Anda di halaman 1dari 20

PRESENTASI KASUS INDIVIDU

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun Oleh :
Rissa Rizkiia Z

Pembimbing :
dr. Ira Savitri Tanjung, SpKJ(K)

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI


RS DR. H. MARZOEKI MAHDI
PERIODE 14 JANUARI – 1 FEBRUARI 2019
FK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Rizky Hidayat

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 18 tahun

Tanggal Lahir : 05 November 2000

Agama : Islam

Suku Bangsa/Warga Negara : Jawa/Indonesia

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : JL. Lebak Bulus IV/16C RT/RW 07/04,

Cilandak, Jakarta Selatan

Tanggal Masuk IGD Jiwa : 10 Januari 2019

Tanggal Masuk R. Kresna : 10 Januari 2019

Tanggal Masuk R. Shinta : 13 Januari 2019

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis :

Di ruang rawat Shinta R.S Marzoeki Mahdi pada tanggal 18 dan 21 Januari
2019.
A. Keluhan Utama

Pasien datang ke IGD RS DR. H. Marzuki Mahdi Bogor dibawa oleh


keluarga karena pasien putus obat selama 10 hari, memukul orang tua,
mengancam dan berbicara sendiri.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Berdasarkan hasil anamnesis kepada pasien, bisikan mulai balik
kembali pada tahun 2018. Bisikan tersebut sering terjadi saat berada di
kebun. Pernah dibisikkan untuk merokok dan memukul. Juli 2018 bisikan
tersebut semakin kuat. Pasien disuruh marah, mengamuk, mencekik dan
memukul orangtua. Januari 2019 pasien sudah tidak meminum obat.
Beberapa minggu SMRS pasien sulit tidur, suka marah-marah dan berbicara
sendiri.
Saat masuk di IGD RS Marzoeki Mahdi pasien bercerita masuk
ruang kresna hari selasa dan diikat. Pasien ingin mati saja saat berada
disana. Kemudian hari jumat dipindahkan ke ruang shinta. Saat pemeriksa
datang untuk mewawancai pasien di ruang shinta pasien pernah mendengar
bisikan yang menyuruh pasien untuk marah-marah tetapi tidak diikuti dan
beristigfar karena itu merupakan suara palsu. Pasien mengatakan ingin
menjaga bumi dengan cara beristigfar 100 kali. Pasien senang dengan
makanan yang berada di ruang shinta. Pasien tidur dengan nyenyak dan bisa
mandi sendiri.
Pada hari terakhir pemeriksa mewawancarai pasien, pasien mengaku
sekarang sudah tobat, sering menjadi imam solat dan selalu solat 5 waktu.
Pasien sering beristigfar dan suka membaca cerita nabi. Bisikan sudah tidak
terdengar. Pasien mengatakan tidak memilik halusinasi visual. Pasien
mengaku senang melihat alam yang berarti pasien masih hidup.

C. Riwayat Gangguan Dahulu


1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
Pasien memiliki riwayat gangguan psikiatri sejak tahun
2015. Pasien mengatakan pada tahun 2015 saat kelas 1 SMA
mendengar bisikan untuk menyuruh bolos sekolah dan bisikan untuk
melempar barang-barang serta marah marah. Bisikan tersebut
pernah menyuruh pasien untuk onani tetapi pasien tolak. Pasien
berceita dibisikkan oleh banyak orang tapi tidak ada wujudnya dan
tidak tahu bentuknya. Bisikan tersebut hanya terjadi saat pasien
disekolah saja. Ketika dirumah, pasien tidak mendengar bisikan
apapun. Pasien mengaku pada tahun tersebut pernah dirasuki oleh
roh nabi hidir dan suka bertapa di sekolah untuk meminta energi dari
nabi hidir. Tetapi karena pasien tidak sanggup dengan kekuatan
yang diberikan nabi hidir, pasien meyakini penyakit yang
dialaminya pada tahun 2015 akibat roh nabi hidir tersebut. Pasien
pernah bertapa 7 hari 7 malam dan bermimpi nabi musa membawa
tongkat. Pasien juga merasa teman sekolah nya ingin melakukan
kejahatan dan menceritakan pasien dari belakang.Pasien bercerita
pada tahun 2016 hingga 2018 hanya melakukan rawat jalan ke RS
Marzoeki Mahdi dan bisikan datang lagi saat tahun 2018.
2. Riwayat Penyakit Medis Lainnya
Pasien pernah terkena jari-jari sepeda saat umur 3 tahun hingga
tangannya buntung dan pernah sakit cacar saat SMP
3. Riwayat Penggunaan Zat dan Alkohol
Dari hasil anamnesis, pasien pernah meminum ciwu saat kelas 6 SD
tetapi pasien mengaku karena disuruh oleh temannya. Pasien
merokok saat kelas 1 hingga kelas 3 SMP.
Grafik Perjalanan Penyakit
Januari 2019
2015
. Juli 2018

Awal 2018
2016-2018

Pasien Hanya Bisikan Bisikan pasien


merasa berobat mulai tersebut sudah putus
sakitnya jalan kembali semakin obat selama
karena rutin di untuk kuat. 10 hari.
dirasuki RS merokok Pasien Beberapa
oleh roh Marzoeki dan disuruh minggu
nabi Mahdi memukul. marah, SMRS
hidir mengamuk pasien sulit
Mulai , mencekik tidur, suka
mendengar dan marah-
bisikan memukul marah dan
orangtua berbicara
menyuruh
cabut, sendiri.
onani dan
marah

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Prenatal dan Perinatal
Tidak ditanyakan
2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Tidak ditanyakan
3. Masak Kanak Pertengahan (3-11)
Pasien mulai bersekolah di SD, tidak pernah tinggal kelas. Pasien
mengatakan menjadi murid yang baik dan menuruti perintah dari
guru sekolahnya.
4. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien mengaku saat SMP sering dibully oleh temannya bernama
risky, adam, arik. Mereka sering membully pasien dengan julukan
mulut bau, tangan buntung hingga pasien kesal kemudian bertengkar
serta meninju temannya. Saat SMA, pasien juga sering dibully
dengan julukan yang sama. Pasien sering menyendiri saat sekolah.
Pasien merasa tidak perlu untuk bersosialisasi dengan teman-
temannya dan pasien lebih senang main game di handpone. Pasien
senang dengan pelajaran IPA dan Komputer. Tetapi tidak menyukai
pelajaran Bahasa.
5. Masa Dewasa
 Riwayat Pekerjaan
Pasien belum bekerja
 Riwayat Pernikahan dan Hubungan
Pasien belum menikah
 Riwayat Psikoseksual
Berdasarkan data rekam medik, tidak dicantumkan apakah
pasien memiliki riwayat mendapatkan pelecehan seksual
dari lingkungan sekitarnya. Tetapi pasien mengaku saat
sekolah banyak wanita yang menyukai pasien.
 Riwayat Aktivitas social
Pasien jarang keluar rumah untuk bersosialisasi dengan
tetangga sekitar. Pasien lebih senang menyendiri, melakukan
kegiatan di rumah seperti bermain games, bermain bulu
tangkis dan membantu perkerjaan orang tua.
 Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama islam. Sebelum sakit, pasien mengaku
jarang melakukan aktivitas ibadah. Namun, setelah sakit
aktivitas ibadah pasien menjadi rutin dan selalu menjadi
imam saat sholat, bershalawat, beristigfrar dan berdoa.
 Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum
sebelumnya.

E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pasien tinggal
serumah bersama orang tua. Pasien mempunyai 2 kakak laki-laki yang
sudah menikah dan tinggal berdekatan dengan rumah orang tua pasien.
Hubungan pasien dengan orang tua dan saudara-saudaranya cukup dekat
karena pasien sering bercerita tentang bapak ibunya dan keponakan laki-
lakinya. Pasien bercerita keluarga sangat perhatian terhadap penyakit yang
dialami pasien. Tidak ada data yang menunjukkan adanya riwayat jwa atau
penggunaan obat-obatan terlarang maupun alhohol pada anggota keluarga
kandung.

Genogram Keluarga

Rizky, 18 thn

Keterangan:

= pasien

= tinggal dalam satu rumah


F. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupan
1. Impian
Pasien ingin melanjutkan ujian nasional paket C kemudian
mengambil kuliah di BSI jurusan teknologi serta mau bekerja
sebagai OP warnet.
2. Sistem Nilai
Pada tahun 2015 pasien mengetahui sakit yang dialaminya adalah
skizofrenia tetapi saat ini pasien menyangkal dirinya sakit
skizofrenia.
3. Dorongan Kehendak
Pasien ingin segera pulang ke rumah dan bertemu bapak ibu serta
keponakan laki-lakinya.
4. Hal yang Menjadi Sumber Kemarahan atau Frustasi dan yang
Membuat Bahagia atau Senang
Pasien sangat bahagia jika bertemu dan berkumpul bersama
keluarga. Pasien merasa kesal dengan teman sekolahnya jika ia
diejek si tangan bunting.
5. Persepsi Lingkungan Terhadap Dirinya
Berdasar hasil anamnesis terhadap pasien, pasien mengatakan
keluarga sangat baik kepadanya dan perhatian terhadap
penyakitnya.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang remaja laki-laki usia 18 tahun,
berpenampilan sesuai usia dan jenis kelamin. Postur tubuh
normal. Kebersihan diri dan perawatan diri cukup baik,
rambut lurus bewarna hitam pendek. Bentuk wajah oval
sedikit kotak. Kulit sawo matang Tatapan mata cukup
adekuat, pasien tampak tenang dan murung.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
a. Sebelum Wawancara
Pasien terlihat tenang menulis di atas meja bangsal.
b. Selama Wawancara
Pasien tampak murung, kontak mata cukup adekuat,
tidak ada gerakan involunter serta agitasi.
c. Setelah Wawancara
Pasien duduk di kursi sambil menonton tv

3. Sikap Terhadap Pemeriksa


Selama wawancara pasien koperatif, pasien terbuka dan mau
bercerita mengenai kehidupannya

B. Alam Perasaan
Mood : Disforia
Afek : Luas
Keserasian : Serasi

C. Fungsi Intelektual
1. Taraf Pendidikan
Pasien merupakan pelajar SMA kelas 3
2. Kecerdasan
Baik. Pasien dapat membaca, menulis, menggambar dan
berhitung serta dapat mengikuti arahan yang diberikan
pemeriksa.
3. Pengetahuan Umum
Baik. Pasien mengetahui presiden RI dan wakil presiden
RI yang sedang menjabat sekarang.

D. Pembicaraan
Ketika diberikan pertanyaan oleh pemeriksa, pasien
menjawab dengan jawaban yang koheren, Pasien
menggunakan bahasa Indonesia. Selama pembicaraan,
pasien berbicara dengan artikulasi cukup jelas, serta intonasi
dan volume yang cukup.
E. Pikiran
1. Proses / Bentuk Pikir
a. Produktivitas
Baik, karena pasien dapat menjawab pertanyaan dengan
baik.
b. Arus Pikir
Koheren. Jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan,
terarah ke tujuan, dan relevan.
c. Hendaya berbahasa
Tidak ada

2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Ide : Waham rujukan, pasien merasa jika berada
di sekolah, teman-temannya membicarakan pasien. Dan
waham kebesaran karena pasien ingin menjaga bumi
dengan cara istigfar 100 kali.

F. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
Sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan
mendengar biskikan. Halusinasi auditorik (+). Saat ini
pasien mengaku sudah tidak mendengar bisikan.
b. Ilusi
Tidak ada
c. Derealisasi
Tidak ada
d. Depersonalisasi
Tidak ada
G. Sensorium dan Kognisi
1. Kesadaran
a. Kesadaran biologic/neurologik : Compos Mentis
b. Kesadaran Psikologis : Terganggu
c. Kesadaran Sosial : Kurang baik
2. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat menyebutkan dengan tepat
tanggal, waktu, hari saat diperiksa.
b. Tempat : Baik, pasien mengetahui dirinya berada di RS
Marzoeki Mahdi bangsal shinta.
c. Personal : Baik, pasien mengenal pemeriksa sebagai
dokter muda.
3. Daya Ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahirnya, tempat
tinggal dan mengingat pernah jatuh dari motor saat usia
3 tahun
b. Daya ingat jangka pendek
Baik. Pasien dapat mengingat menu makan pagi yang
dikonsumsinya, serta kegiatan yang dilakukannya
selama di bangsal.
c. Daya ingat sesaat
Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa setelah
beberapa menit melakukan sesi diskusi.
d. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat menyebutkan 3 benda yang
disebutkan dengan urutan yang benar secara langsung.
4. Kemampuan membaca daan menulis
Baik (pasien mampu menulis dan membaca nama pasien
sendiri dan nama pemeriksa)
5. Pikiran abstrak
Baik (pasien dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan
motor dan mobil serta pukpen dan pensil)
6. Kemampuan menolong diri
Pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti sholat,
mandi, berpakaian, makan, minum, BAK dan BAB secara
mandiri.
7. Visuospasial
Tidak diperiksa.

H. Pengendalian Impuls
Baik

I. Daya nilai
1. Daya nilai social : Baik( ketika diberi pertanyaan apak
mencuri itu baik atau tidak, pasien menjawab tidak baik
2. Uji daya nilai : Baik (ketika diberi pertanyaan jika
menemukan dompet dijalan, maka pasien akan
mengembalikan kepada pemiliknya
3. Penilaian realita : terganggu (adanya riwayat
halusinasi auditorik dan wahan kebesaran serta waham
rujukan
J. Tilikan
Derajat 4 ( pasien merasa dirinya sakit dan butu bantuan tetapi
tidak memahami penyebab sakitnya)

K. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK:
A. Status Internus
Keadaan umum : Tampak murung
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 115/86 mmHg
Frekuensi napas : 20x/ menit
Frekuensi nadi : 140x/ menit
Suhu : 36o C
Status Gizi : BB: 48 kg, TB: 155cm, IMT: 20 (BB ideal)
Kulit : Sawo matang, (-) pucat, (-) sianosis
Kepala : Normosefali, tidak ada jejas pada bagian kepala
Rambut : Hitam, lurus, pendek
Mata : Konjugtiva tidak anemis, pupil bulat isokhor, RCL
+/+, RCTL +/+
THT : Normal, MAE lapang, tidak ada deviasi septum
nasi, cavum nasi lapang. Sekret -/-. Tenggorok
dalam batas normal. Telinga normal, AE tidak
tampak abses, nyeri retroaulikular (-), serumen (-).
Gigi dan mulut : Dalam batas normal, oral hygiene cukup baik
Leher : Jejas (-), pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Jantung : Pembesaran jantung (-), jejas (-), bunyi jantung I-II
dalam batas normal, mur-mur (-), gallop (-)
Paru : Jejas (-), ICS tidak melebar, vesikuler +/+, rhonki
-/-, wheezing -/-, nyeri tekan (-), sonor
Abdomen : Sedikit membuncit, bising usus (+) normal, nyeri
tekan (-), timpani
Ekstrimitas : Akral hangat, CRT < 3 detik, edema (-), jejas (-).
Pada jari tengah tangan kanan terdapat cacat berupa
buntung.
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4V5M6)
Kaku kuduk : Tidak ada
Pupil : Bulat, isokhor, RCL +/+, RCTL +/+
Kesan parese N. Kranisalis : Tidak ada
Motorik : Kekuatan dan tonus baik, rigiditas (-),
spasme (-), hipotoni (-), eutrofi (-), gangguan
keseimbangan dan koordinasi (-)
Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ada
Gejala ekstrapiramidal : Tidak ada
Gaya berjalan : Dalam batas normal
Stabilitas postur tubuh : Dalam batas normal
Tremor kedua tangan : Tidak ada

