Anda di halaman 1dari 4

MODUL 1

PERKEMBANGAN DAN KELAINAN KONGENITAL SUSUNAN


MUSKULOSKELETAL

Skenario

Malangnya Buah Hati Ku

Kamelia, ibu muda yang baru saja melahirkan anak pertamanya. Ditolong oleh bidan di
Puskesmas dengan persalinan normal, perempuan dengan BB 2,5kg. Namun informasi dari Bidan
mengatakan bahwa ada kelainan pada kaki kanan anaknya. Kamelia dan suami sangat kaget, dan
memang terlihat kaki anaknya bengkok ke dalam. Atas anjuran dokter Puskesmas sebaiknya anak
tersebut dibawa ke RS untuk dilakukan tindakan selanjutnya. KeFerra di RS, Dokter menanyakan apakah
ada dari keluarga yang memiliki kelainan seperti anaknya, Kamelia mengatakan tidak ada keluarga
dari orang tuanya maupun dari keluarga suaminya mengalami kelainan seperti anaknya. Dari
pemeriksaan screening yang dilakukan dokter ditemukan kelainan pada pergelangan kaki kanan
anaknya berupa inversi, adduksi and equinus. Tidak ada kelainan spina bifida. Ortolani dan Barlow tests
negatif, dan Galeazzi sign, suatu penanda leg length discrepancy juga negatif. Dokter menerangkan akan
dilakukan pemasangan gips serial secara Ponseti method segera dan diharapkan kaki anak Kamelia akan
kembali normal.

Jump 1: terminologi

1. ortolani: dilakukan dengan menekuk kedua kaki bayi, kemudian dibuka dan jika terdengar suara ‘klik’
kemungkinan terkena DDH

2. barlow test: tes yang dilakukan dengan cara memegang kaki yang dicurigai dan membukanya ke arah
samping. Bila bayi menangis, pertanda adanya DHH

3. Galeazzi sign: dilakukan dengan menekuk lutut bayi dan melihat apakah panjangnya sama atau tidak.

Jika dicurigai ada kelainan, pada anak usia 6 bulan ke bawah akan dilakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi, yang akan memperlihatkan kelainan secara lebih jelas. Sedangkan pada anak usia di atas
6 bulan, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan rontgen.

4. leg length disrepancy:

5. ponseti method:
Jump 2 3

1. penyebab kaki bengkok ke dalam?

2. hubungan usia dan jk?

CTEV rata-rata muncul dalam 1-2:1000 kelahiran bayi di dunia dan merupakan salah satu defek saat lahir
yang paling umum pada system musculoskeletal(Baruah et al, 2013). Insidensi CTEV beragam pada
beberapa Negara, di Amerika Serikat 2,29:1000 kelahiran; pada ras Kaukasia 1,6:1000 kelahiran; pada
ras Oriental 0,57:1000 kelahiran; pada orang Maori 6,5-7,5:1000 kelahiran; pada orang China 0,35:1000
kelahiran; pada ras Polinesia 6,81:1000 kelahiran; pada orang Malaysia 1,3:1000 kelahiran; dan 49:1000
kelahiran pada orang Hawaii (Hosseinzaideh, 2014). Terdapat predominansi laki-laki sebesar 2:1
terhadap perempuan, dimana 50% kasusnya adalah bilateral. Pada kasus unilateral, kaki kanan lebih
sering terkena. (Bergerault et al, 2013)

2. Bagaimana interpretasi kondisi lahir anak bu kamelia?

-> - BB neonatus 2,5kg (2,500grm) (normal, 2,500gr - 4,000gr)

- kaki bengkok: karena terdapat abnormalitas pd musculoskeletal

- Ditemukan kelainan yaitu equinus, equinus bisa disebut jg CTEV (congenital talipes
equinovarus)//clubfoot.

