Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

KONFORMITAS DAN PENYIMPANGAN

Konsep konformitas definisikan oleh shepard sebagai bentuk interaksi yang didalamnya seorang
berprilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok. Pada umumnya kita cenderung
bersifat konformis. Berbagai studi memperlihatkan bahwa manusia mudah dipengaruhi orang lain.
Salah satu diantaranya ialah studi Muzafer Sherif, yang membuktikan bahwa dalam situasi
kelompok orang cenderugn membentuk norma social.

Vander zenden mendefinisikan penyimpangan sebagai prilaku yang oleh yang oleh sejumlah besar
masyarakat dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas toleransi. Dalam tiap masyarakat kita
selalu menjumpai adanya anggota yang menyimpang. Disamping penyimpangan-penyimpangan kita
juga menjumpai institusi menyimpang. Menurut para ahli sosialogi penyimpangan bukanlah sesuatu
yang melekat pada perilaku tertentu, melainkan diberi cirri penyimpangan melalui definisi social.

Dalam sosiologi dikenal bebagai teori sosiologi untuk menjelaskan mengapa penyimpangan tejadi.
Menurut teori differential association (Sutherland) penyimpangan bersumber pada pergaulan yang
berbeda dan dipelajari menurut proses alih budaya. Menurut teorilabelin g (lemert) seseoran
menjadi menyimpang karena proses pemberian julukan, cap, etiket, merek, oleh masyarakat
kepadanya.

Merton mengidentifikasi lima tipe cara individu terhadap situasi tertentu; empat diantara prilaku
tersebut adalah prilaku menyimpang. Pada konformitas prilaku mengikuti tujuan yang ditentukan
masyarakat, dan mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut;
pada inovasi prilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi dengan jalan yang tidak
ditentukan masyarakat; padaretreatisme prilaku seseorang tidak mengikuti cara

untuk meraih tujuan budaya dan juga tidak menigkuti cara untuk meraih tujuan budaya; dan pada
pemberontakan orang juga tidak mengakui struktur sasial yang ada dan berupaya menciptakan
struktur social yang lain.

Menurut teori fungsi Durkheim kejahatan perlu bagi masyarakat, Karena dengan adanya kejahatan
maka moralitas dan hokum dapat berkembang secara normal. Teori konflik Marx, dipihak lain,
berpandangan bahwa apa yang merupakn prilaku menyimpang didefinisikan oleh kelompok
berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri, dan bahwa hukum
merupakan pencerminan kepentingan kelas yang berkuasa.

Para ahli sosiologi membedakan berbagai tipe kejahatan. Kejahatan tanpa korban merupakan
kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban. Kejahatan terorganisasi ialah
komplotan yang berkesinambungan untuk memperoleh uang atau kekuasaan dengan jalan
menghindari hukum melalui penyebaran rasa takut atau melalui korupsi. Kejahatan kerah putih
mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang berstatus tinggi dalam
rangka pekerjaannya. Tindak pidana korporasi merupakan jenis kejahatan yang dilakukan atas
nama organisasi formal dengan tujuan menaikan atau menekan kerugian.

Penyimpangan.

Penyimpangan adalah relatif terhadap norma suatu kelompok atau masyarakat. Karena norma
berubah maka penyimpangan berubah. Adalah sulit untuk menentukan suatu penyimpangan karena
tidak semua orang menganut norma yang sama sehingga ada perbedaan mengenai apa yang
menyimpang dan tidak menyimpang. Orang yang dianggap menyimpang melakukan perilaku
menyimpang. Tetapi perilaku menyimpang bukanlah kondisi yang perlu untuk menjadi seorang
penyimpang. Penyimpang adalah orang-orang yang mengadopsi peran penyimpang, atau yang
disebut penyimpangan sekunder. Para penyimpang mempelajari peran penyimpang dan pola- pola
perilaku menyimpang sama halnya dengan orang normal yang mempelajari peran dan norma sosial
yang normal. Untuk mendapatkan pemahaman penuh terhadap penyimpangan diperlukan
pengetahuan tentang proses keterlibatan melakukan perilaku menyimpang dan peran serta
tindakan korbannya.