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI KETERANGAN
RUJUKAN
Hb 14,2 g/dl 12-14 Normal
Hematokrit 41 % 37-43 Normal
Leukosit 7,74 103/ UL 5-10 Normal
Trombosit 321 103/UL 150-400 Normal
SGOT 21 U/L 10-35 Normal
SGPT 24 U/L 10-36 Normal
Ureum 20,8 mg/dL 10-50 Normal
Kreatinin 0,81 mg/dL 0,5-1,5 Normal
Glukosa S 93 mg/dL 70-200 Normal

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien laki-laki berusia 18 tahun datang ke IGD RSMM dibawa oleh


keluarga dengan keluhan pasien putus obat selama 10 hari, memukul orang tua,
mengancam dan berbicara sendiri. Pada tahun 2018 bisikan kembali muncul.
Bisikan tersebut sering terjadi saat berada di kebun. Pernah dibisikkan untuk
merokok dan memukul. Juli 2018 bisikan tersebut semakin kuat. Pasien disuruh
marah, mengamuk, mencekik dan memukul orangtua. Januari 2019 pasien sudah
tidak meminum obat. Beberapa minggu SMRS pasien sulit tidur, suka marah-marah
dan berbicara sendiri.

Awal masuk RSMM, suara bisikan masih ada namun hanya muncul
sesekali. Tetapi pasien tidak mengikuti suruhan dari bisikan tersebut dan menolak
dengan cara beristigfar. Saat pindah ke ruang shinta, bisikan tersebut sudah tidak
muncul dan pasien dapat melakukan aktivitas mandi, makan, sholat dengan baik.
Pasien pernah mengalami gangguan psikiatri pada tahun 2015 dan merasa sakitnya
dikarenakan dirasuki oleh roh nabi hidir.

Saat umur 3 tahun pasien pernah kecelakan dan tangan pasien terkena jari-
jari sepeda hingga buntung. Saat SMP dan SMA, pasien sering dibully disebabkan
memiliki tangan yang buntung. Pasien senang menyendiri mengaku banyak
perempuan yang menyukai nya saat SMA.

Berdasarkan pemeriksaan status mental, pasien didapatkan kontak mata


yang cukup adekuat, kooperatif, tenang, penampilan sesuai usia, aktivitas motoric
dalam batas normal, kesadaran psikologis terganggu, mood disforia, afek luas
serasi, pembicaraan koheren jelas. Pada pasien terdapat riwayat halusinasi
auditorik, wahan rujukan dan waham kebesaran. Tilikan pasien derajat 4 pasien
merasa dirinya sakit dan butu bantuan tetapi tidak memahami penyebab sakitnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Pada jari tengah tangan kanan terdapat cacat
(buntung)

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid


Aksis II : Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian
Aksis III : Tidak ditemukan adanya kelainan pada kondisi medis umum
Aksis IV : Masalah pertemanan sebaya dan ekonomi keluarga
Aksis V : GAF HLPY : 80-71
GAF Saat Masuk : 50-41
GAF Current : 80-71

