Anda di halaman 1dari 29

EFEKTIVITAS TEKNIK SELF MANAGEMENT DALAM MENGURANGI

PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA SEMESTER 3 UIN SUNAN


AMPEL SURABAYA

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Dosen Pengampu:
Dita Kurnia sari, M.pd

Disusun Oleh :
Ahmad Ryan Al Wafah (04040321097)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022

1
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan karena tingkat penggunaannya masih
tinggi di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas menyatakan bahwa terdapat
peningkatan prevalensi merokok penduduk umur 10 tahun dari 28,8% pada tahun 2013 menjadi
29,3% pada tahun 2018. Pada saat sekarang ini, kebiasaan merokok tidak hanya menjadi masalah
pada orang dewasa, namun juga semakin marak kalangan anak dan remaja. Hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya prevalensi merokok pada populasi usia 10-18 tahun yakni sebesar 1,9%
dari tahun 2013 (7,2%) ke tahun 2018 (9,1%) berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Tentu angka kenaikan ini tidak kecil karena terkait dengan masalah kesehatan yang
harus dialami oleh anak remaja tersebut kedepannya. Anak-anak dan remaja di Indonesia perlu
terus ditingkatkan kesadarannya tentang dampak bahaya dari penggunaan rokok.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), presentase perokok berumur di atas 15
tahun di Indonesia terus mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Pada 2018, presentase
penduduk Indonesia di atas 15 tahun yang merokok adalah 32,2%. Kemudian pada 2019
angkanya menurun menjadi 29,03%, dan menurun lagi pada 2020 menjadi 28,7%. Provinsi
dengan jumlah perokok tertinggi pada tahun 2020 adalah lampung. Dengan jumlah perokok di
atas 15 tahun di provinsi itu sebanyak 33,43%. Disusul Jawa Barat sebesar 32,55%, dan
Bengkulu 32,32%. Tren penurunan jumlah penduduj perokok juga dialami sebagian provinsi.
Penurunan terbesar jumlah penduduk perokok pada periode 2019-2020 dialami di Papua Barat.
Jumlah perokok di atas 15 tahun di provinsi itu menurun 2,87%, dari 28,67%, di tahun 2019
menjadi 25,8% di tahun 2020.

Namun ada beberapa provinsi yang justru mengalami kenaikan jumlah penduduk di atas
15 tahun yang merokok. Kenaikan tertinggi jumlah perokok terjadi pada Papua. Pada 2019,
jumlah perokok berusia di atas 15 tahun di provinsi itu mencapai 26,05%. Di tahun berikutnya,
angkanya naik menjadi 26,97%. Kementrian keuangan melalui Dirjen Bea dan Cukai telah resmi
menaikkan tarif cukai hasil tembakau pada 2020. Kenaikan tarif cukai itu pun diprediksi
meningkat indeks kemahalan rokok dri 12,7% menjadi 13,78%. Sehingga prevalensi merokok
dewasa diharapkan turun dari 32,2% menjadi 32,26%. Demikian pula dengan prevalensi

2
merokok anak yang diperkirakan turun dari8,97% menjadi 8,83%. “ semakin mendekati target
RP JMN 8,7%, “ ujar Sri mulyani.

Harga rokok yang masih terjangkau menjadi salah satu factor kenaikan jumlah perokok di
usia muda. Awalnya perokok di bawah usia 18 tahun sekitar 7,2% di tahun 2013 dan meningkat
menjadi 9,1% di tahun 2018. Selain harga, pengaruh teman sebaya untuk mendorong kenaikan
jumlah perokok muda. Presentase penduduk yang merokok tembakau tahun 2021 setiap hari di
pedesaan mencapai 25,95% lebih banyak dibandingkan dengan presentase penduduk perkotaan
22,94%.

Rata-rata jumlah batang rorkok yang dihisap penduduk Jawa Timur yang merokok di
setiap dalam seminggu di tahun 2021 adalah 77,54 batang. Sementara rata-rata jumlah batang
rokok yang dihisap penduduk Jawa Timur yang merokok tetapi tidak setiap hari adalah 31,32
batang per minggu. “sehingga secara umum, baik penduduk yang merokok setiap hari maupun
tidak setiap hari, rata-rata batang rokok yang dihisap adalah 76,44 batang per minggu, atau
sekitar 5 bungkus per minggu denga nisi rata-rata 15 batang per bungkus,” mengutip laporan
BPS.

Proprsi terbesar penduduk Jawa Timur yang memiliki perilaku merokok setiap hari dalam
1 bulan terakhir terdapat pada penduduk kelompok umur 35-39 tahun, dengan presentase sebesar
34,50%. Perilaku merokok setap hari juga dilakukan oleh 34,11% penduduk kelompok umur 30-
34 tahun. Perilaku merokok memang menjadi suatu kebiasaan yang umum dilakukan penduduk
pada usia-usia produktif.

Kemudian terdapat 0,34% penduduk kelompok umur10-14 tahun dan jumlahnya menjadi
lebih besar pada kelompok umur 15-19 tahun yaitu 11,41% . jumlah ini cukup memprihatinkan,
penduduk pada kelompok usia sekolah ini seharusnya dapat dihindarikan dari perilaku merokok
apalagi jika itu dilakukan setiap hari, karena merokok berbahaya bagi kesehatan.

Perilaku merokok adalah perilaku dengan proses membakar tembakau dengan


menggunakan rokok atau pipa yang kemudian dihisap asap nya lalu dihembuskan. (Sitepoe,
2005) 1
Sedangkan menurut (Diyon 2016) perilaku merokok adalah sesuatu yang di lakukan

1
Fahmi Islami, “intensitas perilaku merokok remaja putri ditinjau dari konformitas”, Jurnal Spirits, Vol.5. No.1,
2014, hal.27-28.

3
seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat
terhisap oleh orang-orang di sekitarnya.2

Dari kutipaan di atas disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah perilaku dengan
proses membakar tembakau menggunakan rokok atau pipa yang kemudian dihisap lalu
dihembuskan dan bisa mengeluarkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.

Factor penyebab perilaku merokok adalah Faktor Sosial, Kebutuhan Untuk Menghisap
dan Mengunyah, Respon Mengulang Otomatis, Penggunaan Nikotin Sebagai Obat, Faktor
Genetik dan Kecanduan Pada Sel Syaraf. (Abidin 2009 ) 3
Sedangkan menurut (Sari 2016).
Timbulnya perilaku merokok pada remaja di sebabkan karena faktor internal (niat seseorang
untuk merokok) seperti perilaku merokok yang di lakukan untuk mengurangi stres, dan faktor
eksternal (faktor lingkungan keluarga, lingkungan sosial dan teman sebaya)4

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok disebabkan oleh factor
keturunan kebutuhan merokok, respon mengulangi merokok, menganggap nikotin sebagai obat
dan pengaruh lingkungan yang mencakup lingkungan keluarga, social dan teman sebaya.

