FILSAFAT AKHLAK
PEMBAHASAN
Oleh:
NIM: 2015010014
FIKI SAPUTRA
2015010016
Persoalan akhlak dan pembentukan pribadi adalah satu tajuk yang ditangani oleh
manusia sejak bermula tamadun di kalangan umat manusia. Menurut Ibnu Khaldun (1995),
turun naiknya sesebuah negara dan tamadun, banyak bergantung kepada sejauhmana umat
itu berpegang kepada nilai-nilai yang tinggi. Pandangan ini disokong oleh seorang penyair
Arab bernama Ahmad Shauqi yang berkata:
“ Sesungguhnya sesebuah masyarakat itu akan ada selagi ada akhlaknya. Sekiranya
akhlaknya tiada, masyarakat akan lenyap.”
Kemuliaan sesuatu umat bukan hanya bergantung kepada ilmu yang tinggi tetapi
juga kemurnian akhlak yang dimiliki. Manusia tidak akan sempurna tanpa mempunyai nilai
akhlak yang tinggi. Untuk menentukan nilai-nilai akhlak yang harus dipunyai oleh seorang
muslim, Islam menjadikan Al-Quran dan Hadis sebagai sumber rujukan utama. Melalui
petunjuk Al-Quran dan Hadis, Islam memberi panduan yang sempurna kepada manusia
untuk memantap dan menyinarkan fitrah semulajadinya, di samping membebaskan dirinya
dari bisikan syaitan.1
Karena itu diperlukan pendidikan akhlak dari masa kanak-kanak supaya tidak
terjadi sebuah penyimpangan atau dikatkan penyakit akhlak. Perilaku menyimpang atau
deviant behavior merupakan bagian dari masalah sosial yang terjadi tatkala individu
maupun kelompok di dalam masyarakat melakukan tindakan (berekspresi) yang
bertentangan dengan norma-norma yang telah melembaga di tengah masyarakat, baik
secara sadar maupun tidak disadari oleh pelakunya. Perilaku menyimpang juga dapat
dipahami sebagai juvenile delinquency yakni berupa segala tingkah laku, perbuatan,
maupun tindakan asusila yang melanggar nilai-nilai moral, agama, serta ketentuan-
ketentuan hukum di dalam masyarakat, sehingga merugikan orang lain dan diri sendiri.
Perilaku menyimpang berpotensi menjadi masalah bagi tegaknya sistem sosial, bahkan
dalam intensitas tertentu mampu merubah paradigma dan norma-norma yang berlaku.2
1
Siti Norlina Muhammad, Pemupukan Akhlak Muslim Menurut Pandangan ibnu miskawayh, Dalam Jurnal
Centre For Islamic Thought and Understending, (Selangor UITM Shah Alam), h. 2
2
Siti Nurbaya, Penyimpangan Sosial pedifilia: Upaya Pencegahan dan Penanggulangan, (Yogyakarta , Bintang
Pustaka Madani 2021), h. 2
peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih mendalam, karena makalah ini masih jauh dari
kata sempurna
B. PEMBAHASAN
a. Penyakit Akhlak dan Pencegahan
Seperti yang dijelaskan dalam pendahuluan di atas penyakit akhlak adalah sebuah
penyimpangan yang terjadi dikalangan sosial masyarakat. Menurut pendapat Santrock dan
Sarwono telah merangkum beberapa pendapat ahli-ahli ilmu sosial dalam mendefinisikan
perilaku menyimpang, antara lain:
Dari pendapat parah ahli di atas dapat disimpulkan perilaku menyimpang bisa
dikatakan sebagai tingkah-laku atau perbuatan manusia yang bermasalah atau dikatakan
manusia yang sedang dijangkit oleh penyakit akhlak. penyakit yang sedang terjangkit baik
3
Siti Nurbaya, Penyimpangan Sosial pedifilia..h. 3
per-orangan maupun sekelompok masyarakat dapat merugikan diri sendiri dan juga semua
orang yang ada disekitar wilayah tersebut apa bila tidak diobati secepatnya.
Perilaku menyimpang telah menjadi studi yang menarik bagi para ahli ilmu-
ilmu sosial. Menurut Henslin, terdapat lima teori yang menjelaskan bagaimana perilaku
menyimpang dapat terjadi di tengah masyarakat, yakni teori differential association, teori
pelabelan (labeling), teori struktur sosial, teori fungsional, serta teori konflik.
Menurut Aristoteles, penyakit etika atau moralitas yang salah dapat terjadi ketika
seseorang menyimpang dari tengah-tengah yang tepat dalam berbagai karakter dan
tindakan. Aristoteles mengemukakan konsep kebajikan atau "virtue," yang terdiri dari
kebajikan intelektual dan kebajikan moral. Kebajikan moral, yang berkaitan dengan
perilaku dan tindakan, merupakan fokus utama Aristoteles dalam mengeksplorasi penyakit
etika.Aristoteles mengatakan bahwa terdapat dua ekstrem dalam setiap kebajikan moral,
dan tengah-tengah antara keduanya adalah jalan yang benar. Misalnya, kebajikan
keberanian berada di antara kebajikan keberanian berlebihan (temerity) dan kekurangan
keberanian (pusillanimity). Dia juga mengidentifikasi berbagai kebajikan moral lainnya,
seperti kedermawanan, keadilan, kesopanan, dan ramah tamah, dan mengaitkannya dengan
tengah-tengah yang baik dalam tindakan dan karakter.
