Anda di halaman 1dari 33

Pencegahan Kontraktur

Akibat Luka Bakar

Tegar, Zahra, Tareq, Sella


Pembimbing: dr. Huntal Napoleon S, SpBP-RE 1
Definisi Kontraktur

• Kontraktur = kontraksi yang menetap dari kulit dan atau jaringan dibawahnya yang menyebabkan
deformitas dan keterbatasan gerak.
• Kontraktur terjadi karena terdapat tarikan parut abnormal pasca penyembuhan luka, kelainan bawaan
maupun proses degeneratif.
• Hypertrophic scar (HSc) dapat bersamaan dengan kontraktur  kehilangan fungsi sendi
• Dinding dada anterior, bahu, lengan, tangan adalah area tersering terjadinya HSc

2
Postburn Scars

3
4
Patofisiologi kontraktur

Restitusi (complete regeneration) VS Substitusi


• Restitusi
• Luka bakar hanya mencapai stratum papillare dermis
• Tidak kehilangan Epithelial Appendage (skin structure with sensation, contractility,
lubrication and heat loss function  penting pada fase epitelisasi wound healing) 
karena letaknya di dermis reticular hingga ke lemak subkutis

• Substitusi  luka bakar mengenai dermis reticular  regenerasi oleh unspecialized


connective tissue  pembentukan jaringan sikatriks luas
• Luka bakar dalam  Risiko kontraktur ↑

5
6
Patofisiologi kontraktur

0,56 mm • 2 weeks
regenerate and
reepithelial
• Minimal deformity

• 3 weeks or longer
• Hsc and Risiko terjadi
contracture Kontraktur ↑

• Pada jaringan HSc = Matriks ekstraselular (kolagen fibriler + GAG) lebih tebal, hiperhidrasi
• Komposisi normal ECM = kolagen tipe I (80%), tipe III (10-15%), sedikit tipe V
• Komposisi pada hypertrophic scar = kolagen tipe III (33%) dan tipe V (10%)  diameter kolagen fibriler lebih
besar dibanding yang normal
• Terdapat myofibroblast pada HSc mengandung jaringan otot polos dan resisten terhadap apoptosis, kolagen ↑,
kolagenase ↓

7
Patofisiologi kontraktur

• Remodelling = sintesis kolagen baru  memperkuat


jaringan yang lemah.
• Fibroblas berkontraksi untuk menarik tepi-tepi luka &
mengerutkan permukaan luka.
• Parut berlebih & kontraktur sendi dapat terjadi ketika
deposisi kolagen & kontraksi fibroblas berlanjut
sampai setelah luka sembuh.
• Tanpa pembidaian atau penarikan bertekanan ke arah
sebaliknya, kontraktur dapat berlanjut bertahun-tahun
setelah luka bakar terjadi.

8
Faktor risiko pada kontraktur luka bakar

• Jaringan parut pada luka bakar api, air panas  sering membuat luka parut yang parah. Pada luka bakar
kimia dan listrik tidak terlalu sering
• Faktor pembentukan jaringan parut
• Infection in the wound bed
• Mechanical trauma,
• Large and deep burns
• Improper treatment in the first period
• One of the most important factors in pathological wound healing is mechanical stretching of the skin
• Pregnant  Vasodilator effects of hormones such as estrogen and androgens increase scar development.

9
Evaluasi Kontraktur
Anamnesis
 Menentukan penyebab awal luka bakar:
 Luka bakar akibat api, listrik, atau bahan kimia?
 Kapan pasien terkena luka bakar? <6 bulan = parut imatur
 Kapan kontraktur pertama mulai nampak?
 Sudah berapa lama sendi tersebut tidak berfungsi?
 Apakah sudah mencari perawatan sebelum kontraktur saat ini dan apakah luka
telah mengalami rekontraksi? (penting untuk menentukan mengapa terjadi
rekontraksi)  gagal skin graft?
PEMERIKSAAN FISIK

