Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini semakin pesat, perubahan tersebut ditandai

dengan penggunaan teknologi yang semakin canggih dan mudah diakses oleh

siapapun dan kapanpun. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita

hindari, semakin hari semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan kemajuan

ilmu pengetahuan, inovasi-inovasi yang telah dihasilkan tentunya akan

memberikan dampak yang positif bagi suatu negara sehingga mampu mendorong

kearah perkembangan yang lebih pesat serta dapat memperluas wawasan dan

mencerdaskan bangsa. Namun disisi lain ternyata kemajuan teknologi ini juga

memunculkan dampak yang negatif. Salah satu dampak negatif yang meluas di

era modernisasi adalah banyaknya situs pornografi yang dengan mudah diakses

oleh kalangan remaja. (Shofiyah, S. 2020).

Masa remaja merupakan masa dimana ingin mencoba hal-hal baru yang

mengakibatkan perubahan terjadi begitu cepat dan tidak seimbang. Masa ini juga

sering disebut masa proses pencarian jati diri dengan mencoba hal-hal baru

termasuk perilaku yang beresiko. Salah satunya adalah penggunaan media

elektronik maupun cetak yang berisi tentang pornografi yang dapat membuat
(Indiantoro et al., 2022)
keacanduan pornografi.

Kecanduan pornografi membuat remaja sulit untuk mengendalikan diri dan

kurang bisa melepaskan pikiran tersebut karena sudah terlanjur tertarik dengan

hal-hal negatif, akhirnya timbul rasa penasaran kemudian munculah tindakan yang

menyimpang diluar batas wajar sehingga memicu terjadinya berbagai perzinahan,


pelecehan seksual, pemerkosaan dan masih banyak lagi penyimpangan perilaku

seksual termasuk seksual sesama jenis. Sejumlah ahli menyatakan, pornografi

menjadi point of enter dari kejahatan seksual dengan objek bahkan subjek

kejahatan seksual. (Winarti et al., 2021)

Fenomena tersebut menjadi problematika yang mengarah pada perilaku

narkolema pada remaja. Penyebaran masalah narkolema atau tayangan pornografi

masih menjadi masalah yang kompleks hingga saat ini tanpa terkecuali remaja di

daerah kabupaten Tuban. Narkolema merupakan fenomena baru yang berarti

narkoba lewat mata adalah narkoba di era milenium baru yang membuat dunia

berada di tengah-tengah bencana yang mengerikan sekaligus dapat mengacaukan

kehidupan, yang disebabkan karena rasa keingintahuan remaja terhadap situs

pornografi. Pornografi yang biasa diakses manusia lewat mata memiliki efek

kecanduan dan daya rusak pada otak.

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI mengatakan, aduan

terkait konten negatif yang diterima didominasi oleh konten pornografi yaitu

sebanyak 1.028.702 konten pornografi dari 1.219.904 temuan konten negatif. Hal

ini terus menerus menyerang dunia maya serta menimbulkan keresahan di dunia

nyata (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2020).

Berdasarkan data ECPAT (End Child Prostitution, Child Pornography and

Trafficking of Children for Sexual Purposes) Indonesia, angka konsumsi konten

pornografi masyarakat di Indonesia menempati angka yang mengkhawatirkan.

Salah satu survei yang dilakukan oleh situs penyedia video dewasa asal Amerika

menemukan Indonesia menempati posisi kedua pengakses video porno terbanyak


setelah India. Pada tahun 2019, sekitar 50% remaja pecandu pornografi di

Indonesia menemukan telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak lain

(Subiakto, 2020).

Hasil survei awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap guru

bimbingan konseling dan siswa SMK Negeri 1 Tuban pada bulan Juni 2023, guru

bimbingan konseling mengatakan bahwa pernah mendapati siswa yang mengakses

video pornografi pada saat proses kegiatan belajar berlangsung, dan dari 20 siswa

di SMK Negeri 1 Tuban didapatkan 11 siswa pernah dengan sengaja melihat

hingga mengunduh gambar atau video tentang pornografi melalui smarthpone

yang dimilikinya. Hasil tersebut dapat menunjukan bahwa beberapa siswa di SMK

Negeri 1 Tuban mengalami perilaku narkolema.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami narkolema mulai

dari adanya kontrol diri yang kurang pada remaja, sikap individu, dan

pengawasan orang tua. Lemahnya pengawasan orang tua pada anak bisa

mempercepat dan mempermudah anak mengakses pornografi. Selain itu faktor

teman sebaya (peer group) juga dapat menjadi penyebab seorang mengalami

narkolema, karena teman sebaya merupakan orang yang sering berinteraksi karena

kesamaan usia dan perkembangan sehingga memiliki dampak besar terhadap

perilaku remaja (Fitri et al., 2022). Menurut Muchlisin Riadi, 2022 teman atau

sahabat sebaya adalah sekelompok atau kumpulan orang yang saling berinteraksi,

berhubungan atau bergaul yang dilandasi kenyamanan berinteraksi dan

berkomunikasi mulai dari masalah pribadi, pengalaman ataupun hobi. Peranan

teman sebaya pada remaja sangat besar dalam kehidupan remaja sehari-hari.
Menurut Yusuf, 2016 dalam S Pramuseli, 2021 remaja lebih sering belajar di luar

rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah

dipahami bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,

penampilan dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga.

