DOSEN PEMBIMBING
Irene Maya Simon, S.Pd,M,Pd
DISUSUN OLEH
Anisa Wahyuningrum
190221612459
Garut - Polisi terus mendalami kasus 19 orang bocah asal Kabupaten Garut yang kecanduan
seks menyimpang gegara video porno. Hasil pemeriksaan sementara, kebanyakan bocah
melakukan seks menyimpang bergilir ke sesama temannya.
Kasatreskrim Polres Garut AKP Maradona Armin Mappaseng mengatakan dari 19 orang
anak kecanduan seks menyimpang, diketahui empat orang bocah yang hanya menjadi korban.
"Dari hasil pemeriksaan yang kita lakukan, ada empat anak yang memang kita ketahui
sebagai korban saja. Sisanya sekitar 15 ini memang saling melakukan," ujar Maradona di
Mapolres Garut, Jalan Sudirman, Karangpawitan, Kabupaten Garut, Rabu (24/4/2019).
Maradona mengatakan 15 bocah lainnya diketahui saling bergilir melakukan kegiatan seks
menyimpang dengan teman-temannya yang lain. Perilaku penyimpangan seks para bocah ini
sendiri bermula saat mereka dipertontonkan tayangan video porno gay oleh tetangganya.
Namun Maradona menegaskan hal tersebut baru hasil pemeriksaan sementara dari keterangan
para bocah. Pihak polisi saat ini masih mendalami terus motif dan penyebab awal para bocah
kecanduan seks menyimpang.
Terkait penanganan kasus ini sendiri, Polres Garut berkoordinasi dengan Komnas PA dan
orang tua para bocah.
"Satu mengembalikan kepada orang tuanya, dua menyerahkan kepada LPKS. Nanti itu
tergantung kesepakatan dari tiga unsur tersebut yang kemudian dimintakan penetapan di
pengadilan," ujar Maradona.
Sementara itu Ketua Bidang Hubungan Antarlembaga Komnas Perlindungan Anak Jabar AR
Enggang menyebut kasus ini terbongkar setelah orang tua bocah memergoki perilaku
menyimpang anaknya di rumah bersama temannya.
"Ini dampak dari tingkat pengawasan yang kurang. Artinya, kita butuh sesuatu di masyarakat
dorongan moral, untuk memperhatikan anak," ujar Enggang.
Agar kejadian ini tak berulang, Enggang meminta pengawasan orang tua lebih ditingkatkan
terutama saat anaknya memainkan gadget. "Ada ketergantungan dan ada efek dari video
porno itu," katanya.
Komnas PA sendiri menerima laporan terkait kasus ini sebulan lalu. Saat ini, kata Enggang,
Komnas PA Jabar turun langsung dalam memantau perkembangan bocah-bocah tersebut.
"Alhamdulillah hari ini sudah ditangani perkembangannya. Kita pantau dari sekian pelaku-
korban sedang kita awasi dalam rangka pemulihan psikologi dan kecanduannya," kata
Enggang.
Dalam penanganan kasus ini sendiri, petugas berhati-hati. Langkah yang akan diambil
terlebih dahulu adalah tindakan penyembuhan sang anak. "Karena kan instrumen hukumnya
sudah disiapkan. Proses hukum anak itu tadi, mengambil prinsip-prinsip yang terbaik untuk
kepentingan anak," katanya.
(tro/tro)
Sumber https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4523210/hasil-penyelidikan-polisi-soal-
19-bocah-kecanduan-seks-menyimpang
Diagnosis Artikel 1
Aksi tidak terpuji itu sendiri mendapat tanggapan yang beragam dari warganet yang melihat.
Tak jarang mereka menyayangkan aksi tersebut.
"Kok y serba salah jadi guru jmn now.murid tmbh kurang ajar klw di biarkn.klw guru
ngelawan guru kena pasal.bisa2masuk penjara.terus lek muridte seng kurang ajar jal guru
kudu piye?" tulis akun facebook Mbak Yuli, Sabtu (9/2/2019).
Adapula yang menilai kondisi guru tersebut dilema lantaran takut apabila bertindak tegas
nantinya bisa dilaporkan ke polisi.
"Kl agak keras.. guru di laporkan polisi.. kl kalem.. jadi nya y koyok kui...orang tua kdg g tau
tingkah anak nya di luar..krn kadang di rmh anak nya pendiam dan penurut," tulis pemilik
akun Diana Primantaka dalam kolom komentar video tersebut.
Hingga saat ini, Okezone masih berupaya mengkonfirmasi kebenaran informasi video
tersebut kepada Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung melalui pesan
singkat, namun belum mendapatkan balasan.
Selain kepada Barung, Okezone juga berusaha menghubungi Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) terkait video tersebut melalui whatsapp. Namun pesan singkat yang dikirim
juga belum mendapat balasan dari komisioner maupun ketua KPAI.
(aky)
Diagnosis Artikel 2