Anda di halaman 1dari 4

Siswa SMP Cilacap Korban Bully Alami Patah Tulang Rusuk, Butuh Operasi

CNN Indonesia

Ilustrasi. Murid SMP di Cilacap yang jadi korban perundungan mengalami patah tulang rusuk (iStockphoto)

Jakarta, CNN Indonesia -- Kasat Reskrim Polresta Cilacap, Jawa Tengah,


Kompol Guntar Arif Setyoko menyebut siswa SMP FF (14) korban
perundungan (bullying) mengalami patah tulang rusuk.
Guntar mengatakan itu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan RS
Margono Soekarno Purwokerto.

"Hasil rontgennya ada patah tulang rusuk. Makanya membutuhkan


penanganan yang lebih intensif kita rujuk ke Margono," kata Guntar mengutip
detik.com, Jumat (29/9).

Guntar menyebut sejauh ini FF mengeluh sakit di dada dan sesak napas. Dia
juga mengatakan FF perlu dioperasi.

"Seluruh biaya perawatan termasuk operasi itu ditanggung Polri," kata dia.

Sejauh ini, Polresta Cilacap juga membuka pengaduan korban perundungan.


Murid maupun orang tua bisa membuat pengaduan melalui nomor
081227575594.

Perundungan yang terjadi di sebuah SMP di Cilacap menjadi sorotan usai


videonya viral di media sosial.

Dalam video tersebut terlihat beberapa anak sekolah yang sedang berkumpul.
Namun penganiayaan dan perundungan itu paling banyak dilakukan oleh
seorang siswa yang menggunakan topi hitam.
Pelaku menganiaya korban dengan memukul, menyeret, menginjak, dan
menendang berkali-kali hingga tersungkur. Sementara korban tidak melawan
sekali pun. Dia tampak tidak berdaya dan merintih kesakitan.

Polisi menduga penyebab kasus perundungan dan penganiayaan siswa SMP


di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, karena dua pelaku yakni MK (15) dan
WS (14), tersinggung dengan pernyataan korban berinisial RF (14).

Kapolresta Cilacap Komisaris Besar Polisi Fannky Ani Sugiharto mengatakan


dua murid SMP terduga pelaku sudah diamankan untuk diperiksa. Ada pula
dua siswa lainnya yang diperiksa sebagai saksi.

"Namun, dua terduga pelaku telah kami amankan sebelum video


perundungan tersebut viral di media," katanya di Cilacap.
Mengapa Bullying Tetap 'Abadi' di Lingkungan Sekolah?
CNN Indonesia

Ilustrasi. Kebiasaan mewajarkan kenakalan anak bisa jadi salah satu penyebab kasus bullying terus terjadi di lingkungan sekolah.

Jakarta, CNN Indonesia -- Perundungan atau bullying masih saja terjadi di


lingkungan sekolah. Bahkan, baru-baru ini terjadi kasus perundungan yang
menyebabkan seorang siswa kelas 2 SD di Gresik, Jawa Timur kehilangan
sebelah penglihatannya.
Anak tersebut dirundung kakak kelasnya, dipalak atau dimintai uang jajan.
Ketika menolak, mata anak tersebut ditusuk dengan tusukan bakso hingga
sebelah matanya mengalami buta permanen.

Ini bukan kali pertama kasus perundungan terjadi di sekolah. Masih banyak
kasus-kasus perundungan lain di sekolah.

Jakarta, CNN Indonesia -- Perundungan atau bullying masih saja terjadi di


lingkungan sekolah. Bahkan, baru-baru ini terjadi kasus perundungan yang
menyebabkan seorang siswa kelas 2 SD di Gresik, Jawa Timur kehilangan
sebelah penglihatannya.
Anak tersebut dirundung kakak kelasnya, dipalak atau dimintai uang jajan.
Ketika menolak, mata anak tersebut ditusuk dengan tusukan bakso hingga
sebelah matanya mengalami buta permanen.

Ini bukan kali pertama kasus perundungan terjadi di sekolah. Masih banyak
kasus-kasus perundungan lain di sekolah.

Mewajarkan perilaku nakal anak jadi salah satu faktor mengapa bullying
'abadi' di tengah lingkungan sekolah. Dalam banyak kasus, anak kecil yang
berbuat kenakalan masih dianggap wajar. Namanya juga anak-anak, wajar
kalau nakal. Kira-kira demikian pemahaman yang beredar sejauh ini.
Aninda meminta orang dewasa, baik orang tua dan pihak sekolah, tak ikut-
ikutan mewajarkan perilaku nakal anak pada pelaku bullying. Dengan
menganggapnya wajar, maka seolah-olah tindakan perundungan yang
dilakukan oleh anak juga dianggap sebagai sesuatu yang normal.

"Padahal untuk membentuk perilaku baik pada anak, ya, harus dilakukan
sedini mungkin," katanya.

Hal yang sama juga dikatakan oleh psikolog pendidikan anak dari Kancilku,
Bernadette Cindy. Ia menyebut salah jika orang dewasa, terutama orang tua
dan pihak sekolah menganggap bahwa kenakalan bullying sebagai sifat alami
anak.

Apalagi jika muncul pernyataan bahwa kenakalan di masa kanak-kanak


adalah hal yang wajar. Sebab, tak ada istilah 'wajar' untuk kenakalan yang
dilakukan.

"Tidak ada nakal yang wajar. Perilaku yang disebut nakal adalah perilaku
yang tidak sesuai degan aturan dan normal di lingkungan tersebut," kata dia.

Jika orang dewasa mewajarkan perilaku nakal, lanjut Bernadette, maka bisa
jadi norma yang berlaku di lingkungannya adalah norma-norma yang
mewajarkan kenakalan.

"Mungkin norma mereka menyimpang tidak seusai dengan kita. Jadi


mewajarkan perundungan, yang sebenarnya sangat salah di masyarakat
manapun," tutup dia.

Anda mungkin juga menyukai