Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337075754

ANALISIS PAJAK DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK

Article · November 2019

CITATIONS READS

2 691

1 author:

Esse Esse
Sriwijaya university
2 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PERTANGGUNG JAWABAN PRAKTIK KEBIDANAN YANG TIDAK MEMILIKI IZIN PRAKTIK View project

All content following this page was uploaded by Esse Esse on 07 November 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS PAJAK DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA

Esse1

Email : esse010699@gmail.com

ABSTRAK
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang membayar pajak tidak akan
merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak digunakan untuk kepentingan
umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana
pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-
undang.
Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak langsung dan
pajak langsung.
a)Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak bila
melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat
dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan
tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak penjualan atas
barang mewah, di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang mewah.
b) Pajak Langsung (Direct Tax)
Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib pajak
berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam surat ketetapan pajak

1
Esse adalah seorang mahasiswi fakultas hukum universitas sriwijaya indralaya smester 5, artikel ini dibuat
untuk memenuhi tugas hukum pajak. Anda bisa menghubungi saya melalui email esse010699@gmail.com
terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak. Pajak langsung harus ditanggung
seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak yang lain.
Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak penghasilan.2
Transaksi elektronik adalah istilah untuk perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Perbuatan
hukum di sini sangatlah luas, untuk itu ruang lingkupnya dapat dilihat dalam Pasal 40
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik yang terdiri atas lingkup publik atau lingkup privat.
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (disingkat UU ITE) atau Undang-undang
nomor 11 tahun 2008 adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik,
atau teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap
orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik
yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki
akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan
merugikan kepentingan Indonesia.3

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam pasal 1 ayat (3)
Undang-undang Dasar 1945 Amandemen ketiga, konsekuensi dari hal tersebut dalam praktek
berbangsa dan bernegara harus didasarkan pada hukum dan tidak dibenarkan didasarkan pada
kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk memungut pajak dari
rakyatnyajuga harus didasarkan pada aturan hukum yang jelas sehingga pemungutan pajak itu
harus didasarkan pada undang-undang. Hal ini dengan tegas dinyatakan dalam pasal 23A
Undang Undang Dasar 1945 amandemen ketiga yang berbunyi “pajak dan pungutan lain
yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang.4
Dewasa ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kontrinbusi peneriamaan pajak dari tahun ke
tahun selalu menjukkan peningkatan yang cukup signifikan seieing pula dengan
meningkatnya APBN dari tahun ke tahun, untuk mengumpulkan uang daei sekotor pajak
yang setiap tahn selalu meningkat jumlahnya tersebut.

2
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-jenis-jenisnya
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik
4
Tunggul Anshari Setia Negara,Pengantar Hukum Pajak, Bayumedia, Jakarta, 2006, hlm.9.
Aparatur perpajakan (fikus) sesuai tugas dan kewenangannya mempunyai kewajiban untuk
membrikan pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban
perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak.5 Prinsip perpajakan pada perdagangan
elektronis melalui internet mengacu pada prinsip yang sama dengan yang berlaku didunia
perdagangan bisa pada umumnya, yakni prinsip keadilan dan netralis (neutrality).6
Perusahaan Jasa Internet atau lebih dikenal dengan Internet Service Provider (ISP) dapat
diartikan sebagai suatu lembaga atau perusahaan yang menghubungkan komputer dengan
internet.7 Tugas utama ISP adalah memberi pelayanan penyediaan akses Internet 24 jam
sehari dan 7 hari seminggu, contoh dari ISP adalah Centrin, Speedy, Indonet, dan sebagainya.
Meningkatnya penggunaan internet khususnya di Indonesia juga memberikan dampak yang
besar bagi dunia bisnis. Kehadiran e-commerce di Indonesia memberikan keuntungan baik
bagi pedagang maupun para konsumen sehingga pengguna internet dalam melakukan
transaksi masih diminati dan diprediksi akan menggantikan transaksi yang masih
menggunakan pola konvensional yaitu transaksi dimana pembeli dan penjual saling
berhadapan atau bertemu muka, untuk pembayaran dan penyerahan barang. Meskipun
perdagangan elektronik memberikan keuntungan baik kepada pihak peniual maupun pihak
pembeli, namun perdagangan elektronik juga menimbulkan beragai permasalahan.
Perkembangan e-commerce di Indonesia belum menunjukan kemajuan yang berarti, hal ini
disebabkan oleh banyak faktor yang diyakini sangat berperan dalam mendorong
pengembangan e-commerce yaitu infrastruktur, kesadaran, keamanan, budaya/kebiasaa, dan
faktor-faktor yang disebabkan oleh penyedia jasa e-commerce.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
digariskan bahwa administrasi perpajakan berperan aktif melakukan pengawasan dalam
bidang perpajakan. Pajak pada kenyataannya sering sekali dirasakan menjadi suatu hambatan
bagi para pelaku usaha, padahal pajak merupakan kewajiban setiap wajib pajak untuk selalu
taat pajak. Kejelasan dan kepastian mengenai masalah perpajakan, khususnya yang
menyangkut perlakuan pajak penghasilan atas perusahaan ISP menjadi sangat penting
sehingga pajak tidak lagi dijakan sebagai hambatan melaksanakan e-commerce.

5
Penjelasan Umum buir 3 Undang-Undang Ketentuam Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU No.16 Tahun
2000, LN No. 126, TLN No. 3984, Tahun 2000.
6
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, PT.RajaGrafindo Persada, cetakan kedua, Jakarta, 2004,
hlm.450.
7
www.depkominfo.go.id
PEMBAHASAN
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang membayar pajak tidak akan
merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak digunakan untuk kepentingan
umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana
pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-
undang.
Berdasarkan UU KUP NOMOR 28 TAHUN 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan sifatnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak langsung dan
pajak langsung.
a)Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak bila
melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat
dipungut secara berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan
tertentu yang menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak penjualan atas
barang mewah, di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang mewah.
b) Pajak Langsung (Direct Tax)
Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib pajak
berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam surat ketetapan pajak
terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak. Pajak langsung harus ditanggung
seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak yang lain.
Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak penghasilan.8
Transaksi elektronik adalah istilah untuk perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Perbuatan
hukum di sini sangatlah luas, untuk itu ruang lingkupnya dapat dilihat dalam Pasal 40
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik yang terdiri atas lingkup publik atau lingkup privat.

8
https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-jenis-jenisnya
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (disingkat UU ITE) atau Undang-undang
nomor 11 tahun 2008 adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik,
atau teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap
orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik
yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki
akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan
merugikan kepentingan Indonesia. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik
lainnya.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan dengan tujuan
untuk:

1. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia;


2. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk memajukan
pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi
Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan
5. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara Teknologi Informasi.9

Ditjen Pajak (DJP) dengan tegas menyatakan bahwa e-commerce adalah merupakan transaksi
perdagangan barang dan/atau jasa lainnya, tetapi hanya berbeda dalam hal cara atau alat yang
digunakan saja. Sehingga, perlakukan pajak e-commerce sama dengan perlakuan pajak atas
perdagangan lainnya, termasuk tidak ada aturan khusus perpajakan yang mengatur transaksi e-
commerce ini.
Definisi perdagangan secara elektronik atau dikenal dengan electronic commerce (e-
commerce) adalah segala bentuk transaksi bisnis yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Namun, seiring perkembangan waktu, definisi e-commerce menjadi meluas. Saat
ini, e-commerce diartikan tidak hanya penjualan dan pembelian melalui internet semata tetapi
juga mencakup pelayanan pelanggan online dan pertukaran dokumen bisnis.10
Kehadiran e-commerce di Indonesia memberikan keuntungan baik bagi pedagang maupun
para konsumen sehingga pengguna internet dalam melakukan transaksi masih diminati dan
diprediksi akan menggantikan transaksi yang masih menggunakan pola konvensional yaitu

