Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN TB PARU

DI RUANGAN DAHLIA/PARU

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (PPKMB)

Dibuat Oleh :

Nama : Erni Hikmarini

NPM : 2314901110020

Kelompok/Ruangan : 23A. 2/Dahlia/Paru

Preseptor Klinik : Dian Handrayani., S.Kep.Ns

Preseptor Akademik : Dessy Hadrianti, S.Kep, Ns.,M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN AJARAN 2023/2024


A. Definisi
Menurut Hood dalam Wijaya & Putri 2013,Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksius yang
terutama menyerang parenkim paru. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh basil mikobakterrium tuberkulosis yang merupakan salah satu penyakit saluran
pernafasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkulosis masuk ke dalam jaringan paru
melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer
dari ghon.

B. Fisiologis

Etiologi : Bakteri
Mycobacterium tubercolosis
Definisi :Tuberculosis adalah Micobacterium Masuk Lewat yang dapat masuk melalui
Droplet Infection Menempel pada
penyakit infeksi menular yang Tuberkulosa jalan Nafas saluran pernafasan dan saluran
paru
disebabkan Mycobacterium pencernaan serta luka terbuka
tuberculosi yang menyerang paru- pada kulit, sering menyebar
paru dan hampir seluruh organ tubuh Keluar dari melalui inhalasi droplet yang
Di bersihkan Menetap di
Sembuh Tanpa tracheobionchial
lainya (Sylvia A.price) dalam Nanda oleh makrofag jaringan paru berasal dari penderita TB
Pengobatan bersama secret
NIC & NOC 2015
Sarang primer/afek Tumbuh dan berkembang
Terjadi proses Mempengaruhi Suhu
Manifestasi Klinis : Demam, primer (fokus ghon) di sitoplasma makrofag
Inflamasi hipotalamus Tubuh
batuk/batuk darah 3-4 minggu, sesak
nafas, Nyeri dada, Malaise, keringat
Komplek Primer Hiperterm
malam saat tidak beraktivitas, suara Linfangitis lokal Linfadinitis regional
khas pada perkusi dada/ bunyi dada,
sputum berwarna kuning kehijau-
hijauan, peningkatan sel darah putih Klasifikasi Tuberkolusis :
dengan dominasi limfosit,BB berdasarkan patologis
menurun Dreastis Menyebar ke organ lain (paru, Sembuh tuberkolusis dibagi mejadi 2
Sembuh dengan
saluran pencernaan, tulang) melalui Sendiri tanpa yaitu : tuberkolusis primer
bekas Fibrosis
media (broncogen, percontinutium, pengobatan (pertama kali terpapar TB), &
hematogen, limfogen tuberkolusis post primer
1. Hipertermia.
NOC :termoregulasi, TTV normal (reaktifasi / reinfeksi basil TB)
Radang tahunan di bronkus Pertahanan primer tidak
NIC :Perawatan demam dan pengaturan
adekuat
suhu Pembentukan tuberkel Kerusakan membran alveolar
2. Ketidak Efektifan Bersihan Jalan Nafas. Berkembang menghancurkan
NOC : Kepatenan Jalan Nafas jaringan ikat sekitar
NIC :Manajemen Jalan Nafas, Pembentukan sputum berlebihan Menurunnya permukaan efek paru
Manajemen Batuk, Monitor Pernafasan Nekrosis
3. Gangguann Pertukaran Gas. Ketidak efektifan Alveulos mengalami konsilidasi dan
NOC : Status Pernafasan : Pertukaran Membentuk jaringan keju bersihan jalan nafas eksudasi
Gas
Secret keluar saat batuk Batuk berat
NIC : Manajemen Jalan Nafas, Terapi
Oksigen, Monitor Pernafasan Distensi Abdomen Gangguan pertukaran gas
Batuk Produktif
4. Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh. Intolerans
Mual dan muntah i aktivitas
NOC :Selera Makan, Status Gizi, Massa
Tubuh Komplikasi : Pleuritis, Efusi pleura,
NIC :Manajemen Nutrisi, Manajemen Intake nutrisi kurang Malaise Epinema, laringitsis, Tb usus. Menurut
Gangguan Makan, Bantuan Peningkatan depkes (2003) komplikasi TB tingkat
Berat Badan Ketidak seimbangan lanjut seperti Hemoptisis berat, Kolap dari
5. Intoleransi Aktifitas. nutrisi kurang dari lobus, pneumothorax spontan, penyebaran
NOC :Toleransi Aktifitas, Daya Tahan kebutuhan tubuh infeksi ke organ lain seperi (otak, tulang,
(Ketahanan) ginjal dll)
NIC :Terapi Aktivitas, Manajemen
Energi, Manajemen Lingkungan
Sumber: https://images.app.goo.gl/yu8irv7j2boUCRDq9

C. Pemeriksaan Penunjang
NO Jenis Pemeriksaan Manfaat
1 Foto Rontgen Toraks Memperlihatkan lesi nodular, bercak bercak infiltrat (terutama pada lobus atas), terbentuknya
kavitas, jaringan parut, dan deposit kalsium
2 Pemeriksaan sputum untuk memastikan diagnostik TB paru, namun pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-
BTA 70 % pasien yang dapat di diagnostik berdasarkan pemeriksaan ini
3 Laboratorium darah Untuk melihat LED normal/meningkat, limfositosis
rutin
4 Tes PAP (Perosidase Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk menentukan
Anti Peroksidase) adanya igG spesifik terhadap basil TB
5 Tes Mantoux / Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen staining untuk menentukan
Tuberkulin adanya igG spesifik terhadap basil TB

6 CT Scan / MRI Menmungkinkan evaluasi kerusakan paru dan dapat mengkonfirmasikan diagnosis yang sulit

D. Penatalaksanaan
Menurut Wahid & Suprapto pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap, Yaitu :
1. Tahap Intensif (2-3 Bulan)
Pada tahap intensif pendrita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah
terjadinya kekebalan terhadap semua obat OAT, Terutama rifampisin. Bila pengobatan tahap
intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular
dalam kurun 2 minggu.
2. Tahap Lanjutan (4-7 Bulan)
Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu
lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten(dormant) sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan.
NO Penatalaksanaan Nama Obat Manfaat
1 Pemberian Obat OAT Isoniasid Bersifat baterisid, dapat membunuh 90 % populasi
kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan.
Rifamfisin Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-
dorman (persisten) yang tidak dapat dibunuh oleh
isonasid.
Pirasinamid Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang
berada dalam sel dengan suasana asam.
Streptomisin Bersifat bakterisid.
Etambutol Bersifat sebagai bakteriostatik.
E. Daftar Pustaka
Depkes RI Tahun 2003
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi revisi Jilid 3. Jogjakarta. Media Action.
Wahid, Abdul & Superapto, Imam.(2013). Keperawatan Medikal Bedah, Asuhan Keperawatan
Pada Gangguan Sistem Respirasi.
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yessie Mariza.(2013). Keperawatan Medikal Bedah ,
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta. Nuha Medika.

Banjarmasin, Oktober 2023

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(Dian Handrayani., S.Kep.Ns) (Dessy Hadrianti, S.Kep, Ns.,M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai