D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : FARIDA HANNUM
NIM : 1801032159
Pada 28 April 2017, Suci, anak berusia 6 tahun ditemukan sudah tidak
bernyawa oleh warga. Korban ditemukan di hutan kecil tidak jauh dari Sekolah
Dasar Negeri 25 Sawang, Aceh Utara. Setelah mendapatkan informasi dan
ditelusuri, korban meninggal akibat hendak mencoba melawan ketika diperkosa.
Korban dicekik oleh pelaku hingga mengakibatkannya meninggal. Yang
mengejutkan, pelaku ternyata adalah anak berusia 13 tahun berinisial M yang
tinggal sekampung dengan korban.
Dan parahnya, setelah membunuh korban, anak yang berhadapan dengan
hukum ini sempat menunaikan shalat Jumat dan ikut mengevakuasi korban
bersama dengan warga lain ke rumah duka.
Bayangkan Ma, anak di bawah umur meninggal karena dibunuh oleh anak yang
juga masih di bawah umur. Rasanya, tidak masuk akal. Bagaimana mungkin anak
13 tahun bisa melakukan hal seperti itu.
Lagi-lagi, kekerasaan pada anak terjadi. Kali ini balita laki-laki berusia 4
tahun yang menjadi sasarannya. Penghuni kamar lainnya beserta pegawai hotel
menemukan korban pada 16 Februari 2018. Korban ditemukan dalam keadaan
disekap di kamar nomor 11 Hotel Wismantara di Jalan RM Said, Solo.
Korban berinisial P itu ditemukan dalam kondisi kaki dan tangan terikat, serta
tubuh penuh luka. Ternyata pelaku penyekapan adalah Dedi (ayah tiri) dan Iwan
(adik Dedi). Berdasarkan pengakuan, korban diikat selama 3 hari dan tak diberi
makan.
Disekap dengan alasan korban dianggap nakal dan akan merusak kamar
hotelnya itu. Saat ini, Kapolsek Banjarsari telah menetakan Dedi dan Iwan
sebagai tersangka atas penganiayaan korban. Polisi menjerat kakak beradik ini
dengan pasal 77 UU nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Beberapa pekan lalu, netizen dihebohkan dengan video seorang anak laki-laki
berinisial B. Dalam video itu, B masih mengenakan seragam sekolah saat
diperiksa oleh gurunya. Korban terlihat mengalami banyak luka di sekujur
tubuhnya. Bisa dilihat ada beberapa luka lebam dan bekas melepuh karena air
panas. Setelah ditelusuri, korban dianiaya oleh ibu angkatnya di Cileungsi, Bogor.
Mirisnya, ibu kandung (bekerja di Manado) yang menitipkan korban pada ibu
angkat mengetahui penganiayaan tersebut dan malahan membiarkannya.
Selama kurang lebih setahun dititipkan pada ibu angkatnya itu, ibu
kandung korban sama sekali tidak memberikan nafkah atau menjenguk korban.
Juru Bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo
Yuwono pada 04 Februari 2018 menjelaskan bahwa itu merupakan tindak
penelantaran. Pelaku dapat dijerat pasal berlapis tentang perlindungan anak dan
penelantaran dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
5 contoh kasus kekerasan pada anak yang disajikan
oleh Popmama.com bukan bertujuan untuk memberikan contoh yang tidak baik
pada Mama. Kasus di atas diharapkan dapat membuat Mama sadar sehingga lebih
menyayangi dan melindungi anak Mama.
Yuk Ma, jangan hanya sayang pada anak-anak kita saja, tapi peka juga lah
pada keselamatan anak-anak di lingkungan sekitar!