Dampak merokok bagi kesehatan manusia memiliki banyak efek negative yang
berbahaya, kebiasaan merokok bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Rokok memiliki
kandungan yang bisa menyebabkan berbagai penyakit dan kerusakan pada organ tubuh. Seperti
penyakit mulut, penyakit kerongkongan, penyakit bronkus dan penyakit paru-paru. (Satria Gobel
dkk 2020). 5
Sedangkan menurut (Sitti Hasna wati, dkk 2018) merokok memiliki dampak
negative bagi kehidupan. Seperti merokok memboroskan, menimbulkan ketergantungan,
menurunkan kosentrasi, menurunkan kebugaran dan merokok mengganggu kesehatan .6
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa merokok memiliki efek negative bagi diri
sendiri dan orang lain. Merokok bagi kesehatan bisa menyebabkan penyakit seperti penyakit
mulut, kerongkongan, bronkus dan paru-paru. Merokok juga memiliki efek negative bagi

2
Yeni Jati Palupi. Hubungan perilaku merokok dengan kepercayaan diri pada remaja di SMAN 1 Kedunggalar
Ngawi. Skripsi. 2019. Hal. 13.
3
Lidya Avrilya Suryani. Penerapan konseling kelompok behavioral dengan Teknik operant learning untuk
mengurangi perilaku kebiasaan merokok pada siswa di sekolah SMP Ma’arif Gempol. Jurnal BK Unesa. Vol. 7. No.
2. 2017.
4
Yusinta Ohoiledwarin. Factor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.
5
Satria Gobel Dkk. Bahaya merokok pada remaja. Jurnal Abdimas. Vol.7. No.1. 2020
6
Sitti Hasna Wati dkk. Dampak merokok terhadap kehidupan social remaja. Jurnal Neo Societal. Vol. 3. No. 2.
2018.

4
kehidupan seperti, menimbulkan ketergantungan, menurunkan konsentrasi, menurunkan
kebugaran dan mengganggu kesehatan.

Perilaku kecanduan merokok merupakan permasalahan yang akan ditanggungjawabkan


kepada dirinya sendiri atau orang yang melakukan perilaku merokok tersebut. Tetapi peran orang
tua, guru dan konselor juga sangat berpengaruh untuk mengubah perilakunya menjadi perilaku
yang positif agar bisa menjadi individu yang lebih baik kedepannya.

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan bagi peneliti adalah penenlitian yang
dilakukan oleh Rifqi Aini Mawaliyah & Titin Indah Pratiwi dengan judul “PENERAPAN
KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR TEKNIK SELF-MANAGEMENT UNTUK
MENGURANGI PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS XI SMK NURUL HIDAYAH
BUNGAH GRESIK” Tahun 2019, jenis penelitian yang dilakukan adalah pre experiment dengan
Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Sementara subyek penelitian adalah 6 siswa
dari kelas XI SMK Nuruk Hidayah Bungah Gresik. Hasil dari penelitian ini adalah konseling
kelompok behavior teknik self-management dapat mengurangi perilaku merokok siswa kelas XI
SMK Nurul Hidayah Bungah Gresik.7

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Neneng Kurwiyah denagn judul PERAN
KONSELOR SEBAYA TERHADAP UPAYA BERHENTI MEROKOK DI SMP 219
JAKARTA, tahun 2019, Design penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional, teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive
sampling. Sementara subyek penelitian adalah siswa SMP 219 Jakarta sebanyak 68 siswa dari
kelas VIII. Hasil dari penelitian ini konselor sebaya yang efektif membuat keinginan untuk
berhenti merokok sebesar 41,2%. Sedangkan peran konselor sebaya yang tidak efektif membuat
remaja tidak memiliki keinginan untuk berhenti merokok sebesar 11,8%.8

Namun dari penelitian terdahulu masih ada kelemahan seperti penelitian yang dilakukan
oleh Rifqi Aini Mawaliyah & Titin Indah Pratiwi yaitu responden sulit bercerita, siswa masih
merasa canggung dan belum terbuka karena takut diceritakan kepada orang lain yang berdampak
pada hasil penelitian yaitu ketidak efektifan Teknik self management untuk mengurangi perilaku
7
Rifki Aini Mawaliyah dan Titin Indah Pratiwi, penerapan konseling kelompok behavior Teknik self management
untuk mengurangi perilaku merokok siswa kelas IX SMK Nurul Hidaya Bungah Gresik, Jurnak BK Unesa, Vol. 10. No.
1. 2019, 59.
8
Neneng Kurwiyah, peran konselor sebaya terhadap upaya berhenti merokok di SMP 219 Jakarta, 2019.

5
merokok secara keseluruhan. Juga penelitian yang dilakukan Kelemahan dalam penelitian ini
adalah belum dapat melihat hubungan sebab akibat, kemungkinan masih adanya variabel lain
yang berhubungan dengan peran konselor sebaya yang belum masuk dalam kerangka konsep.

Seharusnya konselor memhami tentang masalah yang di alami konseling, konselor juga
harus bekerjasama dengan konseling supaya dalam memecahkan masalahnya berjalan dengan
lancar. Konselor juga seharusnya dapat meningkatkan kualitas peran konselor dalam
memberikan komunikasi, informasi dan edukasi terutama tentang bahaya rokok dan cara berhenti
merokok menggunakan metode-metode yang mudah dimengerti oleh konseli.

Pengelolaan diri (self management) adalah prosedur dimana individu mengatur


perilakunya sendiri. Pada teknik ini individu terlibat pada beberapa atau keseluruhan komponen
dasar yaitu: menentukan perilaku sasaran, memonitor perilaku tersebut, memilih prosedur yang
akan diharapkan, melaksanakan prosedur tersebut, dan mengevaluasi efektivitas prosedur
tersebut. (Komalasari, dkk 2016). Uno (Asrianti, 2016), mengemukakan bahwa defenisi
konseptual self management yaitu perilaku siswa yang bertanggung jawab terhadap pengaturan
segala perilakunya sendiri, dengan tujuan agar siswa lebih mandiri, lebih independen dan lebih
mampu memprediksikan masa depan.9

