme, there are 98,873 device users. The SINR value coverage performance is obtained 4.18 dB
In-Band scheme and the 2.78 dB in Guard-Band scheme. From the performance simulation results obtained, the
In-Band is the best scheme for DKI Jakarta.
Keywords : NB-IoT, Scheme Model, Performance parameter, SINR

1. PENDAHULUAN 200 kHz dari total bandwidth yang dimiliki oleh


LTE tersebut.[18]
Dalam Perkembangannya teknologi telekomunikasi Untuk penerapan LTE NB-IoT sendiri memiliki
sangatlah pesat, Hal ini dapat dilihat dari munculnya beberapa scenario design NB-IoT pada LTE
berbagai teknologi terbaru yang mendukung kinerja diantaranya ialah In-Band dimana memanfaatkan
dari telekomunikasi salah satu teknologinya ialah pengalokasian dari PRB dari total PRB yang ada lalu
Internet of Things (IoT). Diperkirakan pada meletakkan 200 kHz bandwidth NB-IoT
tahun 2020 komunikasi tidak hanya dibutukan oleh diantaranya. Sedangkan untuk Guard-Band,
manusia akan tetapi oleh benda, dalam artian semua pengalikasian bandwidth NB-IoT pada bandwidth
bentuk aktifitas komunikasi serta interaksi dapat guard-band dari LTE. Bentuk layanan dari IoT
terhubung, dengan memanfaatkan penggunaan pita device sendiri pada teknologi LTE NB-IoT salah
kecil (narrowband) dalam bentuk pengiriman satunya ialah machine technology communication
datanya. [18] (MTC). [9]
Long Term Evolution Narrowband IoT (NB-IoT) Dengan semakin berkembangnya penggunakan
merupakan salah stau teknologi komunikasi IoT teknologi telekomunikasi yang berbasis pada IoT
device yang mensyaratkan dimana menggunakan device yang bisa diterapkan, salah satunya ialah
pita kecil, dengan latensi 10 detik, menyediakan menerapkannya di kota – kota yang berkembang,
lebih dari 50K decive untuk setiap cell atau setara industrial dan dengan arsitektur konsep smart city.
dengan 40 device dalam satu rumah. Serta, baterai Untuk uji performansi penerapan LTE NB-IoT
yang tahan lama hingga 10 tahun. Dinamakan LTE sendiri masih belum ada.
NB-IoT karena teknologi ini akan memanfaatkan Oleh karena itu, pada penelitian skripsi ini, penulis
penggunaan frekuensi dari LTE yaitu 900 MHz ingin melakukan penelitian uji performansi dari
dengan bandwidth LTE 10 MHz dan menggunakan jaringan LTE NB-IoT yang diterapkan di DKI
Jakarta. Dengan melihat bentuk performansinya yang digunakan oleh total IoT device yang ada
berupa nilai SINR dan BLER dari segi coverage secara downlink. Berdasarkan latar belakang acuan
yang diperoleh. Serta, menghitung jumlah site yang tersebut maka, penulis mengambil topic skripsi yang
dibutuhkan untuk melayani IoT device yang ada. berjudul “Analisa Performansi LTE NB-IoT
Bentuk lain dari performansi yang akan di analisa Menggunakan Skema In-Band dan Guard-Band
ialah jumlah IoT device yang diperoleh secara Pada Frekuensi 900 MHz Di DKI Jakarta”
keseluruhan dari simulasi dan jumlah IoT device dengan memanfaatkan data existing LTE yang
yang di layani per-cell dari hasil peritungan. sudah ada.
Pada skripsi ini, penulis juga akan melakukan
penelitian untuk menganalisa maksimal throughput
layanan dari IoT device. Pada penelitian ini juga
2. DASAR TEORI membahas mengenai jumlah IoT device yang dapat
dilayani oleh setiap cell.[6]
Standar Teknologi NB-IoT sudah mulai di release
pada 2016 oleh 3GPP dan sudah mulai 2.2.1 NarrowBand Internet of Things (NB-IoT)
dikomersialkan pada tahun 2017, dan salah satu NarrowBand Internet of Things (NB-IoT)
bentuk komersialnya dari salah satu operator di merupakan salah satu teknologi dengan cakupan
Indonesia yang dilakukan pada tahun 2018 yaitu yang sangat luas yang diusulkan oleh Low Power
uji coba dengan bentuk implementasi “Bike Wide Area (LPWA) 3GPP. Yang ditujukan pada
Sharing” di Universitas Indonesia dalam bentuk perangkat – perangkat yang menggunakan data rate
aplikasi.[1] yang kecil. NB-IoT mendukung koneksifitas yang
Sedangkan, Penelitian yang terkait mengenai sangat luas lebih dari 50K device di setiap cell,
performansi dari teknologi LTE NB-IoT di dengan penggunaan daya yang kecil, cakupan yang
Indonesia belum begitu banyak dilakukan. Akan luas serta didukung oleh perangkat komunikasi
tetapi, untuk penilitan yang membahas mengenai celluler .[3]’min chen’
konsep dari scenario skema NB-IoT sudah pernah NB-IoT sendiri adalah teknologi
dilakukan di beberapa negara, salah satu diantaranya telekomunikasi radio akses yang berbasis pada Long
ialah penelitian dari Mangalvedhe Nitin pada tahun Term Evolution (LTE) teknologi dengan beberapa
2016 yang berjudul “NB-IoT Deployment Study For penyederhanaan dan optimasi yang digunakan untuk
Low Power Area Celluler IoT”. Pada penelitian ini device IoT. [7].
Membahas mengenai penumpangan teknologi NB-
IoT pada LTE serta menjelaskan mengenai skema 2.2.2 STANDARISASI NB-IoT
model dari NB-IoT. Parameter hasil dari penelitian Narrowband internet of things (NB-IoT)
tersebut ialah pengaruh dari MCL terhadap nilai merupakan teknologi celluler yang ditujukan pada
