1. Tuberkulosis : 2. PMO : ( pengawas menelan obat) 3. Amphoric sound : Suara abnormal pada paru, seperti suara tiupan di botol kosong. 4. OAT :
RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA
1. Penyebab batuk berdarah, demam pada malam hari serta berkeringat?
Mikroorganisme masuk ke saluran nafas, bereaksi dengan sel mast dan makrofag sehingga mengeluarkan mediator inflamasi mengakibatkan hipersekresi mukus. Impuls saraf aferen yang berjalan melalui N.Vagus ke medulla otak mengkontraksikan otot abdomen dan diagframa maka tekanan paru meningkat, terjadilah batuk berdahak. Oleh karena batuk yang terus menerus mengakibatkan infeksi pada saluran nafas dan radang mukosa yang memicu pecahnya pembuluh darah disekitar area tersebut sehingga terjadi batuk berdarah. Batuk/batuk berdarah : batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif. Keadaan yang lanjut akan berubah menjadi batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada TB terjadi karena kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus. Batuk dengan sputum menunjukkan bahwa terjadi infeksi dari kuman yang masuk. Bila bakteri ini terdapat didalam jaringan atau dalam darah akan di fagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya menamai hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukin I yang disebut pirogen endogen ke dalam cairan tubuh. Saat interleukin I mencapai hipotalamus segera mengaktifkan proses yang menimbulkan demam. Demam ini menyerupa demam influenza kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40-410C. Pada orang dewasa yang sehat pada malam hari, istirahat atau tidut, metabolism (BMR) menurun, sedangkan pada keadaan sakit TB yang merupakan proses infeksi atau sakit TB metabolism meningkat, sehingga akan timbul keringat pada malam hari. 2. Hub. Dengan batuk 3 bulan yang lalu, batuk berdahak berwarna kuning kehjauan tidak disertai dahak serta nafsu makan dan BB turun? Sputum (dahak) bewarna kuning menandakan adanya proses infeksi yang menimbulkan nanah (pus), sedangkan bewarna hijau menandakan adanya penimbunan nanah, warna hijau menandakan adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit PMN dalam sputum. Bakteri yang masuk menginfeksi sehingga batuk disertai dahak bewarna kekuningan timbul peradangan yang memuat sifat batuk menjadi produktif. Karena batuk yang terus menerus menyebabkan iritasi pada bronkus, keadaan berlanjut berupa batuk berdarah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Batuk seperti ini kebanyakan terjadi pada kavitas, tetapi dapat pula terjadi pada ulkus dinding bronkus. 3. Interpretasi hasil pem. ? Amforic sound yang terdengar ketika auskultasi pada dada kiri atas Pak Bondan menandakan adanya kavitas yang besar pada prefer dan berhubungan dengan bronkus, terdengar seperti tiupan dalam botol kosong. Ini merupakan salah satu gejala dari TB paru. 4. Tujuan pengobatan OAT selama 6 bulan? Bu tita dapat dikategorikan pada tipe pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya, dimana pasien pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya minimal selama 1 bulan dengan BTA positif atau nefatif dengan lokasi anatomi penyakit dimanapun. Bu tita juga termasuk tipe pasien drop out yaitu penderita yang kembali berobat dengan hasil pemeriksaan BTA positif setelah berobat. Kuman tubekulosis bersifat dormant, sehingga apabila pengobatan tidak tuntas maka kemungkinan reinfeksi mencapai 90%. Sifat kuman yang dormant selama pengobatan ini membuat pasien merasa seolah-olah telah sembuh karena kuman tidak bisa menginfeksi untuk sementara waktu sehingga tidak menimbulkan eksaserbasi lagi. Namun begitu pengobatan di hentikan kuma yang masih dormant dan belum mati akan menginfeksi kembali. Hal ini yang dialami pak Bondan sekarang sebagai akibat dari pengobatan yang dihentikan selama 3 bulam pada 2 tahun yang lalu. Pak Bondan kembali terinfeksi kuman TB yang dormant pada tuberklosis primer yang akan muncul bertahun-tahun dan melakukan reinfeksi. 5. Bagaimana dampak penghentian OAT? - Timbulnya resistensi terhadap obat (mdr&dr TB) - Pengobatan untuk selanjutnya memakai waktu lebih lama dan lebih mahal - Efek samping yang ditimbulkan semakin banyak 6. Jenis2 OAT? Pengobatan TB terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase intensif dan fase lanjutan. Padaumunya lama pengobatan selama 6-8 bulan a. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) 1.Jenis obat lini pertama adalah : INH ,Rifampisin ,Pirazinamid ,Etambutol ,streptomisin 2. jenis obat lini kedua adalah : kanamisin ,kapriomisin ,amikasin ,sikloserin ,etionamid ,para-amino salisikat (PAS) Obat lini kedua hanya digunakan untuk kasus resistensi obat Pemberian panduan OAT di dasarkan pada klasifikasi TB.Pengobatan Tuberkulosis paru diberikan dalam 2 tahap, yaitu:a. Tahap Intensive Awal. B.Tahap Lanjut Di Indonesia diterapkan panduan OAT sesuai rekomendasi WHO (World Health Organizatiaon) dan IUAT-LD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) dengan jangka waktu 6 bulan.Tahap intensif Obat ini diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian diteruskan ke tahap lanjut diberikan 3 kali dalam seminggu selama 4 bulan. Kategori II ini diberikan kepada penderita kambuh (relaps) yaitu penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap. Kemudian kembali berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif (+), antara lain: 1.Penderita gagal (failure) yaitu penderita BTA positif (+) yang masih tetap positif (+) atau kembali menjadi positif (+) pada akhir bulan ke 5 atau lebih dan penderita BTA negatif (-), rontgen positif (+) yang menjadi BTA (+). 2.Penderita lalai (after default) yaitu penderita yang kembali berobat dengan hasil pemeriksaan dahak positif (+) setelah putus obat (drop out) 2 bulan atau lebih. 3.Penderita kambuh (relaps) yaitu penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh, kemudian lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak dengan BTA positif (+) 7. Tujuan PMO? Tugas PMO menurut Depkes RI (2009) adalah: 1.Mengawasi penderita TB agar minum obat secara teratur sampai selesai pengobatan. 2.Memberi dorongan kepada penderita TB agar mau berobat teratur. 3.Mengingatkan penderita TB untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan. 4.Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TB yang mempunyai gejala-gejala yang mencurigakan untuk segera memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan. Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya perawat, bidan desa, pekarya kesehatan, juru imunisasi, sanitarian, dan lain-lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PKK, dan tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga (Depkes RI,2009) 8. Pem. Penunjang? Pemeriksaan bakteriologi Pemeriksaan mantolix tes digunakan untuk mendeteksi pemajanan terhadap micobacterium tuberculosis. Caranya dengan menyatukan PPD secaea intradermal. Hasil montoux tes positif dapat menandakan infuse basil tuberkel masa lalu atau saat ini dan mengindikasikan perlunya dilakukan prosedur. Reaksi dapat diinterpretasikan sbb : -Reaksi positive terjadi bila terdapat indurasi 10 mm atau lebih -Reaksi meragukan bila indurasi berkisar 5 mm – 10 mm -Reaksi negative bila indurasi kurang dari 5 mm 4. * Pemeriksaan radiologi (foto toraks) a.Bayangan lesi terletak dilapangan atas paru atau segmen apical lobus bawah. b.Bayangan berawan (patchy) atau bercak (nodular). c.Adanya kavitas, tunggal, atau ganda. d.Kelainan bilateral, terutama dilapangan atas paru. e.Adanya klasifikasi. f.Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian. g.Bayangan milier 9. Dx dan DD? Dx : TB ( SPOT) DD : a. Pneumonia b. Abses paru c. Kanker paru d. Bronkietaksis e. Pneumonia aspirasi f. Asma 10. Komplikasi dan prognosis untuk bu Tita? - Terapi yang cepat akan sembuh dengan baik - Bila daya tahan tubuh baik maka akan sembuh sendiri 11. Penyebab benjolan pada anak bu Tita? Limfadenitis tuberculosis merupakan manifestasi yang palin sering terjadi pada tuberculosis no- respiratory. Limfadenitis TB ini dianggap merupakan manifestasi local dari penyakit sistemik. Limfadenitis TB dijumpai seiring dengan infeksi tuberculosis primer/hasil dar reaktifasi focus dorman/akibat perluasan langsung dar contiguous focus. Pada tuberculosis pulmonary primer, basil masuk kedalam tubuh melalui inhalasi dan bakteremia hilus mediastinal dan paratracheal lymph node adalah tempat pertama penyebaran infeksi dari parenkim paru. Infeksi menyebar melalui limfatik ke cervical lymph node yang terdekat. Keterlibatan supraklavicular lymph node merefleksikan rute drainase limfatik untuk penyaki mycobacterium parenkim paru. Limfadenitis TB cervical menunjukkan penyebaran dari focus primer infeksi kedalam tonsil, adenoid, sinonasal/osteomielitis dari tulang etmoid. 12. Hub keluhan anak dengan kondisi bu Tita? Sumber penularan adalah penderita tuberculosis BTA (+) pada waktu batuk atau bersin. Penderita menyerbarkan kuman keudara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada shuhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Seseorang terinfeksi tuberkulsis ditentukan oleh kosentrasi doroplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Risiko terinfeksi tuberculosis sebagian besar adalah factor eksternal terutama factor lingkungan seperti rumah tidak sehat, pemukiman padat, dan kumuh. Sedangkan risiko menjadi sakit tuberculosis, sebagian besar adalah factor internal dari dalam tubuh penderita sendiri yang disebabkan oleh terganggunya system kekbalan tubuh seperti kurang gixi, infeksi HIV/AIDS, dan pengobatan immunosupresan. 13. Tl untuk anak bu Tita? Pada sebagian besar kasus TB anak pengobatan selama 6 bulan cukup adekuat. Setelah pemberian obat 6 bulan, lakukan evaluasi baik klinis maupun pemeriksaan penunjang. Evaluasi klinis pada TB anak merupakan parameter terbaik untuk menilai keberhasilan pengobatan. Bila dijumpai perbaikan klinis yang nyata walaupun gambaran radiologic tidak menunjukkan perubahan yang berarti, OAT tetap dihentikan. Panduan obat TB pada anak Pengobatan TB dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap awal/intensif (2 bulan pertama) dan sisanya sebagai tahap lanjutan. Prinsip dasar pengobatan TB adalah minilam 3 macam obat pada fase awal/intensif (2 bulan oertama) dan dilanjutkan dengan 2 macam obat pada fase lanjutan (4 bulan, kecuali pada TB berat). OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan. Untuk menjamin ketersediaan OAT untuk setiap pasien, OAT disediakan dalam bentuk paket. Satu paket dibuat untuk satu pasien untuks atu masa pengobatan. Paket OAT anak berisi obat untuk tahap intensif, yaitu Rimpaficin (R), Isoniazid (H), Pirazinamid (Z), sedangkan untuk tahap lanjutan yaitu Rimpaficin (R), dan Isoniazid (H) Dosis INH 5-15 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 300 mg/hari Rimpaficin 10-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 600 mg/hari Pirazinamid 15-30 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 2000 mg/hari Etambutol 15-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1250 mg/hari Streptomisin 15-40 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1000 mg/hari