Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori ini dikemukakan oleh Edwin
M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses
labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah
pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya
seseorang melakukan penyimpangan primer karena itu sang pelaku
penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya
sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi
suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian di atas dapat kami rumuskan sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian perilaku menyimpang secara umum dan
menurut para ahli !
2. Jelaskan teori tentang perilaku menyimpang !
3. Sebutkan faktor-faktor perilaku menyimpang!
4. Sebutkan jenis-jenis perilaku menyimpang !
5. Sebutkan sifat-sifat perilaku menyimpang !
6. Sebutkan bentuk-bentuk perilaku menyimpang sosial !
7. Sebutkan dampak perilaku menyimpang !

BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG
Secara Umum Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Menurut Pendapat Ahli. Berikut menurut pendapat para ahli mengenai perilaku
menyimpang :
a. Paul B.Horton
Ia mendefinisikan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku yang
dinyatakan sabagai pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma kelompok
ataupun masyarakat.
b. Bruce J.Cohen

Ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang


tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atu
kelompok tertentu dalam masyarakat.
c. Robert M.Z Lawang
Ia menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem tersebut untuk
memperbaiki perilaku tersebut.
d. James Vander Sander
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan
di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang atau
masyarakat.

B. TEORI TENTANG PERILAKU MENYIMPANG


A). Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi
1. Teori Labeling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang
berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan
masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket,
ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan
penyimpangan primer karena itu sang pelaku penyimpangan
2

mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label


tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai
penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu
kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.
2. Teori Sosialisasi
Teori Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati
nilai-nilai dan norma-norma dari bebrapa orang yang dekat dan cocok
dengan dirinya. Jadi, bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan
norma-norma sosial sehingga dirinya dapat melahirkan perilaku
menyimpang ? Ada dua penjelasan yang dapat di kemukakan. Pertama,
Kebudayaan khusus yang menyimpang, yaitu apabila sebagian besar
teman seseorang melakukan perilaku menyimpang maka orang itu
mungkin akan berperilaku menyimpang juga. Sebagai contoh, beberapa
studydi Amerika, menunjukkan bahwa di kampung-kampung yang
berantakan dan tidak terorganisir secara baik, perilaku jahat merupakan
pola perilaku yang normal (wajar).
3. Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association )
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland dan menurut teori ini
penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang
telah menyimpang. Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya
(cultural transmission) dan dari proses tersebut seseorang mempelajari
subkebudayaan menyimpangang (deviant subculture). Contoh teori
pergaulan berbeda : perilaku tunasusila, peran sebagai tunasusila
dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan pergaulan yang
intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan kemudian ia
melakukan percobaan dengan melakukan peran menyimpang tersebut.
4. Teori Anomie
Konsep anomie di kembangkangkan oleh seorang sosiologi dari
Perancis, Emile Durkheim. Istilah Anomie dapat diartikan sebagai
ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan suatu
masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu sama lain
saling bertentangan. Suatu mayarakat yang anomis (tanpa norma) tidak
mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari dan di pegang oleh
para anggota masyarakatnya. Selain Emile Durkheim ada tokoh lain yang
mengemukakan tentang teori anomie yaitu Robert K. Merton, ia
mengemukakan bahwa penyimpangan terjadi melalui struktur sosial.
Menurut Merton struktur sosial dapat menghasilkan perilaku yang
konformis (sesuai dengan norma) dan sekaligus perilaku yang dapat
menyebabkan terjadinya penyimpangan. Merton berpendapat bahwa
struktur sosial mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku
menyimpang karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya
dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Merton ada lima tipe cara adaptasi individu untuk mencapai
tujuan budaya dari yang wajar sampai menyimpang, yaitu sebagai berikut

