Anda di halaman 1dari 13

I.

MENJELASKAN TERMINOLOGI DAN PERKEMBANGAN KEDOKTERAN KELUARGA

A. DEFINISI

Dokter keluarga adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi kedokteran maupun kesehatan yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk
menjalankan praktek dokter keluarga.

Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P.dalam jurnal General Practice – “Time for A New
Definition”, BMJ; 320:354–7. 2000, Dokter Keluarga adalah:

 Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem pelayanan kesehatan; bertugas mengambil
langkah awal penyelesaian semua masalah yang mungkin dimiliki pasien.
 Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun karakter personal dan sosialnya,
dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam sistem pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin
kepentingan pasien.
 Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis, pengobatan, perawatan dan
asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.

Secara singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter Praktik Umum yang
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran keluarga.

B. SEJARAH & PERKEMBAGAN

Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan
didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah
menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi
pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari
pemerintah.

Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi
internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General
Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga
Indonesia.

Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan
lain yakni:

 Pendayagunaan dokter pasca PTT


 Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
 Menghadapi era globalisasi

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa
tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk
mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa
"family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan
waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang
mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.

Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk
mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan
bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi
dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan
kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :

 Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,


 Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
 Paket C: ketrampilan klinik praktis,
 Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat
dibedakan atas dua macam :

 Kegiatan yang dilaksanakan


Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh
CMC (comprehensive medical services). Karakteristik CMC :

1. Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.
2. Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara
terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).
3. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan
dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
4. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait
(comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).
 Sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter keluarga harus memperhatikan
kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi
terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota
keluarga.

 Batasan pelayanan kedokteran keluarga


Batasan pelayanan kedokteran keluarga ada banyak macamnya. Dua diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:
1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga
sebagai satu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis
kelamin, tidak juga oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja.
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan
kendungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan yang terpadu,
diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan setiap dokter agar
mempunyai peranan unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling
serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang menkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.
II. MENJELASKAN PRINSIP DAN STANDAR PELAYANANDOKTER KELUARGA
A. PRINSIP PELAYANAN

Prinsip dalam pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga yaitu memberikan :

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif.


2. Pelayanan yang kontinu.
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya.
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya.
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan

Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya :

1. lebih aktif dan bertanggung jawab


Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal pelayanan kunjungan dan atau
perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila
memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran
yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.
2. Lebih lengkap dan bervariasi
Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada semua anggota keluarga, maka
pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika
dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat
menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.
3. Menangani penyakit pada stadium awal
Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan selalu
berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit
pada stadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena memang telah
berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter
spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit
yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja. ‘The family doctor cannot be expected to treat all problems as
best possible, but he can be expected to treat all common diseases as best possible’.

B. STANDAR PELAYANAN

Secara ringkas, yang dimaksud dengan dokter keluarga ialah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan dengan ciri-ciri utama
sebagai berikut:

1. Pelayanan kesehatan lini pertama Artinya memberikan pelayanan pada strata primer, yaitu ditengah-tengah pemukiman
masyarakat sehingga mudah dicapai. Setiap keluarga sebaiknya mempunyai dokter keluarga yang dapat mereka hubungi bila
memerlukan pertolongan kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan/medis yang bersifat umum Artinya memberikan pelayanan untuk masalah kesehatan atau penyakit yang
tergolong umum dan bukan spesialistik. Pelayanan dokter yang bersifat umum juga dikenal dengan istilah berobat jalan
walaupun kadang- kadang dapat pula diberikan di rumah untuk kasus tertentu misalnya pasien yang sulit berjalan.
3. Bersifat holistik dan komprehensif Holistik artinya tidak dibatasi pada masalah biomedis pasien saja, tetapi juga dengan
melihat latar belakang sosial-budaya pasien yang mungkin berkaitan dengan penyakitnya. Misalnya, banyak penyakit didapat
dari pekerjaannya seperti nyeri otot dan tulang, radang saluran napas, radang kulit atau kelelahan. Jika penyakit tersebut tidak
ditangani secara holistik dan hanya terfokus pada gejala atau penyakitnya saja, maka tidak akan benar- benar berhasil
disembuhkan.
Komprehensif artinya tidak hanya terbatas pada pelayanan pengobatan atau kuratif saja, tetapi meliputi aspek lainnya mulai
dari promotif-preventif hingga rehabilitatif. Misalnya, konseling, edukasi kesehatan, imunisasi, KB, medical check-up,
perawatan pasca RS dan rehabilitasi medik.
4. Pemeliharaan kesehatan yang berkesinambungan Artinya, pelayanan kesehatan dilakukan terus menerus kepada pasien
maupun keluarganya guna memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain, hubungan dokter-pasien yang
lebih kontinu atau sebagai dokter langganan. Hubungan yang berke- sinambungan itu menguntungkan karena menjadi lebih
saling kenal dan lebih akrab sehingga memudahkan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan pasien/keluarga tersebut.
5. Pendekatan Keluarga Artinya, lebih menekankan keluarga sebagai unit sasaran pelayanan kesehatan daripada perorangan.
Pasien umumnya merupakan anggota sebuah keluarga yaitu sebagai suami, isteri atau anak. Pendekatan keluarga.
mempunyai berbagai keuntungan terutama untuk dukungan yang diperlukan guna mengatasi masalah kesehatan. Misalnya
seorang anak akan banyak memerlukan pengertian dan dukungan orang tuanya. Suami yang menderita hipertensi perlu
dukungan isteri dan anaknya. Isteri yang sedang hamil, perlu dukungan suaminya dan banyak lagi contoh lain.

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan


Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter
yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di
rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke
tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke
rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta
pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga
yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah
sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan,
kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya
diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit
tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Menurut Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), standar pelayanan dokter keluarga meliputi:

A. Standar pemeliharaan kesehatan di klinik


1. Standar pelayanan paripurna
Sifat paripurna pada kedokteran keluarga yaitu termasuk pemiliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan
kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation), dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)dengan
memperlihatkan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran
 Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
 Memiliki izin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya
 Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
 Deteksi dini terhadap penyakit dan melakukan pentalaksanaan yang tepat terhadap pasien dan keluarganya
 Kuratif medik
Melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk
kegawatdaruratan medik, atau perujukan
 Rehabilitasi medik dan sosial pada pasien dana atau keluarganya
Setelah mengalami masalah kesehatan baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial
 Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memeprhatikan kondisi sosial pasien dan keluarganya

2. Standar pelayanan medis (standard of medical care)


Pelayanan sebuah dokter keluarga harus sesuai dengan lege artis
 Anamnesis
Dengan pendekatan patient centered approach dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan
harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis
 Pemeriksaan fisik, penunjang serta diagnosis dan diagnosis banding
Melakukan secara diagnosis holistik
 Konseling
Untuk membantu pasien dan keluarga menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk pasien
 Konsultasi
Saat diperlukan, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter yang dianggap lebih piawai dan atau
berpengalaman.

3. Standar pelayanan bersinambung (standard of continuum care)


Pelayanan yang diberikan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung yang melaksanakan pelayanan kedokteran
secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien
 Rekam medik berkesinambung
Informasi riwayat kesehatan pasien sebelumnya pada saat datang sigunakan untuk memaastikan bahwa
penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai
 Pelayanan efektif efisien
Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien, menjaga kualitas,
sadar mutu dan biaya
 Pendampingan
Saat dilaksanakan konsultasi dana atau rujukan, dokter keluarga menawarkan kemudian melakasanakan
pendampingan pasien, demi kepentingan pasien
 Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan

4. Standar pelayanan menyeluruh (standard of holistic of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaiut peduli nahwa pasien adalah seorang manusia
seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, social dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya
 Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki system untuk memandang pasien sebagai manusia yang seutuhnya
 Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelyanan dokter keluarga memiliki sistem untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan
memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan
pasien.
 Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan
keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

5. Standar pelayanan terpadu (standard of integration of care)


Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupkan kemitraan antara dokter dengan pasien pada
saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang
pelayanan kedokteran baik dari formal maupun informal.
 koordinator penatalaksanaan pasien  kerja sama dengan dokter – pasien - keluarga, maupun bersama antara dokter
– pasien – dokter spesialis / rumah sakit.
 Mitra dokter pasien saat proses pentalaksanaan medis
 Mitra lintas sektoral medik
Dokter keluarga bekerja sebahai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan
formal di sekitarnya.
 Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Dokter keluarga memperdulikan dan memperhatikan kebutuhan dan perliaku pasien dan kelaurganya sebagai
masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

B. Standar perilaku dalam praktik (standard of behaviour in practice)


1. Standar perilaku terhadap pasien
Dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya,
serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan
pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.
 Informasi memperoleh pelayanan
Dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan
 Masa konsultasi
Menyediakan waktu konsultasi untuk menjelaskan keluhan dan keinginanannya
 Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai keadaan dan tindakan terhadap pasien,
sehingga memungkin pasien dapat memutuhkan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya
 Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
2. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (standard of partners relationship in practive) Baik dengan klinik, tim,
sejawat, pegawai klinik, pemimpin klinik

III. MENJELASKAN KOMPETENSI DAN PERANAN DOKTER KELUARGA PADA PELAYANAN PRIMER

A. KOMPETENSI

Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya.
Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang dijabarkan dalam bentuk
tujuan pelatihan,

1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga,


2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga,
3. Menguasai ketrampilan berkomunikasi, menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien untuk :
a) Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran
dan risiko kesehatan keluarga,
b) Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan,
peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan
keluarga,
c) Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan
kedokteran/kesehatan.

4. Memiliki keterampilan manajemen pelayanan kliniks.

a) Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan memperhitungkan potensi yang dimiliki pengguna jasa
pelayanan untuk menyelesaikan masalahnya.
b) Menyelenggarakan pelayan kedokteran keluarga yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

5. Memberikan pelayanan kedokteran berdasarkan etika moral dan spritual.


6. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan termasuk sistem pembiayaan (Asuransi
Kesehatan/JPKM).

Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan
Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah (Danasari, 2008) :
a. Keterampilan komunikasi efektif
b. Keterampilan klinik dasar
c. Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran
keluarga
d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif,
holistik, berkesinambungan, terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer
e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat
g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

Pada dasarnya kompetensi yang harus dimiliki oleh dokter keluarga selain harus memiliki kompetensi dokter menurut Konsil
Kedokteran Indonesia, juga harus memiliki tambahan kompetensi untuk dokter keluarga, diantaranya :

A. Area komunikasi efektif


1) Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
 Menempatkan diri sebagai mitra keluarga dalam penatalaksaan masalah kesehatan pasien dan keluarga
 Mampu melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient centered approach) dalam rangka memperoleh
keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut serta memperoleh keterangan
untuk dapat menegakkan diagnosis
 Memahami masalah yang sebenarnya terjadi dengan menggali dan menganalisa faktor-faktor keluarga pasien yang
berhubungan dengan masalah kesehatan pasien
 Mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang
berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan pengobatan, tindakan dan sebagainya seingga memungkinkan
pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi
 Mampu menggali, menganalisa dan menganjurkan sumber daya yang ada pada keluarga dan lingkungan untuk
kepentingan pentalaksanaan kesehatan pasien dan keluarganya
 Mampu melakukan konseling perorangan dan konseling kelompok (keluarga maupun kelompok lain)

2) Berkomunikasi dengan masyarakat


Mampu merencanakan dan menerapkan pendidikan kesehatan yang sesuai bagi pasien, keluarga dan komunitas yang ada
dihadapannya dengan media yang tepat guna

B. Area keteampilan klinis


1) Mampu menganalisa informasi dalam rekam medik dan rekam keluarga utuk menegakkan diagnostik holistik dan
perencanaan komprehensif bagi pasien dan keluarganya
2) Mampu elaksanakan pendampingan pasien secara profesional demi kepentingan pasien pada saat dibutuhkan dalam layanan
konsultasi dan/atau rujukan
3) Mampu secara trampil melakukan prosedur tunjangan hidup dasar (basic life support) dan ACLS dimanapun berada

C. Area pengelolaan masalah kesehatan


1) Mampu menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu, dan sadar biaya
2) Mampu menyelenggarakan pelyanan yang peduli dan perhatian pada kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebgai
masyarakat
3) Mampu mengidentifikasi, mmberi alas an, menerapkan dan merencanakan strategi pencegahan primer, sekunder dan tersier
bagi seluruh anggota keluarga pasien seta komunikasi sekitar pasien
4) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam program pendidikan kesehatan bagi komunitas sesuai dengan
kebutuhan
5) Mampu menempatkan diri untuk berpartisipasi dalam pergerakkan masyarakat dalam penanggulangan bencana dan
rehabilitasi komunitas pasca bencana
6) Mampu menyusun system untuk memandang pasien sebagai bagian keluarga pasien dan memperhatikan bahwa keluarga
pasien dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien
7) Mampu mendayagunakan sumber di sekitar kehidupan pasien untuk mengingkatkan keadaan kesehatan pasien dan
keluarganya
8) Mampu memperhatikan latar belakang social, budaya, ekonomi pasien dalam berkomunikasi dan menawarkan pilihan
tindakan

D. Area pengelolaan informasi


1) Mampu mengaplikasikan EBM dan appraisal kritis suatu informasi baru dalam praktik keseharian
2) Mampu merencakan dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi guna memberi pelayanan yang memuaskan bagi
pasein dan keluarganya

E. Area mawas diri dan pengembangan diri


Mampu menginisiasi dan melaksanakan Program Pendidikan Keprofesian Kedokteran Berkelanjutan (P2KB) untuk diri dan
perkumpulan profesinya
F. Area etika, moral, medikolegal, dan profesionalisme serta keselamatan pasien
1) Mampu menempatkan diri sebagai mitra penyedia pelyanan kesehatan dengan berbagai sektor pelyanan kesehatan formal
di sekitarnya
2) Mampu melakukan program jaga mutu (quality assurance) secara mandiri dan atau bersama-sama dengan dokter keluarga
lainnya
3) Mampu menjadi pimpinan professional pada suau pusat pelayanan kedokteran kesehatan primer
4) Mampu menganalisa persamaan dan perbedaaan karate individu, keluarga, hingga factor social budaya yang berpengaruh
pada kesehatan pasien dan keluarga

B. PERANAN

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari
keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif,
kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai
dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan

b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)


Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan
keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat
dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang
mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien sepenuhnya
dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat
memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin
klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan
komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan
menjadi panutan masyarakat

Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :


 Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik
yang diperlukan,
 Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
 Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit
 Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
 Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
dan rehabilitasi,
 Menangani penyakit akut dan kronik,
 Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
 Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,
 Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
 Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
 Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
 Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
 Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Kewajiban dokter keluarga :


 Menjunjung tinggi profesionalisme
 Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktek
 Bekerja dalam tim kesehatan
 Menjadi sumber daya kesehatan
 Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer

C. KARATERISTIK

Karakteristik Dokter Keluarga

1. Lynn P. Carmichael (1973)

 Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan


 Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
 Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
 Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit
 Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit.

2. Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)

 Pelayanan responsif dan bertanggung jawab


 Pelayanan primer dan lanjut
 Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
 Memandang pasien dan keluarga
 Melayani secara maksimal

3. IDI (1982)

 Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat


 Pelayanan menyeluruh dan maksimal
 Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
 Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
 Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

IV. PERBEDAAN DOKTER PRAKTEK UMUM DAN DOKTER KELUARGA


Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga (Qomariah, 2000) :
DOKTER PRAKTEK DOKTER KELUARGA
UMUM
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan Menyeluruh, Paripurna, bukan
sekedar yang dikeluhkan
Cara Pelayanan Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan
pengamatan sesaat berkesinambungan sepanjang
hayat
Jenis Pelayanan Lebih kuratif hanya untuk Lebih kearah pencegahan,
penyakit tertentu tanpa mengabaikan
pengobatan dan rehabilitasi
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan
dilibatkan
Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien Dokter – pasien – teman
sejawat dan konsultan
Awal pelayanan Secara individual Secara individual sebagai
bagian dari keluarga
komunitas dan lingkungan

Batasan dan Ruang Lingkup


Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, mengutamakan
pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang
mapan.

Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga


Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan
kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan
rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis
kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya.
(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)

Karakteristik Dokter Keluarga


Lynn P. Carmichael (1973)
 Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
 Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
 Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
 Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit
 Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit
Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)
 Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
 Pelayanan primer dan lanjut
 Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
 Memandang pasien dan keluarga
 Melayani secara maksimal
IDI (1982)
 Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat
 Pelayanan menyeluruh dan maksimal
 Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
 Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
 Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
Skala kecil:
 Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga
 Mewujudkan keluarga sehat sejahtera
Skala besar:
 Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia

Dokter Keluarga di Indonesia


Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya
Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi
Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan
dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah. Untuk
lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional
dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family
Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain
yakni:
 Pendayagunaan dokter pasca PTT
 Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
 Menghadapi era globalisasi

http://www.ppjk.depkes.go.id

Pengembangan Dokter Keluarga di Indonesia

Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun
terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan
pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine"
selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk
mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya
wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.

Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan
kompetensi khusus selaku dokter keluargaharus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan.
Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang
bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid
pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :

Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,


Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
Paket C: ketrampilan klinik praktis,
Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

Peranan Dokter Keluarga dalam Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM)


Dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai
adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan individu dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya dimana
hal ini tercermin dari tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikannya.

Keberhasilan penatalaksanaan pelayanan kesehatan yang dikenal sebagai JPKM itu, pada dasarnya dipengaruhi oleh sejauh mana
masalah pembangunan kesehatan itu dapat diatasi dan ditata. Masalah dalam sistem kesehatan nasional pada dasarnya terdiri dari
masalah pada sub sitem pelayanan kesehatan dan masalah pada sub sistem pembiayaan kesehatan. Termasuk dalam masalah pada sub
sistem pelayanan kesehatan adalah; komersialisasi pelayanan kesehatan, menurunnya etos profesional serta pelanggaran atas norma
dan etika kedokteran. Sedangkan hal-hal yang termasuk dalam masalah pembiayaan kesehatan adalah; tingginya tingkat inflasi
kesehatan, perubahan pola penyakit mengarah ke degeneratif dan kronis, pola pelayanan yang fragmentatif, pola hubungan dokter-
pasien yang melonggar, dan mekanisme pembiayaan yang masih tunai, perseorangan dan "out of pocket".

Dari konteks ini pelayanan dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam keberhasilan penatalaksanaan pembangunan
kesehatan karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi komprehensif
dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan
yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem
pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya
pelayanan kesehatan. Konsep ini meletakkan peran dokter keluarga yang sangat penting sebagai PPK JPKM yang sadar mutu dan
sadar biaya pelayanan kesehatan. Dalam hubungan itulah pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan yang memberi peran
penting terhadap pengembangan dokter keluarga yakni Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 56/Menkes/SK/I/1996 mengatur Dokter
Keluarga dalam pengelolaan JPKM serta Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 916/Menkes RI/Per/VII/1997 yang mengatur agar
praktek dokter umum dan dokter gigi diarahkan ke dokter keluarga.

