Anda di halaman 1dari 8

TBC

Definisi

Pengertian Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu
Mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang
dikeluarkannya. Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Infeksi
akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut. Pada
waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik
renik). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak (Kemenkes RI, 2014). Kebijakan Pengendalian
TB di Indonesia dilaksanakan melalui penggalangan kerja sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non
pemerintah, swasta dan masyarakat dalam wujud Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian TB (Kemenkes RI, 2014).

ETIOLOGI

TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan ketika seseorang penderita
penyakit paru aktif mengeluarkan organisme. Individu yang rentan menghirup droplet dan menjadi terinfeksi.
Bakteria di transmisikan ke alveoli dan memperbanyak diri. Reaksi inflamasi menghasilkan eksudat di alveoli dan
bronkopneumonia, granuloma, dan jaringan fibrosa (Smeltzer&Bare, 2015).Ketika seseorang penderita TB paru
batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau
tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet atau nuklei tadi menguap.
Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkulosis yang
terkandung dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu
berpotensi terkena bakteri tuberkulosis (Muttaqin Arif, 2012).

Klasifikasi TBC

Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting dilakukan untuk menetapkan paduan Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan dimulai. Klasifikasi penyakit Tuberkulosis paru.

a. Tuberculosis Paru

Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TBC Paru dibagi dalam :

1) Tuberkulosis Paru BTA (+) Kriteria hasil dari tuberkulosis paru BTA positif adalah Sekurang-kurangnya 2
pemeriksaan dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (+) atau 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+) dan foto rontgen
dada menunjukan gambaran tuberculosis aktif.

2) Tuberkulosis Paru BTA (-)

Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto rontgen dada menunjukan gambaran Tuberculosis
aktif. TBC Paru BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan
ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgan dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas.

b. Tuberculosis Ekstra Paru


TBC ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :

1) TBC ekstra-paru ringan

Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali

tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.

2) TBC ekstra-paru berat Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TBC
tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin.

c. Tipe Penderita

Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, ada beberapa tipe penderita yaitu:

1) Kasus Baru Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah

pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).

2) Kambuh (Relaps) Adalah penderita Tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapatpengobatan Tuberculosis dan
telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+).

3) Pindahan (Transfer In) Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan
kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahantersebut harus membawa surat rujukan/pindah
(Form TB.09).

4) Setelah Lalai (Pengobatan setelah default/drop out)Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan,
dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA (+).

4.Manifestasi Klinis TBC

Tanda dan gejala yang sering terjadi pada Tuberkulosis adalah batuk yang tidak

spesifik tetapi progresif. Penyakit Tuberkulosis paru biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang khas.
Biasanya keluhan yang muncul adalah :

a. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.

b. Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang / mengeluarkan produksi radang, dimulai
dari batuk kering sampai batuk purulent (menghasilkan sputum).

c. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.

d. Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis.

e. Malaise ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan keringat di waktu di
malam hari.

5. PATOFISIOLOGI
Penyebaran bakteri TB melalui percikan dahak (droplet) pasien saat batuk, bersin, atau berbicara. Percikan dahak
akan berada di udara dan terhirup oleh individu dan masuk ke alveoli melalui jalan nafas. Alveoli merupakan tempat
berkumpul dan berkembang biak bakteri Myobacterium Tuberculosis. Sistem imun tubuh akan berespon dan terjadi
reaksi inflamasi. Fagosit menekan bakteri, limfosit spesifik tuberkulosis menghancurkan bakteri dan jaringan normal
(Kenedyanti & Sulistyorini, 2017).

Jika respon imun adekuat, jaringan parut sekitar tuberkel atau lesi granulomatosa dan basil akan tetap tertutup. Lesi
ini akan mengalami klasifikasi dan terlihat pada sinar-x. sehingga ketika pasien terinfeksi oleh bakteri Myobacterium
Tuberculosis dengan respon imun yang adekuat, tidak terjadi penyakit TB. Jika pasien dengan respon imun tidak
adekuat untuk mengandung basili, maka penyakit TB akan terjadi.

Lesi TB yang telah sembuh dapat reaktivasi ketika imun tertekan akibat usia, penyakit and penyalahgunaan obat.
Turbukel rupture, basili menyebar ke jalan nafas dan membentuk lesi yan menghasilkan pneumonia tuberkulosis.
Orang yang menagalami TB paru aktif terus menyebarkan bakteri Myobacterium Tuberculosis ke lingkungan dan
menginfeksi orang lain. Timbulnya edema trakeal/faringeal karena reaksi inflamasi yang membentuk kavitas dan
rusaknya parenkim baru. Akibat dari reaksi inflamasi juga terjadinya peningkatan produksi secret dan 10pecahnya
pembuluh darah pada jalan nafas yang mengakibatkan batuk produktif, batuk darah dan sesak nafas.

6. WOC

Batuk,bersin

Percikan dahak
Kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis)

Mencapai lobus paru

Tuberculosis Paru

Bakteri sampai pada bagian alveoli

Proses peradangan peradangan

Granulasi Merangsang Aktivitas seluler Stimulasi sel sel goblet


Chemorection pengeluaran meningkat dan sel mukosa
bradikinin,prostaglanin
,dan histamine Pengeluaran batuk
Peningkatan Suhu Sel mucus berlebihan
droplet meningkat
tubuh
Reseptor nyeri
Pemecahan Peningkatan produksi
Hyperthermia KH,lemak,protein mucus
Hypothalamus
Nutrisi Kurang Dari Akumulasi secret pada
Kebutuhan saluran pernafasan
Nyeri

Kehilangan Bersihkan jalan nafas


obat/lemak dan tidak efektif
protein

Respon batuk
Kelelahan

Pengeluaran Droplet
Gangguan ADL

Resiko Penularan
7.pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada penderita TBC adalah:

1).Anamnesis dan pemeriksaan fisik

2).Laboratorium dan darah rutin ( LED normal / meningkat, limpositosis)

3).Foto thorax Patologi Anatomi dan lateral

Gambaran foto torax yang menunjang diagnosa Tuberkulosis paru adalah :

•Bayangan lesi terletak dilapanagan atas paru / segmen apikal lobus bawah.

•Bayangan berawan / patchy atau berbercak ( modulei )

•Adanya kelainan kavitas tunggal atau ganda.

•Kelainan bilateral terutama dilapisan atas paru.

•Adanya kalsifikasi.

•Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian.

•Bayangan milier.

4).Ziehl-Neelsen (Pewarnaan terhadap sputum).

Positif jika diketemukan bakteri taham asam.

5).Skin test (PPD, Mantoux)

Hasil tes mantaoux dibagi menjadi :

•indurasi 0-5 mm (diameternya ) maka mantoux negative atau hasil negative

• indurasi 6-9 mm ( diameternya) maka hasil meragukan

•indurasi 10- 15 mm yang artinya hasil mantoux positif

•indurasi lebih dari 16 mm hasil mantoux positif kuat

•reaksi timbul 48- 72 jam setelah injeksi antigen intrakutanberupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrasi
limfosit yakni persenyawaan antara antibody dan antigen tuberculin

6).Rontgen dada

Menunjukkan adanya infiltrasi lesi pada paru-paru bagian atas, timbunan kalsiumdari lesi primer atau penumpukan
cairan. Perubahan yang menunjukkan perkembangan Tuberkulosis meliputi adanya kavitas dan area fibrosa.

7).Pemeriksaan histology / kultur jaringan Positif bila terdapat Mikobakterium Tuberkulosis.


8).Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam memastikan diagnosa tuberkulosis paru, namun pemeriksaan ini sensitif,
karena hanya 30 – 70 % diagnosa dapat sitegakkan dengan pemeriksaan ini.

9).Tes PAP ( Peroksaidase AntiPeroksidase )

Uji serologi Imunoperoksidase Starning untuk menentukan adanya Imunoglobin G spesifik terhadap basil TBC.

10).Biopsi jaringan paru

Menampakkan adanya sel-sel yang besar yang mengindikasikan terjadinya nekrosis.