3. FR untuk CTEV?

Faktor genetik hanya memegang peranan sekitar 10%, sisanya merupakan kejadian yang pertama kali
didalam keluarga. Secara umum dapat dikatakan bahwa CTEV terjadi kurang berat pada kasus yang
sporadis bila dibandingkan dengan ada faktor familial, dan makin banyak CONGENITAL TALIPES
EQUINOVARUS (CLUB FOOT) 2 kejadian CTEV dalam keluarga makin besar kemungkinannya punya anak
dengan CTEV yang rigid . Selain faktor keturunan, faktor lingkungan sangat memegang peranan penting.
Gambaran ini dibuktikan oleh Idelberger, yang membandingkan insidensi CTEV pada kembar monozygot
dan dizygot. Pada monozygote 13 dari 40 (32,5%) kembarannya menderita yang sama, dan pada dizygot
hanya 4 dari 134 (2,9%). Dari data ini dapat menyokong adanya kedua faktor pengaruh tersebut. Pada
kelurga Caucasians dapat dikatakan bila orang tua normal akan mendapat kemungkinan anak laki-laki
dengan CTEV 2%, bila perempuan 5%. Bila salah satu orang tua terkena dan sudah mempunyai anak
yang terkena juga maka kemungkinan punya anak lagi dengan CTEV 10% - 25%. Pada orang Maori, bila
orang tua normal akan mempunyai resiko punya anak dengan CTEV laki-laki atau perempuan sebanyak
9%. Bila orang tua terkena maka kemungkinan anaknya akan terkena 30%.

7. Mgp dianjurkan utk ponseti method dengan gips serial dan apa sj tindakan lain yg dpt dilakukan?

-> ponseti method merupakan salah satu tindakan invasif pd ctev, jika dioperasi biasanya kakinya tdk
sekuat dengan memakai ponseti method. Tujuannya utk mendapatkan kaki yg estetik, fungsional, bebas
nyeri.

- tindakan lain: golden period terapi ->


4. Px lanjutan?

Pemeriksaan X- ray

Diperlukan terutama untuk evaluasi terapi,

- posisi <+ diambil dengan kaki 40 plantar !le?i G tabung (beam* membentuk sudut 40 .Tarik garis
melalui a?is meman#ang talus se#a#ar batas medial G melalui a?is meman#ang al aneus se#a#ar tepi
lateral. ormal sudut talo al aneal :0 .F +ada Club!oot normal se#a#ar +osisi lateral diambil dengan
kaki dalam !or ed dorsi !le?i. ;aris ditarik melalui a?is midlongitudinal talus dan tepi
ba$ah al aneus. ormalnya /0

5. DD dan DX?

6. TL?

Ingatlah selalu kelainan-kelainan dasar kaki pengkor. Bandingkan posisi normal tulang tarsal [2 kiri]
dengan kaki pengkor [2 kanan]. Perhatikan talus [merah] berubah bentuk dan navicular [kuning]
bergeser ke medial. Kaki memuntir (rotasi) mengelilingi caput talus [panah biru]. Koreksi Ponseti dicapai
dengan membalikkan arah rotasi ini [3]. Koreksi dicapai secara bertahap dengan gips serial. Tehnik
Ponseti memperbaiki deformitas dengan cara merotasikan kaki disekitar caput talus [lingkaran merah]
secara bertahap selama beberapa minggu pengegipan tersebut.

Tenotomi

Indikasi tenotomi

Tenotomi dilakukan untuk mengoreksi equinus setelah cavus, adduksi, dan varus sudah terkoreksi baik
akan tetapi dorsofleksi ankle masih kurang dari 10 derajat. Pastikan abduksi sudah adekuat sebelum
melakukan tenotomi.

Ciri abduksi yang adekuat

Pastikan bahwa kaki sudah dapat diabduksikan dengan adekuat agar kaki dapat didorsofleksikan 0-5
derajat dengan aman sebelum dilakukan tenotomi. Tanda terbaik yang menunjukkan abduksi sudah
adekuat adalah kita dapat meraba processus anterior calcaneus saat diabduksikan dibawah talus. Kaki
dapat diabduksi kurang lebih 60 derajat terhadap bidang frontal tibia. Calcaneus netral atau sedikit
valgus yang diketahui dengan meraba bagian posterior calcaneus. Ingat bahwa ini adalah deformitas 3
dimensional Dan bahwa deformitas ini harus di koreksi bersama-sama. Koreksi sempurna dicapai
dengan mengabduksikan kaki dibawah caput talus. Kaki tidak boleh di pronasikan

Kebanyakan kaki pengkor dapat dikoreksi dengan manipulasi singkat dan gips dalam koreksi maksimal.
Setelah kira-kira 5 kali pengegipan cavus, adduktus, dan varus dapat terkoreksi. Tenotomi Achilles
perkutan dilakukan pada hampir semua kasus untuk menyempurnakan koreksi equinus, kemudian kaki
di gips selama 3 minggu. Koreksi ini dipertahankan dengan foot abduction brace [2] yang dipakai malam
hari sampai anak berumur 2-4 tahun. Kaki yang ditangani dengan metode ini terbukti kuat, fleksibel dan
bebas nyeri, sehingga memungkinkan untuk menjalani kehidupan yang normal.