Prinsip dari self management yang dikemukakan (Riza Fillaikatin Nuzul, 2016) yakni : 1.
Self regulation, individu cenderung menjadi waspada ketika perilaku mereka mendatangkan
konsekuensi yang tidak diharapkan. 2. Self kontrol, individu tetap memiliki komitmen dan
menjalankan program perubahan perilaku meskipun disalah satu sisi individu mengalami
konsekuensi yang tidak mengenakan bagi dirinya 3. Self attibution, individu percaya bahwa
dirinya bertanggungjawab atas terjadinya sesuatu dan yakin kesuksesan yang diraih karena
kemampuan personalnya.10 Menurut Gantina (2011), self management dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Tahap monitor diri atau observasi. Pada tahap ini siswa
dengan sengaja mengamati tinglahlakunya sendiri serta mencatatnya dengan teliti. 2. Tahap
evaluasi diri. Pada tahap ini para siswa membandingkan hasil catatan tingkahlaku dengan target

9
Nur Azizah Imran. Penerapan Teknik self management untuk mengurangi kecanduan media social pada siswa di
SMA Negeri 1 Sinjai. 2021
10
Riza Fillailatin Nuzul. Hubungan self management dengan kemandirian belajar masiswa uinversitas Sunan Ampel
Surabaya. Skripsi. 2016.

6
tingkahlaku yang telah dibuat. 3. Tahap pemberian penguatan dan penghapusan. Pada tahap ini
para siswa mengatur dirinya sendiri, memberikan penguatan pada diri.11

B. RUMUSAN MASALAH
1. Adakah efektivitas Teknik Self Management Dalam Mengurangi Perilaku
Merokok Pada Mahasiswa Semester 3 Uin Sunan Ampel Surabaya.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui efektivitas Teknik Self Management Dalam Mengurangi
Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Semester 3 Uin Sunan Ampel Surabaya.
D. MANFAAT PENELITIAN
a) Manfaat teoritis
Dari penelitian ini diharapkan untuk memberikan tambahan wawasan atau pegetahuan
serta masukan bagi perkembangan ilmu bimbingan konseling islam, khususnya terhadap
mahasiwa yang merokok serta memberikan manfaat bagi pembaca penelitian ini.
b) Manfaat praktis
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya pada
mahasiswa tentang efektivitas Teknik self management untuk mengurangi perilaku
merokok pada mahasiwa.
2. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan bagi dosen dalam
mengembangkan pembelajaran yang terampil,efektif,serta efisien.
3. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan tambahan wawasan
terutama dalam menyadari pentingnya perilaku yang telah dilakukan agar bisa
mengevaluasi menjadi lebih baik kedepannya dengan menggunakan Teknik self
management dalam proses konseling.

E. DEFINISI OPERASIONAL

11
Maria Ulfa & Ni Komang Suarningsih. Efektivitas layanan konseling kelompok melalui Teknik self
managementuntuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa kelas VII SMPN 1 Kapontori. Jurnal Psikologi Konseling.
Vol. 12. No. 1. 2018.

7
1. self management yaitu perilaku siswa yang bertanggung jawab terhadap
pengaturan segala perilakunya sendiri, dengan tujuan agar siswa lebih mandiri,
lebih independen dan lebih mampu memprediksikan masa depan. Adapaun
tahapan-tahapan pelaksanaan self management yakni 1. Tahap monitor diri atau
observasi. Pada tahap ini siswa dengan sengaja mengamati tinglahlakunya sendiri
serta mencatatnya dengan teliti. 2. Tahap evaluasi diri. Pada tahap ini para siswa
membandingkan hasil catatan tingkahlaku dengan target tingkahlaku yang telah
dibuat. 3. Tahap pemberian penguatan dan penghapusan. Pada tahap ini para
siswa mengatur dirinya sendiri, memberikan penguatan pada diri.
2. perilaku merokok adalah perilaku dengan proses membakar tembakau
menggunakan rokok atau pipa yang kemudian dihisap lalu dihembuskan dan bisa
mengeluarkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.
Indicatornya meliputi jumlah rokok yang dikonsumsi, aktivitas merokok, waktu
merokok, tempat merokok dan pengaruh psikologis.
3. subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiwa yang mengalami kecanduan untuk
merokok.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan
penelitian,manfaat penelitian,definisi operasional,dan sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN TEORITIK
Memuat uraian tentang penelitian terdahulu yang relevan,kerangka teori,paradigma
penelitian,serta hipotesis penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan peneliti dan jenis
penelitian,lokasi,populasisamel,dan teknik sampling, variabel dan indikator penelitian,
tahap tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas instrumen
penelitian,serta analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

8
Berisi : (1) Gambaran umum objek penelitian, (2) Penyajian data, (3) pengujian
hipotesis, (4) Pembahasan hasil penelitian,sub pembahasan, yaitu perfektif teoritis dan
perfektif keislaman.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir berisi kesimpulan,saran dan rekomendasi serta keterbatasan penelitian.
Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan peneliti yang ada hubungan
dengan masalah penelitian. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan
interprestasi data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
Saran-saran dirumuska hasil penelitian,berisi uraian mengenai langkah-langkah apa
yang perlu diambil oleh pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian yang bersangkutan.
Saran diarahkan pada dua hal, yaitu :
1. Saran dalam memperluas usaha,misalnya disarankan perlunya diadakan
penelitian lanjutan
2. Saran untuk menentukan kebijakan terkait dengan masalah atau fokus penelitian.

9
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN


1. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rifqi Aini Mawaliyah & Titin Indah Pratiwi
dengan judul “PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR TEKNIK SELF-
MANAGEMENT UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS
XI SMK NURUL HIDAYAH BUNGAH GRESIK” tahun 2019. Berdasarkan hasil uji
hipotesis yang telah diperoleh dalam penelitiannya menunjukkan bahwa konseling
kelompok behavior teknik self-management dapat mengurangi perilaku merokok siswa
kelas XI SMK Nurul Hidayah Bungah Gresik.
2. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Neneng Kurwiyah dengann judul PERAN
KONSELOR SEBAYA TERHADAP UPAYA BERHENTI MEROKOK DI SMP 219
JAKARTA, tahun 2019, berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah diperoleh dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa peran konselor sebaya berpengaruh untuk mengurangi
keinginan berhenti merokok, tetapi masih ada yang yang kurang berpengaruh untuk
mengurangi keinginan berhenti merokok.
B. KERANGKA TEORI
1. Perilaku merokok
a) Pengertian perilaku merokok
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik
menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Sitepoe, 2000).12 Sedangkan menurut
(Notoatmodjo 2012) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah suatu kegiatan yang
dikerjakan oleh seseorang, baik itu dapat diamati secara langsung maupun secara tidak
langsung.13 Amstrong dalam Indri Nasution (2007) berpendapat bahwa perilaku merokok
adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya
kembali ke luar. Komalasari dan Avin (2002) mengatakan bahwa perilaku merokok
adalah aktifitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur
melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok sehari-hari.14
12
Kamsih Astuti, gambaran perilaku merokok pada remaja di Kabupaten Bantul, Jurnal Insight, Vol. 10. No. 1.
2012, hal. 78.
13
Heru Nur Susilo, factor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja, 2020, hal. 16.
14
Ali Akbar Syahputra, hubungan harga diri dengan perilaku merokok pada remaja, Skripsi, 2021, hal 14.