Anda mungkin juga menyukai

  • Masalah Anemia Hemolitik
    Masalah Anemia Hemolitik
    Dokumen3 halaman
    Masalah Anemia Hemolitik
    harida fitri
    Belum ada peringkat
  • Modul 5
    Modul 5
    Dokumen1 halaman
    Modul 5
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Modul 3
    Modul 3
    Dokumen5 halaman
    Modul 3
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Modul 2
    Modul 2
    Dokumen4 halaman
    Modul 2
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Modul 6
    Modul 6
    Dokumen2 halaman
    Modul 6
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Asidosis Metabolik - Penyebab, Gejala dan Pengobatan
    Asidosis Metabolik - Penyebab, Gejala dan Pengobatan
    Dokumen7 halaman
    Asidosis Metabolik - Penyebab, Gejala dan Pengobatan
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Terminnologi
    Terminnologi
    Dokumen3 halaman
    Terminnologi
    secgen unimal
    Belum ada peringkat
  • Modul 2
    Modul 2
    Dokumen1 halaman
    Modul 2
    naa
    Belum ada peringkat
  • Modul I Kelompok 3
    Modul I Kelompok 3
    Dokumen31 halaman
    Modul I Kelompok 3
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • TERMINOLOGI
    TERMINOLOGI
    Dokumen4 halaman
    TERMINOLOGI
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Terminologi WPS Office
    Terminologi WPS Office
    Dokumen1 halaman
    Terminologi WPS Office
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • DFGH
    DFGH
    Dokumen2 halaman
    DFGH
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Blok 1.3 - Modul 6
    Blok 1.3 - Modul 6
    Dokumen44 halaman
    Blok 1.3 - Modul 6
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Blok 1.3 - Modul 6
    Blok 1.3 - Modul 6
    Dokumen44 halaman
    Blok 1.3 - Modul 6
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Tutorial 1 Modul 4 2
    Tutorial 1 Modul 4 2
    Dokumen2 halaman
    Tutorial 1 Modul 4 2
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Modul 4
    Modul 4
    Dokumen2 halaman
    Modul 4
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Modul 3
    Modul 3
    Dokumen2 halaman
    Modul 3
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • 1,4,5
    1,4,5
    Dokumen81 halaman
    1,4,5
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Skenario 4-1
    Skenario 4-1
    Dokumen47 halaman
    Skenario 4-1
    Perdana Richy
    Belum ada peringkat
  • HIpo, Per Tiroid
    HIpo, Per Tiroid
    Dokumen14 halaman
    HIpo, Per Tiroid
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • 1,4,5
    1,4,5
    Dokumen7 halaman
    1,4,5
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • 1,4,5
    1,4,5
    Dokumen3 halaman
    1,4,5
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • TERMINOLOGI
    TERMINOLOGI
    Dokumen4 halaman
    TERMINOLOGI
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • 5371 - Kelainan Tiroid Pada Anak (Hipotiroid)
    5371 - Kelainan Tiroid Pada Anak (Hipotiroid)
    Dokumen12 halaman
    5371 - Kelainan Tiroid Pada Anak (Hipotiroid)
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Lo Modul 5
    Lo Modul 5
    Dokumen13 halaman
    Lo Modul 5
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Kel Tiroid Kehamilan
    Kel Tiroid Kehamilan
    Dokumen4 halaman
    Kel Tiroid Kehamilan
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Jump 2 Dan 3
    Jump 2 Dan 3
    Dokumen4 halaman
    Jump 2 Dan 3
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • 1,4,5
    1,4,5
    Dokumen7 halaman
    1,4,5
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6 Modul 6
    Kelompok 6 Modul 6
    Dokumen58 halaman
    Kelompok 6 Modul 6
    Rizky Adinda NM
    Belum ada peringkat