Penyimpangan diartikan sebagai suatu proses. Perilaku menyimpang adalah perilaku manusia dan
dapat dimengerti hanya dengan kerangka kerja perilaku dan pikiran manusia lainnnya. Seseorang
menjadi penyimpang sama halnya dengan seseorang menjadi apa saja, yaitu dengan proses belajar
norma dan nilai suatu kelompok dan penampilan peran sosial. Ada nilai normal dan ada nilai
menyimpang. Perbedaannya adalah isi nilai, norma dan peran. Melihat penyimpangan dalam
konteks norma sosial membuat kita dapat melihat dan mengintepretasikan arti penyimpangan bagi
penyimpang dan orang lain. Peran penyimpang adalah peran yang kuat karena cenderung
menutupi peran lain yang dimainkan seseorang. Lebih jauh lagi, peran menyimpang menuruti
harapan perilaku tertentu dalam situasi tertentu. Pecandu obat menuruti harapan peran pecandu
obat seperti juga penjahat menuruti harapan peran penjahat.

Penyimpangan biasanya dilihat dari perspektif orang yang bukan penyimpang. Pengertian yang
penuh terhadap penyimpangan membutuhkan pengertian tentang penyimpangan bagi penyimpang.
Studi observasi dapat memberikan pengertian langsung yang tidak dapat diberikan metode
lainnya. Untuk menghargai penyimpangan adalah dengan cara memahami, bukan menyetujui apa
yang dipahami oleh penyimpang. Cara-cara para penyimpang menghadapi penolakan atau stigma
dari orang non penyimpang disebut dengan teknik pengaturan. Tidak satu teknik pun yang
menjamin bahwa penyimpang dapat hidup di dunia yang menolaknya, dan tidak semua teknik
digunakan oleh setiap penyimpang. Teknik-teknik yang digunakan oleh penyimpang adalah
kerahasiaan, manipulasi aspek lingkungan fisik, rasionalisasi, partisipasi dalam subkebudayaan
menyimpang dan berubah menjadi tidak menyimpang.
DEFINISI SOSIAL PENYIMPANGAN

apakah Anda masih ingat pandangan Thomas mengenai definisi situasi-khususnya tentang definisi
situasi yang dibuat oleh masyafakat (moralitas, hukum)? Menurut para ahli sosiologi penyimpangan
bukan sesuatu yang melekat pada bentuk perilaku tertentu, melainkan diberi ciri penyimpangan
melalui definisi sosial. Definisi tersebut dapat bersumber pada kelompok yang berkuasa dalam
masyarakat, atau pun pada masyarakat umum. Untuk menjelaskan penentuan penyimpangan
melalui definisi sosial, akan disajikan beberapa contoh.

Pada tahun 60-an sejumlah besar pemuda-pemudi Amerika meninggalkan rumah orang tua mereka
dan selanjutnya hidup mengembara atau hidup bersama tanpa nikah di permukiman tertentu
dengan gaya hidup yang berbeda dengan gaya hidup keluarga Amerika pada umumnya. Para muda-
mudi ini dikenal dengan “hippies.” Salah satu ciri kaum prianya ialah bahwa mereka membiarkan
rambut mereka tumbuh sampai panjang.

Teori mengenai Penyimpangan.

Teori-teori umum tentang penyimpangan berusaha menjelaskan semua contoh penyimpangan


sebanyak mungkin dalam bentuk apapun (misalnya kejahatan, gangguan mental, bunuh diri dan
lain- lain). Berdasarkan perspektifnya penyimpangan ini dapat digolongkan dalam dua teori utama.
Perpektif patologi sosial menyamakan masyarakat dengan suatu organisme biologis dan
penyimpangan diAsamakan dengan kesakitan atau patologi dalam organisme itu, berlawanan
dengan model pemikiran medis dari para psikolog dan psikiatris. Perspektif disorganisasi sosial
memberikan pengertian pemyimpangan sebagai kegagalan fungsi lembaga-lembaga komunitas
lokal. Masing-masing pandangan ini penting bagi tahap perkembangan teoritis dalam mengkaji
penyimpangan.

Adapun teori-teori umum yang dipelajari dalam ilmu sosiologi adalah sebagai berikut:

Teori Anomi.
Teori anomi yaitu teori struktural tentang penyimpangan yang paling penting selama lebih dari
lima puluh tahun. Teori anomi menempatkan ketidakseimbangan nilai dan norma dalam
masyarakat sebagai penyebab penyimpangan, di mana tujuan-tujuan budaya lebih ditekankan dari
pada cara-cara yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan budaya itu. Individu dan kelompok
dalam masyarakat seperti itu harus menyesuaikan diri dan beberapa bentuk penyesuaian diri itu
bisa jadi sebuah penyimpangan. Sebagian besar orang menganut norma-norma masyarakat dalam
waktu yang lama, sementara orang atau kelompok lainnya melakukan penyimpangan. Kelompok
yang mengalami lebih banyak ketegangan karena ketidakseimbangan ini (misalnya orang-orang
kelas bawah) lebih cenderung mengadaptasi penyimpangan daripada kelompok lainnya.

