Anda di halaman 1dari 25

CTEV

Congenital Talipes Equino Varus


Nidhya Dwie Mulyasari
Deformitas yang meliputi fleksi dari pergelang
an kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki
depan, dan rotasi media dari tibia

Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan


pes (foot), menunjukkan suatu kelainan
pada kaki yang menyebabkan penderitanya
berjalan pada ankle-nya.

Equinovarus berasal dari kata equino (menunjukkan tumit


yang terangkat seperti kuda) dan varus berarti inversi dan
adduksi (inverted and adducted atau bengkok ke arah dal
am/medial).
Insidens CTEV sebesar 1-2 kasus dalam 1000 kelahiran hidup
di dunia dan merupakan salah satu defek saat lahir yang palin
g umum pada system musculoskeletal

dimana 50% kasusnya adalah


bilateral. Pada kasus unilateral,
kaki kanan lebih sering 2:1
terkena.
• Faktor mekanik intra uteri
• Herediter
• Enterovirus (infeksi TORCH)
• Gangguan perkembangan fetus
• Defek plasma sel primer

I. Neurogenic theory
II. Myogenic theory
III. Vascular theory
IV. Embyonic theory
penyebab CTEV adalah multifactorial dan V. Chromosonal theory
proses kelainan telah dimulai sejak limb bud development VI. Osteogenic theory
VII. Mechanical block theory
1.Typical Clubfoot
Positional Delayed Reccurent Alternatively
clubfoot treatred typical clubfoot treated typical
clubfoot clubfoot

• Jarang, sangat anak usia • Awal metode ponseti Secara operatif /


fleksibel ≥ 6 bl  Akibat pelepasan pemasangan gips
• Diduga akibat brace yang terlalu dini koreksi dengan
jepitan • Rekurensi supinasi metode
intrauterin. dan equinus non-ponseti
• Koreksi  1-2 • dinamik  fixed
x pemasangan
gips koreksi
2. Atypical Clubfoot

• Rigid atau resistant atypical • Tetralogic clubfoot 


clubfoot  kaki kaku, pendek, congenital tarsal synchondrosis
gemuk dengan hiperekstensi • Neurogenic clubfoot 
sendi metatarsophalangeal , meningomyelocele
tanpa ada kelainan yang lain • Acquired clubfoot  streeter
• Syndromic clubfoot  metode dysplasia
ponseti (standar)  hasil sulit
diperkirakan
1. Soft foot
2. Soft > Stiff foot
3. Stiff > Soft foot
4. Stiff foot
TIPE EKSTRINSIK/FLEKSIBEL TIPE INTRINSIK/RIGID
• = tipe konvensional • 40% deformitas
• Mudah ditangani dan • Kasus resisten  kurang
memberi respon terhadap memberi respon terapi
terapi konservatif konservaif & kambuh dgn
• Kelainan pada tulang tidak cepat
menyeluruh, tidak terdapat • Ditandai: betis kurus, tumit
pemendekkan jar lunak kecil & tinggi, kaki lbh kaku, &
yang berat. Tumit normal deformitas yang hanya dapat
dan terdapat lipatan kulit dikoreksi sebagian atau sedikit
pada bagian dorsolateral dengan tekanan manual
pergelangan kaki. • Tampak lipatan kulit di sisi
• merupakan tipe postural medial kaki
Tanda lain :
Betis seperti tangkai pipa (pipe stem colf)
Tendo archiles pendek
Bagian distal fibula menonjol
Kaki lebar dan pendek
Metatarsal I pendek
Diagnosis dapat ditegakkan sejak • Inversi pada kaki depan
• Adduksi atau deviasi
prenatal,paling cepat trimester II.
interna dari kaki depan
Diagnosis terbukti saat kelahiran terhadap kaki belakang
bayi yang ditandai adanya • Ekuinus atau plantar
heel equinus dan inverted foot t fleksi
erhadap tibia. • Pengecilan dari otot-
otot betis dan peroneal
BEDAKAN true clubfoot dengan
postural clubfoot!!
Tibiocalcaneal angle Talocalcaneal angle (AP view) Talocalcaneal angle (Lat)
Prinsip
Tata laksana CTEV sebaiknya dimulai pada beberapa hari awal kehidupan

Tujuannya adalah mendapatkan kaki yang estetik, fungsional, bebas nyeri


dan plantigrade.

Prinsip terapi meliputi koreksi pasif yang gentle, mempertahankan koreksi untuk
periode waktu yang lama, dan pengawasan anak hingga usai masa pertumbuhan

URUTAN KOREKSI
1.Adduksi dari forefoot
2.Supinasi forefoot
3.Equinus
A. Terapi konservatif • Koreksi gips (metode ponseti)
• Tindakan Koreksi Pasif Diganti seminggu sekali selama
6 minggu
– Abduksi secara hati-hati
untuk melawan adduksi
kaki depn, varus, ekuinus,
dan melawan varus tumit
serta ekuinus pergelangan
kaki
–  dipertahankan hingga
berakhirnya usia
pertumbuhan
Terapi Konservatif
• Bidai  diikatkan di kaki
dengan plester  berangsur • Sepatu terbalik
diputar ke arah luar, ke arah – Dipakai siang hari hingga usia
valgus 3 tahun
– Plester diganti tiap minggu
±12 minggu
• Sepatu bidai
– Dipakai siang & malam ± 3
bulan hingga anak bisa
berjalan
– Dan terus dipakai malam hari
hingga usia 2 tahun 
mencegah kekambuhan
B. Operatif
• Indikasi dilakukan operasi adalah sebagai berikut :
• Jika terapi dengan gibs gagal
• Pada kasus Rigid club foot pada umur 3-9 bulan
• Operasi dilakukan dengan melepasakan jaringan lunak
yang mengalami kontraktur maupun dengan
osteotomy. Osteotomy biasanya dilakukan pada kasus
club foot yang neglected/ tidak ditangani dengan
tepat.
B. Operatif
• Kasus resisten  paling baik dioperasi pada umur 8 minggu
– pemanjangan tendo Achiles
– Jika masih ada equinus posterior release dengan memisahkan seluruh
lebar kapsul pergelangan kaki posterior, dan kalau perlu, kapsul
talokalkaneus.
– Perbaikan varus release talonavikularis medial dan pemanjangan
tendon tibialis posterior
• Pada umur > 5 tahun dilakukan bone procedure osteotomy.
• >10 tahun atau kalau tulang kaki sudah mature artrodesis
triple
– terdiri atas reseksi dan koreksi letak pada tiga persendian:
• art. Talokalkaneus
• art. Talonavikularis
• art. kalkaneokuboid
• Pada terapi konservatif  dekubitus oleh karena gips
• Operasi:
– Luka
– Infeksi  pembedahan tambahan & AB
– Deformitas  tulang rawan rusak
– Pembuluh darah dan saraf rusak
Angka keberhasilan tergantung pada derajat
kekakuan kaki, pengalaman ahli bedahnya, dan
kesungguhan keluarganya.

Angka keberhasilan diperkirakan lebih dari 95%.


Umur (minggu) Persentasi
keberhasilan
0-6 94%
7-12 66%
13-24 24%
25-36 1%
>36 0,24%
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai