Anda di halaman 1dari 3

Terminnologi

1. ortolani: dilakukan dengan menekuk kedua kaki bayi, kemudian dibuka dan jika terdengar suara
‘klik’ kemungkinan terkena DDH

2. barlow test: tes yang dilakukan dengan cara memegang kaki yang dicurigai dan membukanya ke
arah samping. Bila bayi menangis, pertanda adanya DHH

3. Galeazzi sign: dilakukan dengan menekuk lutut bayi dan melihat apakah panjangnya sama atau
tidak.

Jika dicurigai ada kelainan, pada anak usia 6 bulan ke bawah akan dilakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi, yang akan memperlihatkan kelainan secara lebih jelas. Sedangkan pada anak usia di
atas 6 bulan, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan rontgen.

4. leg length disrepancy:

5. ponseti method:

Rumusan masalah:

1. penyebab kaki bengkok ke dalam?

2. hubungan usia dan jk?

CTEV rata-rata muncul dalam 1-2:1000 kelahiran bayi di dunia dan merupakan salah satu defek saat
lahir yang paling umum pada system musculoskeletal(Baruah et al, 2013). Insidensi CTEV beragam
pada beberapa Negara, di Amerika Serikat 2,29:1000 kelahiran; pada ras Kaukasia 1,6:1000
kelahiran; pada ras Oriental 0,57:1000 kelahiran; pada orang Maori 6,5-7,5:1000 kelahiran; pada
orang China 0,35:1000 kelahiran; pada ras Polinesia 6,81:1000 kelahiran; pada orang Malaysia
1,3:1000 kelahiran; dan 49:1000 kelahiran pada orang Hawaii (Hosseinzaideh, 2014). Terdapat
predominansi laki-laki sebesar 2:1 terhadap perempuan, dimana 50% kasusnya adalah bilateral.
Pada kasus unilateral, kaki kanan lebih sering terkena. (Bergerault et al, 2013)

3. FR untuk CTEV?

Faktor genetik hanya memegang peranan sekitar 10%, sisanya merupakan kejadian yang pertama
kali didalam keluarga. Secara umum dapat dikatakan bahwa CTEV terjadi kurang berat pada kasus
yang sporadis bila dibandingkan dengan ada faktor familial, dan makin banyak CONGENITAL TALIPES
EQUINOVARUS (CLUB FOOT) 2 kejadian CTEV dalam keluarga makin besar kemungkinannya punya
anak dengan CTEV yang rigid . Selain faktor keturunan, faktor lingkungan sangat memegang peranan
penting. Gambaran ini dibuktikan oleh Idelberger, yang membandingkan insidensi CTEV pada
kembar monozygot dan dizygot. Pada monozygote 13 dari 40 (32,5%) kembarannya menderita yang
sama, dan pada dizygot hanya 4 dari 134 (2,9%). Dari data ini dapat menyokong adanya kedua faktor
pengaruh tersebut. Pada kelurga Caucasians dapat dikatakan bila orang tua normal akan mendapat
kemungkinan anak laki-laki dengan CTEV 2%, bila perempuan 5%. Bila salah satu orang tua terkena
dan sudah mempunyai anak yang terkena juga maka kemungkinan punya anak lagi dengan CTEV
10% - 25%. Pada orang Maori, bila orang tua normal akan mempunyai resiko punya anak dengan
CTEV laki-laki atau perempuan sebanyak 9%. Bila orang tua terkena maka kemungkinan anaknya
akan terkena 30%.

4. Px lanjutan?

Pemeriksaan X- ray

Diperlukan terutama untuk evaluasi terapi,

- posisi <+ diambil dengan kaki 40 plantar !le?i G tabung (beam* membentuk sudut 40 .Tarik garis
melalui a?is meman#ang talus se#a#ar batas medial G melalui a?is meman#ang al aneus se#a#ar
tepi lateral. ormal sudut talo al aneal :0 .F +ada Club!oot normal se#a#ar +osisi lateral diambil
dengan kaki dalam !or ed dorsi !le?i. ;aris ditarik melalui a?is midlongitudinal talus dan tepi
ba$ah al aneus. ormalnya /0

5. DD dan DX?

6. TL?

Ingatlah selalu kelainan-kelainan dasar kaki pengkor. Bandingkan posisi normal tulang tarsal [2 kiri]
dengan kaki pengkor [2 kanan]. Perhatikan talus [merah] berubah bentuk dan navicular [kuning]
bergeser ke medial. Kaki memuntir (rotasi) mengelilingi caput talus [panah biru]. Koreksi Ponseti
dicapai dengan membalikkan arah rotasi ini [3]. Koreksi dicapai secara bertahap dengan gips serial.
Tehnik Ponseti memperbaiki deformitas dengan cara merotasikan kaki disekitar caput talus
[lingkaran merah] secara bertahap selama beberapa minggu pengegipan tersebut.

Tenotomi

Indikasi tenotomi

Tenotomi dilakukan untuk mengoreksi equinus setelah cavus, adduksi, dan varus sudah terkoreksi
baik akan tetapi dorsofleksi ankle masih kurang dari 10 derajat. Pastikan abduksi sudah adekuat
sebelum melakukan tenotomi.

Ciri abduksi yang adekuat

Pastikan bahwa kaki sudah dapat diabduksikan dengan adekuat agar kaki dapat didorsofleksikan 0-5
derajat dengan aman sebelum dilakukan tenotomi. Tanda terbaik yang menunjukkan abduksi sudah
adekuat adalah kita dapat meraba processus anterior calcaneus saat diabduksikan dibawah talus.
Kaki dapat diabduksi kurang lebih 60 derajat terhadap bidang frontal tibia. Calcaneus netral atau
sedikit valgus yang diketahui dengan meraba bagian posterior calcaneus. Ingat bahwa ini adalah
deformitas 3 dimensional Dan bahwa deformitas ini harus di koreksi bersama-sama. Koreksi
sempurna dicapai dengan mengabduksikan kaki dibawah caput talus. Kaki tidak boleh di pronasikan

Kebanyakan kaki pengkor dapat dikoreksi dengan manipulasi singkat dan gips dalam koreksi
maksimal. Setelah kira-kira 5 kali pengegipan cavus, adduktus, dan varus dapat terkoreksi. Tenotomi
Achilles perkutan dilakukan pada hampir semua kasus untuk menyempurnakan koreksi equinus,
kemudian kaki di gips selama 3 minggu. Koreksi ini dipertahankan dengan foot abduction brace [2]
yang dipakai malam hari sampai anak berumur 2-4 tahun. Kaki yang ditangani dengan metode ini
terbukti kuat, fleksibel dan bebas nyeri, sehingga memungkinkan untuk menjalani kehidupan yang
normal.

7. prognosis dan komplikasi?