11).Pemeriksaan elektrolit Mungkin abnormal tergantung lokasi dan beratnya infeksi.

12).Analisa gas darah (AGD) Mungkin abnormal tergantung lokasi, berat, dan adanya sisa kerusakan jaringan paru.

13).Pemeriksaan fungsi paru Turunnya kapasitas vital, meningkatnya ruang fungsi, meningkatnya rasio residu udara
pada kapasitas total paru, dan menurunnya saturasi oksigen sebagai akibat infiltrasi parenkim / fibrosa, hilangnya
jaringan paru, dan kelainan pleura (akibat dari tuberkulosis kronis)

PENATALAKSANAAN

●Obat Anti Tuberkulosa ( OAT )

Obat Anti Tuberkulosa harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat bakterisid dengan
atau tanpa obat ketiga.

●Tujuan OAT :

-Membuat konversi sputum Bakteri Tahan Asam positif menjadi negatif secepat mungkin

-Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah pengobatan dalam kegiatan sterilisasi.

-Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan imunologi.

●Obat Anti Tuberkulosa yang biasa digunakan antara lain :

Rifampisin, Pirazinamid ( PZA ), Isoniazid ( INH ), Streptomisin ( S ), Etambutol ( E ). Penilaian keberhasilan


pengobatan tergantung dari hasil pemeriksaan bakteriologi, radiologi klinis, kesembuhan Tuberkulosis Paru yang
baik.akan memperlihatkan sputum Bakteri Tahan Asam negatif, adanya perbaikan radiologi dan menghilangnya
gejala.

●Tahap pengobatan TBC

1)Tahap intensif (initial), dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan tujuan mendapatkan
konversi sputum dengan cepat (efek bakterisidal), menghilangkan keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut,
mencegah timbulnya resistensi obat
2)Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari atau secara intermitten
dengan tujuan menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi), mencegah kekambuhan pemberian dosis diatur
berdasarkan berat badan yakni kurang dari 33 kg, 33 – 50 kg dan lebih dari 50 kg.Kemajuan pengobatan dapat
terlihat dari perbaikan klinis (hilangnya keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain),
berkurangnya kelainan radiologis paru dan konversi sputum menjadi negatif. Kontrol terhadap sputum BTA langsung
dilakukan pada akhir bulan ke-2, 4, dan 6. Pada yang memakai paduan obat 8 bulan sputum BTA diperiksa pada akhir
bulan ke-2, 5, dan 8. BTA dilakukan pada permulaan, akhir bulan ke-2 dan akhir pengobatan. Kontrol terhadap
pemeriksaan radiologis dada, kurang begitu berperan dalam evaluasi pengobatan. Bila fasilitas memungkinkan foto
dapat dibuat pada akhir pengobatan sebagai dokumentasi untuk perbandingan bila nantsi timbul kasus kambuh.

●Perawatan bagi penderita tuberkulosis Perawatan yang harus dilakukan pada penderita tuberculosis adalah :

a) Awasi penderita minum obat, yang paling berperan disini adalah orang terdekat yaitu keluarga.

b) Mengetahui adanya gejala efek samping obat dan merujuk bila diperlukan

c) Mencukupi kebutuhan gizi seimbang penderita

d) Istirahat teratur minimal 8 jam per hari

e) Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada bulan kedua, kelima dan enam

f) Menciptakan lingkungan rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik

9. KOMPLIKASI TBC

Penyakit TB Paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan

komplikasi, menurut Suyono (2011), komplikasi dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Komplikasi Dini

a. Pleuritis

b. Efusi pleura

c. Empiema

d. Laringitis

e. Menjalar ke organ lain (usus)

f. Poncets arthropathy

2. Komplikasi Lanjut

a. Obstruksi jalan nafas (SOPT: Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis)

b. Kerusakan parenkim berat (SOPT/Fibrosa Paru, kor pulmonal)

c. Amiloidasis
d. Karsinoma Paru

e. Sindrom gagal nafas dewasa (ARDS).

Anda mungkin juga menyukai