10
b) Tahapan-tahapan perilaku merokok

Leventhal dan Cleary (1980) dalam Kintoko (2004), mengemukakan ada beberapa
tahapan dalam perkembangan perilaku merokok.

1. Tahap persiapan
Tahap ini berlangsung saat seorang individu belum pernah merokok. Tahap ini
terjadi pembentukan opini pada diri individu terhadap perilaku merokok. Hal ini
disebabkan adanya pengaruh perkembangan sikap dan intensi mengenai rokok serta
citra yang diperoleh dari perilaku merokok. Ada yang menganggap merokok
berkaitan dengan bentuk kedewasaan di kalangan remaja sehingga diasumsikan
sebagai bentuk untuk menunjukkan sikap kemandirian. Merokok juga dianggap
sebagai sesuatu yang prestis, simbol pemberontakan dan salah satu upaya
menenangkan diri dalam situasi yang menegangkan. Pembentukan opini dan sikap
terhadap rokok ini merupakan awal dari suatu kebiasaan merokok.
2. Tahap insiasi
Tahap ini Merupakan tahapan yang kritis pada seorang individu karena
merupakan tahap coba-coba dimana ia beranggapan bahwa dengan merokok ia akan
terlihat dewasa sehingga ia akan memulai dengan mencoba beberapa batang rokok.
Leventhal dan Cleary (1980 dalam Kintoko, 2004) juga berpendapat seseorang yang
telah merokok empat batang rokok pada awalnya akan cenderung menjadi perokok
reguler. Perokok reguler seringkali terjadi secara perlahan dan kadangkala
membutuhkan waktu satu tahun atau lebih
3. Tahap menjadi seorang perokok
Pada tahap ini seorang individu mulai memberikan label pada dirinya sebagai
seorang perokok dan ia mulai mengalami ketergantungan kepada rokok. Beberapa
studi menyebutkan bahwa biasanya dibutuhkan waktu selama dua tahun bagi individu
untuk menjadi perokok reguler. Pada tahap ketiga ini merupakan tahap pembentukan
konsep, belajar tentang kapan dan bagaimana berperilaku merokok serta menyatakan
peran perokok pada konsep dirinya. Pada tahap ketiga ini merupakan tahap
pembentukan konsep, belajar tentang kapan dan bagaimana berperilaku merokok
serta menyatakan peran perokok pada konsep dirinya.

11
4. Tahap tetap menjadi perokok
Tahap ini faktor psikologis dan mekanisme biologis digabungkan menjadi suatu
pola perilaku merokok. Faktorfaktor psikologis seperti kebiasaan, kecanduan,
penurunan kecemasan dan ketegangan, relaksasi yang menyenangkan, cara berteman
dan memperoleh penghargaan sosial, dan stimulasi. Ada dua faktor mekanisme
biologis yang memperoleh perhatian paling banyak dalam mempertahankan perilaku
merokok, yaitu efek penguat nikotin dan level nikotin yang dibutuhkan dalam aliran
darah.
c) Klasifikasi perilaku merokok
Bustan (2007) mengelompokkan perokok menjadi 3 kategori berdasarkan jumlah
rokok yang dihisap, yaitu :
1. Perokok ringan, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok kurang dari 10 batang
perhari.
2. Perokok sedang, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 10-20 batang
perhari.
3. Perokok berat, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20 batang
perhari.15
d) Factor yang mempengaruhi perilaku merokok
1. Factor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara
lain orangtua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok. Selain itu juga
karena paparan iklan rokok dimedia. Orangtua sepertinya memegang peranan
penting, dalam pembentukan perilaku merokok remaja.
2. Factor regulatori
ningkatan harga jual atau diberlakukannya cukai yang tinggi, diharapkan dapat
menurunkan daya beli masyarakat terhadap rokok. Selain itu pembatasan fasilitas
merokok dengan menetapkan ruang atau daerah bebas rokok diharapkan dapat
mengurangi konsumsi. Akan tetapi kenyataannya masih terdapat peningkatan
kejadian mulainya merokok pada remaja, walaupun telah banyak dibuat usahausaha
untuk mencegahnya.
15
Ade Sulistiyawan, factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok siswa sekolah menengah pertama
Negeri 3 kota Tangerang Selatan tahun 2012, Skripsi, 2012, hal 29-33.

12
3. Factor dukungan keluarga
Anak-anak dengan orangtua perokok cenderung akan merokok dikemudian hari,
hal ini terjadi paling sedikit disebabkan oleh karena dua hal: Pertama, karena anak
tersebut ingin seperti bapaknya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok.
Kedua, ialah karena anak sudah terbiasa dengan asap rokok dirumah, dengan kata lain
disaat kecil mereka telah menjadi perokok pasif dan sesudah remaja anak gampang
saja beralih menjadi perokok aktif.
4. Factor dukungan teman
Pada masa remaja, pola interaksi mereka lebih banyak dihabiskan dengan teman-
teman sebayanya. Teman sebaya mempunyai peran yang sangat berarti karena pada
masa tersebut remaja mulai memisahkan diri dari orangtua dan mulai bergabung
dengan teman sebaya. Kebutuhan untuk dapat diterima sering kali membuat remaja
berbuat apa saja agar dapat diterima oleh kelompoknya. (Hurlock,2004).
5. Factor iklan
Untuk menjaring konsumen yang lebih banyak, para produsen rokok mempunyai
cara yang handal. Berbagai iklan baik dalam bentuk reklame, poster maupun iklan
dalam media elektronik ditampilkan dengan maksud untuk merangsang para
konsumen mencoba produk yang mereka iklankan. Selain berperan terhadap
perubahan persepsi, iklan menjadi media penting bagi remaja dalam memperolah
informasi seputar rokok.
6. Factor psikososial
Aspek perkembangan sosial remaja antara lain: menetapkan kebebasan dan
otonomi, membentuk identitas diri dan penyesuaian perubahan psikososial
berhubungan dengan maturasi fisik. Merokok menjadi sebuah cara agar mereka
tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan teman sebayanya.
Istirahat, santai dan kesenangan, penampilan diri rasa ingin tahu rasa bosan, sikap
menentang dan stress mengkontribusi remaja untuk mulai merokok. Selain itu rasa
rendah diri, hubungan interpersonal yang kurang baik, putus sekolah sosial ekonomi
yang rendah dan tingkat pendidikan yang rendah. Menjadi faktor resiko lain yang
mendorong remaja mulai merokok.16
16
Ikaliani Br Sembiring, bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja Desa Kuta Gugung Kecamatan
Naman Teran tahun 2020, Skripsi, hal. 16-18.