Komplikasi dari casting (pengegipan) Bila tehnik dilakukan dengan hati-hati, seperti yang dijelaskan
diatas, maka jarang terjadi komplikasi. Deformitas ´rocker bottom” : dikarenakan melakukan
dorsofleksi ankle terlalu dini melawan tendo Achilles yang kuat. Jari-jari berdesakan didalam gips
(crowded shoes) karena gips terlalu kencang dibagian kaki. Bantalan tumit yang datar (flat heel pad)
terjadi karena pada saat pengegipan, tekanan diberikan ke tumit dan bukannya melakukan molding
gips diatas ankle. Ulkus superfisial dilakukan penutupan luka dan pemasangan gips baru dengan
menambahkan padding. Ulkus karena tekanan (pressure sore): diakibatkan karena tehnik yang
kurang baik. Tersering terjadi di caput talus, diatas tumit, dibawah caput metatarsal pertama, daerah
popliteal dan inguinal. Ulcus dalam (deep sore): rawat luka, lepas gips selama 1 minggu agar terjadi
penyembuhan. Gips kemudian dipasang lagi dengan perhatian khusus untuk mencegah relaps.
Melepas gips Gips harus dilepas dipoliklinik sesaat sebelum gips baru dipasang. Hindari melepas gips
sebelum kunjungan ke poliklinik karena koreksi dapat berubah sejak gips dilepas sampai gips baru
siap dipasang. Cara melepas gips Hindari melepas gips dengan gergaji mesin karena akan membuat
takut bayi dan keluarganya, serta dapat melukai kulit bayi yang lembut. Melepas gips dengan
memakai pisau Rendam gips dalam air selama ± 20 menit, bungkus dengan handuk basah sebelum
dilepas. Ini dapat dilakukan dirumah oleh orang tuanya sesaat sebelum datang ke poliklinik. Gunakan
pisau gips [1], potong gips secara oblique [2] untuk mencegah melukai kulit. Buka gips diatas lutut
dulu [3], kemudian dilanjutkan yang dibawah lutut [4]. Rendam dan tanpa dibungkus handuk ini
adalah metode yang efektif, tetapi memerlukan waktu lebih lama. Rendam gips seluruhnya dalam air
[5]. Bila gips telah lunak seluruhnya, buka lapisan gips [6]. Untuk mempermudah membukanya,
biarkan ujung gips bebas untuk identifikasi ujungnya

Pada semua pasien dengan kaki pengkor unilateral, kaki pengkor sedikit lebih pendek (rata-rata 1,3
cm) dan lebih sempit (ratarata 0,4 cm) daripada kaki normal. Panjang tungkai sama, tetapi lingkaran
tungkai yang sakit lebih kecil (rata-rata 2,3 cm). Kaki tersebut kuat, fleksibel, dan bebas nyeri. Koreksi
ini diharapkan tetap bertahan sepanjang hayat pasien. Hal ini memberikan kesempatan untuk
menjalani masa anak-anak [1] secara normal dengan kaki yang bebas nyeri dan mobile selama
kehidupan dewasa.

Pembedahan memperbaiki penampilan awal kaki tetapi tidak mencegah kekambuhan. Adult foot
and ankle surgeons melaporkan bahwa kaki-kaki yang dikoreksi dengan pembedahan ini menjadi
lemah, kaku, dan seringkali nyeri pada masa dewasanya.

Angka keberhasilan tergantung pada derajat kekakuan kaki, pengalaman ahli bedahnya, dan
kesungguhan keluarganya. Pada kebanyakan kasus, angka keberhasilan ini diperkirakan lebih dari
95%. Kegagalan paling sering terjadi pada kasus dengan kaki yang kaku, disertai lekukan dalam pada
telapak kaki dan diatas ankle, disertai cavus yang berat, otot gastrosoleus yang kecil dengan fibrosis
pada betis bawah

Anda mungkin juga menyukai

  • Trauma Pelvis
    Trauma Pelvis
    Dokumen11 halaman
    Trauma Pelvis
    secgen unimal
    Belum ada peringkat
  • Terminnologi
    Terminnologi
    Dokumen3 halaman
    Terminnologi
    secgen unimal
    Belum ada peringkat
  • Modul 5
    Modul 5
    Dokumen4 halaman
    Modul 5
    secgen unimal
    Belum ada peringkat
  • Modul 5
    Modul 5
    Dokumen4 halaman
    Modul 5
    secgen unimal
    Belum ada peringkat
  • Modul 4
    Modul 4
    Dokumen4 halaman
    Modul 4
    secgen unimal
    Belum ada peringkat
  • CTEV Gips Serial
    CTEV Gips Serial
    Dokumen4 halaman
    CTEV Gips Serial
    secgen unimal
    Belum ada peringkat
  • CTEV Gips Serial
    CTEV Gips Serial
    Dokumen4 halaman
    CTEV Gips Serial
    secgen unimal
    Belum ada peringkat
  • CTEV Gips Serial
    CTEV Gips Serial
    Dokumen4 halaman
    CTEV Gips Serial
    secgen unimal
    Belum ada peringkat