Teori sosiologi atau teori belajar memandang penyimpangan muncul dari konflik normatif di mana
individu dan kelompok belajar norma- norma yang membolehkan penyimpangan dalam keadaan
tertentu. Pembelajaran itu mungkin tidak kentara, misalnya saat orang belajar bahwa
penyimpangan tidak mendapat hukuman. Tetapi pembelajaran itu bisa juga termasuk mangadopsi
norma-norma dan nilai-nilai yang menetapkan penyimpangan diinginkan atau dibolehkan dalam
keadaan tertentu. Teori Differential Association oleh Sutherland adalah teori belajar tentang
penyimpangan yang paling terkenal. Walaupun teori ini dimaksudkan memberikan penjelasan
umum tentang kejahatan, dapat juga diaplikasikan dalam bentuk-bentuk penyimpangan lainnya.
Sebenarnya setiap teori sosiologis tentang penyimpangan mempunyai asumsi bahwa individu
disosialisasikan untuk menjadi anggota kelompok atau masyarakat secara umum. Sebagian teori
lebih menekankan proses belajar ini daripada teori lainnya, seperti beberapa teori yang akan
dibahas pada Bab berikutnya.

Teori Labeling

Teori-teori umum tentang penyimpangan mencoba menjelaskan semua bentuk penyimpangan.


Tetapi teori-teori terbatas lebih mempunyai lingkup penjelasan yang terbatas. Beberapa teori
terbatas adalah untuk jenis penyimpangan tertentu saja, atau untuk bentuk substantif
penyimpangan tertentu (seperti alkoholisme dan bunuh diri), atau dibatasi untuk menjelaskan
tindakan menyimpang bukan perilaku menyimpang. Dalam bab ini perpektif-perpektif labeling,
kontrol dan konflik adalah contoh-contoh teori-teori terbatas yang didiskusikan. Perspektif
labeling mengetengahkan pendekatan interaksionisme dengan berkonsentrasi pada konsekuensi
interaksi

antara penyimpang dengan agen kontrol sosial. Teori ini memperkirakan bahwa pelaksanaan
kontrol sosial menyebabkan penyimpangan, sebab pelaksanaan kontrol sosial tersebut mendorong
orang masuk ke dalam peran penyimpang. Ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan
pemberian stigma dan label, menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpang sekunder,
khususnya dalam mempertahankan diri dari pemberian label. Untuk masuk kembali ke dalam
peran sosial konvensional yang tidak menyimpang adalah berbahaya dan individu merasa
teralienasi. Menurut teori labeling, pemberian sanksi dan label yang dimaksudkan untuk
mengontrol penyimpangan malah menghasilkan sebaliknya

Teori Kontrol
Perspektif kontrol adalah perspektif yang terbatas untuk penjelasan delinkuensi dan kejahatan.
Teori ini meletakkan penyebab kejahatan pada lemahnya ikatan individu atau ikatan sosial dengan
masyarakat, atau macetnya integrasi sosial. Kelompk-kelompok yang lemah ikatan sosialnya
(misalnya kelas bawah) cenderung melanggar hukum karena merasa sedikit terikat dengan
peraturan konvensional. Jika seseorang merasa dekat dengan kelompok konvensional, sedikit
sekali kecenderungan menyimpang dari aturan-aturan kelompoknya. Tapi jika ada jarak sosial
sebagai hasil dari putusnya ikatan, seseorang merasa lebih bebas untuk menyimpang.

Teori-Teori Individu tentang Penyimpangan


Pendekatan individu tentang penyimpangan mengkaitkan proses menjadi penyimpang dengan
sesuatu yang ada dalam diri manusia, psikologi atau biologi. Teori individual sama dengan model
pandangan medis yang mengkaitkan penyimpangan dengan kesakitan (illness), yang membutuhkan
perawatan dan penyembuhan. Pandangan psikiatri dan psikoanalisis adalah sama dalam hal
mencari akar penyimpangan pada pengalaman masa kecil, tetapi pandangan psikoanalisis lebih
menekankan keterbelakangan dalam perkembangan kepribadian, konflik seksual dan alam pikiran
bawah sadar. Tetapi tidak ada metode yang dapat membuktikan perbedaan yang konsisten antara
penyimpang dan non penyimpang berdasarkan kepribadian bawaan.

Anda mungkin juga menyukai