 Kontraktur ekstremitas atas: aktivitas harian seperti makan, berpakaian,


atau aktivitas toilet?
 Kontraktur ekstremitas bawah: jongkok, duduk di kursi, duduk bersila,
atau naik dan turun tangga atau bidang miring?
 Penilaian ROM: fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal, rotasi
eksternal, supinasi, dan pronasi; sesuai dengan bagian yang mengalami
kontraktur
PEMERIKSAAN FISIK
 Adakah kontraktur tendon dan saraf selain pada kulit? (Kontraktur dalam)
 Tendon, otot, dan kulit dapat diregangkan dan dipotong pembedahan, namun saraf
dan arteri tidak  fiksasi ilizarov (4), osteotomi
 Adakah masalah sekunder = keloid, atrofi otot, atau kerusakan saraf?
 Edema dari luka bakar  tekanan kompartmen ↑ sehingga menimbulkan gangguan
sirkulasi, iskemia, nekrosis, atau fibrosis. Cegah Edema?  Elevasi
McCauley Grade

13
Grade IV C Post Burn
Contracture

Hariharan, N., Sridhar, R., Sankari, B., Valarmathy, V., Asirvatham, E., & Geetha, K. (2018). Reconstruction of postburn
crippled hands: A study of functional outcome. Indian Journal of Burns, 26(1), 9. doi: 10.4103/ijb.ijb_20_18 14
Pemeriksaan Otot Manual (POM)

 Kontraktur akibat luka bakar dapat menyebabkan atrofi otot & kerusakan
saraf.
 Kekuatan kontraksi kelompok otot diberi nilai skala 1-5 sebagai berikut:
Pemeriksaan Otot Manual (POM)
1. Mulailah pada jangkauan menengah atau kurang lebih 45 derajat fleksi
2. Untuk pasien yang sangat lemah, palpasi kelompok otot secara lembut
untuk merasakan kedutan, kontraktur kecil yang tidak dapat menggerakkan
anggota gerak atau jari-jari (1).
3. Pasien yang lemah diminta untuk mengkontraksikan anggota gerak
melawan gravitasi, meminta pasien mengkontraksi anggota gerak pada
bidang horisontal. (Contoh: untuk kekuatan otot hamstring, minta pasien
berbaring pada satu sisi sehingga pasien tidak melawan gravitasi saat
mengkontraksikan lututnya.)
Pemeriksaan radiologi
 Memeriksa daerah pertumbuhan: apakah terbuka dan utuh, menyatu, atau menyatu sebagian? (Daerah
pertumbuhan utuh: kontraktur jaringan lunak)
 Dilakukan bila kontraktur akibat luka bakar melibatkan daerah mengelilingi sendi/ bila ada deformitas tulang.
 Manfaat pemeriksaan sinar X: untuk menentukan secara tepat keterlibatan tulang dan sendi.

Sendi siku hancur


Tangan&jari-jari
terdistorsi. Dalam situasi
ini, pilihan perawatan
seperti osteotomi dan
amputasi
Pencegahan kontraktur akibat luka
bakar
 Pencegahan primer  menurunkan insidensi luka bakar melalui cara memasak
yang aman, pemadam kebakaran, dan edukasi tentang zat yang menyebabkan
trauma panas di sekolah atau komunitas.
 Pencegahan sekunder  menurunkan beratnya luka bakar melalui edukasi
terhadap pertolongan pertama.
 Pencegahan tersier  untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas terhadap luka
bakar

20
Pencegahan kontraktur akibat luka
bakar

21
Positioning
 Memposisikan anggota gerak dengan luka bakar secara tepat  kecenderungan
kontraktur ↓
 Reaksi bagian tubuh saat terluka  menariknya mendekati tubuh dalam posisi
fleksi untuk melindunginya dari cedera lanjutan  kontraktur fleksi umum
terjadi
 Anggota gerak yang terkena luka bakar sebaiknya diposisikan netral/ekstensi.
 Jari tangan & kaki dibalut terpisah satu dengan yang lain dan dipisahkan.
 Bila telapak tangan terkena luka bakar, jangan dibalut dulu. Pisahkan tangan dan
jari-jari sejauh mungkin

22
Pemisahan jari-jari sebelum dibalut
Posisi Ter-Panjang

23
Penutupan luka dan balut tekan
 Kontraktur akibat luka bakar dapat dikurangi bila luka dibalut dengan tepat dan bertekanan.
 Menutup luka = risiko infeksi & nyeri ↓ dan melembabkan luka  merangsang epitelisasi.
 Dapat menahan anggota gerak yang terkena luka bakar pada posisi yang tepat dan menekan
langsung pada luka pada jaringan sebalik arah kontraktur biasanya terbentuk.
 Bebat & balut tekan  efektif mencegah parut hipertrofik yang sering terjadi kontraksi

24
Penutupan luka dan balut tekan
 Luka bakar yang memerlukan waktu lebih dari 2-3 minggu untuk menutup 
pertimbangkan cangkok kulit
 Ketika luka bakar telah sembuh, tekanan pada balutan harus dipakai siang & malam dan
dilepas hanya saat fisioterapi.
 Sepanjang hari dapat digunakan bidai dinamis sementara setiap malam dipakai bidai statis.
Bidai ini dapat dipakai selama 2 tahun, atau sampai parut matang lengkap.

25
26
27
Penutupan luka dan balut tekan
 Pembidaian statis tidak memungkinkan pergerakan sendi namun menjaga pergelangan &
jari-jari tangan dalam posisi tertentu (1). Bidai ini biasanya dipakai saat malam.

28
Penutupan luka dan balut tekan
 Sebaliknya, bidai dinamis biasanya dipakai siang hari & memungkinkan sedikit pergerakan
sendi.
 Contohnya, bila anak-anak menderita kontraktur fleksi pada pergelangan tangan, tangan
akan dipegang pada posisi ekstensi dengan pita karet (2). Dengan melawan pita karet ini,
tangan bisa ke posisi fleksi namun memerlukan tenaga.

29
Pencegahan Infeksi
 Infeksi adalah faktor penting timbulnya kontraktur akibat luka bakar karena menunda
penyembuhan, yang meningkatkan pembentukan jaringan parut.
 Maka, infeksi harus dihindari ketika luka bakar menyembuh. Cara menghindari infeksi
pada luka antara lain: memakai balut steril, memakai teknik steril ketika ganti balut, dan
menggunakan salep atau krim yang membunuh bakteri (3)

30
Pencegahan Infeksi
 Berikan krim antibiotik topikal, misal Micitrasin dan tutup luka dengan perban kering yang
tidak melekat.
 Sebagai alternatif, luka dapat juga ditutup dengan kassa steril & dilumuri jeli minyak
(vaselin).
 Pilihan ketiga adalah memberi madu  perlu pencucian luka dan aplikasi kembali madu 2-
3 kali sehari.
 Bila di rumah sakit, gunakan kassa berlapis silver sulfadiazine untuk menutup luka.
 Apapun metode penutupan luka, harus ada penggantian setiap 24 jam untuk menjaga
kebersihan luka.

31
Gerak aktif & Pasif
 Pasien harus meregangkan otot yang dapat dipengaruhi
oleh kontraktur 3x sehari @ 30 menit
 Kontraktur fleksi  peregangan dan latihan posisinya
ekstensi.
 Kontraktur ekstensi  fleksi.
 Untuk sendi yang bergerak lebih dari dua dimensi
(pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan aksila) 
gerakan seluruh ROM  meregangkan otot yang dapat
berkontraksi & memperkuat otot manapun yang dapat
melawan kontraksi.
 Sebagai contoh, bila pasien menderita kontraktur fleksi di
siku, bisep harus diregang dan trisep harus diperkuat. 32
Terima kasih

33

Anda mungkin juga menyukai