Anda di halaman 1dari 11

1.

Berkat Hobi Membaca, Siswa SD Juarai Kompetisi Bahasa Inggris


Tingkat Nasional
Oleh Yulia Lisnawati pada 27 Nov 2018, 20:02 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Berkat hobi membaca buku dan menonton video berbahasa Indonesia
maupun Inggris sejak umur dua tahun, seorang bocah 10 tahun berhasil menjuarai EF Spelling
Bee Competition 2018 tingkat nasional.

Meski umurnya masih bocah, tapi Arda Achmad Sandya Mudarso sangat lancar berbahasa
Inggris. Maka tak heran jika dirinya berhasil menyabet juara pertama dari grup C (kategori kelas
5-6 SD) EF Spelling Bee Competition 2018.

Yusuf Muhyidin, Direktur Pembinaan Pendidikan Kursus dan Pelatihan (Dit. Bindik Suslat)
Ditjen PAUD dan Dikmas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada
sambutannya, mengucapkan rasa terima kasih serta dukungannya kepada EF English First yang
telah menyelenggarakan EF Spelling Bee Competition.

“Kegiatan ini sangat berharga dan sangat penting khususnya bagi anak-anak untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Inggris. Mereka adalah generasi emas Indonesia yang akan menentukan
Indonesia ke depannya. Di era globalisasi sekarang, bahasa Inggris adalah penting untuk
berbagai hal, termasuk untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, dan sebagai bekal
bekerja, berkarir, di berbagai bidang.”

Kompetisi ini menjadi salah satu kegiatan yang selalu ditunggu para siswa dan orang tua setiap
tahunnya. Selain membantu anak untuk lebih berani tampil di depan umum, para siswa juga
mendapatkan pengalaman berharga yang bisa memacu mereka untuk terus mengasah
kemampuan mereka demi menggapai cita-citanya.
Kompetisi ini memang selalu membawa cerita emosional; seru, menarik dan mengharukan.
Selain tawa bahagia para pemenang, banyak juga tangis dari siswa-siswa yang belum berhasil
menang.

Ketika ditanya lagi lebih jauh apa tujuan mengikuti lomba EF Spelling Bee, Arda mengatakan
“Biar mengasah kemampuan bahasa Inggrisku, biar bisa cari pekerjaan di luar negeri."

Kompetisi ini dimulai sejak Oktober hingga November 2018. Penyaringan pertama diadakan di
tingkat regional dan diikuti oleh total setidaknya 7000 peserta dari seluruh Indonesia. Kurang
lebih 700 peserta lolos ke kompetisi tingkat nasional dan maju untuk memperebutkan gelar juara
yang diselenggarakan pada 25 November 2018, di gedung SMESCO Jakarta.

Sumber : https://m.liputan6.com/citizen6/read/3772451/berkat-hobi-membaca-siswa-sd-juarai-
kompetisi-bahasa-inggris-tingkat-nasional

Komentar: Saya sangat setuju dengan di adakannya lomba EF Spelling Bee Competition 2018
tingkat nasional, karena ada beberapa manfaat, yaitu di antaranya :

1. Kegiatan ini dapat mengasah kemampuan bahasa inggris anak=anak usia SD agar lebih
baik lagi, karena di era globalisasi seperti sekarang ini kemampuan berbahasa inggris
dangat dibutuhkan
2. Dengan di adakannya lomba ini juga akan meningkatkan keberanian anak SD untuk
berbicara di depan umum, dan mendapatkan pengalaman

Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia harus mendukung
penuh untuk terselenggranya lomba English First yang telah di adakan oleh EF Spelling Bee
Competition, karena itu semua adalah salah satu langkah untuk mencerdaskan bangsa.
2. Korupsi Alat Kesehatan, 3 Dokter Bedah Dibui
Oleh M Syukur pada 27 Nov 2018, 19:00 WIB

Liputan6.com, Pekanbaru - Tiga dokter bedah yang sehari-hari bertugas di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Arifin Achmad Kota Pekanbaru menjadi penghuni baru di Rutan Sialang
Bungkuk. Ketiganya diduga mengorupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) bernilai miliaran
rupiah.

