Ilustrasi. Polisi mengamankan 17 anak yang tergabung dalam geng, di Taman Mundu, Surabaya,
Minggu (13/10/2019) dini hari. Foto: Istimewa
"Ketiga geng ini ada sedikit mis (miskom) di medsos, kemudian saling olok.
Langkah-langkah Polrestabes untuk pencegahan (adanya kerusuhan), karena
mayoritas anak-anak. Bahkan ada yang masih kelas 6 SD," ujarnya
kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (6/2/2020).
Untuk mencegah terjadinya kerusuhan atau tindakan kriminal, Tim Cyber
Satreskrim Polrestabes Surabaya melakukan antisipasi preventif dengan
melakukan patroli siber. Jika nanti ditemukan para geng tersebut akan
melakukan pertemuan yang mencurigakan, maka polisi akan melakukan
tindakan dengan pembubaran.
"Seperti fenomena geng Jawara dan All Star, yang setelah didamaikan Bu
Risma (Tri Rismaharini), Pak Kapolrestabes dan unsur
Reskrim, Alhamdulillah geng All Star yang begitu besar langsung redup,"
tambahnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada para orang tua untuk selalu memantau
pergaulan anak, terutama kegiatan anak di media siber. Selain itu, orang tua
juga diminta untuk lebih memperhatikan kegiatan anak-anak mereka agar
tidak terjerumus pada kegiatan-kegiatan yang merugikan.
"Ini karena mayoritas orang tua tidak tahu perkembangan teknologi yang
TEORI LABELLING
• Menurut Lemert, teori labeling adalah sebuah penyimpangan yang
bisa terjadi karena pemberian label atau cap dari masyarakat
untuk seseorang yang kemudian akhirnya meneruskan
penyimpangan tersebut. Teori labeling ini lahir karena inspirasi
dari perspektif interaksionisme simbolik yang kemudian
berkembang lewat riset dan pengujian dalam bidang kriminolog,
kesehatan, pendidikan dan juga kesehatan mental.
• Pada dasarnya, teori labeling ini menyatakan 2 hal yakni orang
yang berperilaku normal dan yang tidak, menyimpang atau tidak
menyimpang yang tergantung dari masyarakat atau orang lain
seperti orang tua, keluarga dalam menilai hal tersebu
• Menurut Edwin M. Lemert mengatakan jika individu yang
melakukan penyimpangan dari proses labeling yang diberikan dari
masyarakat pada individu tersebut dan penyimpangan yang
terjadi pada awalnya merupakan penyimpangan primer. Ini
akhirnya berakibat individu yang sudah dicap akan sesuai dengan
perilakunya seperti penipu atau pencuri. Untuk menanggapi cap
atau label tersebut, maka individu primer penyimpangan akan
mengulangi perbuatan penyimpangan kembali sehingga akan
Kelahiran Teori Labeling
• Teori labeling pada awalnya dipelopori Lemert dan
Interaksionisme simbolik dari Hebbert Mead yang kemudian
dikembangkan kembali oleh Howard Becker di tahun 1963.
Labeling juga disebut dengan julukan atau pemberian cap
yang pada awal menurut teori struktural devian atau
penyimpangan dipahami sebagai perilaku yang terjadi dan
merupakan karakter berlawanan dengan norma sosial.
• Labeling merupakan definisi saat diberikan untuk seseorang
yang akhirnya menjadi identitas orang tersebut serta
menjelaskan bagaiman tipe individu tersebut. Memberikan
label pada seseorang akan membuat kita cenderung melihat
diri orang tersebut dari kepribadian menyeluruh dan bukan
dari satu per satu perilaku.
• Ada 1 pemikiran dasar dalam teori labeling yakni pemikiran tersebut
menyatakan individu yang diberikan label seorang devian dan
diperlakukan seperti devian(orang yang menyimpang) maka nantinya
akan menjadi devian. Dengan kata lain sebagai contoh, jika ada seorang
anak yang diberikan label nakal dan diperlakukan seperti anak nakal
maka nantinya juga akan menjadi nakal. Sedangkan anak yang diberikan
label bodoh dan diperlakukan seperti anak bodoh maka nantinya akan
menjadi anak yang bodoh dan macam macam sifat manusia khususnya
sifat negatif lain yang disebabkan karena labeling negatif dari
masyarakat.
• Biddulph juga berpendapat jika banyak ahli yang setuju jika bagaimana
cara seseorang memandang dan merasakan diri sendiri, maka akan
dijadikan dasar individu yang bersangkutan dan kemudian akan
diadaptasi untuk sepanjang kehidupan individu tersebut. Seorang anak
yang diberi label baik, maka akan memiliki rasa percaya diri dan percaya
jika dunia adalah tempat yang nyaman dan semua kebutuhannya akan
terpenuhi. Namun jika anak yang diberi label tidak berharga, maka akan
merasa tidak dicintai dan cenderung memilih jalan mudah, takut dalam
mengambil sebuah risiko dan juga tidak bisa menghasilkan sebuah
prestasi. Seorang remaja yang mendapatkan label negatif akan
menimbulkan pemikiran jika dirinya mengalami bawah dirinya sudah
ditolak sehingga menjadi faktor yang mempengaruhi konsep diri
Manfaat Teori Labeling
• Ketika masyarakat ingin memberikan label pada seseorang atau
kelompok khususnya dalam label negatif atau buruk, sebaiknya
dilakukan tidak sembarangan dan lebih baik memakai manfaat
berfikir positif, sebab juga berdampak pada perilaku yang
nantinya akan diterapkan seseorang atau individu tersebut. Belajar
tentang labeling dalam psikologi ini seharusnya membuat
masyarakat luas bisa lebih bijak dan sebaiknya menjauhi pemberian
labeling negatif pada seseorang sebab juga akan menghasilkan
karakteristik sesuai dengan label yang diberikan tersebut.
• Dengan mempelajari teori labeling dalam psikologi, sudah
sepatutnya masyarakat berlaku lebih bijak pada saat ingin
memberikan label pada individu atau kelompok khususnya jika label
atau cap tersebut merupakan label yang negatif. Sebab tanpa
disadari, label yang sudah disematkan masyarakat pada individu
tersebut nantinya juga akan membentuk diri individu seperti label
yang sudah diberikan pada dirinya.