9
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik
10
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/menyasar-pajak-transaksi-e-commerce/
transaksi dimana pembeli dan penjual saling berhadapan atau bertemu muka, untuk
pembayaran dan penyerahan barang. Meskipun perdagangan elektronik memberikan
keuntungan baik kepada pihak peniual maupun pihak pembeli, namun perdagangan
elektronik juga menimbulkan beragai permasalahan.
Perkembangan e-commerce di Indonesia belum menunjukan kemajuan yang berarti, hal ini
disebabkan oleh banyak faktor yang diyakini sangat berperan dalam mendorong
pengembangan e-commerce yaitu infrastruktur, kesadaran, keamanan, budaya/kebiasaa, dan
faktor-faktor yang disebabkan oleh penyedia jasa e-commerce.
Hal penting dalam transaksi e-commerce adalah definisi objek pajaknya. Dalam empat model
transaksi yang disebutkan sebelumnya - semuanya jelas, ada barang dan/atau jasa yang dijual
belikan dan ada perpindahan barang dan/atau jasa tersebut dari penjual ke pembeli. Nah,
seringkali dalam kenyataanya semua transaksi e-commerce terjadi dalam dunia maya dan tidak
diketahui secara jelas apa yang menjadi objek pajaknya. Penghasilan dapat saja dikategorikan
sebagai hasil penjualan, royalti, hasil pembayaran bantuan teknis, deviden atau
bunga. Tentunya, pengkategorian objek pajak ini sangat tergantung dari keberadaan Bentuk
Usaha Tetap (BUT) perusahaan e-commerce tersebut. Apakah menjadi pendapatan BUT atau
menjadi pajak pertambahan nilai saja, yang kesemuanya harus pastikan terlebih dahulu. Yang
harus segera dilakukan oleh DJP adalah menambahkan definisi BUT dalam amandemen UU
PPh – yang sedang disusun kajian akademiknya- agar mencakup definisi perusahaan e-
commerce atau Internet Service Provider (ISP). Sehingga, tidak ada (lagi) transaksi e-
commerce yang luput pengenaan pajaknya.

Pokok-pokok pengaturan dalam Nomor 210/PMK.010/2018 ini adalah sebagai berikut:

1.Bagi pedagang dan penyedia jasa yang berjualan melalui platform marketplace:

a. Memberitahukan Nomor Pokok Wajib Pajak kepada pihak penyedia platform


marketplace;
b. Apabila belum memiliki NPWP, pengusaha dapat memilih untuk (1) mendaftarkan
diri untuk memperoleh NPWP, atau (2) memberitahukan Nomor Induk
Kependudukan kepada penyedia platform marketplace;
c. Melaksanakan kewajiban terkait PPh sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti
membayar pajak final dengan tarif 0,5% dari omzet dalam hal omzet tidak melebihi
Rp4,8 miliar dalam setahun, serta
d. Dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dalam hal omzet melebihi Rp4,8 miliar
dalam setahun, dan melaksanakan kewajiban terkait PPN sesuai ketentuan yang
berlaku.

2. Kewajiban penyedia platform marketplace:


a. Memiliki NPWP, dan dikukuhkan sebagai PKP;
b. Memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPh terkait penyediaan layanan
platform marketplace kepada pedagang dan penyedia jasa;
c. Memungut, menyetor, dan melaporkan PPN dan PPh terkait penjualan barang
dagangan milik penyedia platform marketplace sendiri, serta
d. Melaporkan rekapitulasi transaksi yang dilakukan oleh pedagang pengguna platform.

Penyedia platform marketplace adalah pihak yang menyediakan sarana yang berfungsi
sebagai pasar elektronik di mana pedagang dan penyedia jasa pengguna platform dapat
menawarkan barang dan jasa kepada calon pembeli.

Penyedia platform marketplace yang dikenal di Indonesia antara lain Blibli, Bukalapak,
Elevenia, Lazada, Shopee, dan Tokopedia. Selain perusahaan-perusahaan ini, pelaku over
the-top di bidang transportasi juga tergolong sebagai pihak penyedia platform marketplace.