Ketiga dokter ini ditahan oleh Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Pekanbaru setelah diserahkan
penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta setempat. Bersama ketiganya ada dua tersangka lain
dari pihak swasta.

Menurut Kepala Seksi Intelijen Kejari Pekanbaru Ahmad Fuady, penahanan dilakukan setelah
berkas lima tersangka dinyatakan lengkap. Tersangka yang awalnya bebas selama penyidikan
berlangsung lalu ditahan ketika berkasnya masuk ke penuntutan.

"Tersangka ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan Sialang Bungkuk," jelas Fuady kepada
wartawan, Senin, 26 November 2018, malam.

Tiga dokter dimaksud adalah Welli Zulfikar, Kuswan Ambar Pamungkas, dan Masrial.
Sementara dua pihak swasta dari CV Prima Raya (PMR), Mukhlis dan Yuni Elvita.

Menurut Fuady, usai penahanan ini Jaksa Penuntut Umum (JPU) akan menyusun dakwaan.
Paling lambat 14 hari diselesaikan dan berkas dakwaan diserahkan ke Pengadilan Tipikor
Pekanbaru.
"Nanti pengadilan yang akan menentukan jadwal sidang usai berkas dakwaan dilimpahkan,"
ucap Fuady.

Sebelum ditahan, para tersangka menjalani pemeriksaan jasmani dari tim medis RSUD Madani
Kota Pekanbaru.

Beberapa menit usai diperiksa, satu persatu tersangka memakai baju tahanan oranye digiring ke
mobil tahanan untuk dibawa ke Rutan Klas II B Sialang Bungkuk.

Berdasarkan data yang dihimpun, pengadaan alkes di RSUD itu menelan biaya Rp 5 miliar yang
dianggarkan pada tahun 2012 dan 2013.

Pihak rumah sakit lalu menjalin kerjasama dengan CV PMR untuk membeli sejumlah alkes yang
diperlukan.

Dalam penyidikan, Polresta Pekanbaru menemukan ada Rp 1,5 miliar yang tidak dibeli CV
PMR. Tiga dokter itu tetap menggunakan nama CV itu tapi membelinya ke PT Orion Tama, PT
Pro-Health, dan PT Atra Widya Agung.

Hanya saja, nama CV PMR tetap digunakan untuk proses pencairan, dan dijanjikan mendapat
keuntungan sebesar lima persen dari nilai kegiatan. Berdasarkan audit dari Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Riau dinyatakan ada kerugian Rp 420.205.222.

Sumber : https://m.liputan6.com/regional/read/3768076/korupsi-alat-kesehatan-3-dokter-bedah-
dibui

Komentar: Saya sangat tidak setuju dengan perbuatan 3 dokter yang melakukan korupsi atas
pengadaan alat kesehatan tersebut, karena sangat bertentangan dengan :

1. Pancasila sila ke 5, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, karena hanya
memikirkan kepentingan diri sendiri
2. UU Nomer 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, juncto Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara
3. Bermodus Nonton Film Porno, Duda di Cilacap Cabuli 26 Bocah
Oleh Muhamad Ridlo pada 26 Nov 2018, 08:00 WIB

Liputan6.com, Cilacap - Kejahatan seksual dengan korban di bawah umur ternyata tak hanya
terjadi di kota-kota besar. Anak-anak di daerah di pegunungan pun tak luput dari
risiko pencabulan anak.

Ini seperti yang terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Jumlahnya tak tanggung-tanggung.
Sementara ini Polres Cilacap mendata sebanyak 26 anak laki-laki di bawah umur menjadi korban
pencabulan.

Korban terdiri dari pelajar SMP yang berasal dari tiga desa, yakni Sepatnunggal, Bener, dan
sejumlah desa di Kecamatan Majenang lain di sekitarnya. Bahkan, di antara mereka ada yang
sampai disodomi.

Terduga pencabulan adalah seorang duda, YES (34), yang tak lain warga Dusun Dawuhan Desa
Bener, atau tetangga para korban. Pelaku ditangkap pada Senin, 13 November 2018 lalu.

Kapolres Cilacap, AKBP Djoko Julianto menerangkan, penangkapan pelaku pencabulan berawal
dari laporan orang tua para korban yang merasa janggal terhadap perilaku anak-anak mereka
yang tiba-tiba suka membolos.

Informasi dari guru pun, para siswa ini kerap tak “nyambung” saat pelajaran. Kondisi ini
memantik pihak sekolah untuk mencari tahu apa yang terjadi pada siswanya, hingga kemudian
terkuak lah cerita pencabulan ini.

Orang tua korban pencabulan anak tentu tak terima. Mereka lantas melapor kepada polisi.
Tak perlu lama, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Cilacap
menangkap terduga pelaku pencabulan. Ia pun lantas digelandang ke Polres Cilacap untuk
diperiksa.

YES (34), Tersangka pencabulan 26 bocah lelaki di Cilacap. (Liputan6.com/Polres


Cilacap/Muhamad Ridlo)

"Ada 26 orang pelajar SMP, kemungkinan korban masih bisa bertambah karena dari laptop milik
pelaku terdapat chatingan dengan korban anak lain yang berisi ajakan untuk berbuat tidak
senonoh” ucap Djoko, Jumat (23/11/2018).

Berdasar pengakuan pelaku dan keterangan saksi-saksi, sebelum mencabuli bocah-bocah ini,
pelaku mengiming-imingi jasa pijat memperbesar alat kelamin. Ia pun memberi wifi gratis untuk
bermain gime online.

Untuk melancarkan aksikan, pelaku juga mengajak korban menonton film porno. Usai
terpengaruh, korban dimasukkan ke kamar dan mencabulinya, mulai dari hanya meraba-raba,
hingga ada yang disodomi.

“Pelaku mengancam kepada korban agar tidak memberitahukan perbuatanya kepada orang lain
dan memberikan uang kepada korban Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu,” Kapolres menerangkan.

Dari peristiwa ini, Kapolres berharap agar orang tua lebih ketat mengawasi pergaulan anak-
anaknya. Orang tua juga mesti memperhatikan anak-anaknya yang tengah memasuki usia
remaja.

“Baik di lingkungan sekolah atau di lingkungan masyarakat agar tidak menjadi korban kekerasan
terhadap anak,” Kapolres menambahkan.

Sumber : https://m.liputan6.com/regional/read/3727944/bermodus-nonton-film-porno-duda-di-
cilacap-cabuli-26-bocah

Komentar: Saya sangat tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan oleh Yes (34 tahun),
karena sangat bertentangan dengan :

1. Pancasila sila ke 2, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab karena dengan perbuatan yang
telah dilakukan telah merusak generasi anak muda
2. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak
mereka
3. UU Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 4 : Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi
4. Pasal 76E UU 35 Tahun 2014 : Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancman
kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkian kebohongan atau
membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan pencabulan
5. Pasal 82 UU 35 Tahun 2014 : setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 76E dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima)Tahun dan paling lama 15 (lima belas) Tahun dan denda paling banyak Rp.
5000.000,00 (lima mliar rupiah)

4. Tabiat dan Permintaan Istri ke Salon Berujung Maut


Oleh Muhamad Ridlo pada 27 Nov 2018, 08:31 WIB

Liputan6.com, Kebumen - Mestinya, sebagai pengantin baru, pasangan suami istri EH (27) dan
DR (38) tengah berbahagia. Namun, siapa sangka, DR justru tega membunuh istrinya.

Ironisnya, saat pembunuhan itu terjadi, Kamis dini hari, 15 November 2018, EH tengah hamil
muda. Pasangan ini memang baru menikah pada April 2018 atau sekitar setengah tahun sebelum
tragedi ini.

