Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KASUS PENCABULAN

DI TAMAN KANAK KANAK JAKARTA

Disusun oleh :

Nama : Kurniawan Dedy Permono

NIM : 20150610051

Kelas : A

Tugas Kriminologi dan Victimologi


Dosen : Dr. Yeni Widowaty, S.H., M.Hum.

FAKULTAS HUKUM JURUSAN ILMU HUKUM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
A. Kasus Posisi
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist
Merdeka Sirait mengatakan kasus pencabulan yang menimpa M, 5 tahun, murid
sebuah taman kanak-kanak bertaraf internasional di Jakarta Selatan, merupakan
kasus pedofilia. "Kami sudah menerima laporan keluarga terkait kasus ini pada
22 Maret 2014. Berdasarkan penelusuran kami, para pelaku punya kelainan
seksual menyukai anak kecil alias pedofilia," katanya saat dihubungi Tempo,
Senin, 14 April 2014.

Indikasi bahwa para pelaku adalah pedofil adalah motif mereka setiap
kali beraksi. "Meski belum tahu sudah berapa kali mereka melecehkan korban,
sejauh ini tidak ada motif lain seperti pemerasan atau dendam. Ini murni
pelampiasan hasrat seksual," katanya. Yang mengejutkan, aksi ini dilakukan
secara berkelompok. Kepada orang tuanya, M menuturkan bahwa dia sudah
berkali-kali dilecehkan di toilet sekolah, saat jam pelajaran. Awalnya, M
dilecehkan dengan disuruh memegang penis salah seorang pelaku sebagai
bentuk hukuman. Namun dalam aksi lain M sengaja digiring oleh seorang
pelaku perempuan ke dalam toilet, dilucuti pakaiannya, dan disodomi oleh
pelaku pria. "Mereka memang berkomplot," kata Arist. "Dari penuturan korban
saja, kami bisa menilai bahwa ada unsur perencanaan dan persekongkolan di
antara pelaku, termasuk perempuan yang ikut berperan," ujarnya.

Dalam kasus ini, Arist menyebut pihak sekolah kebobolan karena


menerima pekerja yang punya kelainan seksual. "Seharusnya pengawasan
terhadap pekerja dilakukan sangat ketat, meskipun kepada para pekerja alih
daya". Arist mengatakan persekongkolan merupakan modus yang biasa dalam
kasus pedofilia. "Biasanya para pedofil berkomplot untuk melakukan aksi
pencabulan terhadap anak. "Kasus semacam ini tidak hanya terjadi di sekolah,
tapi juga di lingkungan anak jalanan, bahkan lingkungan keluarga," ucapnya.
Beberapa kasus yang cukup menonjol ialah pedofilia yang melibatkan warga
negara asing di Bali dan Batam beberapa tahun lalu.
Menurut Arist, jumlah kasus kejahatan seksual terhadap anak di
Indonesia cukup banyak. "Tahun lalu ada lebih dari sepuluh kasus yang
dilaporkan. Kami menduga banyak korban lain tapi enggan melapor karena
malu atau memang dapat ancaman pelaku”. Bagi tersangka, polisi bisa
mengenakan pasal tentang kejahatan seksual terhadap anak, mereka bisa dijerat
pasal berlapis karena dalam kasus ini ada unsur perencanaan dan keterlibatan
orang lain. Ancaman hukumannya 15 tahun penjara.1

B. Analis Kasus
Berdasarkan kasus pencabulan yang telah dipaparkan dalam kasus
posisi diatas, terdapat hal-hal yang selaras atau cocok dengan teori yang ada
dalam ilmu kriminologi yaitu “Teori Kontrol Sosial”. Teori ini dibangun atas
pandangan yang mana pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk
tidak patuh pada hukum serta memiliki pula dorongan untuk melawan hukum.
Oleh sebab itu didalam teori ini menilai bahwa perilaku menyimpang
merupakan konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk mentaati hukum
yang ada. Travis Hirchi yang merupakan tokoh dari teori ini mengatakan bahwa
“perilaku kriminal merupakan kegagalan kelompok-kelompok sosial
konvensional seperti keluarga, sekolah, dan kawan sebaya untuk mengikat atau
terikat dengan individu.
Terdapat empat unsur kunci dalam teori kontrol sosial mengenai
perilaku kriminal menurut Travis Hirschi, yang meliputi :
a. Kasih Sayang
Apa yang terjadi kepada pelaku sehingga mengalami kelainan
seksual (Pedofil) dikarenakan kurangnya kasih sayang atau perhatian
dari orang-orang disekitar pelaku seperti orang tua, guru, atau pemimpin
masyarakat. Sebab menurut teori ini seperti sudah dijelaskan diatas
setiap orang memiliki kecenderungan untuk melakukan kejahatan tetapi

1
Tempo.co, Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot, diakses dari
https://metro.tempo.co/read/570716/pelaku-sodomi-murid-tk-internasional-berkomplot, pada
tanggal 06 November 2018 pukul 05.00 WIB.
jika ia mendapat perhatian atau kasih sayang dari orang disekitarnya
atau disekelilingnya maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai alat
pencegahan dalam melakukan hal tersebut.
b. Komitmen
Sehubungan dengan komitmen ini, kita melihat investasi dalam
suasana konvensional dan pertimbangan bagi tujuan-tujuan untuk hari
kedepannya yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku
dalam masyarakat. Sehingga dapat dianalogikan seperti ikatan dalam
pengetahuan masing-masing orang bahwa apabila kita melakukan
kejahatan yang bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat dapat menyebabkan rusaknya masa depan mereka akibat
tindakan mereka tersebut. Hal itulah yang tidak dipahami dengan baik
oleh pelaku kejahatan ini.
c. Keterlibatan
Keterlibatan yang merupakan ukuran dari kecenderungan
seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan konvensional,
mengarahkan individu kepada keberhasilan yang dihargai masyarakat.
Menyibukkan diri dengan perbuatan-perbuatan yang positif dapat
menghindarkan orang untuk melakukan suatu kejahatan, hal tersebut
yang mungkin tidak dilakukan oleh pelaku sehingga mereka terdorong
kepada nafsu mereka dan melakukan perbuatan tersebut.
d. Kepercayaan
kepercayaan memerlukan diterimanya keabsahan moral norma-
norma sosial serta mencerminkan kekuatan sikap konvensional
seseorang. Jika dikaitkan dengan kasus diatas dapat kita lihat bahwa apa
yang terjadi pada pelaku mungkin dikarenakan kurangnya memahami
kepercayaan yang mereka anut. Sebab tidak ada kepercayaan manapun
didunia ini yang tidak melarang perbuatan tersebut.
C. Kesimpulan
Berdasarkan kasus posisi dan analisis kasus diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa segala bentuk tindakan pencabulan merupakan suatu
kejadian sosial yang mempunyai dasar dalam masyarakat, keadaan masyarakat
yang senantiasa menjadikan dasar perbuatan pencabulan tersebut berlangsung
membuat perbuatan ini menjadi perbuatan yang terus berlangsung hingga
apabila akar dari permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan seluruhnya.
Dalam teori kriminologi yang berhubungan dengan kasus pencabulan ini adalah
Teori Kontrol Sosial dimana perbuatan pelaku pencabulan adalah kegagalan
seseorang dalam mengikat atau mengontrol warga masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai