Anda di halaman 1dari 34

Congenital Talipes Equino

Varus ( CTEV )
Dr. E.Marudut
PENDAHULUAN
Talipes equino varus berasal dari kata – kata
latin :
Talipes adalah kombinasi kata talus (ankle)
dan pes (foot) equinus
Varus berarti Inversi dan aduksi
Laki- laki lebih banyak dari wanita ( 70 % :
30 % )
Dalam bahasa Inggris disebut “Clubfoot”
Pada bayi yang baru lahir dapat diketahui
atas 3 kelainan dasar
1. Hindfoot ankle : equinus
2. Hindfoot (subtalar) = inversi (=varus)
3. Fore foot = aduksi
Tiga (3) Tipe Clubfoot :
1. Tipe Non rigid
Posisi intrauterin
2. Tipe rigid :
clubfoot- Moderate-severe
3. Tipe resisten rigid :
clubfoot yang ada hubungannya dengan
keadaan penyakit seperti :
a. Myelomeningocel, arthro-gryposis,
construction band dll
ETILOLOGI
1. Teori kromosom,
Adalah teori hereditaryplasm. Defek sudah terdapat
didalam unfertilized germ cell, jadi defek sudah ada
sebelum fertilisasi

2. Teori embrionik
Teori ini menyatakan bahwa defek terjadi pada saat
pada saat fertilized germ cell
3.Teori otogenik
Teori ini menyatakan bahwa adanya/terjadinya
pertumbuhan yang terhenti (arrest of
development). Teoro ini pertama diajukan oleh
Bohm (1929): devolepment arrest pada awal
pertumbuhan janin

4. Teori fetal atau intra uterin packing.


Teori ini paling tua seperti apa yang diajukan oleh
Hippocrates (400 BC) dan Galen (200AD) bahwa
CTEV itu disebabkan oleh extrinsic pressure dari
pada janin dalam uterus.
5. Teori neurologist : kelainan primer pada saraf
6.Teori miologis : kelainan primer pada otot
PATO – ANATOMI
Seluruh kaki rotasi ke dalam tehadap talus. Rotasi ini primer
terjadi pada: talocalneus, talonaviculare dan calcaneocuboid.
Rotasi juga terjadi pada sendi-sendi lainnya, tetapi sedikit
sekali dan tidak berarti.

Sendi talocruralis
Talus dalam posisi equines serta cenderung menggulir (roll)
kedepan dari mortise. Malleolus fibularis letaknya (posisi)
posterior.

Ada beberapa pendapat mengenai letak posterior malleolus


lateral ini :
1. karena rotasi kedalam daripada talus pada sendikaki
2. karena torsi tibia keluar
3. karena syndesmosis tibia fibularis yang abnormal.
•Talus

Kelainan bentuk talus adalah karena terjepit


(constriction encasement) sehingga tidak bisa bergerak leluasa
pada persendian. Ini mengakibatkan : enchondral growth yang
terbatas, talus jadi lebih kecil, articular cartilage akan
mengalami artofosis bila tidak bergerak. (prinsip cartilage
survival = fluid motion, intermitten pressure)

Caput dan collum tali tumbuh kearah medialdan


angulasi ke plantar akibat tekanan dari pemendekan ligament.
Keadaan ini berjalan progresif dan hanya bisa dihindari bisa
dilakukan “realignment”, dimana hyline cartilage tidak akan
mengalami atrofis. Realignment ini harus dilakukan sedini
mungkin, dipertahankan dan digerakkan dini agar talus bisa
tumbuh normal.
Subtalar complex.
Terdiri dari 3 : talocalcaneal, talonavicular,
calcaneocuboid.
Sendi talo calcaneal
Sendi ini terdiri dari 3 permukaan, yang penting
adalah hubungan calcaneal dengan talus, yang
mengalami rotasi abnormal dalam 3 dimensi : sagital,
cpronal, horizontal.
Rotasi horizontal calcaneus sekitar ligament yang
terpisah : ligament posterior sendi talocalcaneal
navicular, ligament anterior subtalar (posterior
talocalcaneal joint) dan interosseous ligament(cervical
ligament).
Sendi Talonavicular
Sendi Calcaneo- cuboid
Kelainan – kelainan yang terjadi pada otot
dan jaringan lunak lainnya
1. Terjadi pemendekan pada otot dan tendon
a. Tendon Achirles
b. Tibia Posterior
c. Peroneus
d. Hallucis longus
e. Digitorum communis
2. Kapsul sendi :
Pemendekan dan menebal (Contracted) pada ankle
posterior, subtular, talonavicular dan calcaneo cuboid
Pemeriksaan
Meliputi :
1. Pemeriksaan Anamnesa
Meliputi kehamilan, keluarga dan lain-lain
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan secara umum, dan pemeriksaan
lokal
3. Pemeriksaan radiologis
apakah ada fixed equinus, varus pada subtalar
(hind foot) kaki depan dalam posisi aduktus.
Betis bentuknya kecil dan tumit
“ kosong”(bantalantumit lunak karena
calcaneus tertarik ke proksimal oleh achilles
yang memendek0 dan tumit tampak letaknya
tinggi
Pemeriksaan Radiologis

a. X-ray dibuat pada bayi umur (3-6)bulan, menilai


keberhasilan serial platering, menentukan sikap apa
perlu tindakan operasi untuk memperoleh koreksi yang
maksimal, menentukan berat/ringannya CTEV

b. Cara yang paling sederhana yaitu membuat foto AP dan


akan kelihatan talus dan calcaneus tumpang tindih.
Penting untuk menilai X-ray apakah ada “
paralelisme “ antara sumbu talus dancalcaneus
yangterjadipada CTEV. Normal besar sudut sumbu
talus dan calceneus= 30 sudut (sudut dari Kite).
Pendekatan pada orang tua bayi
Sebagai orang dokter harus bijaksana menghadapiorang tua
bayi. Sering mereka merasacemas. Mereka bertanya apa
penyebab dari kelainan / cacat bayinya, dan kenapabisa
terjadi demikian ?

Pendekatan dengan memberikan jawaban yang bijak dan


untuk mengurangi kecemasan orang tuanya sangat penting.
Jelaskan bahwa penyebab dari CTEV initidak diketahui,
selain kakinya, organ – organ lainnya normal dan kelak
akan bisa berfungsi normal bila diterap dengan baik dan
teratur. Kalau perlu buat dokumentasi agar bisa
dibandingkan dengan hasil final dari tindakan dokter.
Ceritakan (jelaskan) cara terapi(tingkat-tingkatnya) seperti
serial plastering tiap minggu kemudian 2 minggu
sampaikoreksi penuh kalauperlu dengan sepatu Dennis
Browne dan ada kemungkinandilakukan tindakan operasi.
Penangganan dan Terapi
Ada 2 cara :
1. Konservatif
2. Operatif
Tujuan dari terapi
1. Reposisi yaitu mengembalikan kelainan unsur-
unsur equinus, varus, aduksi dan cavus sehingga
konsentris ( calcaneo –talo-navicular )
2. Mempertahankan reposisi
3. Memperbaiki alignment artikulasi tarsus dan
ankle kearah normal
4. Memperoleh muscle balance
5. Mobile foot
Sehingga dengan demikian diperoleh fungsi yang
maksimalbebas nyeri, platigrade dengan mobilitas
yang baik, tidak terjadi callus, tanpa bantuan
sepatu khusus
Terapi Konservatif
1. Serial plastering (Gips )
Yang pertama dikoreksi adalah varus
kemudian bertahap equinus. Semakin dini
ditangani semakin baik hasilnya .
Keberhasilan dari terapi konservatif
tergantung dari tipe CTEV .
Tipe yang non rigid sebagian besar dapat
ditanggani dengan konservatif.
Sedangkan Tipe yang rigid akan dilanjutkan
dengan operatif.
Biasanya dilakukan pemasangan serial Gips
sampai 8 kali dan jarak antara pemasangan
gips 1 s/d 2 minggu, kemudian dinilai
apakah posisi kaki sudah cukup baik. Kalau
sudah cukup baik dilanjutkan dengan
pemakaian shoes correction ( Dennis
Brown ) yang lamanyatidak terbatas sampai
ditemukan bentuk kaki dan fungsi yang
normal.
Apabila hasil tidak baik setelah pemakaian
serial gips maka dilanjutkan dengan operasi .
Tindakan Operatif
Pada prinsipnya yang dikoreksi adalah soft tissue
antara lain : Tendon dan ligament – ligament.
Dilakukan pemanjangan tendon achilles, tendon
tibialis posterior, tendon fleksor digitorum
communis dan fleksor hallusis longus dengan
cara Z-plasty. Dan dilakukan pemotongan
( pembebasan kapsul dan ligamen yang dianggap
perlu antara lain kapsul tibio talar posterior .
Selanjutnya dipertahankan dengan memasangan
gips, setelah 10 hari (luka sembuh) gips dibuka
dan jahitan dibuka dilanjutkan dengan
pemasangan shoes correction ( Dennis Brown )

Anda mungkin juga menyukai