Perilaku teman sebaya dalam kelompok menjadi acuan atau norma tingkah

laku yang diharapkan dalam kelompok. Menurut SK Wahyu Ningsih, 2019 dalam

hal ini kelompok teman sebaya sangatlah berpengaruh terhadap setiap individu,

karena ketika salah satu atau lebih kelompok teman sebaya sering melakukan

perilaku menyimpang, sedikit atau banyak pasti setiap individu akan menirukan

perilaku tersebut, sebaliknya jika kelompok teman sebaya terbiasa melakukan

perilaku baik maka setiap individu akan seperti itu juga. Namun banyak juga

remaja yang mengarah ke perilaku menyimpang salah satunya mengarah ke

perilaku narkolema.

Dampak yang terjadi jika narkolema terus dibiarkan dapat memberikan

kerusakan otak bagian depan (pre frontal cortex/ PFC), yang berfungsi sebagai

pusat pertimbangan dan pengambilan keputusan serta membentuk kepribadian

seseorang (Hardiningsih, et all, 2021). Akibatnya bisa memberikan pengaruh

buruk terhadap kegagalan adatapsi dan timbulnya gejala-gejala yang ditandai

dengan kurangnya daya berkonsentrasi, tidak dapat membedakan benar dan salah,

berkurangnya kemampuan untuk mengambil keputusan dan menjadi pemalas.

(Ardiansyah dan Hoesin, 2022). Selain itu, secara medis dampak narkolema

sangat beragam mulai dari penyakit seksual seperti HIV-AIDS dan adanya

kemungkinan penyimpangan seksual seperti perzinahan, pelecehan seksual,


pemerkosaan seks bebas termasuk seks sesama jenis atau LGBT, yang

kesemuanya itu akan mengakibatkan penyakit dan bencana pada generasi muda,

karena rusaknya moral sehingga tidak dapat lagi membedakan yang benar dan

yang salah. (Winarti et al., 2021) dan penyebab terjadinya kekerasan seksual pada

anak salah satunya dapat terjadi adanya narkolema.

Guna mengatasi narkolema yang diakibatkan oleh pengaruh pronografi,

kiranya orang tua bisa meningkatkan kewaspadaan dan bimbingannya kepada

putra-putrinya, dengan melakukan komunikasi seefektif mungkin. Beberapa upaya

yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pengetahuan remaja

tentang bahaya narkolema dan perilaku seksual melalui pemberdayaan teman

sebaya sebagai fasilitator kegiatan, berkerjasama dengan pihak sekolah, kampus,

kelompok remaja, masyarakat dan orang tua (dalam hal ini komite) (Tisngati et

al., 2021).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Hubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap

Perilaku Narkolema Pada Remaja di SMK Negeri 1 Tuban.

1.2 Identifikasi Masalah

Hasil survei awal yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap guru

bimbingan konseling dan siswa SMK Negeri 1 Tuban pada bulan Juni 2023, guru

bimbingan konseling mengatakan bahwa pernah mendapati siswa yang mengakses

video pornografi pada saat proses kegiatan belajar berlangsung, dan dari 20 siswa

di SMK Negeri 1 Tuban didapatkan 11 siswa pernah dengan sengaja melihat

hingga mengunduh gambar atau video tentang pornografi melalui smarthpone


yang dimilikinya. Hasil tersebut dapat menunjukan bahwa beberapa siswa di SMK

Negeri 1 Tuban mengalami perilaku narkolema.

1.3 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan dukungan teman sebaya terhadap perilaku narkolema

pada remaja di SMK Negeri 1 Tuban?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan dukungan teman sebaya terhadap perilaku

narkolema pada remaja di SMK Negeri 1 Tuban.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi dukungan teman sebaya pada remaja di SMK Negeri 1

Tuban.

2. Mengidentifikasi perilaku narkolema pada remaja di SMK Negeri 1

Tuban.

3. Menganalisis hubungan dukungan teman sebaya dengan perilaku

narkolema pada remaja di SMK Negeri 1 Tuban.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

memberikan pengalaman dan menambah wawasan bagi peneliti dalam melakukan

penelitian serta sebagai referensi dan pijakan pada peneliti-peneliti selanjutnya

yang berkiatan dengan hubungan dukungan teman sebaya terhadap perilaku

narkolema pada remaja di SMK Negeri 1 Tuban.


