Tombiling
312019121
Tugas Akhir Kriminologi
1. Setiap orang akan menerima dan mengikuti pola - pola perilaku yang dapat
dilaksanakan.
2. Kegagalan untuk mengikuti pola tingkah laku menimbulkan inkonsistensi dan
ketidak harmonisan; dan
3. Konflik budaya merupakan prinsip dasar dalam menjelaskan kejahatan.
Dengan diajukannya teori ini, Sutherland ingin menjadikan pandangannya sebagai teori
yang dapat menjelaskan sebab - sebab terjadinya kejahatan. Dalam rangka usaha
tersebut, Edwin H. Sutherland kemudian melakukan studi tentang kejahatan White
Collar agar teorinya dapat menjelaskan sebab - sebab kejahatan, baik kejahatan
konvensial maupun kejahatan White Collar. Terlepas dari aspek tersebut, apabila dikaji
dari dimensi sekarang temyata Teori Differential Association mempunyai kekuatan dan
kelemahan tersendiri.
Adapun kekuatan Teori Differential Association bertumpu pada aspek - aspek :
1. Bahwa tidak semua orang atau setiap orang yang berhubungan dengan kejahatan
akan meniru atau memilih pola - pola kriminal. Aspek ini terbukti untuk beberapa
golongan orang seperti petugas polisi, petugas pemasyarakatan atau penjara
atau kriminolog yang telah berhubungan dengan tingkah laku kriminal secara
ekstensif, nyatanya tidak menjadi penjahat;
2. Bahwa teori ini belum membahas, menjelaskan dan tidak peduli pada karakter
orang - orang yang terlibat dalam proses belajar tersebut;
3. Bahwa teori ini tidak mampu menjelaskan mengapa seseorang suka melanggar
daripada menaati undang - undang dan belum mampu menjelaskan kausa
kejahatan yang lahir karena spontanitas;
4. Bahwa apabila ditinjau dari aspek operasionalnya ternyata teori ini agak sulit
untuk diteliti, bukan hanya karena teoritik tetapi juga harus menentukan
intensitas, durasi, frekuensi dan prioritasnya.