:
a. Konformitas (Conformity)
Konformitas merupakan sikap menerima tujuan budaya dengan cara
mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat.
Contoh : seseorang yang ingin menjadi orang kaya berusaha untuk
mewujudkannya dengan menempuh pendidikan tinggi dan bekerja keras.
b. Inovasi (Innovation)
Inovasi merupakan sikap menerima secara kritis cara-cara pencapaian
tujuan yang sesuai dengan nilai budaya sambil menempuh cara-cara batu
yang belum biasa atau tidak umum dilakukan.
Contoh : seseorang yang ingin menjadi orang kaya, tetpai kedudukannya
di tempat tidak memungkinkan memperoleh gaji besar, sehingga ia
melakukan jalan pintas memperoleh rasa aman saja.
c. Ritualisme (Ritualism)
Ritualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang diperkenalkan
secara cultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan, sehingga
perbuatan ritualisme berpegang teguh pada kaida-kaidah yang berlaku
namun mengorbankan nilai sosial budaya yang ada.
Contoh : seorang karyawan bekerja tidak untuk memperoleh kekayaan,
tetapi hanya sekedar memperoleh rasa aman saja.
d. Pengasingan Diri (Retreatism)
Pengasingan diri merupakan sikap menolak tujuan-tujuan ataupun
cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah menjadi bagian kehidupan
masyarakat ataupun lingkungan sosialnya.

Contoh : para pemabuk dan pemakai narkoba yang seakan-akan berusaha


melarikan diri dari masyarakat dan lingkungan.
e. Pemberontakan (Rebeliion)

Pemberontakan merupakan sikap menolak sarana dan tujuan-tujuan


yang disahkan oleh budaya masyarakat dan menggantikan dengan cara
yang baru.
Contoh : kaum pemberontak yang memperjuangkan ideologinya melalui
perlawanan bersenjata.
Dari kelima tipe diatas, tipe cara adaptasi konformitaslah yang
merupakan bentuk perilaku yang tidak menyimpang, sedangkan ke-empat
tipe adaptasi lainnya termasuk dalam bentuk perilaku yang menyimpang.
Untuk memperjelas pemahaman anda mengenai tipe cara adaptasi
individu menurut Merton, perhatikan table di bawah ini :
Tipe Cara Adaptasi Tujuan Budaya Cara-Cara yang Melembaga
Konformitas Inovasi Ritualisme Pengasingan diri Pembenrontakan + + - +-+-
Keterangan : +: sikap menerima - : penolakan : penolakan terhadap
nilai-nilai yang berlaku dan upaya menggantinya dengan nilai-nilai baru.

B). Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi


Seorang tokoh psikolog asal Australia yang terkenal dengan teori
psikoanalisasinya bernama Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan
bahwa dalam diri manusia terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa halhal sebagai berikut:
1. Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak sadar, nalurilah, dan
mudah terpengaruh
oleh gerak
hati.
2. Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang
berfungsi menjaga pintu
kepribadian.
3. Supergo, adalah bagian dari diri yang telah mengabsorbsi
(menyerap) nilai-nilai
cultural yang berfungsi sebagai suara hati.
Menurut Fried perilaku menyimpang dapat terjadi pada diri seseorang
apabila id terlalu berlebihan sehingga tidak terkontrol dan muncul
bersamaan dengan superegoyang tidak aktif, sementara dalam waktu
yang bersamaan ego tidak berhasil memberikan perimbangan.
C). Berdasarkan Sudut Pandang Biologi
Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar,yaitu
sebagai berikut :
1. Endomorph (bundar, halus, dan gemuk)

2. Mesomorph (berotot dan atletis)


3. Ectomorph (tipis dan kurus)
Setiap tipe tubuh mempunyai kecenderungan sifat-sifat kepribadian.
Contohnya, penjahat pada umumnya bertipe mesomorph. Sedangkan
Cesare Lombroso, seorang kriminologi dari Italia berpendapat bahwa
orang jahat memiliki ciri-ciri ukuran rahang dan tulang pipi panjang,
memiliki kelainan pada mata yang khas, tangan dan jari-jari relative
besar, dan susunan gigi abnormal. Teori biologis mendapat banyak
kritikan dan diragukan kebenarannya, sehingga para ilmuwan sosial
beranggapan bahwa factor biologis merupakan factor yang secara relatif
tidak penting pengaruhnya terhadap penyimpangan perilaku.

D). Berdasarkan Sudut Pandang Kriminologi

Teori Konflik Berdasarkan teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu
sebagai berikut :
a. Konflik Budaya Dalam suatu masyarakat dapat terjadi konflik
budaya etika dalam masyarakat tersebut terdapat sejumlah kebudayaan
khusus dimana setiap kebudayaan khusus tersebut cenderung tertutup
sehingga mengurangi kemungkinan adanya kesepakatan nilai. Sejumlah
norma yang bersumber dari kebudayaan khusus yang berbeda saling
bertentangan antara satu dengan yang lainnya dan dapat menimbulkan
kondisi anomie.
b. Konflik Kelas Sosial Konflik kelas sosial dapat terjadi di
masyarakat ketika suatu kelompok membuat peraturan sendiri untuk
melindungi kepentingan, sehingga terjadilah eksploitasi kelas atas
terhadap kelas bawah. Orang-orang yang menentang hak-hak istimewa
kelas atas dianggap berperilaku menyimpang dan di cap sebagai
penjahat.
Teori Pengendalian
Teori pengendalian beranggapan bahwa masyarakat sebenarnya
meiliki kesepakatan tentang nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar
suatu perilaku dapat dikatakan menyimpang atau tidak. Pengendalian
itu mencakup dua bentuk, yaitu pengendalian dari dalam dan
pengendalian dari luar.
Pengendalian dari dalam berupa norma yang dihayati dan nilai
yang dipelajari oleh seseorang melalui proses sosialisasi.
Contohnya, nilai-nilai dan norma sosial yang diperoleh dari lembaga
keluarga, lembaga sekolah dan masyarakat yang mengharuskannya
untuk menghormati sesama manusia.
Pengendalian dari luar adalah imbalan sosial terhadap kepatuhan
dan sanksi yang diberikan kepada setiap tindak penyimpangan atau
pelanggaran nilai dan norma dominan. Misalnya, jika seseorang
melanggar norma pergaulan sosial maka ia akan dijatuhi sanksi oleh
masyarakatnya.
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang tidak terjadi
6

begitu saja tanpa ada sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku


menyimpang berkembang melalui suatu periode waktu-waktu tertentu
sebagai hasil dari serangkaian tahapan interaksi sosial dan adanya
kesempatan untuk berperilaku menyimpang.
Adapun sebab atau faktor-faktor terjadinya perilaku menyimpang antara
lain yaitu :
a. Hasil Sosialisasi yang Tidak Sempurna ( Ketidaksanggupan
Menyerap Norma-Norma Kebudayaan) Apabila proses sosialisasi tidak
sempurna, maka dapat melahirkan suatu perilaku menyimpang. Proses
sosialisasi tidak sempurna terjadi karena nilai-nilai atau norma-norma
yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi yang
dijalankan, sehingga seseorang tidak memprhitungkan resiko yang terjadi
apabila ia melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma
sosial yang berlaku.
Contoh perilaku menyimpang akibat ketidaksempurnaan proses sosialisasi
dalam keluarga, bahwa anak-anak yang melakukan kejahatan cenderung
berasal dari keluarga yang retak/rusak, artinya ia mengalami
ketiksempurnaan dalam proses sosialisasi dalm keluarganya.
b. Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena
melalui interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orang-orang
yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah berpengalaman dalam hal
menyimpang.
c. Ketegangan antara Kebudayaan dan Struktur Sosial Apabila
peluang untuk mencari cara-cara dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
tidak diberikan, maka muncul kemungkinan akan terjadinya perilaku
menyimpang.
Contoh pada masyarakat feodal tuan tanah memiliki kekuasaan istimewa
atas warga yang berstatus buruh tani atau penyewa sehingga tuan tanah
dapat melakukan tindakan sewenang-wenang pada para buruh atau
penyewa tanah yaitu dengan menurunkan upah ataupun kenaikan harga
sewa. Apabila kesewenang-wenangan itu terjadi secara terus-menerus,
maka dapat memicu terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
buruh dan penyewa tanah yaitu dengan melakukan kekerasan,
perlawanan, penipuan, atau bahkan pembunuhan.
d. Ikatan Sosial yang Berlainan
e. Hasil Sosialisasi dari Nilai-Nilai Subkebudayaan yang Menyimpang

D. MACAM-MACAM ATAU JENIS-JENIS PERILAKU MENYIMPANG


A). Berdasarkan Kekerapannya :
1. Penyimpangan Primer

Penyimpangan primer adalah suatu pelanggaran atau penyimpangan


yang bersifat sementara (temporer), sehingga individu yang melakukan
penyimpangan tersebut masih dapat diterima oleh kelompok sosialnya,
sebab pelanggaran terhadap norma-norma umum tidak berlangsung
secara terus-menerus. Contoh penyimpangan primer adalah : terlambat
membayar pajak listrik, mencontek saat ulangan, melanggar ramburambu lalu lintas.
2. Penyimpangan Sekunder

Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan sosial yang nyata dan


sering dilakukan sehingga menimbulkan akibat yang cukup parah dan
mengganggu orang lain. Contoh penyimpangan sekunder adalah : berjudi,
mencuri, seseorang yang sering mabuk-mabukan, bahkan pembunuhan.
B). Berdasarkan Jumlah Pelakunya
1. Penyimpangan Individual (individual deviation)
Penyimpangan individual merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh
seseorang atau individu tertentu terhadap norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan masyarakatnya.
Macam-macam penyimpangan individu adalah sebagai berikut :
Penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang
Penyimpangan karena berlaku didalam masyarakat disebut pelanggar.
tidak patuh terhadap nasehat orang tua untuk mengubah pendirian
atau kebiasaan buruk menjadi baik yang disebut dengan pembandel.

Penyimpangan karena tidak menepati janji atau berbohong dan sering


berkhianat yang disebut dengan munafik. Penyimpangan karena tidak
taat terhadap peringantan orang lain, yang disebut pembangkang.
Penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang
mengakibatkan kerugian harta benda/jiwa dilingkungannya yang
disebut penjahat atau perusuh.

2. Penyimpangan Kelompok (group deviation)


Perilaku penyimpangan dapat disebut dengan penyimpangan
kelompok apabila penyimpangan tersebut dilakukan secara bersamasama oleh sekelompok orang yang bergabung dalam suatu kelompok
tertentu. Setiap individu yang bergabung didalam kelompok tersebut
berperilaku sesuai dengan norma yang ditentukan dalam kelompok
tersebut walaupun perilaku tersebut jelas-jelas bertentangan dengan
norma-norma sosial umum yang terdapat/berlaku dalam masyarakat
sekitar dimana ia tinggal. Penyimpangan kelompok lebih rumit dan
berbahaya dibandingkan dengan penyimpangan individual, karena
mereka memiliki fanatisme terhadap nilai, norma, sikap, dan tradisi yang
berlaku dalam kelompoknya sehingga mereka beranggapan bahwa
mereka tidak melakukan suatu penyimpangan. Adapun yang termasuk
dalam penyimpangan kelompok antara lain yaitu :
Kelompok pengacau keamananan dengan tujuan-tujuan tertentu yang
disebut Persekongkolan dalam dunia usaha dan lembaga dengan
teroris.
Kelompok atau (geng) pemerintah untuk mencari keuntungan sendiri.
kejahatan terorganisir yang melakukan perampokan dan
penyelundupan. Kelompok yang ingin meisahkan diri dari suatu
Negara, yang disebut separatis.

E. SIFAT-SIFAT PERILAKU MENYIMPANG


A). Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah sauatu perbuatan yang
tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku umum yang
mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial dimana ia tinggal.
Seseorang dikatakan menyimpang secara positif ketika ia merealisasikan
cita-citanya akan tetapi masyarakat belum bisa menerima cara yang ia
pergunakan ataupun cita-cita yang ia inginkan.

wanita karir
Contoh penyimpangan yang bersifat positif adalah : seorang wanita yang
bercita-cita sekolah setinggi-tingginya dan menjadi dokter spesialis atau
wanita karier. Bagi sebagian masyarakat perbuatan sang wanita adalah
suatu penyimpangan, namun dari penyimpangan tersebut ada dampak
positif yang muncul dari dalam dirinya yaitu emansipasi wanita. Karena ia
telah bersifat mulia yaitu mau menjadi seorang dokter atau bersosial
kepada orang lain atau masyarakat dengan menjadi seorang dokter.

B). Penyimpangan yang bersifat negatif

Penyimpangan yang bersifat ngatif adalah suatu perbuatan atau


kecenderungan bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah
dan berakibat buruk sehingga mengganggu sistem sosial yang ada.
Penyimpangan terhadap kaidah hukum positif maka aka nada hukum dan
sanksi yang jelas dari Negara. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif
adalah : pencurian, pembunuhan, pelacuran, pemerkosaan,pemabuk,
penjudi, dan lain-lain.
F. BENTUK-BENTUK PERILAKU PENYIMPANGAN SOSIAL
Menyimpang atau tidaknya perilaku seseorang ditentukan oleh norma
atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dimana ia tinggal. Setiap
tindakan atau perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma yang
berlaku akan dianggap sebagai penyimpangan. Ada beberapa bentuk
perilaku menyimpang yang bersifat negatif, diantaranya adalah sebagai
10

berikut :
A). Tindakan Kriminal atau Kejahatan.

Tindakan kriminal atau kejahatan merupakan tindakan yang


bertentangan dengan norma hukum, norma sosial dan norma agama.
Adapun tindakan kriminal meliputi pencurian, perampokan, pemerkosaan,
penganiayan, pembunuhan. Selain itu berbagai bentuk kegiatan yang
mengganggu keamanan Negara seperti korupsi, maker, dan terorisme,
juga termasuk tindakan kriminal. Berbagai tindakan tersebut biasanya
menjatuhkan korban di mana si korban akan kehilangan harta benda,
cacat tubuh, bahkan tidak jarang pula kehilangan nyawa.

B). Penyalahgunaan Narkotika.

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai bahaya


penyalahgunaan narkotika, ada baiknya kita membahasnya dari tinjauan
medis terlebih dahulu. Secara medis, narkotika berfungsi di rumah sakit
bagi orang yang menderita sakit berat dengan rekomendasi dokter.
Misalnya untuk penderita kanker atau orang yang akan menjalani operasi
sebagai obat bius. Efek dari narkotika selain sebagai obat adalah
timbulnya efek halusinasi (khayalan), impian yang indah-indah, atau rasa
nyaman. Karena fungsi sampingan inilah ada sebagian masyarakat,
terutama dikalangan remaja, ingin menggunakan narkotika walaupun
tidak sedang menderita suatu penyakit. Hal itulah yang dinamakan
penyalahgunaan narkotika.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat perangsang yang sejenis
terutama dikalangan remaja berkaitan erat dengan beberapa hal yang
11

menyangkut sebab, motivasi, dan akibat yang ingin dicapai. Secara


sosiologis, penyalahgunaan narkotika oleh kaum remaja merupakan
perbuatan yang disadari berdasarkan pengetahuan/pengalaman sebagai
pengaruh langsung ataupun tidak langsung dan pembentukan jati diri.
Secara subjectif, penyalahguanaan narkotika oleh kaum remaja
merupakan salah satu upaya individual agar dapat mengungkap dan
menangkap kepuasan yang belum pernah dirasakan oleh setiap individu,
terutama bagi setiap remaja yang sedang tumbuh dan berkembang dalam
proses pencarian identitas dan pembentukan jati diri. Sedangkan secara
objectif, penyalahgunaan narkotika adalah merupakan visualisasi dari
proses isolasi yang pasti membebani fisik dan mental sehingga dapat
menghambat pertumbuhan yang sehat. Secara universal, pnyalahgunaan
narkotia dan zat lain sejenisnya merupakan perbuatan destruktif dengan
efek-efek negatifnya atau bahkan dapat menimbulkan kematian bagi
penggunanya.
Menurut Graham Baliene, seorang remaja yang melakukan
penyalahgunaan narkotika disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang
berbahaya seperti berkelahi, ngebut dijalan atau balap sepeda, bergaul
dengan lawan jenis, dan lain-lain.
2. Menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua, guru,
orang lain, atau bahkan kepada norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat.
3. Melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalamanpengalaman emosional.
4. Mencari dan menemukan arti hidup.
5. Menghilangkan kegelisahan, frustasi, dan kepenatan hati.
6. Mempermudah penyaluran dan perbuatan seksual.
7. Hanya iseng-iseng atau didorong oleh rasa ingin tahu.
8. Mengisi kekosongan dan kesepian/kebosanan.
9. Mengikuti kemauan teman atau sepergaulan dalam rangka pembinaan
solidaritas.
Penyalahgunan narkotika dapat mengakibatkan ketergantungan obat
(ketagiahan) atau biasa disebut adikasi. Adikasi adalah ketergantungan
obat atau keracunan obat yang bersifat kronik atau periodic sehinggan
penderita menjadi kehilangan kontrol terhadad dirinya dan menimbulkan
kerugian, baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat. Mungkin pada
awalnya seorang pemakai (sebutan bagi pengguna narkotika) hanya
coba-coba dalam dosis ringan atau kecil, akan tetapi lama-kelamaan hal
tersebut menjadi kebiasaan (habituasi). Apabila sudah sampai kondisi itu,
maka ia akan menambah dosis untuk dapat menikmati efek yang
diinginkan dan seperti itu terus-menerus (terus menambah dosis) hingga
ia mengalami fase dipendensi (ketergantungan) dan merasa ia tidak
dapat hidup tanpa narkotika. Kondisi demikian sudah dipastikan sangat
membahayakan karena mengonsumsi narkotika secara berlebihan dapat
merusak saraf, kelumpuhan, atau bahkan menimbulkan kematian yang
biasa disebut dengan istilah OD (over dosis).

12

Adapun beberapa gejala yang tampak pada sesorang yang


menunjukkan ketergantungan terhadap obat-obat narkotika, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Muncul perilaku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat
sekelilingnya, seperti bertindak semaunya sendiri, sering berdusta,
menjadi tidak disiplin, ingin selalu keluar rumah, dan susah untuk
bangun pagi.
b. Pada proses lanjut, kenakalan meningkat sampai pada tindakan
mengambil barang berharga milik orang lain (mencuri) guna memenuhi
kebutuhannya untuk mengonsumsi narkotika.
c. Pada dosis tinggi pemakai akan merasa dirinya paling tinggi, paling
hebat, dan paling sanggup melakukan apa saja (kepercayaan dirinya
melampaui batas).
d. Pada saat efek mulai menurun, penderita merasa sangat gelisah,
muncul perasaan seperti diancam, dikejar-kejar, dan ingin menyakiti
dirinya sendiri sampai bunuh diri atau membunuh orang lain yang
disebut dengan sakau.
Berikut ini adalah beberapa jenis bahan narkotika dan obat bius antara
lain adalah sebagai berikut :
1. Tembakau
Didalam tembakau terdapat racun nikotin keras yang dan dapat
merangsang susunan saraf sehingga menimbulkan ketagihan. Selain
nikotin, dalam tembakau juga terdapat tar yaitu zat yang dapat
mengakibatkan penyakit kanker paru-paru.
2. Kafein
Kafein terdapat didalam kopi yang dapat mempengaruhi susunan saraf
dan jantung. Kopi dapat menyebabkan orang sulit tidur dan dapat
menyebabkan ketagihan sehingga orang yang telah ketagihan akan
merasa cemas dan kepala pusing apabila tidak meminumnya.
3. Candu atau Opium
Candu dan Opium berasal dari tumbuhan Paper somniferum.
Tumbuhanini banyak dijumpai di Rusia, Meksiko, Iran, Turki, Cina, India,,
dan Afrika Selatan. Candu dan Opium termasuk tanaman semak dengan
ketinggian 70-110 cm. Memiliki bunga dengan warna ungu, merah, dan
putih. Buahnya berbentuk seperti pemukul gong dan bergetah. Getah
itulah yang dihisap dan dijadikan sebagai candu.
4. Morfin
Morfin adalah zat yang didapat dari candu. Morfin ditemukan oleh
Setumur berkewarganegaraan Jerman pada tahun 1805. Pada umumnya
morfin berwarna putih dan berwujud bubukan (serbuk) dengan rasa yang
pahit. Melalui proses kimia morfin dijadikan sebagai zat yang berfungsi
menenangkan sistem urut saraf.
5. LSD (Lusergic Acid Diethylamide)
LSD ditemukan oleh dokter yang berkewarganegaraan Jerman yang
bernama Dr. Albert Hoffman. LSD dapat menimbulkan halusinasi atau
bayangan dengan berbagai macam khayalan.
6. Alkohol

13

Alkohol apabila diminum pada awalnya menimbulkan perasaan riang


gembira dan banyak berbicara, namun lama-kelamaan tingkat kesadaran
menjadi menurun dan keseimbangan badan terganggu hingga mabuk.
Pemakaian alcohol secara berlebihan dapat menyebabkan kelumpuhan
karena radang saraf yang diakibatkan oleh pemakaian alcohol bersifat
menimbulkan gangguan susunan saraf (kelumpuhan).
7. Ganja atau Mariyuana
Ganja berasal dari tanaman bernama Canabis sativa. Tumbuhan
tersebut banyak tumbuh di daerah tropic dan subtropik dan tergolong
tumbuhan semak. Pemakaian ganja dilakukan dengan mengambil daun
yang diiris-iris dan dikeringkan seperti tembakau.
8. Kokain
Kokain berasal dari tumbuhan Erythroxylon coca. Dan termasuk
golongan semak dengan ketinggian 2 meter. Serbuk kokain berwarna
putih dengan rasa yang pahit dan diperoleh dari daun tanaman Erythroxy
yang berfungsi sebagai obat pembius sehingga sering digunakan pada
proses pembedahan (operasi).
C). Perkelahian Antarpelajar

Perkelahian antarpelajar atau yang lebih disebut tawuran antar pelajar


pada awalnya hanya terjadi di kota-kota besar karena kompleksnya
kehidupan dan persoalan di kota. Akan tetapi, pada saat ini fenomena
tawuran antar pelajar sudah menjamur di kalangan pelajar yang jauh
dari kawasan perkotaan. Perkelahian antarpelajar merupakan termasuk
salah satu bentuk kenakalan remaja dan termasuk perilaku menyimpang
karena bertentangan dengan nilai-nilai ataupun norma-norma sosial
yang berlaku di dalam masyarakat tersebut.
Perkelahian antarpelajar merupakan masalah sosial yang berkaitan
dengan krisis moral. Tingkat emosi yang belum stabil serta kerterbatasan
pengetahuan akan kaidah-kaidah masyarakat dan agama mengakibatkan
remaja cenderung bertindak tanpa memikirkan resiko karena mereka
hanya mementingkan ego semata.
14

Perkelahian antarpelajar bisa disebabkan oleh anggapan dari sebagian


pelajar bahwa dengan perkelahian bisa menunjukkan kejantanan dan
sportivitas. Perkelahian tersebut umumnya diawali dari hal-hal yang
sepele atau kecil, bahkan hanya menyangkut dua orang saja dari sekolah
yang berbeda. Tetapi karena alasan solidaritas kelompok, maka konflik
bisa meluas dan menjadi konflik antarsekolah.
D). Hubungan Seksual di Luar Nikah

Hubungan seks diluar nikah termasuk perilaku menyimpang yang


sangat ditentang oleh masyarakat. Macam seks di luar nikah antara lain
adalah pelacuran, kumpul kebo, dan pemerkosaan. Selain mendapatkan
hubungan bagi para pelakunya, hubungan seksual di luar nikah juga
dianggap dapat mendatangkan bencana bagi daerah tempat tinggal
mereka sehingga masyarakat mengutuk perbuatan tersebut. Hubungan
seksual diluar nikah juga dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya
dan bahkan mematikan seperti AIDS dan PSM (penyakit seks menular).
E). Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak semestinya,
misalnya perzinahan, lesbianisme, homoseksual, kumpul kebo, dan
sodomi. Tindakan-tindakan tersebut merupakan perbuatn yang
bertentangan dengan norma-norma sosial dan agama sehingga dianggap
sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang.

G. AKIBAT PERILAKU MENYIMPANG


Seorang perilaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan
yang sama untuk bergaul bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan
teman. Lama-kelamaan berkumpullah berbagai individu pelaku
penyimpangan menjadi penyimpangan kelompok, akhirnya bermuara
pada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak yang
ditimbulkan selain terhadap individu juga terhadap kelompok atau
masyarakat. Dampak apa saja yang ditimbulkan adanya tindak
penyimpangan terhadap kelompok masyarakat??? Marilah kita bahas
satu persatu :
A). Kriminalitas tindak kejahatan
Tindak kekerasan seorang kadangkala hasil penularan seorang
individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam
15

masyarakat.
Contoh : seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan
sesama penjahat, sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk
kelompok penjahat , sehingga dalam masyarakat muncullah
kriminalitas-kriminalitas baru.
B). Terganggunya keseimbangan sosial
Robert K. Merton mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa
perilaku menyimpang itu merupakan penyimpangan melaliu struktur
sosial. Karena masyarakat merupakan struktur sosial, maka tindak
penyimpangan pasti akan berdampak terhadap masyarakat yang akan
mengganggu keseimbangan sosialnya.
Contoh : pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk,
dsb.
C). Pudarnya nilai dan norma
Karena pelaku penyimpangan tidak mendapatkan sanksi yang tegas
dan jelas, maka muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan
norma masyarakat. Sehingga nilai dan norma menjadi pudar
kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Juga
karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan hiburan
memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan
budaya Indonesia mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak
penyimpangan sebagai eksesnya.
Contoh : karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak
penyimpangan yang dianggap hal-hal yang wajar disana, akan mampu
menimbulkan orang yang tidak percaya lagi pada nilai dan norma di
Indonesia.

16

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam
kehidupan kita . Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya
seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan
masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun
kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan penyimpangan primer
karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari
masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku
mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi
penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi
pelakunyaari-hari.

B. SARAN
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata pelajaran
sosiologi.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik saran dari pembaca
tentunya yang bersifat membangun.

17

DAFTAR PUSTAKA
http://acep-cyber.blogspot.com/2012/07/makalah-perilakumenyimpang-sosiologi.html

18

Anda mungkin juga menyukai