1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu :

1. Bagi Sekolah (Responden)

Penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat memberikan informasi

kepada mahasiswa untuk mempelajari lebih lanjut tentang bahaya

narkolema dan perilaku seksual melalui pemberdayaan teman sebaya,

sehingga mahasiswa dapat melakukan pencegahan dini dan melakukan

kegiatan yang lebih positif.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini digunakan sebagai bahan bacaan mahasiswa dan dosen di

perpustakaan dan untuk menambah wawasan tentang dampak dukungan

teman sebaya terhadap perilaku narkolema serta memberikan sumber

edukatif sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lainnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan pijakan

pengembangan ilmu bagi peneliti apabila peneliti ingin melakukan

penelitian serupa atau ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti ini dilakukan untuk meneliti tentang hubungan dukungan teman

sebaya terhadap perilaku narkolema pada remaja di SMK Negeri 1 Tuban. Objek

yang dijadikan unit analisi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK

Negeri 1 Tuban
1.7 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Peneliti Hubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap


Perilaku Narkolema Pada Remaja di SMK Negeri 1 Tuban

Desain
Judul Penulis Sampling Instrumen Hasil
Penelitian
Hubungan Nagesta Penelitian Sampel pada Kuesioner Menurut hasil
Kontrol Mayke kualitatif penelitian ini penelitian yang
Diri Heryan atau adalah 140 telah dilakukan,
dengan Yovana eksperimen subjek dengan dapat ditarik
Perilaku kriteria remaja kesimpulan jika
Cybersex berusia 15-17 hipotesis mengenai
pada tahun. adanya hubungan
Remaja di negatif yang
SMA X signifikan antara
Kota kontrol diri dengan
Kendal perilaku cybersex
pada remaja
diterima. Artinya
semakin tinggi
kontrol diri maka
semakin rendah
perilaku cybersex
remaja, namun
semakin rendah
kontrol diri maka
semakin tinggi
perilaku cybersex
pada remaja.
Faktor- Siswant o Penelitian Sampel pada Kuesioner Hasil dari
faktor dan Deskriptif penelitian ini penelitian ini
Determin Wahyu Observasio sebanyak 250 menunjukan bahwa
asi Purwani nal siswa kelas X pendidikan
Narkolem a ngsih dan XI SMA kesehatan yang
pada N dilakukan melalui
Remaja di Surakarta peer educator
dengan berhasil
menggunaka n meningkatkan
teknik pengetahuan
Stratified kelompok
Random perlakuan tentang
Sampling. pencegahan
narkolema dan
perlakuan dengan
pemberian modul
belum berhasil
meningkatkan
Desain
Judul Penulis Sampling Instrumen Hasil
Penelitian
pengetahuan
kelompok kontrol
tentang
pencegahan
Narkolema.
Kontrol Hani Penelitian Sampel pada Kuesioner Terdapat
Diri Hartanti kuantitatif penelitian ini hubungan negatif
Terhadap dan dengan sebanyak 211 antara kontrol diri
Perilaku Aiyuda pendekatan orang remaja dengan perilaku
Cybersex korelasiona di Pekanbaru cybersex pada
Pada l (104 remaja remaja di
Remaja laki-laki dan Pekanbaru, dilihat
107 remaja dari nilai koefisien
perempuan) korelasi (r = -
usia 12 0,292) Dengan
hingga 22 signifikansi
tahun. (p>0,01).
Hubungan Alvi Penelitian Sampel pada Kuesioner Hasil penelitian
Antara Leonard kuantitatif penelitian ini menunjukkan
Kontrol hi sebanyak 250 bahwa ada
Diri siswa SMP di hubungan negatif
Dengan Kota Malang. dan sangat
Kecender signifikan
Ungan antara Kontrol
Perilaku Diri (X) dengan
Mengakse Perilaku
s Situs Mengakses Situs
Porno Porno (Y).
Pada
Remaja
Hubungan Valena Penelitian Sampel pada Kuesioner Hasil penelitian
Adiksi, Dila kuantitatif penelitian ini dapat disimpulkan
Kontrol Karsinta di Kabupaten bahwa terdapat
Diri Dan Kubu Raya hubungan yang
Tipe yaitu siswa/i signifikan adiksi,
Kepribadi SMA Katolik kontrol diri dan
An Talino, SMA tipe kepribadian
Terhadap N 01 Rasau dengan perilaku
Perilaku Jaya, SMA cybersex.
Cybersex Al-Fityan,
Pada SMA
Remaja Pancasila
Sekolah berjumlah
Lanjut 158
Tingkat responden.
Atas Di
Kubu
Raya

Anda mungkin juga menyukai