13
2. Self management
a) Pengertian self management
Self management adalah strategi perubahan tingkah laku atau kebiasaan dengan
pengaturan dan pemantauan yang dilakukan oleh klien sendiri dalam bentuk latihan
pemantauan diri, pengendalian rangsangan serta pemberian penghargaan pada diri sendiri
Menurut (Komalasari, 2011).17 Sedangkan Menurut (Jones, 2011) menyebutkan bahwa
self-management adalah merupakan strategi yang dapat melibatkan membantu konseli
untuk mengamati perilakunya, menetapkan tujuan bagi dirinya sendiri, mengidentifikasi
penguat yang cocok, merencanakan (langkah-langkah yang diberi nilai) untuk mencapai
tujuannya dan menetapkan kapan menerapkan konsekuensi.18
b) Karakteristik Teknik self management
1) Kombinasi dari strategi mengelola diri sendiri biasanya lebih berguna dari pada
strategi tunggal.
2) Pengguna strategi yang konsisten adalah esensial.
3) Penggunaan penguatan diri sendiri merupakan komponen yang penting.
4) tunjangan yang diberikan oleh lingkungan yang harus dipertahankan.
5) Perlu ditetapkan target yang realistis dan kemudian dievaluasi.
6) Dukungan lingkungan mutlak perlu untuk memlihara perubahan-perubahan yang
merupakan hasil dari suatu program self management.19
c) Tahapan-tapan pelaksanaan Teknik self management
1) Tahap monitoring diri atau observasi. Pada tahap ini siswa dengan sengaja mengamati
tingkah lakunya sendiri serta mencatatnya dengan teliti.
2) Tahap evaluasi diri. Pada tahap ini para siswa membandingkan hasil catatan
tingkahlaku dengan target tingkahlaku yang telah dibuat.
3) Tahap pemberian penguatan dan penghapusan. Pada tahap ini siswa mengatur dirinya
sendiri dan memberikan penguatan pada diri.20
17
Ratri Kusumawardhani self management untuk mengurangi kecenderungan misbehavior pada siswa sekolah dasar,
Skripsi, 2018, hal. 7.
18
Rahmadani Tarmizi, keefektifan konseling kelompok dengan Teknik self management dan Teknik cognitive
restructuring untuk mengurangi perilaku agresif siswa SMK LPI Semarang, Tesis, 2019.
19
Nurul Fauqan Nurin, efektifitas Teknik self management untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik kelas VII
di SMP Islam Ibnu Khaldun Banda Aceh, Skripsi, 2019, hal. 19
20
Maria Ulfa & Ni Komang Suarningsih. Efektivitas layanan konseling kelompok melalui Teknik self
managementuntuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa kelas VII SMPN 1 Kapontori. Jurnal Psikologi Konseling.
Vol. 12. No. 1. 2018.

14
d) Kelebihan Teknik self management
1) Pelaksanaanya cukup sederhana
2) Penerapannya bisa dikombinasikan dengan beberapa pelatihan yang lain.
3) Pelatihan ini daapat mengubah perilaku individu secara langsung melalui perasaan
dan sikapnya.
4) Dapat dilaksanakan secara perorangan dan secara kelompok.

e) Kelemahan Teknik self management


1) Tidak ada motivasi dan komitmen pada diri individu.
2) Target perilaku yang bersifat pribadi dan persepsinya sangat subyektif terkadang
suliti di deskripsikan, sehingga konselor sulit untuk menentukan cara memonitoring
dan mengevaluasi.
3) Lingkungan sekitar dan keadaan diri individu di masa mendatang sering tidak dapat
di atur dan dapat diprediksikan.
4) Individu bersifat independent.
5) Konselor memaksakan program kepada konseli.
6) Tidak ada dukungan dari lingkungan.21

C. PARADIGMA PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari kauntitatif (pengukuran).
Teknik pengumpulan data dalam kuantitatif biasanya dilakukan dengan menyebar angket
atau kuisioner. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan tentang Teknik self management
untuk mengurangi perilaku merokok pada mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya.
D. HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya
harus diuji secara empiris, yang menyatakan hubungan apa yang ingin dipelajari. 22 Hipotesis

21
Nur Aeni, efektivias layanan individual Teknik self management terhadap perilaku indisipliner belajar fisika pada
peserta didik kelas VIII SMPN 1 Belawa Kabupaten Wajo, Skripsi, 2019, hal. 27.
22
Rifa’I Abubakar, pengantar metodologi penelitian, (Yogyakarta : SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2021), hal. 40.

15
penelitian ini adalah Teknik self management berpengaruh untuk mengurangi perilaku
merokok pada mahasiswa semsester 3 UIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

16
Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
yaitu prosedur penelitian yang menemukan pengetahuan dengan menggunakan data berupa
angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.23

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimet. Desain penelitian
yang digunakan adalah pre test dan post test group. Responden menggunakan mahasiswa
semester 3 Uin Suanan Ampel Surabaya. Jumlah mahasiswa semester 3 tersebut memenuhi
persyaratan perlunya responden dalam jumlah yang cukup dalam penelitian ini.

B. OBJEK DAN LOKASI PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah kelompok mahasiwa semester 3 UIN Sunan Ampel
Surabaya yang mengalami kecanduan merokok. Lokasi penelitian ini bertempat di Uin Sunan
Ampel Surabaya dengan alamat Jl. Ahmad Yani No. 117, Jemur Wonosari, Kecamatan
Wonocolo, Kota Surabaya. Peneliti memilih lokasi tersebut, dikarenakan kebanyakan mahasiswa
semester 3 di UIN Sunan Ampel Surabaya mengalami kecanduan merokok.

C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 24 Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa semester 3 di UIN Sunan Ampel Surabaya.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel ini diambil karena penelitian ini tidak
mungkin diteliti seluruh anggota populasi konsumen.25
3. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan bagian dari ilmu statistik mengenai pengambilan
sebagian anggota dari populasi. Jika pengambilan sebagian anggota populasi dilakukan
23
Rahmadi, pengantar metodologi penelitian, (Banjarmasin : Antasari Press, 2011), hal. 14.
24
Hagi Arfilindo dan Sri Wahyuni, “Pengaruh Aktivitas Belajar dan Kemandirian Dalam Mengerjakan Tugas
Terhadap Hasil Belajar Siswa Ekonomi Kelas XI Di SMA Semen Padang”, Journal of Economic and Economic
Education, (Vol. 3, No. 1, Tahun 2014), hal. 90
25
Jasmalinda, Pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen motor Yamaha
di Kabupaten Padang Pariaman, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 1. No. 10. 2021.