SINR.[2] IoT device yang telah terstandarisasi oleh 3GPP
Penelitian dari Adhikary Ansuman pada tahun 2016 release 13 pada bulan juni tahun 2016. Berdasarkan
dengan judul “Performance Evaluation of NB- standarnya, NB-IoT didukung bandwidth sebesar
IoT”. Pada penelitian ini membahas mengenai opsi 180 kHz untuk downlink dan uplink. Hal ini
penempatan skema model NB-IoT berdasarkan memungkinkan untuk menerapkan NB-IoT pada
coverage serta jumlah device yang dapat terhubung spektrum operator GSM dan operator LTE.[8].
pada cell.[3]
Penelitian Chen Min, yang dilakukan pada tahun Tabel 2.1 Standarisasi LTE NB-IoT [8]
2017 “NarrowBand Internet of Things”. Pada Parameter Value
penelitian ini membahas lengkap mengenai skema Frekuensi LTE (MHz) 900
model, feature dari NB-IoT, performansi NB-IoT Propagasi Area Urban
secara coverage dan capacity serta transmisi rate Maksimum Bandwidth 180
service dari IoT device.[4] NB-IoT (kHz)
Penelitian Zayas Diaz Almudena yang berjudul Duplex Mode Half Duplex
“The 3GPP NB-IoT System Architechtur For The Power LTE (dB) 46
Internet of Things”. Di dalam penelitian ini Power NB-IoT (dB) 35
membahas mengenai teknologi dari LTE yang Power UE NB-IoT (dB) 23 dan 20
mendukung penumpangan dari NB-IoT terhadap Modulasi QPSK
LTE serta service parameter yang diberikan oleh
Mode Skema In-Band dan Guard-
NB-IoT.[5] Band
Penelitian Diah Kusumawati penelitian dari
Latency (s) 10
kementrian riset dan teknologi komunikasi
Throughput (kbps) 150
Indonesia yang berjudul “ Spectrum Requirement
Data Rate (kbps) 50
For IoT Service A Case of Jakarta Smart City’. Pada
penelitian ini membahas mengenai teknologi yang Jumlah device 50000 per cell
mendukung service IoT device serta parameter 2.2.2.1 Design Object NB-IoT
Dalam performansinya NB-IoT memiliki menggunakan 6 PRB dan tidak dapat digunakan
kriteria design objek device yang dapat dilayani oleh lagi di NB-IoT oleh karena itu dibutuhkan
teknologi NB-IoT. Dainataranya adalah sebagai membuat design channel yang baru. NPSS
berikut [7] : ditransmisikan pada subsframe ke 5 disetiap 10
1. perangkat kompleksitas daya yang rendah ms frame menggunakan 11 simbol OFDM di
untuk mendukung aplikasi IoT device. subframe.[11]
2. mendukung device dengan penggunaan 2. NSSS memiliki periode waktu sebesar 20 ms
throughput yang rendah setidaknya dapat dan ditransmisikan di subframe ke 9 dengan
melayani lebih dari 50000 setiap cell. menggunakan 11 simbol OFDM yang terdiri
3. memiliki latensi sebesar 10 s untuk setiap dari 132 resource element. NSSS dialokasikan
device. pada 12 subscarrier dari PRB untuk NSSS.[11]
4. menghemat penggunaan baterai pada 3. Untuk kanal Narrowband broadcast channel
perangkat BTS hingga 10 tahun. (NPBCH) memliki periode waktu pada
subframe 10 ms dan menempati subframe
2.2.3 DOWNLINK LAYER CHANNELS pertama setiap 10 ms subframe. NPBCH terdiri
DAN SIGNALS dari 34nbit blok informasi dengan nilai CRC 16
2.2.3.1 Skema Transmisi Downlink dan memberikan total bit sebanyak 50 bit untuk
Skema transmisi downlink pad NB-IoT NPBCH. NPBCH menggunakan modulasi kode
menggunakan skema OFDM dengan nilai QPSK 8 subcode, dimana i sublok terdiri dari 1
subscarrier sebesar 15 kHz sama dengan yang ada subframe dengan nilai 200 bit. Setiap subframe
pada LTE. Slot, subframe, dan durasi frame sebesar memiliki waktu perulangan sebanyak 8
0.5 ms dan 10 ms. Pada intinya skema transmisi kali.[11]
downlink pada NB-IoT sama dengan LTE dengan 4. Narrowband downlink control channel
total sebesar 180 kHz.[10] (NPDCCH) yang membawa informasi
downlink dengan kapasitas ukuran bit sebesar
2.2.3.2 NB-IoT Subframe 23 bit dan memiliki repetition maksimal sebesar
NB-IoT memliki beberapa signal dan 2048.[11]
channel dari sisi downlink pada layer yang paling 5. Narrowband downlink shared channel
tinggi pada kanal fisik dan sinyal multiplex kecuali (NPDSCH) degan membawa paket data
untuk narrowband reference signal (NRS) yang di informasi untuk user dengan pengulangan di
setiap subframnya memiliki kanal lagi yaitu subframenya sebesar 2048. NPDSCH carrier
narrowband pyhsical broadcast channel (NPBCH), data dari layer teratas baik dalam bentuk pesan,
narrowband physcal downlink sharede channel sistem informasi dan RAR massage.[11]
(NPDSCH) atau Narrowband Downlink Shared
Channel (NPDSCH). Kanal fisik dariNB-IoT 2.2.4 ARSITEKTUR NB-IoT
memiliki periode waktu setiap kanalnya sebesar 20 Arsitektur yang dimiliki oleh NB-IoT pada
ms. Pada peletakan kanal untuk NPBCH dan NPSS umumnya sama dengan arsitektur jaringan dari LTE.
berada pada subframe 0 dan subframe 5 sedangkan Pembeda dari arsitektur hanya pada bagian
untuk NSSS berada pada subframe 9 dan untuk penambahan untuk new baseband software yang
kanal NPSCCH dan NPDSCH dapat menggunakan dijadikan skema skenario pada NB-IoT atau
subframe yang tersisa.[11] penggunaan sebagaian kanal bandwidth pada LTE
untuk kanal device NB-IoT. [9]

Gambar 2.1 Pyhsical Channel NB-IoT [8]

2.2.3.3 Sinkronisasi Sinyal Pada Kanal


Tidak seperti di LTE, pada NB-IoT
channel dan sinyal dimultiplexing. Alokasi NB-IoT
subframe pada channel dan signal yang berbeda
dengan memiliki lebih dari satu PRB dalam domain
frekuensi dan bernilai 1 ms dalam domain waktu.
1. NPSS dan NSSS pada NB-IoT digunakan untuk
Gambar 2.2 Arsitektur NB-IoT
UE NB-IoT dalam mencari cell. Dimana
Berikut merupakan penjelasan dari bagian
dengan sinkronisasi waktu dan frekuensi dan
– bagian dari arsitektur LTE NB-IoT antara lain :
identifikasi cell. Sinkronisasi pada LTE yang
1. Evolved Universal Teresterial Radio Access 2.2.5.1 In-Band
Network (E-UTRAN) Pada skema sistem NB-IoT In-Band
Pada bagian E-UTRAN terdiri dari 2 bagian dimana satu atau lebih PRB merupakan PRB
utama yaitu User Equipment (UE) dan evolved Node cadangan untuk NB-IoT. Dimana 1 PRB merupakan
B (eNodeB). User equipment adalah suatu cadangan diantara PRB yang lain., sinyal NB-IoT
perangkat yang terdapat pada end user atau yang disediakan untuk LTE tidak di transmisikan
pelanggan yang digunakan untuk mengirim dan dalam bentuk waktu frekuensi. Daya dari total
menerima informasi (berkomunikasi). UE dapat enodeB yang ada dibagi antara LTE dan NB-IoT
berupa laptop, telepon genggam, smart phone dengan menggunakan power spectral density (PSD)
ataupun perangkat yang dapat terhubung dengan akan meningkatkan PRB pada NB-IoT. PRB yang
internet. ENodeB merupakan antarmuka jaringan dibagi antara NB-IoT dan LTE memungkinkan
LTE dengan UE, dapat diartikan juga sebagai pengunaan lebih efisien dan terstruktur dalam
jembatan antara UE dan EPC, yang digunakan meningkatkan kapasitas device di NB-IoT saat
untuk mrngkonversi aliran data.[12] mengakses suatu jaringan.[9]
Tabel 2.2 LTE PRB NB-IoT [9]
2. Evolved Packet Core (EPC) LTE LTE PRB
Evolved Packet Core (EPC) terdiri dari Bandwidth
beberapa komponen, antara lain adalah : (MHz)
a. Mobility Management Entity (MME) 3 2,12
Mobility Management Entity atau yang 5 2,7,17,22
disebut MME, merupakan pengontrol setiap node 10 4,9,14,19,30,35,40,45
pada jaringan akses LTE. Pada saat UE bersifat idle 15 2,7,1,17,22,27,32,42,47,52,57,
maka MME akan bertanggung jawab dalam 62,67,72
melakukan prosedur tracking dan paging yang di 20 4, 9, 14, 19, 24, 29, 34, 39, 44,
dalamnya mencakup retransmision.[12] 55, 60, 65, 70, 75, 80, 85, 90,
b. Home Subscriber Server (HSS) 95
Home Subscriber Server (HSS) merupakan
sebuah sistem database yang berfungsi untuk
membantu MME dalam melakukan manajemen dan
pengamanan bagi pelanggan. HSS merupakan
penggabungan atau kombinasi dari Authentication
Center (AuC) dan Home Location Register (HLR)
yang digunakan untuk autentikasi.[13]
c. Serving Gateway (S-GW)
Berfungsi untuk mengatur jalur dan
meneruskan data dalam bentuk paket dari masing-
masing pengguna (UE).[5] Serving Gateway juga Gambar 2.3 In-Band Skema Model [4]
berfungsi sebagai penghubung antara teknologi LTE
dengan teknologi 3GPP lainnya seperti 2G 2.2.5.2 Guard-Band
(GSM/EDGE) dan 3G (UMTS).[13] Di mode operasi sistem Guard-Band, NB-
d. Packet Data Network Gateway (PDN-GW IoT akan menggunakan resource block yang ada
/ P-GW) diantara Guard-Band dan carrier LTE.
P-GW berfungsi sebagai penyedia Menggunakan langsung kanal guard-band sebesar
hubungan atau konektivitas antara user (UE) dengan 200 kHz dan Mengalokasikan PRB dari NB-IoT
jaringan paket, serta berfungsi sebagai penghubung carrier berada diluar PRB yang akan bergantung
antara teknologi LTE dengan teknologi non 3GPP pada kanal raster untuk NB-IoT. Penambahan
(WiMAX) dan 3GPP2 (CDMA2000 1x dan carrier pada Guard-Band di LTE dibutukan untuk
EVDO).[12] meningkatkan carrier NB-IoT atau sebagai filter
e. Policy And Charging Rules Function kanal. Pergeseran kanal spektrum diakibatkan
(PCRF) karena carrier NB-IoT memiliki PSD yang besar.[9]
Policy And Charging Rules Function atau
yang disingkat dengan PCRF, memiliki fungsi untuk
menangani QoS serta mengontrol rating, charging
dan billing.[14]

2.2.5 SKEMA MODEL LTE NB-IoT


Skema model yang dapat digunakan pada
LTE untuk teknologi NB-IoT terbagi atas dua skema
model yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.4 Guard-Band Skema Model [4]
2.1 SIMULASI PERFORMANSI
2.4.1 Performansi Kapasitas
Kapasitas merupakan salah satu tolak ukur
dalam performansi suatu jaringan. Hal ini dilakukan
guna memperkirakan seberapa besar user ataupun
device yang dapat dilayani dan terubung . Adapun
parameter yang diamati dalam performansi
kapasitas ialah Througput maksimal yang diperoleh
serta jumlah device yang terubung (user
connected).[9].
2.4.1.1 Perhitungan Kapasitas
Dalam analisis performansi LTE NB-IoT
secara kapasitas dibutuhkan estimasi jumlah
subscriber/density. Untuk mengetahui nilai dari
jumla subscriber. Maka, dibutuhkan beberapa nilai
parameter yang diperoleh dari perhitungan. Adapun
beberapa perhitungan untuk menentukan jumlah
subscriber adalah sebagai berikut :[6]

2.4.2 Performansi Coverage


Performansi coverage yang dilakukan pada
LTE NB-IoT untuk melihat cakupan terjauh yang
dihasilkan berdasarkan maximum coupling loss
(MCL) berdasarkan standarisasi NB-IoT serta nilai
rata –rata SINR yang diperoleh dari kedua skema
NB-IoT.[15]
3. METODE PENELITIAN
Gambar 3.1 merupakan diagram alur
penelitian. Pada penelitian ini melakukan analisa
performansi LTE NB-IoT pda frekuensi 900 Mhz
pada area DKI Jakarta. Untuk melakukan analisa Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
performansi terlebih dahulu ditentukan skema
model dari LTE NB-IoT yang akan digunakan.
Yaitu, skema in-band dan guard-band dengan
spesifikasi skema yang berbeda. Simulasi dari
performansi dilakukan berdasarkan kondisi existing
lalu disimulasikan menggunakan software Atoll
versi 3.3.2 dengan template LTE NB-IoT.
Parameter simulasi dari performansi yang
ialah berdasarkan performansi coverage dan
performansi kapasitas. Masing – masing dari skema
model LTE NB-IoT yaitu In-band dan skema
Guard-band akan melakukan simulasi performansi
kapasitas dan coverage. Untuk parameter yang di
analisis dari simulasi performansi kapasitas adalah Gambar 3.2 Peta DKI Jakarat
nilai user connected dan untuk performansi
coverage adalah nilai SINR No Kabupaten Luas Jumlah
Wilayah Penduduk
(km2)
1 Jakarta 141.27 2.226.830
Selatan
2 Jakarta Timur 188.03 2.892.783
3 Jakarta Pusat 48.13 921.754
4 Jakarta Barat 129.54 2.528.065
5 Jakarta Utara 146.66 1.781.316
DKI Jakarta 653.63 10.374.235