Dalam konteks akhlak Islam, terdapat berbagai penyakit akhlak yang sering dibahas
dalam literatur keislaman. Beberapa contoh umum penyakit akhlak yang sering
diidentifikasi meliputi kebohongan, iri hati, dengki, kebencian, tamak, kesombongan, dan
lain sebagainya. Pencegahan penyakit akhlak ini biasanya melibatkan upaya untuk
meningkatkan kesadaran diri dan pengembangan kebajikan (akhlak) yang baik. Beberapa
langkah yang mungkin direkomendasikan dalam pencegahan penyakit akhlak meliputi:
1. Peningkatan kesadaran diri, Menyadari penyakit akhlak yang ada dan mengenali
tanda-tanda perilaku yang tidak baik.
2. Pendidikan moral, Membangun pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip moral
dalam Islam dan menjalankan tindakan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
4
Siti Nurbaya, Penyimpangan Sosial pedifilia..h. 4-5
3. Pengendalian diri, Mempelajari cara mengendalikan emosi negatif dan mengatasi
godaan yang dapat memicu perilaku tidak baik.
4. Bimbingan dan nasihat: Mengambil bimbingan dari orang-orang yang
berpengalaman dan bijaksana untuk memperbaiki akhlak dan perilaku.
5. Refleksi dan introspeksi, Melakukan evaluasi diri secara berkala untuk
mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan dalam akhlak serta berusaha untuk
memperbaikinya.
6. Kehidupan berjemaah, Melibatkan diri dalam masyarakat yang mendukung dan
mendorong nilai-nilai akhlak yang baik, seperti melalui kelompok studi, pengajian,
atau lingkungan yang mempromosikan kebajikan.
1. Faktor keluarga
Keluarga merupakan cermin utama bagi seorang anak. Faktor keluarga meliputi
bagaimana orang tua dalam mendidik seorang anak, perhatian orang tua terhadap
anak,interaksi orang tua dengan anak, keadaan ekonomi keluarga, serta
kepedulianmorang uan kepada anak.disini, orang tua sangat memeliki peran penting
dalam mendidik seorang anak untuk menjadikan anak tumbuh dengan baik dan
tidak terjerumus dalm penyakit masyarakat.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan menjadi faktor kedua yang jadi munculnya penyakit-penyakit
dimasyarakat. Misalnya, seseorang berada dilingkunan yang tidak baik,seperti
lingkunag pemabuk, pemain judi, dan senang berkelahi, cepat atau lambat akan
terjerumus kedalam kumpulan orang-orang tersebut. Norma yang tidak ditegakkan
didlam masyarakat juga ikut menyumbang munculnya penyakit-penyakit sosial.
3. Faktor Pendidikan
Pendidikan menjadi modal utama seseorang untuk menjalankan hidupnya lebih
baik, baik itu pendidikan formal maupun nonformal. Dengan pendidikan, seseorang
bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mengetahui mana yang
harus dilakukan dan mana yang tidak perlu dilakukan sehngga tidak terjerumus
kepada permasalahan penyakit-penyakit masyarakat.5
5
Paisol Burlin,Patologi Sosial, (Jakarta PT Bumi Aksara 2016), h. 17-18
b. Pandangan Penulis
Dari semua teori yang dipaparkan di atas tentang panyimpangan sosial secara
fundamental memiliki perbedaan yang mendasar dengan penyakit akhlak, Penyimpangan
sosial berkaitan dengan ketidak mampuan seseorang dalam beradaptasi terhadap
lingkungan sedangkan penyakit akhlak berkaitan dengan yang bersifat abnormal terhadap
nilai-nilai etik atau moral yang berlaku dimasyarakat. Namun, secara umum penyimpangan
sosial dengan penyakit akhlak bisa dikatakan sama pada bidang yang bersifat non-positif
yang mana memiliki dampak yang bersifat personal dan juga bersifat non-pesonal. Dalam
menentukan obat dari penyakit akhlak pemakalah mengunakan pendekatan patologi, yaitu
ilmu yang mendiagnosa penyakit yang terjadi di lingkungan masyarakat guna untuk
menetukan pencegahan supaya tidak terjadi lagi. Menurut Aristoteles untuk pencegahan
penyakit akhlak adalah konsep keseimbangan atau posisi tengah-tengah seperti ekstrim kiri-
ekstrim kanan. Seharusnya kita harus bijak menempatkan diri diantara kedua posisi tersebut
atau ditengah-tengah kedua posisitersebut.
C. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dalam konteks akhlak Islam, terdapat berbagai penyakit akhlak yang sering dibahas
dalam literatur keislaman. Beberapa contoh umum penyakit akhlak yang sering
diidentifikasi meliputi kebohongan, iri hati, dengki, kebencian, tamak, kesombongan, dan
lain sebagainya. Pencegahan penyakit akhlak ini biasanya melibatkan upaya untuk
meningkatkan kesadaran diri dan pengembangan kebajikan (akhlak) yang baik. Beberapa
langkah yang mungkin direkomendasikan dalam pencegahan penyakit akhlak menurut Ibnu
Miskaway Peningkatan kesadaran diri, Menyadari penyakit akhlak yang ada dan mengenali
tanda-tanda perilaku yang tidak baik.