VIII. FORMULASI DIAGNOSIS


Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki
riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif. Pada pemeriksaan tidak
ditemukan adanya penurunan kesadaran, dan gangguan fungsi kognitif, sehingga
gangguan mental organik (F00 – 09 ) dapat disingkirkan.
Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan dan zat psikoaktif
yang dapat meyebabkan kelainan fungsi otak sehingga gangguan mental dan
perilaku akibat zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Diagnosis pada pasien mengarah pada F20.0 Skizofrenia paranoid.
Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan kriteria yang tercantum pada PPDGJ III yaitu
onset sudah lebih dari satu bulan adanya waham rujukan dan halusinasi auditoruik
sehingga memenuhi kriteria skizofrenia. Pada pasien ini digolongkan skizofrenia
paranoid karena adanya waham rujukan berupa keyakinan bahwa pasien merasa ada
yang membicarakan dibelakang pasien. Diagnosis banding untuk pasien ini adalah
gangguan psikotik akut (F23)

Diagnosis Aksis II
Pada pasien ini tidak ditemukan ciri gangguan kepribadian yang menonjol.

Diagnosis Aksis III


Pada pasien terdapat penyakit fisik berupa cacat pada jari tengah kanan
(buntung)

Diagnosis Aksis IV
Pada pasien terdapat masalah dalam pertemanan yang sering dibully saat
SMP dan SMA dan pasien malu karena memiliki keluarga yang miskin dan rumah
yang kecil.
Diagnosis Aksis V
 GAF HLPY : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam social)
Fungsi psikologi : gejala halusinasi auditorik berkurang
Fungsi social : pasien mulai berinteraksi dengan pasien lain
Fungsi perawatan diri : mampu melakukan perawatan diri seperti mandi,
makan
 GAF Saat Masuk : 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)

Fungsi psikologi : gejala halusinasi auditorik dan waham menetap


Fungsi social : pasien tidak dapat berinteraksi dengan pasien lain
dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik
Fungsi perawatan diri : tidak mampu melakukan perawatan diri seperti
mandi,makan
 GAF Current : 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam social)

Fungsi psikologi : gejala halusinasi auditorik berkurang

Fungsi social : pasien mulai berinteraksi dengan pasien lain

Fungsi perawatan diri : mampu melakukan perawatan diri seperti

mandi,makan

VIII. Daftar Masalah Biopsikososial


1. Organobiologis
Tidak terdapat factor herediter atau organic
2. Psikologis
Pasien mengerti dibawa ke RS Marzoeki Mahdi karena marah-marah dan
saat ini ingin sembuh agar bisa pulang ke rumah dan menyelesaikan
sekolah. Pasien juga merasa tidak percaya diri dengan kondisi kecacatan
pada jari tangannya.
3. Sosial dan Lingkungan
Hendaya dalam fungsi sosial
IX. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
1). Risperidone 2x2 mg
2). Trihexyphenidyl 2x2 mg
3). Haloperidol 3x3 mg
4). Clozapine 25x1 mg
2. Psikoterapi
a. Edukasi
i. Memberikan edukasi mengenai penyakit pasien sehingga pasien
dapat menyadari bahwa ia membutuhkan pengobatan jangka
Panjang.
ii. Memotivasi agar pasien patuh minum obat jangan sampai putus
iii. Memotivasi pasien agar menahan rasa curiga kepada keluarganya
iv. Memotivasi pasien agar selalu berfikir positif.

b. Psikoterapi suportif
i. Memberikan pasien kesempatan untuk menceritakan masalahnya
dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup menghadapi masalah
yang ada
ii. Memberikan motivasi agar pasien mengikuti aktivitas sosial
iii. Memberikan dukungan kepada pasien agar mengikuti program
rehabilitasi dengan baik agar meningkatkan kualitas hidup pasien

c. Psikososial
i. Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit pasien dan
pengobatannya
ii. Menasehati keluarga agar bisa menerima kondisi pasien
iii. Mengingatkan keluarga agar suportif dan mengingatkakn jadwal
kontrol pasien dan kepatuhan pasien meminum obat walau merasa
sudah sembuh
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad Malam
Quo ad functionam : Dubia ad Malam
DAFTAR PUSTAKA

Elvira SD, Hadisukanti G. Buku ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FK UI. 2017
Benjamin JS, Virginia A. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2.
Jakarta: EGC.2010

Anda mungkin juga menyukai