Berdasarkan Tabel 3.1 diketahui bahwa


DKI Jakarta merupakan wilayah padat penduduk,
dengan jumlah penduduk yang padat dapat pula di
asumsikan bahwa DKI Jakarta memiliki interaksi pada LTE dengan menggunakan frekuensi 900 MHz
komunikasi yang padat pula, hal ini juga dapat dan bandwidth sebesar 200 KHz dengan konsep
dijadikan asumsi bahwa DKI Jakarta merupakan menggunakan kanal guard-band pada LTE sebagai
pusat industry. kanal NB-IoT.
Oleh karena itu, analisis performansi Tabel 3.7 Guard-Band Parameter [9]
jaringan LTE NB-IoT di wilayah Jakarta diharapkan Operation Mode Guard Band
dapat memaksimalkan performansi pelayanan Frekuensi (MHz) 900
jaringan dengan mencakup semua device seluler Tx Power NB-IoT (dBm) 35
tidak hanya mobile phone tetapi juga mesin yang Channel Bandwidth (Khz) 200
berbasis IoT.[17] Channel Bandwidth (kHz) 180
SINR (dB) -12.6
3.1 PENENTUAN PARAMETER DAN Receiver Sensivity -129.0
SKEMA MODEL LTE NB-IoT Coupling Loss (MCL) (dB) 164.0
Pada penelitian ini, diperlukan untuk menentukan
parameter yang akan digunakan berdasarkan 3.2 SIMULASI PERFORMANSI LTE NB-IoT
standarisasi spesifikasi dari NB-IoT. Serta Simulasi performansi NB-IoT pada
menentukan skema yang akan digunakan. Berikut penelitian ini menggunakan Atoll versi 3.3.2 dengan
merupakan tabel dari standarisasi spesifikasi dari menggunakan template LTE NB-IoT dan parameter
yang digunakan berdasarkan asumsi dari
NB-IoT. Tabel 3. 5 NB-IoT Spesifikasi [9] standarisasi 3GPP. Berikut merupakan beberapa
Parameter Value pengaturan penting dari Atoll 3.3.2 NB-IoT sebelum
Frequency Band 900 MHz simulasi performansi. Menggunakan frekuensi 900
Bandwidth 180 Khz MHz dengan bandwidth 10 MHz dan 200 kHz.
Porpagation condition Urban 3.5.1 Simulasi Performansi Coverage
Base Station antena In-band dan guard- Simulasi performansi coverage pada
band (2 Tx antena dan penelitian ini, dilihat dari hasil prediction
1 Rx antena) berdasarkan data site dan transmitter existing untuk
Base station power In-band dan guard- area DKI Jakarta dari simulasi LTE NB-IoT.
level band 35 dBm
Base station NF 3 dB 3.3 ANALISA SIMULASI PERFORMANSI
Simulasi dari performansi pada penelitian
Pada simulasi LTE NB-IoT perlu LTE NB-IoT ini, dilakukan berdasarkan analisa dari
dirancang suatu skema model yang sesuai dengan parameter performansi yang telah ditentukan.
parameter yang sudah ditentukan. Dimana, skema Adapun parameter performansi tersebut adalah
model tersebut yang akan ditambahkan pada sebagai berikut.
teknologi jaringan LTE. Untuk skema model yang
digunakan pada LTE NB-IoT ialah sebagai berikut : 3.6.1 Parameter Simulasi Performansi
Kapasitas
3.4.1 Skema Model In-band Parameter simulasi performansi
In-Band adalah salah satu Skema model berdasarkan kapasitas terbagi menjadi dua yaitu :
performansi pada LTE NB-IoT. Skema model ini 1. User Connected
frekuensi 900 MHz dan bandwitdth sebesar 10 MHz Parameter simulasi performansi kapasitas
dengan konsep memanfaatan penggunaan total dari berdasarkan user connected dilakukan pada
bandwidth dari LTE dan untuk kanal NB-IoT kedua skema LTE NB-IoT yaitu skema In-
digunakan dari pengalokasian PRB pada LTE. band dan Guard-Band untuk menganalisa
Tabel 3.6 In-Band Parameter [9] jumlah device user yang terhubung pada
Operation Mode In-Band jaringan LTE NB-IoT
Frekuensi (MHz) 900 2. Throughput
Tx Power NB-IoT (dBm) 35 Parameter simulasi performansi dengan
Channel Bandwidth 10 menganalisa nilai throughput Downlink yang
Channel Bandwidth (kHz) 180 dihasilkan oleh skema In-Band dan skema
SINR (dB) -12.6 Guard-Band pada LTE NB-IoT.
Receiver Sensivity -129.0
Coupling Loss (MCL) 164.0 3.6.2 Parameter Simulasi Performansi
(dB) Coverage
Parameter simulasi performansi
3.4.2 Skema Model Guard Band berdasarkan coverage pada LTE NB-IoT
Guard-band merupakan skema model dari adalah :
performansi pada LTE NB-IoT yang digunakan
1. Sinyal Interference to Noise Ratio (SINR) ialah estimasi jumlah IoT device di Indonesia yaitu
SINR adalah perbandingan kuat sinyal sebesar 355.250.000.
dengan noise interference dari resource yang Berikut merupakan perhitungan estimasi
lain. Parameter ini menunjukkan level daya IoT device di DKI Jakarta menggunakan persamaan
minimum dimana user masih bisa melakukan (2-2).
layanan yang akan dianalisa pada skema In- 𝐼𝑜𝑇 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑑𝑖 𝐽𝑎𝑘𝑎𝑟𝑡𝑎 2018
Band dan Guard-Band. = 𝐼𝑜𝑇 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎 𝑥 3,9%
𝐼𝑜𝑇 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑑𝑖 𝐽𝑎𝑘𝑎𝑟𝑡𝑎 2018
4 PEMBAHASAN = 355.250.000 𝑥 3,9%
𝐼𝑜𝑇 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑑𝑖 𝐽𝑎𝑘𝑎𝑟𝑡𝑎 2018 = 13.854.750
4.1 Analisa Performansi LTE NB-IoT Setelah mengetahui estimasi dari jumlah
Analisa Performansi LTE NB-IoT akan IoT device untuk area Jakarta ialah sebesar
dilakukan berdasarkan dua analisa performansi dan 13.854.750, parameter perhitungan selanjutnya ialah
pada dua skema LTE NB-IoT. Yaitu, analisa mencari julah user berdasarkan luas area DKI
performansi kapasitas pada skema in-band dan Jakarta. Jumlah user dapat diketahui dengan
guard-band, analisa performansi coverage pada melakukan peritungan dengan menggunakan
skema in-band dan guard-band. persamaan (2-3).
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑘𝑎𝑟𝑡𝑎
4.2 Analisa Performansi Kapasitas LTE NB- 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑠𝑒𝑟 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑎𝑘𝑎𝑟𝑡𝑎
IoT 10.374.235
4.2.1 Perhitungan Kapasitas Jumlah Subscriber 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑠𝑒𝑟 =
653,35
Perhitungan kapasitas jumlah subscriber 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑠𝑒𝑟 = 15879 𝑢𝑠𝑒𝑟/𝑘𝑚2
dilakukan untuk memperhitungkan asumsi jumlah Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah
IoT device pada area DKI Jakarta dengan luas user sebanyak 15.879 user dengan luas wilayah DKI
sebesar 653,35 km2 dan memiliki jumlah penduduk Jakarta sebesar 653,35 km2. Perhitungan selanjutnya
pada tahun 2018 sebesar 10.374.235, dengan yang harus dilakukan ialah mencari jumlah device
jumlah IoT device di Indonesia sebesar 355.250.000. yang digunakan atau dimiliki oleh setiap user.
Maka, dapat mencari nilai persentasi dari jumlah Berikut merupakan perhitungan jumlah device yang
penduduk DKI Jakarta terhadap jumlah penduduk di digunakan oleh setiap user berdasarkan persamaan
Indonesia. (2-4).
Tabel 4.1 Parameter Perhitungan Kapasitas Jumlah 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑃𝑒𝑟 𝑈𝑠𝑒𝑟
Subscriber [9] 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐼𝑜𝑇 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 𝐽𝑎𝑘𝑎𝑟𝑡𝑎
Parameter Value =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑘𝑎𝑟𝑡𝑎
Luas Jakarta (Km2) 653,35 13.854.750
Jumlah Penduduk 264.000.000 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 𝑃𝑒𝑟 𝑈𝑠𝑒𝑟 =
10.374.235
Indonesia = 1.335 Device
Jumlah Penduduk Jakarta 10.374.235 Berdasarkan hasil perhitungan yang diatas
Jumlah IoT Device 355.250.000 menghasilkan nilai sebesar 1.335 untuk jumlah IoT
Indonesia device yang digunakan setiap user yang ada di DKI
Jakarta atau jumlah IoT device yang digunakan 1-2
Untuk mengetahui jumlah kapasitas jumlah device setiap orangnya. Setelah mendapatkan semua
subscriber. Maka, perlu dilakukan beberapa hasil perhitungan parameter kapasitas . Maka,
perhitungan diantaranya ialah mencari nilai perhitungan jumlah subscriber dapat dilakukan
persentasi penduduk Jakarta terhadap penduduk dengan menggunakan persamaan (2-5).
Indonesia dengan melakukan perhitungan 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑐𝑟𝑖𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑠𝑒𝑟 (𝑘𝑚2 ) 𝑥 2
berdasarkan persamaan (2-1). 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑐𝑟𝑖𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 = 15.879 𝑥 2
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) 𝑠𝑢𝑏𝑠𝑐𝑟𝑖𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑐𝑒 = 31.758
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐽𝑎𝑘𝑎𝑟𝑡𝑎 Jumlah subscriber device di area DKI
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎 Jakarta memiliki subscriber maksimal sebesar
10.374.235 31.758 device/user dan minimal subscriber sebesar
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = 𝑥 100
264.000.000 15.879 subscriber/user di area DKI Jakarta.
= 3,9 %
Setelah mendapatkan nilai persentase Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kapasitas
jumlah penduduk DKI Jakarta dari perhitungan Parameter Perhitungan
diatas yaitu sebesar 3,9 % terhadap jumlah IoT device Jakarta 13.854.750
penduduk Indonesia. Parameter lainnya yang perlu Jumlah User/km2 15.879
diketahui untuk memperoleh jumlah sibsciber ialah IoT device/user 1-2
jumlah IoT device di DKI Jakarta. Untuk melakukan Subscriber device/km2 31.758
perhitungan estimasi jumlah IoT device di DKI
Jakarta, parameter perhitungan yang harus diketahui
4.2.2 Analisa Performansi Kapasitas Skema B. Analisa Performansi Kapasitas Skema
In-Band In-Band Terhadap Throughput
Pada sanalisa simulasi performansi Analisa performansi kapasitas skema In-
kapasitas pada skema In-Band dengan band terhadap parameter performansi throughput
menggunakan Bandwidth LTE sebesar 10 MHz akan memiliki nilai downlink throughput maksimal
dilakukan dengan melihat dua parameter yang di sebesar 11.955,25 Mbps dengan jumlah user yang
analisa yaitu berdasarkan user connected dan mencoba terkoneksi 159.22 user device.
throughput yang diperoleh dari hasil simulasi. Tabel 4.3 Hasil Parameter Performansi Pada
Skema In-Band
Parameter Value
Subcriber Device 31.758
Total User 159.22
User Connected 102.942
Downlink Troughput 11.955,25

4.2.3 Analisa Performansi Kapasitas Skema


Guard-Band
Pada analisa simulasi performanis
kapasitas Guard-Band menggunakan scenario
Gambar 4.1 Performansi Kapasitas Skema In- dengan penggunaan bandwidth sebesar 200 kHz.
Band Akan dilakukan dengan melihat hasil dari parameter
performansi yaitu user connected dan throughput
yang diperoleh.

Gambar 4.3 Performansi Kapasitas Skema Guar-


Gand

Gambar 4.2 Hasil Parameter Performansi Kapasitas


Skema In-Band

Untuk hasil simulasi dari performansi


kapasitas skema In-band dapat dilihat pada gambar
4.1 dan 4.2 dengan jumlah subscriber yang di input
sebesar 31.758 menghasilkan jumlah total device
user yang mencoba terhubung sebesar 159.22 device
user.

A. Analisa Performansi Kapasitas Skema


In-Band Terhadap User Connected.
Hasil dari simulasi performansi kapasitas
skema In-band terhadap parameter user connected
dengan input subscriber device sebesar 31.785
dan jumlah device user yang mencoba terhubung
sebesar 159.22 device user. Hanya memperoleh
jumlah user connected yang berhasil sebesar Gambar 4.4 Hasil Parameter Performansi Kapasitas
102.942 user yang terhubung. Skema Guard-Band
Untuk hasil simulasi dari parameter 120,000
performansi kapasitas pada skema guard-band dapat 100,000
dilihat pada gambar 4.3 dan gambar 4.4, dengan 80,000
input subscriber bernilai sebesar 31.758 telah 60,000
diperoleh jumlah total user yang mencoba untuk 40,000
terhubung sebesar 157.88 device user. 20,000
0
User Connected
A. Analisa Performansi Kapasitas Skema
Skema
Guad-Band Terhadap User Conencted. 102,942
In_band
Analisa performansi kapasitas yang
dilakukan pada skema guard-band berdasarkan Skema Guard-
50,673
parameter performansi user connected pada Band
simulasi menghasilkan nilai device user yang
Skema In_band Skema Guard-Band
mencoba untuk terhubung sebesar 315.996
dengan user device yang terhubung berjumlah
98.873 user device. Gambar 4.5 User Connected Pada Skema In-
Band dan Guard-Band
B. Analisa Performansi Kapasitas Skema
Guard-Band Terhadap Througput Pada gambar grafik 4.5 memaparkan hasil
Analisa performansi kapasitas pada skema dari analisa performansi dari skema in-band dengan
guard-band terhadap downlink throughput dari guard-band. Pada grafik tersebut dapat dilihat user
hasil simulasi memiliki nilai downlink connected yang berjumlah paling banyak ialah
throughput sebesar 11.816,25 Mbps untuk total sebesar 102.942 pada skema in-band.
user device yang mencoba terhubung sebesar Sedangkan, untuk analisa hasil dari
50.673 user device. parameter performansi throughput berdasarkan
Tabel 4.4 Hasil Parameter Performansi Skema simulasi dari kedua skema maka diperoleh hasil
Guard-Band throughput pada skema guard-band lebih besar
Parameter Value nilainya dibandingkan pada skema in-band. Berikut
Subcriber Device 31.758 merupakan table performansi kapasitas berdasarkan
Total User 157.88 nilai throughput.
User Connected 50.673 Tabel 4.6 Hasil Performansi Throughput Skema
Downlink Troughput 11.816,25 In-Band dan Guard-Band
Skema Model Throughput
4.2.4 Analisa Performansi Kapasitas Skema In-Band 11.955,25
In-Band dan Guard-Band Guard-Band 11.816,25
Simulasi performansi kapasitas dari skema
in-band dan guard-band dengan parameter 12,000.00
11,950.00
performansi berdasarkan user connected dan
11,900.00
Throughput menghasilkan nilai yang berbeda. 11,850.00
Hal ini akan dijadikan sebagai analisa untuk 11,800.00
melihat skema manakah dari LTE NB-IoT yang 11,750.00
tepat untuk digunakan pada area DKI Jakarta. 11,700.00
Hasil dari simulasi performansi dari kedua Thorughput
skema LTE-NB-IoT dengan parameter In-Band 11,955.25
perfrormansi yang dilihat adalah user connected Guard-Band 11,816.25
menghasilkan jumlah device user terhubung yang
berbeda. Yaitu, untuk skema performansi In-Band Guard-Band
kapasitas In-band device user yang berjumlah
sebesar 102.942. Sedangkan, untuk analisa
performansi kapasitas skema guard-band Gambar 4.6 Grafik Throughput Skema In-Band dan
memperoleh nilai device user yang terhubung Guard-Band.
sebesar 50.673 user device. Gambar 4.6 menunjukkan hasil grafik dari
simulasi performansi kapasitas berdasarkan nilai
throughput pada skema in-band dan guard-band.
Nilai throughput yang memiliki nilai yang besar
ialah pada skema guard-band yaitu sebesar 23.755,6
Mbps.
Dari hasil analisa kedua skema LTE NB-
IoT berdasarkan performansi kapasitas terhadap
user connected skema in-band menghasilkan jumlah
user device yang terhubung paling banyak yaitu Analisa performansi coverage pada skema
102.942 device user dibandingkan dengan skema in-band dengan parameter performansi yang dilihat
guard-band yang berjumlah 50.673 device user. adalah nilai dari SINR hasil dari simulasi dapat
Sedangkan berdasarkan nilai throughput skema dilihat pada gambar 4.7 dan untuk histogramnya
guard-band memiliki throughput lebih kecil yaitu pada gambar 4.8.
11.816,25 dibandingkan dengan skema In-band
yang sebesar 11.955,25.
Input nilai subscriber yang sama sebesar
31.758 menghasilkan total device user yang berbeda
di kedua skema. Skema in-band memiliki total user
berjumlah 159.22 dan skema guard-band memiliki
total user 157.88. Hal ini dikarenakan bandwidth
yang digunakan pada kedua skema berbeda sesuai
dengan konsep dari skema in-band dan guard-band.
Sehingga, memiliki kapasitas yang berbeda.
Dari hasil analisa performansi kapasitas
pada kedua skema LTE NB-IoT yaitu skema in-
band dan guard-band menghasilkan analisa untuk
skema yang tepat dan dapat digunakan untuk area
DKI Jakarta yang padat penduduk serta kota Gambar 4.7 Performansi Coverage Skema In-Band
industry adalah skema In-Band.

4.3 Analisa Performansi Coverage LTE NB-


IoT
Analisa performansi coverage pada skema
LTE NB-IoT dari sisi downlink, akan dilakukan
dengan melihat hasil dari parameter performansi
dari analisa performansi pada skema In-band dan
parameter performansi pada skema guard-band.
Analisa performansi coverage pada skema LTE NB-
IoT dari sisi downlink, akan dilakukan dengan
melihat hasil dari parameter performansi dari analisa
performansi pada skema In-band dan parameter
performansi pada skema guard-band. Gambar 4.8 Histogram SINR Skema In-Band
Tabel 4.6 Downlink LTE NB-IoT Link Budget [9]
Operation Mode Nilai Analisa performansi secara coverage pada
Total base station Tx 46 skema in-band dengan parameter performansi SINR
(dBm) dapat dilihat pada gambar 4.7 dan 4.8. Nilai rata –
Base sation Tx power 35 rata dari SINR berdasarkan hasil dari simulasi
per NB-IoT bernilai 4,18 dB yang dapat dilihat dari histogram
Thermal Noise -174 SINR pada gambar 4.8.
(dBm/Hz)
Receiver NF (dB) 5 .
Interference margin (dB) 0 4.3.2 Analisa Performansi Coverage Skema
Effective noise power -116,4 Guard-Band
(dBm) A. Analisa Performansi Coverage Skema
Channel bandwidth 180 Guard-Band Terhadap SINR
(kHz) Berikut mesupakan hasil simulasi
Required DL SINR (dB) -12,6 performansi coverage pada skema guard-band
Receiver sensitivity -129,0 terhadap nilai SINR.
(dBm)
Receiver Processing 0
gain
Coupling Loss (dB) 164,0

4.3.1 Analisa Performansi Coverage Skema


In-Band
A. Analisa Performansi Coverage Skema
In-Band Terhadap SINR
SINR maka kualitas sinyal terhadap interferensi
yang dimiliki jauh lebih bagus.

BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian Analisa performansi LTE NB-IoT
meggunakan skema In-Band dan Guard-Band
frekuensi 900 MHz di DKI Jakarta adalah sebagai
berikut :
Gambar 4.11 Simulasi Performnasi SINR Skema 1. Hasil perhitungan untuk memperoleh jumlah
Guard-Band subscriber pada area DKI Jakarta
berdarsarkan jumlah penduduk dan luas area
jumlah subscriber sebesar 31.758.
2. Berdasarkan simulasi performansi kapasitas
pada skema In-band terhadap user connected
dengan jumlah subscriber sebesar 31.758
menghasilkan jumlah user yang terhubung
sebesar 102.942 device user. Sedangkan
terhadap nilai throughput yang diperoleh
ialah sebesar 11.955,25 Mbps.
3. Hasil dari simulasi performansi kapasitas
pada skema Guard-Band terhadap user
connected dengan input subscriber sebesar
31.758 menghasilkan jumlah device user
yang terhubung sebesar 50.673 device user.
Gambar 4.12 Histogram SINR Guard-band Sedangkan, hasil simulasi performansi
terhadap throughput memperoleh nilai
Pada gambar 4.11 dan 4.12 menunjukkan sebesar 11.816,25 Mbps.
hasil simulasi performansi pada skema guard-band 4. Hasil simulasi performansi coverage pada
terhadap nilai SINR. Nilai rata-rata SINR yang skema In-band memeprolehh nilai SINR
diperoleh adalah sebesar 2,79 dB untuk skema sebesar 4,18 dB. Sedangkan, untuk hasil
guard-band. simulais performansi pada skema Guard-
band nilai SINR yang dihasilkan sebesar 2,78
4.3.3 Analisa Performansi Coverage Skema dB.
In-Band dan Guard-Band 5. Dari hasil simulasi performansi berdasarkan
Setelah melakukan analisa performansi kapasitas dan performansi coverage pada
coverage pada kedua skema LTE NB-IoT yaitu skema In-Band dan skema Guard-band dapat
skema In-band dan skema Guard-band berdasarkan disimpulkan untuk skema LTE NB-IoT yang
parameter performansi yang di analisa ialah nilai tepat digunakan untuk DKI Jakarta adalah In-
SINR dari simulasi. Nilai SINR pada skema In-band Band dengan nilai lebih baik yaitu user
menghasilkan nilai sebesar 4,18 dB. Sedangkan, connected sebesar 102.942, throughput
untuk nilai SINR pada skema guard-band 11.955,25 4 Mbps , dan nilai SINR 4,18 dB.
menghasilkan nilai sebear 2,79 dB.
Table 4.7 Hasil Parameter Performansi Skema In- 5.2 SARAN
Band dan Guard-Band 1. Untuk dapat melakukan perangcangan
Skema Model SINR (dB) jaringan dan performansi jaringan untuk NB-
In-Band 4,18 IoT dengan menggunakan frekuensi 1800
Guard-Band 2,79 MHz.
2. Untuk melakukan performansi NB-IoT pada
Berdasarkan hasil dari parameter GSM dengan menggunakan skema model
performansi, nilai rata – rata SINR yang bagus yaitu standalone.
nilai rata- rata SINR yang doperoleh pada skema in- 3. Untuk melakukan performansi dengan
band sebesar 4,18 dB dibandingkan nilai rata – rata menggunakan data trafik layanan secara real
SINR dengan skema guard-band yaitu sebesar 2,79 bukan data asumsi.
dB. Untuk parameter performansi coverage
berdasarkan nilai SINR skema in-band lebih baik
dari pada skema guard-band. Semakin besar nilai
DAFTAR PUSTAKA [13] U. K. Usman, G. Prihatmoko, D. K.
Hendraningrat, and S. D. Purwanto,
[1] Telkomsel, 201, “Telkomsel dan UI Fundamental Teknologi Seluler LTE
Implementasi Inovasi NB-IoT Bike (Long Term Evolution). Bandung:
Sharing” diakses pada tanggal 08 Rekayasa Sains, 2012.
Desember 2018 dari [14] D. W. Saputra, Analisis Perencanaan Lte-
https://www.telkomsel.com/about - Advanced Dengan Metoda Carrier
us/news/telkomsel-dan-ui- Aggregation Inter-Band Non-Contiguous
implementasikan-inovasi-nb-iot- Dan Intra-Band Non- Contiguous Di Kota
bike-sharing. Bandar Lampung. Bandung, 2015.
[2] Mangalvedhe N, Ratasuk R, Ghosh A. [15] Nair Varun,”Evaluating The uitability of
“NB-IoT Deployment Study For Low Narrowband-Internet of Things (NB-IoT)
Power Wide Area Cellular IoT “, IEEE, for Smart Grids”, Thesis Master of Science
International Symposium on Personal, in Electrical Enginering, University
Indoor, and Mobile Radio Technology, 2017.
Communications. IEEE, 2016:1-6. [16] Afzal Lunaid,”NB-IoT The Choice of
[3] Wang Y P E, Lin X, Adhikary A, et al. A Frequency, Deployment Mode and
Primer on 3GPP Narrowband Internet of Coverage”, Diakses Pada Tanggal 27
Things (NB-IoT) [J]. IEEE Desember 2018,
Communications Magazine, 2016, 55(3). https://www.netmanias.com.
[4] Min Chen, Yiming Miao, Yixue Hao, and [17] Pemerintah Kota Jakarta, “Kota Jakarta
Kai Hwang, “Narrwoband Internet of Dalam Angka”, Jakarta, Badan Pusat
Things”,IEEE Access, September 2017. Statistik.
[5] Almudena Diaz Zayas, and Pedro Merino,
“The 3GPP NB-IoT System Architecture
For The Internet of Things”, IEEE
Convergent Internet of Things-On
Synerdy of IoT Sytem, 2017.
[6] Kusumawati Diah, Setiawan Denny,
Suryanegara Muhammad, ”Spectrum
Requirement For IoT Service A Case of
Jakarta Smart City”, IEEE International
Conference on Communicatiopn, Network
and Satelite, 2017.
[7] Rapeepat Ratasuk, Jun Tan, Nitin
Mangalvedhe, Man Huang Ng, and
Amitava Ghosh, “ Analysis of NB-IoT
Deployment in LTE Guard-Band”, Mobile
Radio Researc Lab, Nokia Bell Labs,
2017.
[8] Liberg Olof, Sunberg Marten, Wang Eric
Y.P, and Sachs Joachim, 2018, “Celluler
Internet of Things Technology, Standards
and Performance”, ACADEMIC PRESS.
United Kingdom.
[9] ITU Network Planning,”Developing The
ICT Ecosystem to Harness IoT”, Bangkok,
2016.
[10] Rapeepar Ratasuk, Benny Vejlgaard, Nitin
Mangalvedhe, and Amivata Ghosh,” NB-
IoT System for M2M Communication”,
Mobile Radio Research Lab, Nokia, 2016.
[11] Ansuman Adhikary, Xingqing Lin, and
Y.P Eric Wang, “Performance Evolution
of NB-IoT Coverage”, Ericson Research,
2017.
[12] A. Hikmaturokhman et al., 4G Handbook
Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1., no. April.
Jakarta: www.nulisbuku.com, 2014.

Anda mungkin juga menyukai