3. Bagi e-commerce di luar platform marketplace:

Pelaku usaha yang melaksanakan kegiatan perdagangan barang dan jasa melalui online retail,
classified ads, daily deals, dan media sosial wajib mematuhi ketentuan terkait PPN, PPnBM,
dan PPh sesuai ketentuan yang berlaku.

Sebelum Nomor 210/PMK.010/2018 ini mulai berlaku efektif pada 1 April 2019, Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) akan melaksanakan sosialisasi kepada para pelaku e-commerce,
termasuk penyedia platform marketplace dan para pedagang yang
menggunakan platform tersebut.11

Intinya, para pelaku transaksi e-commerce tidak luput dari ketentuan perpajakan yang berlaku
secara umum, baik yang meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
dan/atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

Wajib Pajak yang menggunakan platform marketplace sebagai tempat untuk menjalankan
bisnis jual-beli wajib memberitahukan NPWP-nya kepada penyedia marketplace. Apabila
belum memiliki NPWP, pedagang atau penyedia jasa e-commerce dapat melakukan registrasi
pembuatan NPWP melalui aplikasi daring yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
atau fitur khusus yang disediakan oleh marketplace.

penyedia platform marketplace harus menyampaikan e-invoice dan e-catalog. E-invoice


digunakan untuk setiap pengiriman atas transaksi barang. Sementara, e-catalog harus memuat
informasi uraian barang, kode barang, kategori barang, spesifikasi barang, harga barang,
identitas penjual dan negara asal. Penyedia platform marketplace juga wajib menggunakan
skema Delivered Duty Paid (DDP), serta wajib menghitung dan melaporkan bea masuk
dan/atau PDRI atas barang.

Apabila penyedia platform marketplace tidak bisa memenuhi semua syarat ketentuan
tersebut, DJBC dapat membekukan persetujuan atas permohonan tersebut. Pembekuan akan
dilakukan hingga penyedia platform marketplace memenuhinya.

11
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-ketentuan-pajak-bagi-pelaku-e-commerce/
DJBC juga bisa mencabut persetujuan apabila:

• Penyedia platform marketplace tidak menggunakan skema DDP dalam 12 bulan;


• Izin usaha sebagai penyedia platform marketplace sudah tidak berlaku atau dicabut;
• Penyedia platform marketplace terbukti melakukan pelanggaran;
• Penyedia platform marketplace mengajukan permintaan pencabutan; atau
• Penyedia platform marketplace dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga.12

KESIMPULAN

Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena
dilaksanakan berdasarkan undang-undang. Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat
untuk negara dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.
Transaksi elektronik adalah istilah untuk perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
Pelaku usaha yang melaksanakan kegiatan perdagangan barang dan jasa melalui online retail,
classified ads, daily deals, dan media sosial wajib mematuhi ketentuan terkait PPN, PPnBM,
dan PPh sesuai ketentuan yang berlaku.
Intinya, para pelaku transaksi e-commerce tidak luput dari ketentuan perpajakan yang berlaku
secara umum, baik yang meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
dan/atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

12
https://mucglobal.com/publication/newsletter/read/544/Dasar-Hukum-Pemajakan-E-commerce
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In


Decision Making,Kader Bangsa Law Review,http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In Indonesia,
International Journal of Mechanical Engineering and Technology (IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_
10_08_018.pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-pp-
-nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir Terhadap Tindakan
Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian Negara Menurut Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Jurnal Nurani,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/2070 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah Di
Indonesia, Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum,
http://www.lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/138/pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Bungin
Tinggi, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Hala
man%20%201-21 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal
Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan
Perwakilan Daerah, Jurnal
Thengkyang,http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/articl
e/view/6/4 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah
Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,
https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PE
NYITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFE
K_JERA_Oleh ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,
https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Memulai Langkah Untuk Indonesia, Researchgate,
https://www.researchgate.net/publication/333700909_MEMULAI_LANGKAH_
UNTUK_INDONESIA_1,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=idhttps://unsri.
academia.edu/MuhammadZainulArifinhttps://www.researchgate.net/profile/Muha
mmad_Arifin

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai