Krui, mei
2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Menyimpang..................................................... 3
B. Teori Tentang Perilaku Menyimpang............................................... 3
C. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang............................. 8
D. Macam-Macam Atau Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang............. 9
E. Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang.................................................... 11
F. Bentuk-Bentuk Perilaku Penyimpangan Sosial............................. 12
G. Akibat Perilaku Menyimpang............................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 18
B. Saran..................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku
menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja.Diantaranya
karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang
ada.Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan
karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk
memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang
melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan
melanggar aturan. Becker (dalam Soerjono Soekanto, 1988,26),
mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya
mereka yang : menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat
demikian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia
pasti mengalami nyimpang dan dorongan untuk melanggar pada
situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak
menjadi kenyataan yang berwujud tukan perilaku penyimpangan,
sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari
dorongan-dorongan untuk menyimpang.
Proses sosialisasi terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui
interaksi sosiai dengan menggunakan media atau lingkungan sosiai
tertentu. Oleh sebab itu, kondisi kehidupan lingkungan tersebut
akan sangat mewarnai dan mempengaruhi input dan pengetahuan
yang diserap. Salah satu variasi dari teori yang menjelaskan
kriminalitas di daerah perkotaan, bahwa beberapa tempat di kota
mempunyai sifat yang kondusif bagi tindakan kriminal oleh karena
lokasi tersebut mempunyai karakteristik tertentu, misalnya
(Eitzen, 1986 : 400), mengatakan tingkat kriminalitas yang tinggi
dalam masyarakat kota pada umumnya berada pada bagian wilayah
kota yang miskin, dampak kondisi perumahan di bawah standar,
overcrowding, derajat kesehatan rendah dari kondisi serta
komposisi penduduk yang tidak stabil. Penelitian inipun dilakukan di
daerah pinggiran kota yaitu di Pondok Pinang Jakarta Selatan
tampak ciri-ciri seperti disebutkan Eitzen diatas. Sutherland
dalam (Eitzen,1986) beranggapan bahwa seorang belajar untuk
menjadi kriminal melalui interaksi. Apabila lingkungan interaksi
cenderung devian, maka seseorang akan mempunyai kemungkinan
besar untuk belajar tentang teknik dan nilai-nilai devian yang pada
gilirannya akan memungkinkan untuk menumbuhkan tindakan
kriminal.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat kami rumuskan sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian perilaku menyimpang secara
umum dan menurut para ahli !
2. Jelaskan teori tentang perilaku menyimpang !
3. Sebutkan faktor-faktor perilaku menyimpang!
4. Sebutkan jenis-jenis perilaku menyimpang !
5. Sebutkan sifat-sifat perilaku menyimpang !
6. Sebutkan bentuk-bentuk perilaku menyimpang sosial !
7. Sebutkan dampak perilaku menyimpang !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Menyimpang
a. Teori Labeling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang
berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan
masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap,
etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang
melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku
penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan
dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan
itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.
b. Teori Sosialisasi
Teori Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya
menghayati nilai-nilai dan norma-norma dari bebrapa orang yang
dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi, bagaimanakah seseorang
menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga dirinya
dapat melahirkan perilaku menyimpang…...????? Ada dua penjelasan
yang dapat di kemukakan. Pertama, Kebudayaan khusus yang
menyimpang, yaitu apabila sebagian besar teman seseorang
melakukan perilaku menyimpang maka orang itu mungkin akan
berperilaku menyimpang juga. Sebagai contoh, beberapa studydi
Amerika, menunjukkan bahwa di kampung-kampung yang
berantakan dan tidak terorganisir secara baik, perilaku jahat
merupakan pola perilaku yang normal (wajar).
d. Teori Anomie
Konsep anomie di kembangkangkan oleh seorang sosiologi dari
Perancis, Emile Durkheim. Istilah Anomie dapat diartikan sebagai
ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan
suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu
sama lain saling bertentangan. Suatu mayarakat yang anomis (tanpa
norma) tidak mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari dan
di pegang oleh para anggota masyarakatnya. Selain Emile Durkheim
ada tokoh lain yang mengemukakan tentang teori anomie yaitu
Robert K. Merton, ia mengemukakan bahwa penyimpangan terjadi
melalui struktur sosial. Menurut Merton struktur sosial dapat
menghasilkan perilaku yang konformis (sesuai dengan norma) dan
sekaligus perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya
penyimpangan. Merton berpendapat bahwa struktur sosial
mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku menyimpang
karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan
cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Merton ada lima tipe cara adaptasi individu untuk
mencapai tujuan budaya dari yang wajar sampai menyimpang, yaitu
sebagai berikut :
a. Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak sadar, nalurilah, dan
mudah terpengaruh oleh gerak hati.
b. Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang
berfungsi menjaga pintu kepribadian.
1. Berdasarkan Kekerapannya :
a. Penyimpangan Primer
Penyimpangan primer adalah suatu pelanggaran atau penyimpangan
yang bersifat sementara (temporer), sehingga individu yang
melakukan penyimpangan tersebut masih dapat diterima oleh
kelompok sosialnya, sebab pelanggaran terhadap norma-norma
umum tidak berlangsung secara terus-menerus. Contoh
penyimpangan primer adalah : terlambat membayar pajak listrik,
mencontek saat ulangan, melanggar rambu-rambu lalu lintas.
b. Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan sekunder adalah penyimpangan sosial yang nyata dan
sering dilakukan sehingga menimbulkan akibat yang cukup parah
dan mengganggu orang lain. Contoh penyimpangan sekunder adalah :
berjudi, mencuri, seseorang yang sering mabuk-mabukan, bahkan
pembunhan.
A. Kesimpulan
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering
terjadi dalam kehidupan kita . Teori ini dikemukakan oleh Edwin
M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena
proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling
adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang.
Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena
itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari
masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku
mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi
lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup
bagi pelakunyaari-hari.
B. Saran
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam hal pengetahuan tentang
Mata pelajaran sosiologi. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik saran dari pembaca tentunya yang bersifat
membangun.