7. prognosis dan komplikasi?


Komplikasi dari casting (pengegipan) Bila tehnik dilakukan dengan hati-hati, seperti yang dijelaskan
diatas, maka jarang terjadi komplikasi. Deformitas ´rocker bottom” : dikarenakan melakukan dorsofleksi
ankle terlalu dini melawan tendo Achilles yang kuat. Jari-jari berdesakan didalam gips (crowded shoes)
karena gips terlalu kencang dibagian kaki. Bantalan tumit yang datar (flat heel pad) terjadi karena pada
saat pengegipan, tekanan diberikan ke tumit dan bukannya melakukan molding gips diatas ankle. Ulkus
superfisial dilakukan penutupan luka dan pemasangan gips baru dengan menambahkan padding. Ulkus
karena tekanan (pressure sore): diakibatkan karena tehnik yang kurang baik. Tersering terjadi di caput
talus, diatas tumit, dibawah caput metatarsal pertama, daerah popliteal dan inguinal. Ulcus dalam (deep
sore): rawat luka, lepas gips selama 1 minggu agar terjadi penyembuhan. Gips kemudian dipasang lagi
dengan perhatian khusus untuk mencegah relaps. Melepas gips Gips harus dilepas dipoliklinik sesaat
sebelum gips baru dipasang. Hindari melepas gips sebelum kunjungan ke poliklinik karena koreksi dapat
berubah sejak gips dilepas sampai gips baru siap dipasang. Cara melepas gips Hindari melepas gips
dengan gergaji mesin karena akan membuat takut bayi dan keluarganya, serta dapat melukai kulit bayi
yang lembut. Melepas gips dengan memakai pisau Rendam gips dalam air selama ± 20 menit, bungkus
dengan handuk basah sebelum dilepas. Ini dapat dilakukan dirumah oleh orang tuanya sesaat sebelum
datang ke poliklinik. Gunakan pisau gips [1], potong gips secara oblique [2] untuk mencegah melukai
kulit. Buka gips diatas lutut dulu [3], kemudian dilanjutkan yang dibawah lutut [4]. Rendam dan tanpa
dibungkus handuk ini adalah metode yang efektif, tetapi memerlukan waktu lebih lama. Rendam gips
seluruhnya dalam air [5]. Bila gips telah lunak seluruhnya, buka lapisan gips [6]. Untuk mempermudah
membukanya, biarkan ujung gips bebas untuk identifikasi ujungnya

Pada semua pasien dengan kaki pengkor unilateral, kaki pengkor sedikit lebih pendek (rata-rata 1,3 cm)
dan lebih sempit (ratarata 0,4 cm) daripada kaki normal. Panjang tungkai sama, tetapi lingkaran tungkai
yang sakit lebih kecil (rata-rata 2,3 cm). Kaki tersebut kuat, fleksibel, dan bebas nyeri. Koreksi ini
diharapkan tetap bertahan sepanjang hayat pasien. Hal ini memberikan kesempatan untuk menjalani
masa anak-anak [1] secara normal dengan kaki yang bebas nyeri dan mobile selama kehidupan dewasa.

Pembedahan memperbaiki penampilan awal kaki tetapi tidak mencegah kekambuhan. Adult foot and
ankle surgeons melaporkan bahwa kaki-kaki yang dikoreksi dengan pembedahan ini menjadi lemah,
kaku, dan seringkali nyeri pada masa dewasanya.

Angka keberhasilan tergantung pada derajat kekakuan kaki, pengalaman ahli bedahnya, dan
kesungguhan keluarganya. Pada kebanyakan kasus, angka keberhasilan ini diperkirakan lebih dari 95%.
Kegagalan paling sering terjadi pada kasus dengan kaki yang kaku, disertai lekukan dalam pada telapak
kaki dan diatas ankle, disertai cavus yang berat, otot gastrosoleus yang kecil dengan fibrosis pada betis
bawah

Anda mungkin juga menyukai