Usai membunuh istrinya, DR menyesal sekaligus takut menghadapi konsekuensi hukum yang
menjeratnya. Ia pun nekat menenggak pestisida Lenit, racun pembasmi serangga.

Namun, ajal urung menjemput. Usai dirawat di Rumah Sakit Prembun kurang lebih sepekan, DR
diboyong ke sel tahanan Polres Kebumen. Lantas, kepolisian pun menetapkan DR sebagai
tersangka pembunuhan istri.
Sebenarnya apa yang menyebabkan DR tega menganiaya istrinya hingga tewas?

Kapolres Kebumen AKBP Arief Bahtiar mengungkapkan, berdasar pengakuan DR kepada


penyidik, dia tega menganiaya istrinya karena sakit hati yang menumpuk akibat ulah istrinya,
EH, yang banyak menuntut kepada suami.

Sementara, DR merasa tak mampu memenuhi permintaan istrinya. Maklum, DR hanya seorang
petani.

"Istri kepingin gaul pergi ke salon dan mempunyai barang mewah. Selanjutnya suami merasa
sakit hati kepada istrinya yang disimpan lama," katanya, saat konferensi pers di Mapolres
Kebumen, Senin, 26 November 2018.

Semasa hidup bersama, tersangka juga menganggap istrinya tak menghargai pekerjaan suami
sebagai petani yang penghasilannya tak seberapa.

Arief menerangkan, pada malam peristiwa pembunuhan, keduanya memang sedang tidak akur.
Korban tidur membelakangi suami.

Berdasarkan keterangan tersangka DR, EH beberapa kali meludah ke tembok. DR pun sempat
menegur istrinya yang dianggapnya berperilaku tak sopan.

Namun, saat ditegur, Eni justru memberi jawaban yang membuat DR semakin sakit hati. "Umah
urung dicat, urung dikramik beh ora ulih diidoni. Apa maning nek wis dicat, dikramik," ucap
DR, seperti ditirukan oleh Kapolres.

Dalam bahasa Indonesia kurang lebih artinya, "Rumah belum dicat dan dikeramik saja tidak
boleh diludahi. Apalagi kalau sudah dicat sama dikeramik".

Mendadak sontak, jawaban itu membuat DR gelap mata. Sebab, rumah tersebut adalah rumah
milik DR yang dihasilkan dari tetes keringatnya sebagai petani.

Sekitar pukul 02.30 WIB, kemarahan DR tak lagi dapat dibendung. DR pun mengambil sabit
yang ada di gudang rumahnya.

Dengan sabit itu, DR menganiaya korban hingga meninggal dunia akibat luka parah di beberapa
bagian tubuhnya. Setelah korban tersungkur, tersangka kembali ke dalam gudang dan mencoba
bunuh diri dengan menenggak racun.

Umur adalah rahasia Tuhan. DR ditemukan oleh sang ayah mertua dan tetangganya dalam
kondisi terkapar dengan mulut berbusa. Namun, ia selamat usai dirawat di ruang ICU RS
Prembun

Sumber : https://m.liputan6.com/regional/read/3753871/tabiat-dan-permintaan-istri-ke-salon-
berujung-maut#
Komentar : saya sangat tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan oleh DR (38), karena itu
bertentangan dengan :

1. Pancasila sila ke 2, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab karena DR lebih
mengedepankan emosi nya tanpa melakukan diskusi dengan kepala dingin terlebih
dahulu
2. UUD 1945 pasal 28 A: Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
3. Pasal 338 KUHP : tentang pembunuhan
4. UU RI Nomor 23 tahun 2004 : Tentang KDRT, ancaman 15 tahun penjara, DR (38) telah
melakukan tindak kekerasan terhadap istrinya EH (27) hingga mengakibatkan EH
meninggal dumia

5. Modus Senam Lantai, Guru Olahraga Bejat Cabuli 9 Siswa SD


Oleh Ahmad Akbar Fua pada 16 Nov 2018, 14:00 WIB

Liputan6.com, Kendari - Tua-tua keladi, makin tua makin jadi dalam artian negatif merupakan
ungkapan yang tepat untuk menggambarkan dua guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN)
di Kabupaten Muna, Kendari ini. Pasalnya di usia yang semakin senja, dua guru PNS berinisial
LN (59) dan RA (55) malah berbuat asusila kepada 9 siswanya saat jam pelajaran.

Atas perbuatan itu, kedua guru bejat ini harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Dari hasil pengakuan para korban, keduanya melakukan pencabulan pada jam pelajaran olahraga
dan saat pulang sekolah. Modus salah satu guru bejat ini beraksi ketika tak terpantau guru
lainnya. Aksi bejatnya dilakukan saat sedang praktik mata pelajaran senam lantai.
"Modusnya yakni, dia ajarkan anak-anak gerakan kayang, roll (berguling ke depan) dan pull up,"
kata Kapolres Muna, AKBP Ramos Paretongan Sinaga kepada Liputan6.com, Jumat
(16/11/2018).

Saat itulah, tersangka berinisial RA langsung memegang alat vital ketujuh korbannya yang rata-
rata masih berusia 7 hingga 8 tahun. Usai meraba-raba alat vital, ketujuh bocah itu kemudian
diberikan uang Rp 2 ribu untuk pembeli permen.

"Ini ambil uang, jangan kasih tahu mamamu ya," ujar RA seperti ditirukan para korban.

Modus guru bejat LN lain lagi. Dua korbannya di SDN yang sama yang berusia 6 dan 7 tahun,
dipanggil saat hendak pulang sekolah. Keduanya lalu diajak bercerita sambil dipangku
bergantian.

Kemaluan LN kemudian digesek-gesekkan kepada kedua bocah ingusan itu. Kedua korban
kemudian mengeluhkan perbuatan korban kepada kedua orangtuanya.

"Kita sudah visum, keluarga sudah melapor, kita proses lah," ujar AKBP Ramos.

Kedua tersangka yang sudah beruban itu, sudah 3 hari mendekam dalam Rumah Tahanan
(Rutan) Kabupaten Muna. Keduanya langsung ditahan usai polisi melakukan pemeriksaan
berdasarkan bukti.

Salah satu tersangka berinisial RA dikonfirmasi di Polres Muna mengaku khilaf saat melakukan
perbuatan cabulnya. RA pun mengaku hanya coba-coba saja dan tak ada maksud menyakiti
kedua korbannya.

"Saya khilaf, mohon maaf," ujarnya.

Kapolres Muna, AKBP Ramos Paretongan Sinaga mengatakan, pihak keluarga ditemani polisi
sudah melakukan visum di RSUD Muna. Usai visum, kedua tersangka kemudian ditahan pada
Selasa (13/11/2018).

"Tidak ada perbedaan perlakuan. Mereka tetap ditahan karena perbuatannya," ujar Kapolres.

Keduanya terancam pasal 82 ayat 2 KUHP Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang
perlindungan anak. Karena perbuatannya, kedua pelaku terancam 15 tahun penjara.

Sumber : https://m.liputan6.com/regional/read/3693595/modus-senam-lantai-guru-olahraga-
bejat-cabuli-9-siswa-sd#
Komentar : saya sangat tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan LN (59) dan RA (55),
karena itu bertentangan dengan :

1. UU no 35 Tahun 2014 : tentang perlindungan anak, ancaman penjara 15 tahun. Bahwa


LN (59) dan RA (55) telah melakukan tindak asusila kepada anak usia dibaeah umur

maka dari itu disini peran orang tua sangatlah penting untuk menjaga buah hatinya baik dalam
lingkungan sekolah maupun dilingkungan rumah, karena kejahatan seksual bisa berada dimana
saja dan kapan saja

Anda mungkin juga menyukai