Anda di halaman 1dari 44

Tutor: dr. Sri wahyuni, M.

Sc
Disusun oleh: KELOMPOK 3
MODUL 6
FARID HUSAINI (170610024)
SISTEM RESPIRASI HARIDA FITRI (170610026)
SANIA AUDRY NASUTION (170610027)
NADIA KARIMAH (170610028)
INDRI YUSTATI RITONGA (170610029)
RIZKY ADINDA NURHIDAYAH (170610032)
PHONNA MAGHFIRAH (170610033)
SUHERNA MUSFIRA (170610034)
DESY DITA NELVIA (170610035)
MUHAMMAD AL FARISI (170610037)

05/09/2019 1
SKENARIO 6 : Pak Roki Episode 2
Pak Roki yang menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis terlihat semakin
kurus dan mengeluarkan usaha ekstra untuk bernafas. Untuk mengetahui
progresifitas penyakitnya, ia harus menjalani serangkaian pemeriksaan, mulai dari
uji faal paru, laboratorium, maupun radiologi. Selama ia dirawat ia mendapatkan
oksigen dan obat-obatan jenis bronkodilator dan kortikosteroid untuk mengurangi
gejalanya. Selain obat-obatan, Pak Roki juga dianjurkan untuk mengubah gaya
hidupnya untuk tidak lagi merokok dan mengikuti latihan khusus guna memperbaiki
kapasitas parunya, sehingga dapat terjadi proses metabolisme yang optimal pada
tubuhnya.
Bagaimanakah anda menjelaskan kondisi yang dialami Pak Roki, dan
bagaimana prinsip respirasi pada keadaan yang normal terkait dengan proses
metabolisme?

05/09/2019 2
JUMP 1
(TERMINOLOGI)

05/09/2019 3
• Uji faal paru : pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur fungsi /
kerja paru normal dan abnormal, dengan cara mempengaruhi
resistensi
• Progresifitas penyakit : suatu perubahan yang terjadi dengan sifat
yang meningkat dan berkelanjutan dalam periode tertentu pada
suatu penyakit
• Bronkodilator : obat yang digunakan untuk memperlancar pernafasan
dengan efek mendilatasi bronchus guna meningkatkan aliran udara.
• Kortikosteroid : derivat hormone steroid yang dihasilkan oleh kelenjar
adrenal yang memiliki peranan dalam mengontrol respon inflamasi
• Kapasitas paru : jumlah udara yang masuk ke dalam paru setelah
inspirasi

05/09/2019 4
Jump 2 & 3
Rumusan Masalah &Hipotesa

05/09/2019 5
1. Apa saja tahapan respirasi seluler?
Respirasi seluler  pada sel terjadi perpindahan O2 dan CO2.
O2kapilersel
CO2selkapiler (berasal dari metabolisme)
Tahapannya:
-glikolisissitoplasma
-dekarboksilasi oksidatifmatriks mitokondria
-siklus krebs matriks mitokondria
-transpor elektronmitokondria (intra membran)

2. Apa tujuan dan mekanisme uji faal paru?


Untuk menilai fungsi ventilasi, difusi gas, perfusi darah paru, dan transpor gas O2
dan CO2 dalam peredaran darah. Fungsinya disebut normal jika:
PaO2 > 50 mmHg
PaCO2 < 50 mHg
05/09/2019 6
3. Apa saja latihan untuk memperbaiki kapasitas paru?
-latihan untuk meningkatkan alat pernapasan (meningkatkan kemampuan
ventilasi maksimal saat otot kelelahan)
-endurance exercise (untuk meningkatkan kapasitas kerja maximal saat PCO2
darah meningkat)

4. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan pada PPOK?


Pemeriksaan laboratorium  pemeriksaan sputum untuk mengetahui
penyebab dan penyakit tersebut dan menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan radiologi rontgen thorax
Uji faal paru  spirometri

05/09/2019 7
5. Mengapa penderita ppok terlihat kurus?
Penyakit paru ternyata mampu memicu perubahan immune-endokrin,
semacam hormon yang berkaitan dengan sistem pertahanan tubuh pada
ppok. Hal ini ternyata bisa memicu peningkatan kadar hormon katabolisme
seperti kortisol, dan sitokin inflamasi. Kondisi ini disebut hiperkatabolisme.
Kondisi ini ternyata mampu membuat fungsi otot rangka menurun dengan
drastis sehingga penderita dengan masalah ppok akan mengalami penurunan
berat badan.

6. Apa terapi untuk penderita ppok?


-Pemberian kostikosteroid
-pemberian bronkodilator
-perubahan pola hidup
-pemberian O2 / terapi O2

05/09/2019 8
7. Apa fungsi obat bronkodilator dan jenisnya?
Fungsi :
-meningkatkan kapasitas aktivitas
-mengurangi penjebakan udara di dalam paru paru
-meredakan gejala seperti dispnea
Jenis :
-antikolinergik (tiotropium, ipratopium, glycoprionium, dan
aclidinum)
-agonis β2 (salmeterol, salbutamol, formetorol)

8. Bagaimana mekanisme kerja bronkodilator?


Bronkodilator bekerja memperluas bronkus dengan cara
merelaksasi otot-otot paru sehingga proses pernapasan
berjalan lebih lancar.
05/09/2019 9
9. Apa fungsi kortikosteroid dan jenisnya?
Fungsi :
-Dengan mengurangi permeabilitas kapiler dapat mengurangi mukus.
-Menghambat pelepasan enzim proteolitik dari leukosit
-Menghambat prostaglandin
Jenis: -dexamethon
-camidexon
-corsona
-cortidex

10. Bagaimana hasil gambaran radiologi thorax normal?


Tidak terjadi pembesaran pada diafragma
Tidak hiperlusen
Ruang retrosnal tidak melebar
Tidak ada inflasi
05/09/2019 10
11. Apa dampak negatif dari merokok?
Asap rokok mengandung banyak bahan kimia yang mengganggu metode
tubuh dalam penyaringan udara dan membersihkan paru-paru. Asap
mengiritasi paru-paru dan menyebabkan kelebihan produksi lendir. Hal ini
juga melumpuhkan silia kecil seperti struktur rambut yang melapisi saluran
udara dari membersihkan debu dan kotoran. Kelumpuhan silia berarti lendir
dan zat beracun terakumulasi, sehingga terjadi kemacetan di paru-paru.
Beberapa dampak lain yang sering muncul, yaitu : kanker paru, bronkhitis,
emfisema,ppok, dsb.

12. Bagaimana mekanisme dari pemberian terapi oksigen?


-sistem aliran rendah: kanul nasal, sungkup.
-sistem aliran tinggi: Continuous Positive Airway Pressure (CPAP), ventilator.
05/09/2019 11
a JUMP 4 (SKEMA)

05/09/2019 12
SISTEM RESPIRASI II

RESPIRASI SELULER RESPIRASI ABNORMAL

MEKANISME
PEMERIKSAAN TERAPI

- UJI FAAL PARU


- GLIKOLISIS - LABORATORIUM - FARMAKOLOGI
- DEKARBOKSILASI - RADIOLOGI - TERAPI 02
OKSIDATIF THORAX
- SIKLUS KREBS
- TRANSPORT ELEKTRON

05/09/2019 13
JUMP 5
(LEARNING OBJECTIVE)

05/09/2019 14
1. MEKANISME RESPIRASI SELULER
2. PEMERIKSAAN RESPIRASI ABNORMAL :
- UJI FAAL PARU
- LABORATORIUM
- RADIOLOGI THORAX
3. TERAPI SISTEM RESPIRASI :
- FARMAKOLOGI
- TERAPI 02

05/09/2019 15
JUMP 6
(SEARCHING INFORMATION)

05/09/2019 16
JUMP 7
(SHARING INFORMATION)

05/09/2019 17
LO 1 (MEKANISME RESPIRASI SELULER)
• Respirasi seluler : proses penguraian bahan makanan
yang menghasilkan energi. Respirasi ini terjadi di
mitokondria.
• Tujuan: menghasilkan ATP dan CO2
GLIKOLISIS
• Tahapan dimana satu molekul glukosa dipecah ke
dalam dua molekul asam piruvat
• Terjadi di sitosol
• C6H12O6 + 2ATP +2NAD+ +2H+ → 2As.Privat + 2ATP +
2NADH
05/09/2019 18
DEKARBOKSILASI OKSIDATIF PIRUVAT

• Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah


asam piruvat yang beratom 3 C menjadi senyawa baru
yang beratom 2 C, yaitu asetil koenzim-A (asetil ko-A).
Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering
juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke
siklus Krebs
• Reaksi DO berlangsung di intermembran mitokondria

05/09/2019 19
SIKLUS KREBS Siklus krebs adalah serangkaian reaksi
yang digunakan oleh organisme aerobik
untuk menghasilkan energi dari oksidasi
molekul asetil-CoA hasil 3 metabolisme
karbohidrat pertama : glikolisis,jalur
pentosa fosfat,jalur entner doudoroff

Molekul tersebut akan dioksidasi lebih


lanjut untuk mendapatkan energi lebih
banyak, tergantung jenis
mikroorganisme dan kondisi fisiologi
lingkungan. Jadi, siklus yang juga dikenal
sebagai siklus asam sitrat dan siklus
asam trikarboksilat ini merupakan salah
satu cara sel mengoksidasi secara total
asam piruvat dalam kondisi aerobik
05/09/2019 20
TRANSPOR ELEKTRON
Transfer elektron atau transpor
elektron merupakan proses
produksi ATP (energi) dari NADH
dan FADH2 yang dihasilkan dalam
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif,
dan siklus krebs. Transfer elektron
terjadi di membran dalam
mitokondria, yang dibantu oleh
kelompok-kelompok protein yang
terdapat pada membran tersebut.
Proses ini disebut juga dengan
fosforilasi oksidatif .
05/09/2019 21
2. a.Uji Faal Paru
TUJUAN
 Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi paru
 Untuk menguji faal paru
 Untuk mengetahui spirometri

05/09/2019 22
PERSIAPAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI

Spirometri merupakan pemeriksaan yang relative


mudah namun sering kali hasilnya tidak dapat
digunakan. Karena itu perlu beberapa persiapan
sebagai berikut:
1. Operator, harus memiliki pengetahuan yang memadai,
tahu tujuan pemeriksaan dan mampu melakukan
instruksi kepada subjek dengan manuver yang benar
2. Persiapan alat, spirometer harus telah dikalibrasi
untuk volume dan arus udara minimal 1 kali seminggu

05/09/2019 23
3.Persiapan subjek, selama pemeriksaan subjek harus merasa nyaman.
Sebelum pemeriksaan subjek sudah tahu tentang tujuan pemeriksaan
dan manuver yang akan dilakukan. Subjek bebas rokok minimal 2 jam
sebelumnya, tidak makan terlalu kenyang, tidak berpakaian terlalu
ketat, penggunaan obat pelega napas terakhir 8 jam sebelumnya
untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang.
4.Kondisi lingkungan, ruang pemeriksaan harus mempunyai sistem
ventilasi yang baik dan suhu udara berkisar antara 17 – 40 0C

05/09/2019 24
Tahapan

1. Pasien dalam posisi berdiri dan pakaian longgar.


2. Tahap Persiapan :
A. Hidupkan alat, biarkan 10 menit
B. Tekan Tombol ID
C. Masukkan data pasien : ID, umur, tinggi badan, berat badan, jenis
kelamin, race dan % race.

05/09/2019 25
Hasil pemeriksaan
• Minimal terdapat 3 hasil acceptable
• Inspirasi penuh sebelum pemeriksaan dimulai
• Memenuhi syarat awal ekspirasi yaitu dengan usaha maksimal dan tidak
ragu-ragu
• Tidak batuk atau glottis menutup selama detik pertama
• Memenuhi lama pemeriksaan yaitu minimal 6 detik atau sampai 15 detik
pada subjek dengan kelainan obstruksi
• Tidak terjadi kebocoran
• Tidak terjadi obstruksi pada mouthpiece

05/09/2019 26
b.Laboratorium
Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum biasanya diperlukan jika diduga adanya penyakit paru. Membran
mukosa saluran pernapasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan
keluaran sekresi yang sering mengandung organisme penyebab. Perhatikan dan catat
volume, konsistensi, warna dan bau sputum.
Pemeriksaan sputum mencakup pemeriksaan :
1. Pewarnaan Gram,biasanya pemeriksaan ini memberikan cukup informasi tentang
organism yang cukup untuk menegakkan diagnose presumtif.
2. Kultur Sputum mengidentifikasi organisme spesifik untuk menegakkan diagnose
definitif. Untuk keperluan pemeriksaan ini, sputum harus dikumpulkan sebelum
dilakukan terapi antibiotic dan setelahnya untuk menentukan kemanjuran terapi.
3. Basil Tahan Asam (BTA) menentukan adanya mikobacterium tuberculosis, yang
setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh
alcohol asam.
05/09/2019 27
c. Pemeriksaan Radiologi
1. Gambaran Radiologi Normal

05/09/2019 28
perbandingan Foto thorax PA saat Inspirasi dan Ekspirasi

05/09/2019 29
• Saat inspirasi : udara masuk ke dalam paru – paru → gambaran
diafragma yang mendatar/rendah (ketinggiannya adalah sebesar/
sejajar costae 10)
• Saat ekspirasi : saat dimana udara keluar dari paru – paru →
gambaran diafragma yang melengkung (ketinggiannya kurang dari
costae 10).

05/09/2019 30
2. Gambaran Radiologi Abnormal
a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif non reversibel
atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan
emfisema atau gabungan keduanya

05/09/2019 31
Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :
a. Gambaran klinis
1. Anamnesis:
- Keluhan
- Riwayat penyakit
- Faktor predisposisi
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan rutin ( spirometri)
2. Pemeriksaan khusus (X- foto thorax, CT-Scan)

05/09/2019 32
Diagnosis Banding
• Asma
• Pneumotoraks
• Gagal Jantung Kronik
• Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal :
bronkiektasis, destroyed lung.

05/09/2019 33
05/09/2019
Gambaran Radiologi Emfisema 34
05/09/2019 Gambaran Radiologi Bronchitis Kronik 35
3. a.Farmakologi
Bronkodilator
Obat-obat bronkodilator
Penggunaan obat-obatan pada penyakit paru (medikamentous) yang
terpenting adalah bronkodilator yang terbagi atas beta 2 agonis, derivat
xantine dan antikolinergik. Derivat xantine merupakan bronkodilator yang
paling sering digunakan, sedangkan beta 2 agonis lebih sensitif pada anak-
anak, disamping itu efek simpatomimetiknya pada jantung lebih besar.
Bronkodilator merupakan obat utama untuk mengatasi atau mengurangi
obstruksi saluran napas yang terdapat pada penyakit paru obstruksi.
Penyakit dengan kelainan tersebut antara lain asma bronkial, penyakit paru
obstruksi kronik (PPOK), dan sindroma obstruksi pasca TB (SOPT).Gangguan
obstruksi yang terjadi menimbulkan dampak buruk pada penderita karena
menimbulkan gangguan oksigenasi dengan segala dampaknya
05/09/2019 36
Pemberian bronkodilator secara inhalasi sangat dianjurkan oleh
karena cara ini memberikan berbagai keuntungan yaitu:
• Obat bekerja langsung pada saluran nafas
• Onset kerja yang cepat
• Dosis obat yang kecil
• Efek samping yang minimal karena kadar obat dalam darah rendah
• Membantu mobilisasi lendir
Ada berbagai cara pemberian obat inhalasi yaitu dengan inhalasi dosis
terukur. Alat bantu yang digunakan berupa : spacer, nebuhaler,
turbuhaler, dischaler, rothaler dannebuliser.
Jenis bronkodilator:
1. Agonis β adrenergik
Agonis β adrenergik atau simpatomimetik diberikan untuk terapi
pada asma, bronkitis, empisema dan berbagai penyakit paru
obstruksi lainnya. Obat simpatomimetik terdiri dari dua cara kerja
yaitu short-acting (salbutamol, terbutalinsulfat, bambuterol
hidroklorida, fenoterol hidrobromida) dan long-
05/09/2019 acting (formeterolfumarat, salmeterol) 37
2. Antikolinergik
Atropin, prototipe antikolinergik. Atropin diserap tubuh melewati
mukosa. Namun obat sintetiknya banyak dipakai pada pengobatan
penderita penyakit paruobstruktif menahun yaitu ipratropium
bromida dengan nama dagang atroven danrobinul. Merupakan
obat yang mempunyai kemampuan bronkodilatasi dua kali
lipatdengan waktu kerja yang jauh lebih lama dibandingkan
dengan atropin sendiri
3. Xhantin
Golongan xanthin mempunyai efek bronkodilator yang lebih
rendah, selain bersifat sebagai bronkodilator obat ini juga berperan
dalam meningkatkan kekuatan otot diafragma. Metabolisme obat
golongan xanthin ini dipengaruhi oleh umur,merokok, gagal
jantung dan infeksi bakteri.
05/09/2019 38
Kortikosteroid
Kortikosteroid dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan atas aktivitas
biologis yang menonjol darinya, yaitu:
1. Glukokortikoid (contohnya kortisol), yang berperan mengendalikan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, juga bersifat anti
inflamasi dengan cara menghambat pelepasan fosfolipid, serta
dapat pula menurunkan kinerja eosinofil.
2. Mineralokortikoid (contohnya aldosteron), yang berfungsimengatur
kadar elektrolit dan air, dengan cara penahanan garam di ginjal

05/09/2019 39
Sediaan obat
• Glukokortikoid (reaksi kerja • Glukokortikoid (reaksi kerja
singkat-sedang) lama)
- Hydrocortisone (Solu Cortef)
- Cortisone - Betamethasone (Cortamine)
- Prednisone (Lexacort) - Dexametasone (Cortidex, Dextina)
- Prednisolone
• Mineralokortikoid
- Methylprednisolone (Phadilon)
- Fludrocotisone
- Desoxycorticosterone Acetat
• Glukokortikoid (reaksi kerja
intermedia)
- Triamicinolone (Flamicort)
- Pharametasone
- Fluprednisolone

05/09/2019 40
b. TERAPI O2

TERAPI OKSIGEN
Terapi O2 adalah salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi
jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O2 yaitu untuk mengatasi
keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, menurunkan kerja nafas
dan menurunkan kerja miokard.

Syarat-syarat pemberian O2, yaitu :


Dengan konsentrasi O2 inspirasi yang terkontrol, tidak terjadi penumpukan CO2,
mempunyai tahanan jalan nafas yang rendah, efisien, dan nyaman untuk pasien.
Dalam pemberian terapi O2 perlu diperhatikan “Humidification”. Hal ini penting
diperhatikan, karena udara normal yang dihirup telah mengalami humidfikasi
sedangkan O2 yang diperoleh dari sumber O2 (Tabung) merupakan udara kering yang
belum terhumidifikasi, humidifikasi yang adekuat dapat mencegah komplikasi pada
pernafasan.
05/09/2019 41
INDIKASI PEMBERIAN O2
indikasi utama pemberian O2 ini adalah : kadar O2 arteri rendah dari hasil
analisa gas darah, peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta
adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan, dan peningkatan kerja miokard
dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju
pompa jantung yang adekuat.

Dari Indikasi utama tersebut, maka terapi pemberian O2 dindikasikan kepada


pasien dengan gejala : sianosis, hipovolemi,, anemia berat, keracunan CO2,
asidosis, selama dan sesudah pembedahan, dan pasien dengan keadaan tidak
sadar.

05/09/2019 42
METODE PEMBERIAN O2
1. Sistem aliran rendah
Tehnik system aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan. Tehnik ini
menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal
pasien. Pemberian O2 sistem aliran rendah ini ditujukan untuk pasien yang memerlukan O2 tetapi
masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya pasien dengan Volume Tidal 500 ml
dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Contoh system aliran rendah ini adalah :
(1) katater nasal,
(2) kanula nasal,
(3) sungkup muka sederhana,
(4) sungkup muka dengan kantong rebreathing,
(5) sungkup muka dengan kantong non rebreathing.

2. Sistem aliran tinggi


Suatu tehnik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan,
sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi O2 yang lebih tepat dan teratur. Adapun
contoh teknik sistem aliran tinggi yaitu :
(1) sungkup muka dengan ventury. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 L/mnt dengan konsentrasi
30 – 55%
05/09/2019 43
TERIMA KASIH

05/09/2019 44

Anda mungkin juga menyukai