17
dengan benar, maka analisis statistik dari sebagian populasi tersebut dapat digunakan
untuk mengambil kesimpulan tentang seluruh populasi. Teknik sampling didasarkan
kepada probability sampling dan non-probability sampling.
a) Probability sampling
Probability sampling merupakan teknik sampling yang dilaksanakan
dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi
untuk terpilih menjadi sampel.
b) Non probability sampling
Non probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan
cara sampel diambil tidak secara acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi
sampel dapat diperoleh karena kebetulan atau karena ada faktor lain yang
sebelumnya sudah direncanakan. Pengambilan sampel dengan cara non-
probability sampling tidak dapat dilanjutkan sampai membuat suatu kesimpulan
tentang populasi. Hal ini disebabkan pengambilan sampelnya tidak dilakukan
secara acak. 26
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik sampling non probability
D. VARIABEL DAN PENGUKURAN INDIKATOR PENELITIAN
1. Variable penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel terikat dan
variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang memberikan pengaruh pada variabel
yang lain, sementara variabel bebas adalah variabel yang dikenai pengaruh dari variabel
bebas.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
a) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku merokok pada mahasiswa
semester 3 Uin Sunan Ampel Surabaya.
b) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaa Teknik self management.
Indicatornya meliputi jumlah rokok yang dikonsumsi, aktivitas merokok,jumlah rokok
yang di konsumsi, waktu merokok, tempat merokok dan pengaruh psikologis.
E. TAHAP PENELITIAN
1. Pada tahap pertama, membuat dan menyusun angket tentang perilaku merokok pada
mahasiswa.

26
Akhmad Fauzy, metode sampling, (Banten : Universitas Terbuka, 2019), hal. 1,18 -1,25.

18
2. Pada tahap kedua yakni menyebarkan angket melalui google form kepada responden,
yakni Mahasiswa Semester 3 UIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Pada tahap ketiga, peneliti menganalisis semua data yang diperoleh.
4. Pada tahap keempat, menarik kesimpulan terhadap pengaruh penggunaan Teknik self
management untuk mengurangi perilaku merokok pada mahasiswa semester 3 UIN
Sunan Ampel Srabaya.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner.
Menurut Cholid dan Abu Ahmadi, (2007:76), kuisioner merupakan suatu daftar yang
berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.
Sedangkan menurut Sugiyono (2004:135) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.27 Untuk penentuan skor dari tiap jawaban yang
diberikan oleh responden, peneliti meenentukan skornya seperti :
1. Apabila responden menjawab pernyatan “SANGAT SESUAI” maka skornya 4
2. Apabila responden menjawab pernyataan “SESUAI” maka skornya 3
3. Apabila responden menjawab pernyataan “TIDAK SESUAI” maka skornya 2
4. Apabila responden menjawab pernyataan “ SANGAT TIDAK SESUAI” maka
skornya 1
Peneliti menggunakan metode ini dalam pengumpulan data dengan cara membuat
daftar pernyataan tertulis di google yang diajukan kepada responden yang kemudian diisi
oleh mahasiswa semester 3 UIN Sunan Ampel Surabaya. Peneliti menggunakan angket
pilihan ganda, hal ini bertujuan supaya memudahkan responden dalam memilih jawaban.
G. TEKNIK VALIDITAS INTSRUMEN
Teknik instrument yang digunakan adalah dengan menggunakan pengujian
validitas dan reliabilitas yang berupa angket perilaku membolos seorang remaja SMA.
Angket sendiri dapat didefinisikan sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab.
Angket bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam hal memperoleh data yang

27
F Rika Hebriela, hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran konstektual pada materi akutansi pada
kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas, pribadi dan minat belajar siswa, Skripsi, 2016, hal.
79.

19
selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dalam
penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach dengan
menggunakan bantuan SPSS yang nantinya akan menghasilakan beberapa uji atau tahap
analisis data hingga memperoleh data yang benar-benar valid. Hasil dari rumus alpha
cronbach dengan menggunakan bantuan SPSS diantarannya sebagai berikut :

Tahap pertama

Reliability
Statistics
Cronbach N of
's Alpha Items
0,953 32

Item-Total Statistics
Correcte
Scale Scale d Item- Cronbach
Mean if Varianc Total 's Alpha if
Item e if Item Correlatio Item
  Deleted Deleted n Deleted
VAR0000 85,00 299,684 0,573 0,952
1
VAR0000 85,30 294,642 0,849 0,949
2
VAR0000 85,75 296,934 0,815 0,950
3
VAR0000 85,55 302,155 0,592 0,952
4
VAR0000 85,65 296,345 0,819 0,950
5
VAR0000 85,65 295,608 0,843 0,950
6
VAR0000 85,05 315,208 0,280 0,954
7
VAR0000 85,30 295,800 0,812 0,950
8
VAR0000 85,30 307,800 0,510 0,952
9
VAR0001 85,20 298,695 0,749 0,950
0
VAR0001 85,05 322,787 0,016 0,955
1
VAR0001 85,15 303,187 0,726 0,951
2
VAR0001 85,30 304,642 0,673 0,951
3
VAR0001 85,60 296,042 0,777 0,950
4

20
VAR0001 85,25 308,934 0,527 0,952
5
VAR0001 85,25 301,987 0,674 0,951
6
VAR0001 85,05 315,945 0,253 0,954
7
VAR0001 85,35 299,187 0,697 0,951
8
VAR0001 85,00 312,105 0,346 0,954
9
VAR0002 85,75 302,513 0,533 0,952
0
VAR0002 84,95 317,418 0,259 0,954
1
VAR0002 85,40 302,042 0,603 0,952
2
VAR0002 85,00 320,526 0,131 0,954
3
VAR0002 85,40 298,568 0,807 0,950
4
VAR0002 85,50 297,105 0,790 0,950
5
VAR0002 85,35 299,082 0,799 0,950
6
VAR0002 85,60 294,989 0,858 0,949
7
VAR0002 85,90 298,200 0,720 0,951
8
VAR0002 84,90 313,989 0,391 0,953
9
VAR0003 85,30 300,537 0,762 0,950
0
VAR0003 84,65 317,608 0,233 0,954
1
VAR0003 85,10 306,621 0,692 0,951
2
Keterangan : Butir soal yang diberwarna kuning maka yang dinyatakan sebagai butir soal yang
tidak valid karena butir soal tersebut memiliki koefisien korelasi dibawah 0,3 dengan
pertmbangan bahwa butir tersebut menyumbanga kurang dari 30% terhadap konstruk.
selanjutnya butir tersebut dikeluarkan dari instrumen dan kemudian dilakukan analisis ulang
(analisis tahap 2) tanpa melibatkan butir yang dibuang

