REMAJA
Oleh :
TAHUN 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Stress merupakan reaksi yang normal, maka setiap orang pasti akan
stress setiap individu pun berbeda-beda antara lain berlibur, meditasi, yoga, dan
merokok. Merokok merupakan salah satu contoh dari strategi manajemen yang
sangat tidak efektif, namun sangat banyak yang meyukai salah satu cara
dan usia perokok semakin bertambah muda, karena para perokok percaya bahwa
rokok memiliki fungsi sebagai penenang saat mereka cemas maupun stress
(Hutapea, 2013).
Indonesia ini jumlah pengguna rokok tembakau pada usia ≥15 tahun memiliki
presentase jumlah sebesar 34,2% pada tahun 2015, dan meningkatnya pengguna
rokok tembakau menjadi sebesar 34,7% di tahun 2017. Di Jawa Timur menempati
peringkat ke-16 se-Indonesia dengan tingkat perokok usia remaja yang cukup
tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Almadiah pada tahun 2021 dengan
Sejumlah 103 remaja berpartisipasi dalam penelitian ini yaitu remaja yang masih
merokok sampai saat ini (80,6%) maupun yang pernah merokok (19,4%). Sumber
pengaruh terbesar remaja mencoba merokok berasal dari teman (62,65%). Bahaya
merokok yang paling banyak diketahui adalah kanker paru (87,4%). Informasi ini
paling banyak diketahui dari bungkus rokok (60,2%). Sebagian besar responden
(62,2%). Hal ini dipengaruhi oleh aspek psikologi seperti dapat melepaskan stress
Badan Pusat Statistik di Kabupaten Tuban Tahun 2018 jumlah perokok dengan
usia 15-19 Tahun sebesar 21,3%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Fitri
Almaidah pada tahun 2021 stres merupakan faktor tertinggi yang mengakibatkan
remaja untuk merokok. Selain faktor stres tersebut, faktor teman sebaya yang
lain faktor intrinsik yang meliputi faktor jenis kelamin, faktor kepribadian, faktor
dan lingkungan sekitar, pengaruh tem pengaruh iklim, iklan rokok, kemudahan
memperoleh rokok, tidak adanya peraturan, serta sikap petugas kesehatan. Faktor
dari dalam siswa dapat dilihat dari kajian perkembangan siswa. Siswa mulai
merokok dikatakan oleh Erikson (Gatchel, 1989) berkaitan dengan adanya krisis
aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika
mereka sedang mencari jati dirinya. Dalam masa siswa ini, sering dilukiskan
sebagai masa badai dan topan karena ketidaksesuaian antara perkembangan fisik
yang sudah matang dan belum diimbangi oleh perkembangan psikis dan sosial .
Upaya untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai
cara kompensatoris. Seperti yang dikatakan oleh Brigham (1991) bahwa perilaku
kekuatan , kepemimpinan , dan daya tarik terhadap lawan jenis. (Dian Komasari,
kesehatan, upaya mencegah siswa menjadi perokok menjadi hal yang sangat
masa yang akan datang. Penanggulangan masalah merokok menjadi hal yang
tidak mungkin ditunda lagi. Issue mengenai perilaku merokok dan kesehatan
salah satunya dilakukan dengan melindungi usia produktif dan siswa dari
menjadi hal penting untuk dilakukan mengingat perilaku merokok yang terjadi
juga masih tahap awal sehingga akan lebih mudah untuk dikurangi atau
dihentikan daripada perilaku yang sudah pada tahap kecanduan. Pencegahan
Rumusan masalah dari latar belakang masalah yang telah dijabarkan pada
1.3 Tujuan
Remaja
Remaja
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan infromasi dan refrensi guna
perilaku merokok.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan motivasi bagi
tentang rokok.