Tahap kedua
Reliability
Statistics
Cronbach N of
's Alpha Items
0,960 27

21
Item-Total Statistics
Correcte
Scale Scale d Item- Cronbach
Mean if Varianc Total 's Alpha if
Item e if Item Correlatio Item
  Deleted Deleted n Deleted
VAR0000 69,45 270,682 0,621 0,959
1
VAR0000 69,75 267,145 0,865 0,957
2
VAR0000 70,20 269,432 0,829 0,957
3
VAR0000 70,00 273,579 0,630 0,959
4
VAR0000 70,10 268,832 0,834 0,957
5
VAR0000 70,10 268,411 0,848 0,957
6
VAR0000 69,75 267,987 0,837 0,957
8
VAR0000 69,75 281,039 0,479 0,960
9
VAR0001 69,65 271,503 0,749 0,958
0
VAR0001 69,50 296,684 -0,072 0,963
1
VAR0001 69,60 275,200 0,750 0,958
2
VAR0001 69,75 276,197 0,712 0,958
3
VAR0001 70,05 268,576 0,790 0,957
4
VAR0001 69,70 283,168 0,451 0,960
5
VAR0001 69,70 273,168 0,726 0,958
6
VAR0001 69,80 271,853 0,701 0,958
8
VAR0001 69,45 285,418 0,307 0,961
9
VAR0002 70,20 274,800 0,543 0,960
0
VAR0002 69,85 273,292 0,647 0,959
2
VAR0002 69,85 270,766 0,830 0,957
4
VAR0002 69,95 270,261 0,781 0,957
5
VAR0002 69,80 272,484 0,777 0,958
6
VAR0002 70,05 267,734 0,867 0,957
7

22
VAR0002 70,35 270,239 0,745 0,958
8
VAR0002 69,35 287,608 0,324 0,961
9
VAR0003 69,75 272,618 0,786 0,957
0
VAR0003 69,55 279,208 0,686 0,958
2

Keterangan : Butir soal yang diberwarna kuning maka yang dinyatakan sebagai butir soal yang
tidak valid karena butir soal tersebut memiliki koefisien korelasi dibawah 0,3 dengan
pertmbangan bahwa butir tersebut menyumbanga kurang dari 30% terhadap konstruk.
selanjutnya butir tersebut dikeluarkan dari instrumen dan kemudian dilakukan analisis ulang
(analisis tahap 3)

Tahap ketiga

Reliability
Statistics
Cronbach N of
's Alpha Items
0,963 26

Item-Total Statistics
Correcte
Scale Scale d Item- Cronbach
Mean if Varianc Total 's Alpha if
Item e if Item Correlatio Item
  Deleted Deleted n Deleted
VAR0000 66,45 271,418 0,634 0,963
1
VAR0000 66,75 267,987 0,877 0,960
2
VAR0000 67,20 270,589 0,831 0,961
3
VAR0000 67,00 274,421 0,642 0,963
4
VAR0000 67,10 269,989 0,835 0,961
5
VAR0000 67,10 269,463 0,853 0,961
6
VAR0000 66,75 269,039 0,842 0,961
8
VAR0000 66,75 282,303 0,478 0,964
9
VAR0001 66,65 272,555 0,755 0,962
0
VAR0001 66,60 276,358 0,752 0,962
2

23
VAR0001 66,75 277,355 0,714 0,962
3
VAR0001 67,05 269,629 0,795 0,961
4
VAR0001 66,70 284,747 0,438 0,964
5
VAR0001 66,70 274,432 0,724 0,962
6
VAR0001 66,80 273,432 0,689 0,962
8
VAR0001 66,45 287,103 0,293 0,965
9
VAR0002 67,20 275,853 0,548 0,964
0
VAR0002 66,85 274,450 0,649 0,963
2
VAR0002 66,85 271,818 0,835 0,961
4
VAR0002 66,95 271,629 0,776 0,961
5
VAR0002 66,80 273,853 0,772 0,961
6
VAR0002 67,05 268,892 0,868 0,961
7
VAR0002 67,35 271,503 0,743 0,962
8
VAR0002 66,35 289,187 0,309 0,965
9
VAR0003 66,75 273,671 0,792 0,961
0
VAR0003 66,55 280,576 0,680 0,962
2

Ketetrangan : Butir soal yang diberwarna kuning maka yang dinyatakan sebagai butir soal yang tidak
valid karena butir soal tersebut memiliki koefisien korelasi dibawah 0,3 dengan pertmbangan bahwa butir
tersebut menyumbanga kurang dari 30% terhadap konstruk. selanjutnya butir tersebut dikeluarkan dari
instrumen dan kemudian dilakukan analisis ulang (analisis tahap 4)

Tahap keempat

Reliability
Statistics
Cronbach N of
's Alpha Items
0,965 25

Item-Total Statistics
Scale Scale Correcte Cronbach
Mean if Varianc d Item- 's Alpha if
  Item e if Item Total Item

24
Correlatio
Deleted Deleted n Deleted
VAR0000 63,40 262,042 0,640 0,965
1
VAR0000 63,70 258,642 0,885 0,962
2
VAR0000 64,15 261,713 0,821 0,963
3
VAR0000 63,95 265,418 0,635 0,965
4
VAR0000 64,05 261,208 0,823 0,963
5
VAR0000 64,05 260,050 0,863 0,963
6
VAR0000 63,70 259,905 0,843 0,963
8
VAR0000 63,70 273,063 0,474 0,966
9
VAR0001 63,60 263,200 0,761 0,963
0
VAR0001 63,55 267,103 0,752 0,964
2
VAR0001 63,70 267,589 0,734 0,964
3
VAR0001 64,00 260,211 0,804 0,963
4
VAR0001 63,65 275,924 0,415 0,966
5
VAR0001 63,65 265,187 0,725 0,964
6
VAR0001 63,75 264,513 0,679 0,964
8
VAR0002 64,15 266,239 0,558 0,966
0
VAR0002 63,80 264,905 0,660 0,964
2
VAR0002 63,80 262,379 0,845 0,963
4
VAR0002 63,90 262,305 0,781 0,963
5
VAR0002 63,75 264,934 0,761 0,964
6
VAR0002 64,00 259,895 0,864 0,963
7
VAR0002 64,30 262,326 0,744 0,964
8
VAR0002 63,30 279,905 0,301 0,967
9
VAR0003 63,70 264,221 0,801 0,963
0
VAR0003 63,50 271,526 0,668 0,964
2

25
Keterangan :
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir. Pada tahap ini semua item dinyatakan valid dan bersih .
Artinya, tidak ada item yang bernilai dibawah 0.3. Jadi pada item ini selanjutnya, tidak
memerlukan uji ulang dan tidak ada item yang dibuang

H. TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit analisis,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih dan memilah antara yang penting
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan.28 Adapun analisis data yang akan
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
mengetahui apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau
berada dalam sebaran normal. Uji ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov
dengan signifikasi > 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal dan sebaliknya jika
< 0,05 maka data dikatakan berdistribusi tidak normal.29
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis Regresi Linear Sederhana digunakan untuk mengukur besarnya
pengaruh satu variabel bebas atau variabel independen terhadap variabel terikat
atau variabel dependen. Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen apakah positif
atau negatif serta digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen
apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan nilai
3. Uji hipotetis
Uji hipotetis adalah dugaan mengenai suatu hal, atau hipotesis merupakan
jawaban sementara suatu masalah, atau juga hipotesis dapat diartikan sebagai

28
Rifa’I Abubakar, pengatar metodologi penlitian, (Yogyakarta : SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2021), hal. 126
29
Nuryadi, Tutut Dewi Astuti dkk, dasar-dasar statistic penenlitian, (Yogyakarta : Gramasurya, 2017), hal. 79.

26
kesimpulan sementara tentang hubungan suatu variabel dengan satu atau lebih
variabel yang lain.30

DAFTAR PUSTAKA

Ade Sulistiyawan, factor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok siswa sekolah
menengah pertama Negeri 3 kota Tangerang Selatan tahun 2012, Skripsi, 2012

Ali Akbar Syahputra, hubungan harga diri dengan perilaku merokok pada remaja, Skripsi, 2021

Akhmad Fauzy, metode sampling, (Banten : Universitas Terbuka, 2019).

Fahmi Islami, “intensitas perilaku merokok remaja putri ditinjau dari konformitas”, Jurnal
Spirits, Vol.5. No.1, 2014

F Rika Hebriela, hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran konstektual pada materi


akutansi pada kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas, pribadi
dan minat belajar siswa, Skripsi, 2016

Hagi Arfilindo dan Sri Wahyuni, “Pengaruh Aktivitas Belajar dan Kemandirian Dalam
Mengerjakan Tugas Terhadap Hasil Belajar Siswa Ekonomi Kelas XI Di SMA Semen
Padang”, Journal of Economic and Economic Education, (Vol. 3, No. 1, Tahun 2014),

30
Nuryadi, Tutut Dewi Astuti dkk, dasar-dasar statistic penenlitian, (Yogyakarta : Gramasurya, 2017), hal. 74.

27
Heru Nur Susilo, factor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja, 2020

Ikaliani Br Sembiring, bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja Desa Kuta
Gugung Kecamatan Naman Teran tahun 2020, Skripsi, 2020

Jasmalinda, Pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen
motor Yamaha di Kabupaten Padang Pariaman, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 1. No. 10.
2021.
Kamsih Astuti, gambaran perilaku merokok pada remaja di Kabupaten Bantul, Jurnal Insight,
Vol. 10. No. 1. 2012

Lidya Avrilya Suryani. Penerapan konseling kelompok behavioral dengan Teknik operant
learning untuk mengurangi perilaku kebiasaan merokok pada siswa di sekolah SMP
Ma’arif Gempol. Jurnal BK Unesa. Vol. 7. No. 2. 2017.

Maria Ulfa dan Ni Komang Suarningsih. Efektivitas layanan konseling kelompok melalui Teknik
self managementuntuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa kelas VII SMPN 1
Kapontori. Jurnal Psikologi Konseling. Vol. 12. No. 1. 2018.

Neneng Kurwiyah, peran konselor sebaya terhadap upaya berhenti merokok di SMP 219 Jakarta,
2019.

Nur Azizah Imran. Penerapan Teknik self management untuk mengurangi kecanduan media
social pada siswa di SMA Negeri 1 Sinjai. 2021

Nur Aeni, efektivias layanan individual Teknik self management terhadap perilaku indisipliner
belajar fisika pada peserta didik kelas VIII SMPN 1 Belawa Kabupaten Wajo, Skripsi,
2019
Nurul Fauqan Nurin, efektifitas Teknik self management untuk meningkatkan kedisiplinan
peserta didik kelas VII di SMP Islam Ibnu Khaldun Banda Aceh, Skripsi, 2019

Nuryadi, Tutut Dewi Astuti dkk, dasar-dasar statistic penenlitian, (Yogyakarta : Gramasurya,
2017)

Rahmadani Tarmizi, keefektifan konseling kelompok dengan Teknik self management dan
Teknik cognitive restructuring untuk mengurangi perilaku agresif siswa SMK LPI
Semarang, Tesis, 2019.

Ratri Kusumawardhani self management untuk mengurangi kecenderungan misbehavior pada


siswa sekolah dasar, Skripsi, 2018

Rifki Aini Mawaliyah dan Titin Indah Pratiwi, penerapan konseling kelompok behavior Teknik
self management untuk mengurangi perilaku merokok siswa kelas IX SMK Nurul Hidaya
Bungah Gresik, Jurnak BK Unesa, Vol. 10. No. 1. 2019

Rahmadi, pengantar metodologi penelitian, (Banjarmasin : Antasari Press, 2011)

28
Riza Fillailatin Nuzul. Hubungan self management dengan kemandirian belajar masiswa
uinversitas Sunan Ampel Surabaya. Skripsi. 2016.

Rifa’I Abubakar, pengantar metodologi penelitian, (Yogyakarta : SUKA-Press UIN Sunan


Kalijaga, 2021)

Satria Gobel Dkk. Bahaya merokok pada remaja. Jurnal Abdimas. Vol.7. No.1. 2020

Sitti Hasna Wati dkk. Dampak merokok terhadap kehidupan social remaja. Jurnal Neo Societal.
Vol. 3. No. 2. 2018

Yeni Jati Palupi. Hubungan perilaku merokok dengan kepercayaan diri pada remaja di SMAN 1
Kedunggalar Ngawi. Skripsi. 2019

Yusinta Ohoiledwarin. Factor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.

29

Anda mungkin juga menyukai